Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Pengampunan dan Kehormatan Al-Kitab dan Al-Qur'an

Al-Qur’an dan Bible, dua kitab suci dari dua agama besar di dunia ini memiliki banyak perbedaan, salah satunya dalam hal pengampunan dosa. Dalam Al-Qur’an jika seseorang ingin diampuni Allah dari dosanya, orang tersebut harus bertobat dengan sungguh-sungguh, meminta ampun kepada Allah dan tidak mengulanginya lagi (Ali-Imran: 135). Allah telah berjanji akan mengampuni dosa bagaimana pun banyak dan besarnya dosa yang kita lakukan kecuali dosa syirik, yaitu dosa yang timbul akibat menyekutukan Allah dengan makhluknya (An-Nisa 48). Kemudahan pengampunan Allah dalam Al-Qur’an ini rupanya membuat iri sebagian orang Kristen, mereka mengatakan; pengampunan semacam itu hanya terjadi jika Tuhan muncul dari penemuan manusia, Allah muslim tidak menjaga kehormatan diri-Nya.

Pengampunan dosa dalam Bibel memang tidak sama dengan pengampunan dalam Al-Qur’an, Tuhan dalam Bible mensyaratkan di ampuninya dosa dengan terlebih dahulu melakukan korban bakaran. Inilah yang menjadi sebab mereka menganggap Tuhan dalam Bible lebih bisa menjaga kehormatannya dengan cara menghukum pendosa dengan melakukan korban bakaran. Mengganti kehormatan Tuhan dengan seekor atau dua ekor korban, apakah itu cukup pantas? Murah sekali harga kehormatan Tuhan!!!
Dan apakah hal itu berhasil membuat jera orang-orang yang mengotori kehormatan Tuhan? Terbukti tidak, karena dalam kitab para nabi (Perjanjian Lama) banyak sekali caci-maki dan “keluh-kesah” Tuhan akibat perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukan umat-Nya Israel. Selain itu, Kristen tidak pantas menyombongkan pengampunan dosa dengan cara memberikan korban tebusan karena tidak ada satupun Kristen saat ini yang menebus dosanya dengan cara seperti itu. Kristen mengatakan; pengampunan yang ada dalam Al-Qur’an hanya terjadi jika Tuhan muncul dari penemuan manusia, tapi bagaimana dengan pengampunan ala Bible yang diharuskan melakukan korban bakaran? Bukankah itu juga dapat kita temukan dalam tradisi-tradisi pagan yang sama sekali tidak mengenal Bible. Dan yang membuat saya geli adalah pernyataan mereka bahwa Yesus telah menjadi korban tebusan tertinggi yang darahnya tidak ternilai...ternyata selain menghujat Yesus dngan mengatakan menjadi kutuk Taurat mereka juga menyamakan Yesus dengan hewan korban bakaran...(kenapa tidak sekalian daging dan lemak Yesus dibakar di atas ukupan dan darahnya diciprat-ipratkan di sekitar misbah?)! sangat aneh, setahu saya manusia yang seharusnya mengkorbankan diri kepada Tuhan...bukan Tuhan yang malah dikorbankan...

Menurut saya, pengampunan yang ada dalam A-Qur’an lebih sesuai dijalankan di masa kini dan masa yang akan datang, pengampunan dengan syarat menyesali perbuatan dosa dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jika pengampunan dosa ala Bible diterapkan, maka yang paling diuntungkan adalah orang-orang kaya, yang dapat bebas berbuat dosa sebanyak apapun kemudian ditebusnya dengan korban tebusan yang harganya tidaklah seberapa, tanpa penyesalan dan janji tidak akan mengulanginya lagi dosa akan berlanjut dikemudian hari. Tapi bagi si miskin jika berdosa dan tidak ada biaya untuk membeli hewan korban tebusan, apa yang ia lakukan? Dosa tidak akan pernah terhapus sampai dengan ajal menjemputnya. Jika cara penebusan dosa semacam ini diterapkan di Indonesia, orang miskin bukan hanya tidak boleh sakit di negeri ini, tetapi juga tidak boleh berdosa.

Subscribe to receive free email updates:

5 Responses to "Pengampunan dan Kehormatan Al-Kitab dan Al-Qur'an"

  1. Pembahasannya tidak fokus, mungkin akibat tidak jelas sumbernya ya?

    Sejauh ini banyak orang menjadi kurang waras bila membandingkan keyakinan mereka (agama) dengan keyakinan orang lain.
    Apalagi bila basis keyakinan mereka boleh menghalalkan segala cara, maka hasilnya pun gila-gilaan!

    Misalnya kisah kelahiran Yesus, bagaiman bisa orang menyudutkan kelahiran Yesus versi asalnya dengan berpegang pada versi kutipan yang sekalipun dia yakini, seperti di Quran? Bukankah kita tau Quran itu di tulis ratusan tahun setelah penulisan injil?
    Bila ratusan tahun kemudian, Quran menulis kisah injil secara berbeda lalu mengatakan injil itu salah sementara kira di Quran itu benar... Bukanlah ini namanya pemfitnahan, sekalipun tersamar?

    Oh, ya, bila kita bicara tentang Allah, katanya Allah itu maha adil, bijaksana, baik, kasih, pengampun, suci? Tapi ngajar bahkan memerintahkan kebencian, kebohongan, pembunuhan karena selisih keyakinan, apakah itu benar? Logika pemaham Allah itu kok nggak jelas? Apakah ini anda semuanya sadari itu? Oh, anda-anda penganut agama apapun yang fanatik... Apa jawaban anda untk saya?

    BalasHapus
  2. terima kasih sudah mampir erensdh...


    Anda mengatakan: ...Misalnya kisah kelahiran Yesus, bagaiman bisa orang menyudutkan kelahiran Yesus versi asalnya dengan berpegang pada versi kutipan yang sekalipun dia yakini, seperti di Quran? Bukankah kita tau Quran itu di tulis ratusan tahun setelah penulisan injil?
    Bila ratusan tahun kemudian, Quran menulis kisah injil secara berbeda lalu mengatakan injil itu salah sementara kira di Quran itu benar… Bukanlah ini namanya pemfitnahan, sekalipun tersamar?...


    Jawaban saya: Qur'an adalah firman Allah (paling tidak kami menganggapnya demikian) yang sangat mungkin menceritakan peristiwa masa lalu dan masa yang akan datang. peristiwa masa lalu yang Qur'an kisahkan bukan hanya mengenai Isa al-Masih AS, namun peristiwa yang jauh sebelum kelahiran Isa al-Masih juga. mungkin saya bisa balik bertanya; bagaimana kitab kejadian yang konon ditulis oleh musa dapat menceritakan kejadian adam padahal musa hidup jauh sesudah adam? dan bagaimana para nabi dalam kitabnya menulis kejadian-kejadian yang akan datang yang salah satunya tentang yesus?

    saya yakin anda akan menjawab dengan jawaban: itu bisa terjadi karena firman Tuhan.

    BalasHapus
  3. I am moslem, sodaraku erensdh, dari ucapan di atas sepertinya sangat menyudutkan Allah SWT sebagai oknum yang memeri,tahkan untuk berbuat salah, sodaraku taukah engkau siapa nama bapanya yesus yang dia mintain tolong,dialah Allah SWT, kalau,sodaraku berkata logika pemaham Allah ga jelas anda liat dari dasar apa, sodaraku baca ini pelan pelan, dengarlah olehmu hai israel Allah Tuhan kita Tuhan maha esa, sodaraku boleh saya bertanya kembali ada berapa alkitab yang ada pada,keyakinan anda, sudahkah anda membaca dan memahami keseluran alkitab tersebut , petrus,matius,lukas,markus,Paulus atau barnabas ( kalau bisa temukan ) percayalah sodaraku jika memang anda sudah melakukan itu,,,anda akan tau siapa Allah SWT ....

    BalasHapus
  4. Saya percaya Allah Swt. Tpi sya tidak percaya ajaran nabi yg katanya akhir itu darinya.... kedua, yesus org israel jdi dia mengenali Allah nya itu elohim sebgai budaya nama pengganti yg asli dan disakralkan di israel yaitu YHWE..... jdi memanggil elohim bkn memanggil nama ALLAH bahasa arab lho....tpi jika di bukakan secara bebas maka YEHWE yg dimadsudkan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu tidak percaya Allah SWT, karena jika kamu percaya kepada-Nya, kamu tidak akan mendustakan Nabi-Nya, Muhammmad SAW.

      Hapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.