Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Adakah Kejanggalan Pada Hadith Dan Al-Quran?

Agama Islam mempunyai dua kitab sebagai tuntunan iman mereka. Yaitu Al-Quran dan Hadith. Al-Quran adalah kumpulan wahyu yang diyakini diterima langsung oleh Muhammad dari Allah, melalui perantaraan suatu roh yang dikenal dengan nama Malaikat Jibril. Kitab kedua adalah Hadith. Yaitu suatu bagian integral dalam agama Islam. Berisi kumpulan tulisan para cendekiawan yang berisi kisah-kisah kehidupan Muhammad. Hadith yang paling terkenal dan dihormati adalah Hadith Bukhari. Umat Muslim memandang hadith Bukhari setingkat di bawah Al-Quran. Hadith ini disebut Sahih (benar, lurus, otentik), karena telah melalui proses otentifikasi yang ketat yang disebut Ilmu Hadith.

Kejanggalan Dalam Hadith

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menyangkal Hadith berarti menyangkali pilar-pilar Islam yang penting. Juga menimbulkan keraguan terhadap Al-Quran dan Muhammad. Sayangnya banyak dari hadith tersebut yang tidak Sahih walaupun dipandang Sahih. Contoh: Sahih Bukhari Volume 3, Buku 43, Nomor 652 Dikisahkan Abu Huraira: Rasul Allah berkata, “Suatu ketika seseorang sedang dalam perjalanan.  Ia menemukan ranting berduri dari sebuah pohon di jalan, lalu ia memindahkannya. Allah berterima kasih kepadanya atas perbuatannya itu dan mengampuninya.”

Di sini terlihat bahwa kompensasi/pahala yang diberikan, jauh lebih besar daripada perbuatan baik yang dilakukan.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa banyak dari hadits tersebut tidak shahih walaupun berasal dari shahih Bukhari. Hadits yang mereka nilai tidak shahih karena mereka anggap terdapat kejanggalan adalah hadits shahih berikut,

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu menemuklan potongan duri di jalan lalu diambilnya. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah mengampuninya". (Shahih Bukhari: 2292)

Ada perbedaan sangat mencolok antara hadits yang dikutip oleh kafir Kristen pemuja Yesus dengan hadits yang saya kutip. Dalam kutipan hadits dari kafir Kristen pemuja Yesus terdapat kalimat “Allah berterima kasih kepadanya”. Kalimat tersebut tidak ada dalam hadits yang dimaksud. Yang berterima kasih atau bersyukur dalam hadits tersebut adalah seorang laki-laki yang menemukan duri di jalanan, bukan Allah. Enggak heran, namanya saja kafir. Mengedit hadits atau ayat-ayat Al-Qur’an sudah menjadi makanan sehari-hari. Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap hadits di atas tidak shahih karena adanya sesuatu yang mereka anggap janggal, yaitu kompensasi pahala yang diberikan mereka nilai terlalu besar jika dibandingkan daripada perbuatan baik yang dilakukan.   

Perlu diketahui oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Dosa dalam Islam itu dibagi menjadi dua, dosa besar dan dosa kecil. Dosa besar adalah setiap dosa yang mengharuskan adanya had di dunia atau yang diancam oleh Allah dengan Neraka atau laknat atau murka-Nya. Sedangkan dosa kecil adalah segala dosa yang tidak mempunyai had di dunia, juga tidak terkena ancaman khusus di akhirat. Dalilnya ada dalam Al-Qur’an;

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (Surga).” (An-Nisa’: 31).

“(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya.” (An-Najm: 32).

Allah swt mengampuni dosa hamba-Nya yang menyingkirkan duri dari jalan. Dosa yang diampuni Allah swt dalam hal ini adalah dosa-dosa kecil, bukan dosa-dosa besar. Karena dosa besar baru dapat diampuni Allah swt jika yang bersangkutan bertaubat dengan sungguh-sungguh. Tetapi penjelasan seperti ini saya rasa tidak akan mungkin membuat kafir Kristen pemuja Yesus mengerti. Karena bagi mereka, dosa adalah dosa, tidak ada yang namanya dosa besar atau dosa kecil. Semua dosa akan dibalas dengan maut, hidup kekal di neraka. Kafir Kristen pemuja Yesus juga yakin bahwa dosa hanya dapat dihapus dengan cara menyajikan korban tebusan, bukan dengan amal perbuatan. Korban tebusannya pun bukan hanya kambing dan domba seperti yang dituntut dalam hukum Taurat, tetapi Tuhan mereka sendirilah yang menjadi korban tebusan dosa. Darah Yesus inilah yang mereka anggap dapat menyucikan mereka dari dosa. Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap janggal Allah swt mengampuni dosa hamba-Nya yang menyingkirkan duri dari jalan, sementara Tuhan yang harus dijadikan korban penebus dosa tidak mereka anggap sebagai sesuatu yang janggal. 

Jadi rasanya beralasan memang, mengapa kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Allah swt mengampuni dosa hamba-Nya yang menyingkirkan duri dari jalan sebagai sebuah kejanggalan. Mereka sebetulnya ngiri. Dosa yang harus mereka tebus dengan menjadikan Tuhan sebagai penebus dosa, dalam Islam hanya cukup menyingkirkan duri dari jalan kemudian Allah swt mengampuni dosa seorang Muslim, lho kok gampang...? Ngiri...?!

Kejanggalan Berhubungan dengan Penciptaan

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kejanggalan lain dalam hadith adalah Sahih Bukhari Volume 4, Buku 54, Nomor 414: “Ia (Muhammad) berkata, “Pertama-tama, tidak ada apapun selain Allah.  (Kemudian Ia menciptakan Tahta-Nya). Tahta-Nya berada di atas air, dan Ia menulis semuanya dalam Kitab (di Surga) dan menciptakan langit dan bumi”. Apakah kisah ini cukup masuk akal dan logika? Jika pada mulanya “tidak ada apa-apa”, bagaimana Allah dapat meletakkan tahta-Nya di atas air? Air yang mana? Apa yang menampung air itu? Bagaimana langit dan bumi dapat diciptakan sesudah air? Bukankah air membutuhkan bumi untuk menampungnya, dan bumi membutuhkan langit untuk menahannya?

Walau dari hadith-hadith tersebut ada beberapa yang sulit untuk dipercayai, tetapi sebagai Muslim wajib menerimanya tanpa dipertanyakan. Inilah kepercayaan umat Muslim yang sulit diterima. Menerima dan mempercayai setiap hal yang tertulis dalam Al-Quran, hadith, dan sepak terjang Muhammad, semua menjadi bentuk ketaatan dan iman akan agamanya.

Jawaban Saya: Selanjutnya kafir Kristen pemuja Yesus menyebut kejanggalan lainnya yang berhubungan dengan penciptaan dalam Shahih Bukhari. Untuk mendukung tuduhan mereka, kafir Kristen pemuja Yesus tanpa rasa malu kembali mengedit isi hadits. Ini hadits yang mereka jadikan dalih tuduhan mereka; “Ia (Muhammad) berkata, “Pertama-tama, tidak ada apapun selain Allah(Kemudian Ia menciptakan Tahta-Nya). Tahta-Nya berada di atas air, dan Ia menulis semuanya dalam Kitab (di Surga) dan menciptakan langit dan bumi”.  

Sekarang coba anda perhatikan hadits aslinya;

Telah bercerita kepada kami 'Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah bercerita kepada kami bapakku telah bercerita kepada kami Al A'masy telah bercerita kepada kami Jami bin Syaddad dari Shafwan bin Muhriz bahwa dia bercerita kepadanya dari 'Imran bin Hushain radliallahu 'anhuma berkata; "Aku datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan untaku aku ikat di depan pintu. Kemudian datang rombongan dari Bani Tamim maka Beliau berkata: "Terimalah kabar gembira wahai Bani Tamim". Mereka berkata: "Tuan telah memberikan kabar gembira kepada kami maka itu berilah kami (sesuatu) ". Mereka mengatakannya dua kali. Kemudian datang orang-orang dari penduduk Yaman menemui Beliau, lalu Beliau berkata: "Terimalah kabar gembira, wahai penduduk Yaman, jika Bani Tamim tidak mau menerimanya". Mereka berkata; "Kami siap menerimanya, wahai Rasulullah". Mereka berkata; "Kami datang kepada Tuan untuk menanyakan urusan ini (penciptaan makhluq) ". Maka Beliau berkata; "Dialah Allah yang tidak ada sesuatu selain Dia sedangkan 'arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di didalam adz-Dzikir (Kitab) segala sesuatu (yang akan terjadi) lalu Dia menciptakan langit dan bumi"...(Shahih Bukhari 2953).

Apakah anda sudah menemukan perbedaannya? Saya yakin sudah. Dalam hadits asli yang saya tulis  tidak ada frase “pertama-tama” dan tidak ada juga frase “(Kemudian Ia menciptakan Tahta-Nya)”. Kedua frase editan kafir Kristen pemuja Yesus itulah yang membuat hadits di atas seolah janggal. Bagaimana dengan ucapan Rasulullah saw yang ini; "Dialah Allah yang tidak ada sesuatu selain Dia”, itu adalah pujian Rasulullah saw kepada Allah swt sebelum beliau menjelaskan tentang penciptaan makhluk. Pujian semacam itu sangat sering diucapkan Rasulullah saw. Pujian Rasulullah saw tersebut juga di edit oleh kafir Kristen pemuja Yesus menjadi “tidak ada apapun selain Allah”. Jadi tidak ada kejanggalan dalam Shahih Bukhari berkenaan dengan penciptaan makhluk. Yang janggal itu akal dan jiwa kafir Kristen pemuja Yesus yang rela berdusta agar kemuliaan Tuhan semakin berlimpah (Roma 3:7). Yang janggal itu kalau Tuhan menciptakan siang dan malam di hari pertama, sementara matahari sebagai sumber cahaya baru diciptakan Tuhan di hari yang ke empat (Kejadian 1:1-14).   

Islam Liberal vs Islam Fanatik dan Kaum Wanita

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Walau Islam menuntut kefanatikan, tetapi masih ada Muslim lain yang menguji dan menerima ajaran Islam dengan pertimbangan logika dan akal sehat. Walau sedemikian terhalang [dengan ajaran agama mereka], masih ada kaum wanita Muslim yang dengan senang hati memperjuangkan ketidaksetaraan dan penindasan atas hak-hak mereka dan menyebutnya “pembebasan.”

Namun tidak sedikit juga wanita Muslim menerima dengan pasrah ajaran Islam dan Muhammad. Mereka beranggapan hijab meningkatkan status mereka. Dihardik, dihukum, bahkan dipukuli oleh suami mereka adalah hal yang baik bagi mereka [menurut mereka]. Mereka percaya bahwa mereka kurang cerdas dan mayoritas dari mereka akan masuk neraka, karena Muhammad mengatakannya demikian.

Jawaban Saya: Keadaan setiap Muslim tidaklah sama. Ada yang teguh berpegang pada ajaran Islam, ada yang pertengahan dan ada juga yang lalai. Muslim yang paling baik tentu adalah yang paling teguh dalam berpegang pada Al-Qur’an dan sunah Nabi-Nya. Untuk masalah wanita dalam Islam saya sudah menjawabnya, silakan anda baca Derajat Wanita Bagaimanakah Diangkat Muhammad?   

Al-Quran Mendukung Kejanggalan Hadith

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kejanggalan-kejanggalan dalam hadith juga didukung oleh Al-Quran. Sahih Bukhari Volume 4, Buku 54, Nomor 421 Dikisahkan Abu Dhar: “Nabi bertanya kepadaku saat matahari terbenam, “Tahukah engkau ke mana matahari pergi (pada waktu terbenam)?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui hal itu.” Ia berkata, “Matahari pergi (melakukan perjalanan) sampai ia sujud di bawah Tahta dan meminta izin untuk terbit kembali.  Setelah diizinkan kemudian (tibalah saatnya) ia akan bersujud lagi tetapi sujudnya tidak akan diterima.  Ia akan meminta izin untuk pergi sesuai tujuannya tetapi juga tidak diizinkan.  Ia kemudian akan diperintahkan untuk kembali ketika ia datang maka ia akan terbit di barat”

Orang tidak perlu pergi “ke tempat lain” untuk mendapatkan matahari terbit. Karena matahari terbit dan terbenam di semua tempat, atau lebih tepatnya, tidak di mana pun. Orang yang tinggal di Indonesia dapat melihat matahari terbit dan terbenam di Indonesia. Pun orang Afrika, dapat melihat matahari terbit dan terbenam di Afrika, tanpa harus terlebih dahulu datang ke Indonesia. Kejanggalan hadith ini ternyata didukung oleh Al-Quran. Hal ini dapat dilihat dalam ayat Al-Quran Qs 18:86, 89, 90.

Ayat di atas memberi petunjuk pada kita, bahwa Muhammad benar-benar percaya bumi ini datar dan matahari terbit di langit dari satu tempat dan terbenam di tempat lain.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa hadits yang mereka kutip di atas janggal karena menyatakan “matahari pergi”. Padahal itu adalah bahasa figuratif atau kiasan, bukan bermakna harfiah.  

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. (Al Kahfi: 86)

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, (Al Kahfi: 90)

Kafir Kristen pemuja Yesus menuduh Nabi Muhammad saw percaya bumi datar dan matahari terbit dan terbenam dari kedua tempat yang berbeda. Surah Al-Kahfi: 86 menyatakan matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, ini adalah bahasa figuratif atau kiasan yang diperoleh dari sudut pandang Dzulkarnain sebagai manusia yang tinggal di bumi. Surah Al-Kahfi: 90 menyatakan matahari memiliki tempat terbit dan terbenam, ini juga bahasa figuratif atau kiasan. Yang di maksud tempat terbit dan terbenamnya matahari pada ayat tersebut adalah timur dan barat, bukan sebuah tempat yang ada di bumi. Saya kira sudah cukup jelas, hanya orang-orang “sakit” saja yang mempermasalahkan ayat-ayat tersebut.

Umat Percaya Hanya Memegang Satu Kitab

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut kepercayaan umat Allah pada abad-abad kuno, hanya satu buku yang perlu dipegang, yaitu Buku Allah.  Buku itu ada dua bagian, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.  Buku Allah ini masih dipegang oleh semua pengikut Isa Al-Masih. Intisari buku ini ialah Injil, yaitu bahwa ada satu jalan keluar dari ikatan dosa.  Jalan ini ialah menerima Isa Al-Masih sebagai Juru selamat.  Klik di sini untuk informasi tambahan mengenai bagaimana diselamatkan dan menerima hidup kekal.


Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa mereka hanya berpegang pada satu kitab. Mereka memang berpegang hanya pada satu kitab, yaitu Bible. Tetapi Bible yang satu itu terdiri dari banyak kitab-kitab. Setiap denominasi Kristen memiliki jumlah kitab yang berbeda-beda. Dalam Perjanjian Lama, Protestan memiliki 39 kitab, Katolik memiliki 46 kitab, Ortodoks Timur memiliki 51 kitab. Sedangkan Perjanjian Baru terdapat 27 kitab. Jadi kafir Kristen pemuja Yesus sebetulnya berpegang pada puluhan kitab-kitab yang di jilid menjadi satu yang kemudian dinamai Bible. 

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Adakah Kejanggalan Pada Hadith Dan Al-Quran?"

  1. Jika dosa satu orang ditebus dengan kurban domba, maka dosa seluruh umat manusia hanya bisa ditebus dengan kurban Tuhan. Begitulah logika orang Kristen.

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.