Agama Islam mempunyai dua kitab
sebagai tuntunan iman mereka. Yaitu Al-Quran dan Hadith. Al-Quran adalah
kumpulan wahyu yang diyakini diterima langsung oleh Muhammad dari Allah,
melalui perantaraan suatu roh yang dikenal dengan nama Malaikat Jibril. Kitab
kedua adalah Hadith. Yaitu suatu bagian integral dalam agama Islam. Berisi
kumpulan tulisan para cendekiawan yang berisi kisah-kisah kehidupan Muhammad.
Hadith yang paling terkenal dan dihormati adalah Hadith Bukhari. Umat Muslim
memandang hadith Bukhari setingkat di bawah Al-Quran. Hadith ini disebut Sahih
(benar, lurus, otentik), karena telah melalui proses otentifikasi yang ketat
yang disebut Ilmu Hadith.
Kejanggalan Dalam Hadith
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menyangkal Hadith berarti
menyangkali pilar-pilar Islam yang penting. Juga menimbulkan keraguan terhadap
Al-Quran dan Muhammad. Sayangnya banyak dari hadith tersebut yang tidak Sahih
walaupun dipandang Sahih. Contoh: Sahih Bukhari Volume 3, Buku 43, Nomor 652
Dikisahkan Abu Huraira: Rasul Allah berkata, “Suatu ketika seseorang sedang
dalam perjalanan. Ia menemukan ranting
berduri dari sebuah pohon di jalan, lalu ia memindahkannya. Allah berterima
kasih kepadanya atas perbuatannya itu dan mengampuninya.”
Di sini terlihat bahwa
kompensasi/pahala yang diberikan, jauh lebih besar daripada perbuatan baik yang
dilakukan.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa banyak
dari hadits tersebut tidak shahih walaupun berasal dari shahih Bukhari. Hadits
yang mereka nilai tidak shahih karena mereka anggap terdapat kejanggalan adalah
hadits shahih berikut,
Telah menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya dari Abu
Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Ada seorang
laki-laki yang sedang berjalan lalu menemuklan potongan duri di jalan lalu
diambilnya. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah
mengampuninya". (Shahih
Bukhari: 2292)
Ada perbedaan sangat mencolok
antara hadits yang dikutip oleh kafir Kristen pemuja Yesus dengan hadits yang
saya kutip. Dalam kutipan hadits dari kafir Kristen pemuja Yesus terdapat
kalimat “Allah berterima kasih kepadanya”.
Kalimat tersebut tidak ada dalam hadits yang dimaksud. Yang berterima kasih
atau bersyukur dalam hadits tersebut adalah seorang laki-laki yang menemukan
duri di jalanan, bukan Allah. Enggak heran, namanya saja kafir. Mengedit hadits
atau ayat-ayat Al-Qur’an sudah menjadi makanan sehari-hari. Kafir Kristen
pemuja Yesus menganggap hadits di atas tidak shahih karena adanya sesuatu yang
mereka anggap janggal, yaitu kompensasi pahala yang diberikan mereka nilai
terlalu besar jika dibandingkan daripada perbuatan baik yang dilakukan.
Perlu diketahui oleh kafir
Kristen pemuja Yesus. Dosa dalam Islam itu dibagi menjadi dua, dosa besar dan
dosa kecil. Dosa besar adalah setiap dosa yang mengharuskan adanya had di dunia
atau yang diancam oleh Allah dengan Neraka atau laknat atau murka-Nya. Sedangkan
dosa kecil adalah segala dosa yang tidak mempunyai had di dunia, juga tidak
terkena ancaman khusus di akhirat. Dalilnya ada dalam Al-Qur’an;
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang
kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (Surga).” (An-Nisa’:
31).
“(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas
ampunan-Nya.” (An-Najm: 32).
Allah swt mengampuni dosa
hamba-Nya yang menyingkirkan duri dari jalan. Dosa yang diampuni Allah swt
dalam hal ini adalah dosa-dosa kecil, bukan dosa-dosa besar. Karena dosa besar
baru dapat diampuni Allah swt jika yang bersangkutan bertaubat dengan
sungguh-sungguh. Tetapi penjelasan seperti ini saya rasa tidak akan mungkin
membuat kafir Kristen pemuja Yesus mengerti. Karena bagi mereka, dosa adalah
dosa, tidak ada yang namanya dosa besar atau dosa kecil. Semua dosa akan
dibalas dengan maut, hidup kekal di neraka. Kafir Kristen pemuja Yesus juga
yakin bahwa dosa hanya dapat dihapus dengan cara menyajikan korban tebusan,
bukan dengan amal perbuatan. Korban tebusannya pun bukan hanya kambing dan
domba seperti yang dituntut dalam hukum Taurat, tetapi Tuhan mereka sendirilah
yang menjadi korban tebusan dosa. Darah Yesus inilah yang mereka anggap dapat
menyucikan mereka dari dosa. Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap janggal Allah
swt mengampuni dosa hamba-Nya yang menyingkirkan duri dari jalan, sementara
Tuhan yang harus dijadikan korban penebus dosa tidak mereka anggap sebagai
sesuatu yang janggal.
Jadi rasanya beralasan memang,
mengapa kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Allah swt mengampuni dosa
hamba-Nya yang menyingkirkan duri dari jalan sebagai sebuah kejanggalan. Mereka
sebetulnya ngiri. Dosa yang harus
mereka tebus dengan menjadikan Tuhan sebagai penebus dosa, dalam Islam hanya
cukup menyingkirkan duri dari jalan kemudian Allah swt mengampuni dosa seorang
Muslim, lho kok gampang...? Ngiri...?!
Kejanggalan Berhubungan dengan Penciptaan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kejanggalan lain dalam hadith
adalah Sahih Bukhari Volume 4, Buku 54, Nomor 414: “Ia (Muhammad) berkata,
“Pertama-tama, tidak ada apapun selain Allah.
(Kemudian Ia menciptakan Tahta-Nya). Tahta-Nya berada di atas air, dan
Ia menulis semuanya dalam Kitab (di Surga) dan menciptakan langit dan bumi”.
Apakah kisah ini cukup masuk akal dan logika? Jika pada mulanya “tidak ada
apa-apa”, bagaimana Allah dapat meletakkan tahta-Nya di atas air? Air yang
mana? Apa yang menampung air itu? Bagaimana langit dan bumi dapat diciptakan
sesudah air? Bukankah air membutuhkan bumi untuk menampungnya, dan bumi
membutuhkan langit untuk menahannya?
Walau dari hadith-hadith tersebut
ada beberapa yang sulit untuk dipercayai, tetapi sebagai Muslim wajib
menerimanya tanpa dipertanyakan. Inilah kepercayaan umat Muslim yang sulit
diterima. Menerima dan mempercayai setiap hal yang tertulis dalam Al-Quran,
hadith, dan sepak terjang Muhammad, semua menjadi bentuk ketaatan dan iman akan
agamanya.
Jawaban Saya: Selanjutnya kafir Kristen pemuja Yesus menyebut
kejanggalan lainnya yang berhubungan dengan penciptaan dalam Shahih Bukhari.
Untuk mendukung tuduhan mereka, kafir Kristen pemuja Yesus tanpa rasa malu
kembali mengedit isi hadits. Ini hadits yang mereka jadikan dalih tuduhan
mereka; “Ia (Muhammad) berkata, “Pertama-tama,
tidak ada apapun selain Allah. (Kemudian
Ia menciptakan Tahta-Nya). Tahta-Nya berada di atas air, dan Ia menulis
semuanya dalam Kitab (di Surga) dan menciptakan langit dan bumi”.
Sekarang coba anda perhatikan
hadits aslinya;
Telah bercerita kepada kami 'Umar
bin Hafsh bin Ghiyats telah bercerita kepada kami bapakku telah bercerita
kepada kami Al A'masy telah bercerita kepada kami Jami bin Syaddad dari Shafwan
bin Muhriz bahwa dia bercerita kepadanya dari 'Imran bin Hushain radliallahu
'anhuma berkata; "Aku datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
untaku aku ikat di depan pintu. Kemudian datang rombongan dari Bani Tamim maka
Beliau berkata: "Terimalah kabar
gembira wahai Bani Tamim". Mereka berkata: "Tuan telah memberikan kabar gembira kepada kami maka itu
berilah kami (sesuatu) ". Mereka mengatakannya dua kali. Kemudian
datang orang-orang dari penduduk Yaman menemui Beliau, lalu Beliau berkata: "Terimalah kabar gembira, wahai
penduduk Yaman, jika Bani Tamim tidak mau menerimanya". Mereka
berkata; "Kami siap menerimanya,
wahai Rasulullah". Mereka berkata; "Kami
datang kepada Tuan untuk menanyakan urusan ini (penciptaan makhluq) ".
Maka Beliau berkata; "Dialah
Allah yang tidak ada sesuatu selain Dia sedangkan 'arsy-Nya di atas air,
lalu Dia menulis di didalam adz-Dzikir (Kitab) segala sesuatu (yang akan
terjadi) lalu Dia menciptakan langit dan bumi"...(Shahih Bukhari 2953).
Apakah anda sudah menemukan
perbedaannya? Saya yakin sudah. Dalam hadits asli yang saya tulis tidak ada frase “pertama-tama” dan tidak ada juga frase “(Kemudian Ia menciptakan Tahta-Nya)”. Kedua frase editan kafir
Kristen pemuja Yesus itulah yang membuat hadits di atas seolah janggal. Bagaimana
dengan ucapan Rasulullah saw yang ini; "Dialah
Allah yang tidak ada sesuatu selain Dia”, itu adalah pujian Rasulullah saw
kepada Allah swt sebelum beliau menjelaskan tentang penciptaan makhluk. Pujian
semacam itu sangat sering diucapkan Rasulullah saw. Pujian Rasulullah saw tersebut
juga di edit oleh kafir Kristen pemuja Yesus menjadi “tidak ada apapun selain Allah”. Jadi tidak ada kejanggalan dalam
Shahih Bukhari berkenaan dengan penciptaan makhluk. Yang janggal itu akal dan
jiwa kafir Kristen pemuja Yesus yang rela berdusta agar kemuliaan Tuhan semakin
berlimpah (Roma 3:7). Yang janggal itu kalau Tuhan menciptakan siang dan malam
di hari pertama, sementara matahari sebagai sumber cahaya baru diciptakan Tuhan
di hari yang ke empat (Kejadian 1:1-14).
Islam Liberal vs Islam Fanatik dan Kaum Wanita
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Walau Islam menuntut
kefanatikan, tetapi masih ada Muslim lain yang menguji dan menerima ajaran
Islam dengan pertimbangan logika dan akal sehat. Walau sedemikian terhalang
[dengan ajaran agama mereka], masih ada kaum wanita Muslim yang dengan senang
hati memperjuangkan ketidaksetaraan dan penindasan atas hak-hak mereka dan
menyebutnya “pembebasan.”
Namun tidak sedikit juga wanita
Muslim menerima dengan pasrah ajaran Islam dan Muhammad. Mereka beranggapan
hijab meningkatkan status mereka. Dihardik, dihukum, bahkan dipukuli oleh suami
mereka adalah hal yang baik bagi mereka [menurut mereka]. Mereka percaya bahwa
mereka kurang cerdas dan mayoritas dari mereka akan masuk neraka, karena
Muhammad mengatakannya demikian.
Jawaban Saya: Keadaan setiap Muslim tidaklah sama. Ada yang teguh
berpegang pada ajaran Islam, ada yang pertengahan dan ada juga yang lalai.
Muslim yang paling baik tentu adalah yang paling teguh dalam berpegang pada
Al-Qur’an dan sunah Nabi-Nya. Untuk masalah wanita dalam Islam saya sudah
menjawabnya, silakan anda baca Derajat
Wanita Bagaimanakah Diangkat Muhammad?
Al-Quran Mendukung Kejanggalan Hadith
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kejanggalan-kejanggalan dalam
hadith juga didukung oleh Al-Quran. Sahih Bukhari Volume 4, Buku 54, Nomor 421
Dikisahkan Abu Dhar: “Nabi bertanya kepadaku saat matahari terbenam, “Tahukah
engkau ke mana matahari pergi (pada waktu terbenam)?” Aku menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui hal itu.” Ia berkata, “Matahari pergi (melakukan
perjalanan) sampai ia sujud di bawah Tahta dan meminta izin untuk terbit
kembali. Setelah diizinkan kemudian
(tibalah saatnya) ia akan bersujud lagi tetapi sujudnya tidak akan
diterima. Ia akan meminta izin untuk
pergi sesuai tujuannya tetapi juga tidak diizinkan. Ia kemudian akan diperintahkan untuk kembali
ketika ia datang maka ia akan terbit di barat”
Orang tidak perlu pergi “ke
tempat lain” untuk mendapatkan matahari terbit. Karena matahari terbit dan
terbenam di semua tempat, atau lebih tepatnya, tidak di mana pun. Orang yang
tinggal di Indonesia dapat melihat matahari terbit dan terbenam di Indonesia.
Pun orang Afrika, dapat melihat matahari terbit dan terbenam di Afrika, tanpa
harus terlebih dahulu datang ke Indonesia. Kejanggalan hadith ini ternyata
didukung oleh Al-Quran. Hal ini dapat dilihat dalam ayat Al-Quran Qs 18:86, 89,
90.
Ayat di atas memberi petunjuk
pada kita, bahwa Muhammad benar-benar percaya bumi ini datar dan matahari
terbit di langit dari satu tempat dan terbenam di tempat lain.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa hadits
yang mereka kutip di atas janggal karena menyatakan “matahari pergi”. Padahal itu
adalah bahasa figuratif atau kiasan, bukan bermakna harfiah.
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia
melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia
mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu
boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. (Al Kahfi: 86)
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari
(sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami
tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari
itu, (Al Kahfi: 90)
Kafir Kristen pemuja Yesus
menuduh Nabi Muhammad saw percaya bumi datar dan matahari terbit dan terbenam
dari kedua tempat yang berbeda. Surah Al-Kahfi: 86 menyatakan matahari terbenam di dalam laut yang
berlumpur hitam, ini adalah bahasa figuratif atau kiasan yang diperoleh
dari sudut pandang Dzulkarnain sebagai manusia yang tinggal di bumi. Surah
Al-Kahfi: 90 menyatakan matahari
memiliki tempat terbit dan terbenam, ini juga bahasa figuratif atau
kiasan. Yang di maksud tempat terbit dan terbenamnya matahari pada ayat
tersebut adalah timur dan barat, bukan sebuah tempat yang ada di bumi. Saya kira
sudah cukup jelas, hanya orang-orang “sakit” saja yang mempermasalahkan
ayat-ayat tersebut.
Umat Percaya Hanya Memegang Satu Kitab
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut kepercayaan umat Allah
pada abad-abad kuno, hanya satu buku yang perlu dipegang, yaitu Buku
Allah. Buku itu ada dua bagian,
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Buku Allah ini masih dipegang oleh semua pengikut Isa Al-Masih. Intisari
buku ini ialah Injil, yaitu bahwa ada satu jalan keluar dari ikatan dosa. Jalan ini ialah menerima Isa Al-Masih sebagai
Juru selamat. Klik di sini untuk
informasi tambahan mengenai bagaimana diselamatkan dan menerima hidup kekal.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa mereka
hanya berpegang pada satu kitab. Mereka memang berpegang hanya pada satu kitab,
yaitu Bible. Tetapi Bible yang satu itu terdiri dari banyak kitab-kitab. Setiap
denominasi Kristen memiliki jumlah kitab yang berbeda-beda. Dalam Perjanjian
Lama, Protestan memiliki 39 kitab, Katolik memiliki 46 kitab, Ortodoks Timur
memiliki 51 kitab. Sedangkan Perjanjian Baru terdapat 27 kitab. Jadi kafir
Kristen pemuja Yesus sebetulnya berpegang pada puluhan kitab-kitab yang di
jilid menjadi satu yang kemudian dinamai Bible.
Menarik...
BalasHapusJika dosa satu orang ditebus dengan kurban domba, maka dosa seluruh umat manusia hanya bisa ditebus dengan kurban Tuhan. Begitulah logika orang Kristen.
BalasHapus