Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Setiap Mukmin wajib berwudhu
sebelum sembahyang. Membasuh seluruh wajah dan badan dengan air. Sebelum masuk
ke rumah ibadah, harus melepaskan alas kaki. Tahukah Anda apa makna di balik
ritual ini? Dapatkah ritual tersebut membersihkan dosa seseorang?
Ritual berwudhu hanya simbol
pembersihan dari dosa. Ritual tersebut tidak dapat membersihkan seseorang dari
dosa-dosanya. Sepertinya Nabi Islam pun menyadari hal tersebut. Karena ia
pernah berdoa, “Allah, bersihkanlah dosa dari saya dengan air salju” (Bukhari).
Nabi Islam menyadari bahwa air wudhu tidak dapat membersihkan dosa-dosanya.
Sehingga dia menginginkan air salju yang mungkin lebih baik dari air wudhu.
Ketika Mukmin ingin memasuki ruang ibadah, mereka juga harus melepas alas kaki.
Karena rumah ibadah merupakan area suci. Tempat manusia terhubung dengan Allah.
Inilah bukti bahwa semua manusia telah berdosa dan najis. Sehingga perlu
membersihkan diri sebelum datang ke hadirat Tuhan yang Maha Suci. Beranikah
Anda masuk ke rumah ibadah tanpa berwudhu dan tetap memakai alas kaki?
Jawaban Saya: Bagi kafir Kristen pemuja Yesus, wudhu sebelum shalat
tidak lebih dari simbol agama. Mereka anggap tidak berguna karena tidak dapat
Membersihkan dosa. Bentuk ibadah kita kepada Tuhan adalah soal kehendak dan
kemauan Tuhan, seperti apa dan bagaimana Tuhan mau kita beribadah, bukan
sebaliknya. Allah menghendaki seorang Muslim yang akan shalat untuk memenuhi
syarat sahnya agar shalatnya diterima. Salah satu dari syarat sahnya shalat
adalah suci dari hadas besar dan suci dari hadas kecil. Untuk menghilangkan
hadas besar kita harus mandi janabat, sedangkan untuk menghilangkan hadas kecil
kita cukup berwudhu. Berwudhu sebelum shalat sangat penting bagi seorang
Muslim, karena tanpa berwudhu, shalat kita tidak akan diterima oleh Allah (Shahih Bukhari: 6440, Shahih Muslim: 330). Shalat adalah
ibadah yang sangat penting bagi seorang Muslim. Karena shalat adalah ibadah yang
pertama kali akan di hisab oleh Allah di akhirat (Sunan Abu Daud: 733). Jika kafir
Kristen pemuja Yesus menganggap wudhu tidak penting, itu artinya mereka
menghendaki agar kita percaya dan kemudian kita akan menjadi orang-orang yang
celaka saat hisab.
Kafir Kristen pemuja Yesus juga
mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menyadari jikalau berwudhu tidak dapat
membersihkan dosa, dengan bukti doa Nabi dalam sebuah hadits, “Ya Allah,
bersihkanlah dosa dari saya dengan air salju”. Doa Nabi dalam hadits tersebut
sama sekali tidak terkait dengan wudhu, mana ada salju di Arab? Jadi sangat
salah kalau di kait-kaitkan dengan wudhu. Doa tersebut adalah doa biasa yang di
ucapkan oleh Nabi. Dalam hadits tersebut hati diibaratkan sebagai pakaian putih
dan dosa diibaratkan kotoran yang menempel pada baju. Sedangkan ampunan Allah
diibaratkan air salju atau air embun yang dapat membersihkan pakaian dari
noda-noda kotoran. Silakan anda baca haditsnya di Shahih Bukhari: 5891.
Melepas alas kaki ketika hendak
memasuki masjid dilakukan demi untuk menjaga kebersihan dan kesucian masjid
sebagai tempat shalat, karena kebersihan dan kesucian tempat shalat adalah
mutlak, tidak boleh ditawar-tawar. Jangankan memasuki masjid yang rumah Allah,
memasuki rumah orang saja kita di minta untuk melepas alas kaki kok. Kafir
Kristen pemuja Yesus yang masuk gereja untuk beribadah tidak melepas alas kaki,
harusnya mereka bisa berpikir. Mereka itu memasuki rumah Tuhan atau rumah
setan? Mau ibadah kepada Tuhan atau memuja setan?
Ritual Penyucian di Bangsa Israel
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dalam Kitab Suci Allah kita
dapat membaca, bahwa pada jaman bangsa Israel ritual pembersihan diri dari dosa
sudah ada. Di jaman itu, ketika seorang Imam ingin memasuki bait Allah, harus
menyucikan diri terlebih dahulu. Caranya, dengan mengorbankan anak domba,
kambing, atau sapi. Hewan korban harus bagus, tidak bercacat atau bercela.
Penyembelihan korban ini menjadikan imam menerima pembersihan atau pengampunan.
Sehingga dia layak bertemu dengan Allah. Ritual ini mengajarkan, tidak ada
pembersihan dosa tanpa korban.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa pada
jaman dahulu, bangsa Israel untuk membersihkan dosa mereka harus mengorbankan
anak domba, kambing atau sapi. Tidak ada hubungannya dengan Islam. Seorang
Muslim yang hendak memasuki masjid harus memastikan dirinya tidak memiliki
hadas besar. Untuk menyucikan diri dari hadas besar, seorang Muslim cukup mandi
janabat, tidak perlu sampai mengorbankan anak domba, kambing, atau sapi,
apalagi sampai dengan mengorbankan anak Tuhan seperti orang-orang kafir
Kristen, itu cara menyucikan diri yang sangat biadab.
Korban Yang Sempurna
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Tidak dapat terbayangkan jika
sistem pembersihan dosa yang terjadi di jaman bangsa Israel masih berlaku
hingga di jaman ini. Seberapa banyak korban yang diperlukan untuk membersihkan
setiap dosa-dosa manusia? Syukurlah Tuhan yang ar-Rahman ar-Rahim itu telah
memberi jalan keluar bagi umat-Nya. Dia sendiri telah menyediakan Korban Agung.
Sekali untuk selama-lamanya bagi seluruh umat manusia. Korban Agung tersebut
juga tidak bercacat dan tidak berdosa. Bahkan Al-Quran berkata “Dia adalah
Pribadi yang suci, tanpa dosa” (Qs 19:19). Lebih jelasnya Kitab Allah berkata,
“Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:
"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul
Yohanes Besar 1:29).
Jawaban Saya: Mengenai pernyataan kafir Kristen pemuja Yesus
tentang keyakinan mereka yang mempercayai Yesus adalah korban yang sempurna
sudah saya jawab, anda tinggal membacanya di Yesus
Bukan Tebusan Yang Sempurna. Al-Qur’an
memang menyebut Nabi Isa AS lahir dalam keadaan suci (Maryam: 19), ayat
tersebut adalah diturunkan sebagai sanggahan terhadap tuduhan orang-orang
Yahudi yang menyebut Mariam hamil karena zina (Maryam: 28). Dan, perlu juga
diketahui, bukan hanya Nabi Isa AS saja yang lahir dengan suci, menurut Islam
semua manusia yang lahir ke dunia dalam keadaan suci sebagaimana dalam hadits
sahih Rasulullah SAW bersabda, “Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan
ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan
membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi” (Shahih Muslim: 4803).
Allah Menyatakan Keadilan dan Kasih-Nya
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bagaimana mungkin Anda yang
berdosa, orang lain yang menanggung. Bukankah itu tidak adil? Jika Anda
berpikir menurut pola pikir manusia, benar, itu tidak adil! Bagaimana bila kita
melihat berdasarkan sifat-sifat Allah berikut ini? Pertama, Tuhan Maha Suci.
Tidak ada setitik dosa pun pada-Nya. Kedua, Tuhan Maha Adil. Ia harus menghukum
semua dosa. Hukuman dosa adalah maut. Ketiga, Tuhan Maha Kasih. Dia tidak mau
menghukum umat-Nya. Satu-satunya cara di mana Allah dapat menyatakan sekaligus
sifat-Nya tersebut adalah dengan mengutus Kalimatullah datang ke dunia. Menjadi
Korban Agung. Wafat di atas kayu salib, dan bangkit pada hari ketiga dari
kematian-Nya. “ . . . supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Yohanes Besar 3:16).
Demikianlah, hal ini mengajarkan kepada kita, bahwa ritual wudhu tidak dapat
membersihkan seseorang dari dosa-dosanya!
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus berkata bahwa Tuhan mereka
Maha Suci, Tidak ada setitik dosa pun pada-Nya. Tuhan Maha Adil, Ia harus
menghukum semua dosa. Tuhan Maha Kasih, Dia tidak mau menghukum umat-Nya.
Sekarang kita teliti kebenaran klaim mereka. Kafir pemuja Yesus berkata Tuhan
mereka Maha Suci, Tidak ada setitik dosa pun pada-Nya. Jika ini benar harusnya
iblis yang berdosa kepada Tuhan tidak bisa bertemu lagi dengan-Nya, tetapi
kenapa iblis masih bertemu Tuhan (Ayub
1:6-9). Tuhan Maha Adil, Ia harus
menghukum semua dosa. Jika ini benar, harusnya Lot dan anak-anaknya di hukum
karena telah berzina (Kejadian 19:30-36),
Daud yang menzinai Batsyeba (2 Samuel
11:4) dan membunuh suaminya Uria dengan cara mengirimnya ke medan perang (2 Samuel 11:15) juga tidak pernah
memperoleh hukuman Tuhan. Tuhan Maha Kasih, Dia tidak mau menghukum umat-Nya.
Jika klaim ini benar, harusnya Tuhan tidak akan pernah menghukum Israel (Yehemia 11:5-12). Klaim kafir Kristen
pemuja Yesus ternyata pincang, tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain
itu, dosa
asal yang dijadikan alasan kafir Kristen pemuja Yesus tidak jelas dan Yesus
yang dijadikan korban tebusan dosa juga bukan
tebusan yang sempurna. Jadi dengan alasan apa pun, penebusan dosa ala
Kristen tidak dapat diterima.
berkat blog ini, saya jadi lega mas, trimakasih, maju terus mas
BalasHapusSubhaanallah.. tulisan2 yang dimuat sangat bermanfaat meningkatkan pengetahuan keislaman pembaca, semoga selalu dirahmati Allah dan tetap istiqomah berdakwah
BalasHapus