Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Wajibkah Wanita Muslim Berhijab?

Wajibkah wanita muslim berhijab? Jawabnya: wajib! Di dalam al Qur,an pada surat An Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59. Terdapat qarinah yang jelas dalam kedua surat tersebut bahwa menutup aurat bagi wanita  hukumnya wajib. Hanya saja tidak disebutkan batasannya didalam Al Qur’an. Akan tetapi di dalam hadits diperinci secara jelas batasan aurat wanita, pakaian yang bagaimana yang bisa menutup aurat dan apa yang disebut jilbab serta kapan harus memakai jilbab. Adapun perbedaan ulama’ tidak mengenai perintah wajibnya karena para ulama’ madzhab sepakat tentang hal itu. Hanya saja mereka berbeda mengenai batasan  aurat dan perbedaannya pada hal yang masih bisa ditolelir: masalah ijtihadi (Dalil dzonni  dilalah : suatu dalil yang mempunyai makna lebih dari satu). Perbedaan tersebut bersumber dari penafsiran الا ما ظهر منها (kecuali yang biasa nampak) dalam surat An-Nur ayat 31. Jumhur ulama’ tidak berbeda mengenai status hukumnya, bahwa hukum menutup aurat adalah wajib. Hanya saja mereka berbeda mengenai batasan aurat. Sebagian  berpendapat bahwa aurat wanita adalah  seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Sedangkan yang lain berpendapat seluruh tubuh wanita adalah aurat.

Menurut jumhur ulama’ bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Muka dan telapak tangan termasuk punggung tangan bukan aurat  Hal ini berdasarkan: Sabda Rasulullah Saw : “Tidak dibenarkan bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah dan hari kemudian untuk menampakkan kedua tangannya kecuali sampai di sini (nabi kemudian memegang setengah dari tangannya)” (HR ath Thabari).

Misionaris Kristen di dalam website mereka www.isadanislam.com menyatakan bahwa Hijab adalah pakaian khas wanita Arab. Pernyataan mereka salah dan sangat menyesatkan. Hijab bukanlah pakaian khas wanita Arab. Berbagai bukti menunjukkan bahwa jilbab bukan adat kebiasaan/budaya orang arab adalah pertama, asbabun nuzul Surat An Nur ayat 31. Diriwayatkan bahwa Asma’ binti Murtsid pemilik kebun kurma, sering dikunjungi wanita-wanita yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain panjang, sehinggga kelihatan gelang-gelang kakinya, dada dan sanggul. Selanjutnya Asma, berkata “Alangkah buruknya pemandangan ini, maka turunlah ayat ini (surat AnNur: 31) sampai auratinnisa‘ berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memerintahkan kaum mu’minat menutup aurat (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil yang bersumber dari Jabir bin Abdillah)

Dari asbabun nuzul  surat An Nur ayat 31 tersebut jelas sekali bahwa dikatakan gelang-gelang kaki, dada, sanggul perempuan Arab saat itu terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa saat itu dia belum memakai jilbab. Jika rambut, dada dan kaki tidak dikatakan sebagai aurat tentu saja tidak perlu lagi perintah menutup aurat .

Kedua, asbabun Nuzul Surat Al Ahzab ayat 59. Diriwayatkan bahwa  isteri-isteri Rasulullah pernah keluar malam untuk qadla hajat (buang air). Pada waktu itu kaum munafiqin menganggu mereka dan menyakiti. Hal ini diadukan kepada Rasulullah Saw, sehingga Rasul menegur kaum munafiqin. Mereka menjawab: “kami hanya mengganggu hamba sahaya”. Turunlah ayat (surat Al Ahzab: 59) sebagai perintah untuk berpakaian tertutup agar berbeda dari hamba sahaya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d di dalam at Thabaqat yang bersumber dari Abi malik. Diriwayatkan pula Ibnu Sa’d yang bersumber dari Hasan dan Muhammad bin Ka’b al Quradli)

Dari bukti-bukti tersebut diatas, jelas bahwa orang yang mengatakan: jilbab adalah produk budaya Arab atau adat kebiasaan/budaya orang Arab adalah tidak benar. Argumen itu hanyalah dalih untuk menolak  hukum syari’ah yaitu perintah wajib berjilbab bagi muslimah. Kewajiban berjilbab bagi muslimah berdasar pada surat An Nur: 31, Al-ahzab: 59 dan hadits Rasulullah Saw.

Haruskah Saya Berhijab?

Misionaris Kristen dalam website tersebut kemudian menulis, “Ajaran dan fatwa Islam tidak jarang menjadi beban bagi penganutnya. Contoh berhijab. Di daerah-daerah tertentu di Indonesia, ada yang disebut “daerah wajib berhijab.” Artinya, bila Anda memasuki daerah ini, Anda wajib berhijab sekalipun Anda bukan Muslim. Menutup bagian tubuh tertentu memang baik, selama memberi manfaat bagi si pemakai. Tapi, bila “pakaian” itu menjadi sebuah beban, masihkah dapat dikatakan baik? Agar terlihat solehah, lebih cantik, atau terlihat sebagai wanita yang taat beragama. Tidak jarang motivasi-motivasi ini menjadi pemicu wanita Muslim berhijab. Mereka menutup aurat bukan karena alasan rohani, melainkan kepentingan sendiri.”

Saya jawab: misionaris Kristen keliru mengatakan bahwa ajaran dan fatwa Islam tidak jarang menjadi beban bagi penganutnya, tetapi memberikan contoh wajibnya berhijab orang-orang bukan Islam di daerah-daerah tertentu di Indonesia. Tidak ada penganut agama Islam yang merasa terbebani dalam menjalankan kewajiban dalam agama, Anda boleh tanya kepada saudari-saudari kami yang berhijab. Mengenai niat berhijab, itu adalah urusan dia dengan Allah SWT.

Menghijabkan Hati Lebih Penting!

Misionaris Kristen kembali menulis, “Bila memang Anda tidak siap untuk berhijab, mengapa Anda memaksakan diri? Terlepas dari penilaian orang bahwa pakaian dapat menjadi satu identitas, pakaian tidak lebih dari sebuah kain yang menutup tubuh kita. Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka baru menyadari bahwa mereka dalam keadaan telanjang. Lalu mereka mengambil dedaunan untuk menutupi tubuh mereka, agar terhindar dari rasa malu (Taurat, Kitab Kejadian 3:7). Dengan tindakan tersebut, apakah Adam dan Hawa sudah terbebas dari permasalahannya? Jelas tidak! Masalah utama Adam bukan terletak pada “ketelanjangan”nya. Tetapi pada “pelanggaran”nya! Pernahkah Anda “merasa malu” karena menyembunyikan dosa di hadapan Allah? Inilah “rasa malu” yang harus dibersihkan. “Rasa malu” ini tidak dapat ditutupi dengan berhijab!”

Saya jawab: jika memang misionaris Kristen menganggap pakaian tidak penting, tidak lebih dari sebuah kain yang menutupi tubuh, mengapa umat Kristen tidak telanjang saja seperti Adam dan Hawa. Toh pakaian yang mereka pakai selama ini tidak dapat menutupi rasa malu.

Jalan Menutup “Rasa Malu” Dihadapan Allah

Misionaris menulis,

“Orang Muslim segera lari ke amal bila berdosa dan mengalami “rasa malu” di hadapan Allah. Sayangnya, hijab dan amal tidak dapat menutup “rasa malu” dan dosa di hadapan Allah. Lalu, adakah jalan lain yang dapat menutup “rasa malu” di hadapan Allah? Kitab Allah memberi gambaran mengenai orang-orang di surga yang sudah “mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba” (Injil, Kitab Wahyu 7:14). Untuk menjadi suci agar berkenan kepada Allah, Anda tidak perlu berhijab. Membersihkan hati dari dosa adalah hal terpenting!

Ayat suci Injil memberitahu kita, “. . . darah Yesus . . . menyucikan kita dari pada segala dosa . . . Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, I Yohanes 1:7, 9).

Saya jawab: apabila berdosa, umat Islam diwajibkan untuk bertobat, meminta ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang dilakukannya, serta mengiringi perbuatan dosa dengan amal saleh, karena amal saleh tersebut dapat menutupi perbuatan dosa, sedangkan rasa malu tidak akan dapat menghapus dosa jika tidak di ikuti pertobatan dan amal saleh. Berhijab adalah salah satu kewajiban yang harus dijalankan umat Islam, tidak berhijab berarti berdosa kepada Allah SWT. Hijab memang tidak menjamin pemakainya menjadi suci, tetapi dengan berhijab, umat Islam dapat terhindar dari dosa. Umat Islam hanya perlu bertobat untuk menghapus dosa dan sama sekali tidak butuh darah Yesus untuk mensucikan umat Islam dari dosa. Jika kematian Yesus di kayu salib dapat menghapus dosa, maka Yesus seharusnya mati di kayu salib berulang-ulang kali, kerena umat Kristen juga terus berulang-ulang melakukan dosa selama hidupnya.
Hijab Tidak Dapat Menutup Dosa

Misionaris Kristen menulis, “Pertanyaan yang perlu kita renungkan “Bermanfaatkah menutup tubuh dengan hijab namun hati kotor dan hitam karena dosa?”

Saya jawab: misionaris Kristen rupanya tidak tahu kalau berhijab merupakan kewajiban bagi umat Islam, sehingga dengan bodohnya mempertanyakan manfaat berhijab namun hati kotor karena dosa. Berhijab adalah perintah Allah SWT, tidak menjalankan perintah Allah SWT akan berdosa. Berhijab bermanfaat untuk umat Islam, karena dengan berhijab umat Islam akan terhidar dari dosa. Jauh lebih baik menghindari perbuatan dosa dari pada berulang-ulang harus berbuat dosa.


Demikian jawaban saya terkait fitnah yang coba ditebarkan oleh misionaris Kristen. Semoga dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Wajibkah Wanita Muslim Berhijab?"

  1. Hujah para pasukan si penyembah mahluk dalam isadanislam.com memang mudah dipatahkan karena sifat mereka tidak mau jujur dengan logika. tapi saya heran, kenapa jawaban dari si penyembah Khalik tidak ada yg tajam dalam situs tersebut? berbeda dengan jika kita masuk ke situs2 si penyembah Khalik. Jadi curiga nih...jangan2 jawaban si penyembah Khalik banyak yang diedit//dihapus di situs isadanislam

    BalasHapus
  2. Haha...sdh jngn digubrislah kaum kafir bin munafikun
    Kebiasaan mereka yg sesat & menyesatkan sllu begitu.
    Mlintir ayat, copot sana sini, tambah kurang ayatnya, menolak yg berat dg mndustakannya dst.

    Padahal dlm bible sendiri ada kewajiban menutup aurat.

    1 Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak berkerudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.

    11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka HARUSLAH IA MENUDUNGI KEPALANYA.

    11:13 Pertimbangkanlah sendiri: PATUTKAH PEREMPUAN BERDOA KEPADA ALLAH DENGAN KEPALA TIDAK BERKERUDUNG?

    Lihatlah para susternya pake jilbab, sedangkan sebagian besar kaum nasrani menopak/ingkar akan kewajiban berjilab.
    Alasan gerah lah, ga sexi lah, ga bisa pamer aurat lah, ga bisa pamer perhiasan, baju dlm dst..

    Ngakunya pengikut setia yesus, faktanya malah sebaliknya melecehkan yesus
    Kaum kafir munafiqun....

    Yesusnya = al masikh ad dajjal
    Kalo yesusnya umat islam adalah Isa al masih ibn maryam
    Jd 2 sosok yg beda ya akhi wa ukhti

    Ntar ktnya sih, dajjal muncul mengaku al masih (pdhal sebenarnya al masikh) yg datang utk ke2 kalinya utk menyelemat kan umatnya, padahal sbenarnya menjerumuskannya dg sulap fitnahnya. A jd B padahal hakikatnya B jd A. Dibilang surga padahal sebenarnya neraka, bilang bagus pdhl sbenarnya buruk. Islam teroris pdhal sbenarnya teroris bukan islam tp yg menudingnya.

    Hati2lah kalo kalian hidup pd jaman tsb.

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.