Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Mengapa Sebaiknya Muslim Mengenal Allah Sebagai "Bapa"?

Pada tahun 1970 saya berdiskusi dengan seorang polisi beragama Islam yang berkunjung ke rumah saya di Jawa. Dalam diskusi beliau berkata, adalah salah memanggil Allah “Bapa.” Mengapa dia merasa begitu? Sebaliknya, mengapa orang Kristen senang memanggil Allah “Bapa”?

Al-Quran Menolak Konsep Allah Sebagai “Bapa” Orang Percaya

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Qs 112:3: “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.” Kesimpulannya Allah tidak menjadi Bapa seorang pun karena Ia tidak beranak. Qs 5:18: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: ‘Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.’ Katakanlah: ‘Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?’ (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya) . . .”

Jawaban Saya: Ayat yang di kutip oleh kafir Kristen pemuja Yesus di atas sudah sangat jelas. Bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan (Al Ikhlash: 112). Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengatakan diri mereka anak-anak Allah, itu artinya mereka juga mengatakan Allah sebagai Bapa mereka. Allah SWT telah menjanjikan azab dan siksa kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani karena ucapan mereka tersebut (Al Maa'idah: 18). Jadi sudah sepatutnya orang-orang Yahudi dan Nasrani bertaubat dengan tidak lagi menganggap Allah sebagai Bapa mereka dan tidak menyebut diri mereka anak-anak Allah.

Pemakaian Metafora dalam Alkitab dan Al-Quran

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kitab Injil tidak pernah berkata orang Kristen anak Allah secara biologis. Pemakaian istilah “anak” Allah dan Allah “Bapa” merupakan metafora. Wahyu Allah memakai metafora berulang kali untuk menolong kita mengerti relasi antara manusia dengan Allah. Para Mukmin mengerti metafora karena ayat “Kursi Allah.” Qs 2:255 mengatakan kursi Allah meliputi langit dan bumi. Kita semua tahu Allah zat rohani. Ia tidak duduk di kursi.  Istilah “kursi” adalah metafora yang menggambarkan kuasa mutlak Allah atas semesta alam, bukan?

Jawaban Saya: Terdapat banyak kata-kata metafora di dalam Al-Qur’an, tetapi tidak satu kali pun  Allah di sebut dengan sebutan “Bapa” walaupun hanya sebagai metafora. Allah SWT tidak menyukai diri-Nya disebut dengan sebutan “Bapa”, oleh karena itulah Dia tidak pernah menyebut dirinya Bapa. Kafir Kristen pemuja Yesus menyebut Allah dengan sebutan “Bapa”, padahal Allah sendiri tidak sekali pun pernah menyebut diri-Nya dengan sebutan “Bapa”. Coba anda cari dalam Bible, baca keseluruhan  ayat-ayatnya, anda tidak akan pernah menemukan Allah menyebut diri-Nya dengan sebutan “Bapa”. Penggunaan kata “Bapa” untuk Tuhan pertama kali muncul dalam Yesaya 63:16. Tidak jelas siapa di sana yang berkata-kata, tetapi jelas itu bukan kata-kata dari Tuhan. Penggunaan kata “Bapa” untuk Allah kemudian lebih sering muncul di Bible Perjanjian Baru. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Allah tidak pernah menyebut diri-Nya sendiri dengan sebutan “Bapa”. Sebutan “Bapa” untuk Allah muncul dari orang-orang Yahudi yang terlalu ghuluw (berlebih-lebihan) dalam beragama. Sebutan “Bapa” untuk Allah kemudian dilestarikan ke generasi berikutnya sampai kemudian orang-orang Kristen ikut menggunakan sebutan “Bapa” untuk menyebut Allah.    

Mengapa Orang Kristen Memanggil Allah “Bapa”?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa, walau Kalimat Allah yang kekal, selama di dunia hidup seperti manusia biasa. Dia menjadi teladan buat kita bagaimana berdoa. Isa Al-Masih puluhan kali memanggil Allah “Bapa.” Ia memulai doa-Nya dengan “Bapa.”

Juga saat Isa mengajar para rasul-Nya berdoa, Ia menyuruh mereka mulai dengan, “Bapa kami . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 6:9-13). Para Mukmin menghargai Isa Al-Masih. Yang membingungkan: Mengapa nabi Islam mencela orang Kristen karena menamakan Allah “Bapa” walau Isa sendiri mengajar berdoa demikian?

Jawaban Saya: Injil Kristen di tulis oleh orang-orang yang hidup dalam tradisi Yahudi yang kuat. Termasuk tradisi ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memanggil Allah dengan sebutan “Bapa”. Para pengarang Injil Kristen dalam setiap Injil tulisannya mengikutsertakan sikap ghuluwnya dalam memanggil Allah dengan sebutan “Bapa”. Sehingga kita dapati di dalam Injil Kristen, Allah dipanggil dengan sebutan “Bapa”, termasuk perkataan Yesus yang memanggil Tuhannya dengan sebutan “Bapa”. Jadi penyebutan “Bapa” yang dilakukan Yesus muncul karena sikap ghuluwnya para pengarang Injil Kristen, bukan sebenar-benarnya ucapan Yesus.

Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW memperingatkan orang-orang Yahudi dan Nasrani (Kristen) untuk tidak memanggil Allah dengan sebutan “Bapa” atau menyebut diri mereka anak-anak Allah. Agar tidak ada alasan bagi mereka setelah ini untuk tetap sesat dengan menyebut Allah dengan sebutan “Bapa” atau menyebut diri mereka anak-anak Allah.

Ayat-ayat Kenikmatan Orang yang Mengenal Allah sebagai “Bapa”

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: “Lihatlah burung-burung di udara. Mereka tidak menabur, tidak menuai, dan tidak mengumpulkan makanannya di lumbung. Namun, mereka dipelihara oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu lebih bernilai daripada burung-burung itu?” (Injil, Rasul Besar Matius 6:26). “Sang Bapa sendiri telah mengasihi kamu. Sebab kamu sudah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Sang Bapa” (Injil, Rasul Besar Yohanes 16:27). “Camkanlah! Betapa besar kasih yang dikaruniakan kepada kita oleh Sang Bapa, sehingga kita disebut anak-anak Allah . . .” (Injil, Surat I Yohanes 3:1). Maukah Anda mengalami kenikmatan yang tertulis dalam ayat-ayat suci di atas? Kenikmatan anak yang mempunyai “Bapa” sorgawi? Kenikmatan ini tersedia bagi semua yang menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat!

Jawaban Saya: Ucapan Yesus di Matius 6:26, ayat-ayat sebelum dan sesudahnya adalah ajaran Yesus kepada murid-muridnya agar mereka dapat hidup dalam kesederhanaan. Tidak terlalu memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi. Bukan merupakan kenikmatan yang diperoleh jika menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Bukan pula kenikmatan yang hanya di dapat apabila seseorang mempunyai Bapa surgawi. Semua manusia dipelihara oleh Tuhan, baik mereka beriman atau mereka kafir dan sesat seperti orang-orang yang menganggap diri anak-anak Allah, menyebut Tuhan dengan sebutan “Bapa”. Saya rasa kafir Kristen pemuja Yesus dalam hal ini berusaha membodohi umat Islam pakai Matius 6:26, dan kami umat Islam tidak akan mudah dibodohi. 

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Mengapa Sebaiknya Muslim Mengenal Allah Sebagai "Bapa"?"

  1. Haha ratusan ayat baik dalm Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dimana Allah menyebut diriNya Bapa org Israel.. Yesus pun menegaskan, baptislah mereka di dalam nama Bapa Putra dan Roh Kudus.. haha
    Bertobatlah, masih ada waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba sebutkan ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang Allah menyebut diri-Nya sendiri Bapa?

      Hapus
  2. Halo Min,

    Saya izin menjawab pertanyaan Mimin mengenai ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang Allah menyebut diri-Nya sendiri Bapa. Dalam alkitab bahasa Indonesia, nama Allah ditulis dengan huruf kapital TUHAN. Kalau mau dalam bahasa aseli, juga bisa saya tunjukkan dimana Tuhan memperkenalkan diriNya kepada semua Nabi sebagai Ab yang artinya Bapa.

    MUSA
    (Exo 4:22) Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
    (Deu 32:6) Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?
    DAUD
    (Psa 103:13) Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
    SALOMO
    (Pro 3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
    YESAYA
    (Isa 63:16) Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.
    (Isa 64:8) Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
    MALEAKI
    (Mal 1:6) Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"
    (Mal 2:10) Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa? Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu terjemahannya. Coba baca juga yang dalam bahasa Ibrani. Anak pada ayat2 tersebut berasal dari kata Ibrani "ben" (bane). "Ben" ini dalam Bible tidak selalu diartikan anak. Ada banyak arti kata "ben" dalam Bible. Demikian juga dengan bapa. Bapa pada ayat2 tersebut berasal dari kata Ibrani ab (awb). "ab" ini dalam Bible tidak selalu diartikan bapa. Ada banyak arti kata "ab" dalam Bible, yang salah satunya adalah "raja". Jadi kembali lagi kepada keyakinan para penerjemahnya. Kalau penerjemah Bible adalah orang2 Kristen yang ghuluw (berlebihan) dalam memanggil Tuhan, maka akan mempengaruhi penerjemahan kata dalam Bible.

      Hapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.