Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Benarkah Al-Qur’an Sebagai Kitab Penyempurna?

Pernyataan sebagian umat Islam yang menyebut Al-Qur’an sebagai kitab penyempurna, sudah sering kita dengar. Namun saya belum bisa menemukan ayat Al-Qur’an dan Hadits yang dengan eksplisit bisa dijadikan dalil untuk membenarkan penyataan ini. Dalam hubungannya dengan kitab sebelumnya, Allah menyebut Al-Qur’an sebagai batu ujian bagi kitab-kitab Allah yang lain (Al Maa'idah: 48), bukan sebagai kitab penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya. Walaupun tidak ditemukan ayat Al-Qur’an atau Hadits yang dengan eksplisit bisa dijadikan dalil Al-Qur’an sebagai kitab penyempurna. Namun dengan membandingkan hukum Syariah yang ada dalam Islam dengan hukum Taurat, siapa pun akan mengakui bahwa hukum Syariah dalam Islam memang jauh lebih baik sekaligus lebih sempurna dari pada hukum Taurat. Di sini saya tidak akan lagi menjelaskan hukum Syariah mana saja yang dapat di sebut sebagai penyempurna hukum Taurat, karena pada posting yang lain sudah saya jelaskan, silakan baca di sini Posting kali ini saya maksudkan sebagai jawaban atas fitnah kafir Kristen pemuja Yesus seperti yang dapat anda baca di bawah ini:

Al-Quran Sangat Mendukung Isi Injil

Tidak dapat diketahui dengan jelas apa yang menjadi alasan umat Muslim mengklaim bahwa ajaran Injil telah disempurnakan oleh Al-Quran. Tidak ada bukti-bukti sejarah yang membenarkan pernyataan tersebut. Dalam Al-Quran sendiri, terdapat cukup banyak ayat yang mengakui bahwa Injil adalah benar firman Allah yang harus diterima oleh umat Muslim, di antaranya: “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Qs 5:46)


Ayat di atas menjelaskan dalam Injil terdapat petunjuk dan cahaya bagi orang-orang yang bertakwa. Benarkah petunjuk dan cahaya dari Allah sudah tidak bermanfaat lagi bagi manusia? Ayat lain berkata, “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu...” (Qs 10:94)

Jelas, kedua ayat di atas merupakan bukti bahwa Injil tidak ada batas waktu berlaku. Dengan kata lain, Al-Quran mengakui Injil tidak pernah kedaluwarsa.

Jawaban

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maa’idah( 5):46)

Ayat di atas dijadikan dalil oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai bukti bahwa Al-Qur’an membenarkan kitab Taurat dan Injil. Konteks dari ayat tersebut sebetulnya tidak dapat disangkut-pautkan dengan Islam atau Nabi Muhammad SAW. Ayat di atas merupakan informasi bahwasanya Allah telah mengutus Isa sebagai Nabi dan Rasul-Nya kepada Bani Israel dengan membenarkan kitab Taurat. Jadi orang yang membenarkan Taurat dalam konteks ayat di atas adalah Nabi Isa AS, bukan Nabi Muhammad SAW. Tetapi pada ayat lainnya, Al-Qur’an membenarkan Injil dan Taurat. Sebagaimana firman Allah yang artinya, “Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil” (Ali 'Imran: 3). Namun apakah ayat tersebut mengharuskan umat Islam beriman serta menjalankannya? Tentu saja tidak! Karena Taurat dan Injil adalah kitab yang diperuntukkan hanya bagi Bani Israel, bukan lainnya.  Sebagaimana juga para Nabi dari Bani Israel yang di utus hanya untuk umatnya saja.

Selain itu, Taurat dan Injil yang di maksud oleh Al-Qur’an bukanlah kitab yang di sebut dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Al-Qur’an menyebut Taurat sebagai kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa AS. Sedangkan Perjanjian Lama adalah kompilasi dari kitab Taurat dengan banyak kitab-kitab yang dikatakan di tulis oleh para Nabi, walaupun tidak ada bukti kitab-kitab Perjanjian Lama di tulis oleh para Nabi Bani Israel. Bagaimana dengan Injil? Menurut Al-Qur’an, Injil adalah kitab wahyu yang diberikan kepada Nabi Isa AS untuk umatnya dari Bani Israel. Sebagaimana firman Allah yang artinya,  Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Al Maa'idah: 46). Sedangkan Injil Kristen terdiri dari empat buah kitab (itu yang diakui) yang ditulis oleh orang tak dikenal setelah Allah menyelamatkan Nabi Isa AS dari penyaliban. Injil Kristen ini bukanlah kitab wahyu, melainkan kitab karangan orang tak dikenal yang di atas namakan murid-murid Yesus agar memperoleh pengakuan.

Sekalipun pada suatu hari ditemukan kitab Injil asli yang pernah Allah turunkan kepada Nabi Isa AS, umat Islam dan bahkan seluruh manusia sudah tidak memiliki kewajiban untuk mengamalkan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. Karena dengan telah diturunkannya Al-Qur’an, kewajiban dalam mengamalkan ajaran-ajaran yang ada dalam Injil telah dihapuskan. Kadaluwarsanya kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an, dapat anda baca dalam hadits sahih,

Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Al Uwaisi berkata, telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Sa'ad dari Ibnu Syihab dari Salim bin 'Abdullah dari Bapaknya ia mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya keberadaan kalian dibandingkan ummat-ummat sebelum kalian seperti masa antara shalat 'Ashar dan terbenamnya matahari. Ahlu Taurat diberikan Kitab Taurat, kemudian mereka mengamalkannya hingga apabila sampai pertengahan siang hari mereka menjadi lemah (tidak kuat sehingga melalaikannya). Maka mereka diberi pahala satu qirath satu qirath. Kemudian Ahlu Injil diberikan Kitab Injil, lalu mereka mengamalkannya hingga waktu shalat 'Ashar, dan mereka pun melemah. Maka merekapun diberi pahala satu qirath satu qirath. Sedangkan kita diberikan Al Qur'an, lalu kita mengamalkannya hingga matahari terbenam, maka kita diberi pahala dua qirath dua qirath. kedua Ahlul Kitab tersebut berkata, 'Wahai Rabb kami, bagaimana Engkau memberikan mereka dua qirath dua qirath dan Engkau beri kami satu qirath satu qirath. Padahal kami lebih banyak beramal! ' Beliau melanjutkan kisahnya: "Maka Allah 'azza wajalla bertanya: 'Apakah Aku menzhalimi sesuatu dari bagian pahala kalian? ' Mereka menjawab, 'Tidak'. Maka Allah 'azza wajalla berfirman: 'Itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki'." (Bukhari: 524)

Makna hadits atas adalah bahwasanya kitab-kitab Allah tersebut memiliki batas waktu tertentu sebagai sumber petunjuk. Taurat berlaku dari masa Nabi Musa AS, hingga di utusnya Nabi Isa AS dengan Injil sebagai kitab petunjuknya. Injil berlaku dari masa Nabi Isa AS sampai dengan di utusnya Nabi Muhammad SAW dengan Al-Qur’an sebagai kitab petunjuknya. Sedangkan Al-Qur’an berlaku sampai dengan matahari terbenam (hari kiamat).

Membandingkan Ajaran Muhammad dan Ajaran Isa Al-Masih

Dalam hal hubungan pria dan wanita, misionaris Kristen mengatakan bahwa menurut Injil Kristen, pria dan wanita mempunyai derajat yang sama, wanita bukan objek seks. Baik pria maupun wanita harus sama-sama menjaga supaya tidak jatuh dalam dosa seks (Injil, Rasul Besar Matius 5:28). Al-Quran berpendapat lain, wanita merupakan objek seks, sehingga mereka harus bisa menjaga kehormatannya sendiri. Itu adalah tanggung jawabnya, bukan tanggung jawab pria. Dan bukan pula tanggung jawab bersama (pria dan wanita) (Qs 33:59)

Saya jawab:

Adalah bohong besar jika seorang misionaris Kristen mengatakan bahwa pria dan wanita dalam agama Kristen memiliki derajat yang sama. Karena dalam Bible perjanjian Baru wanita harus tunduk kepada pria (Efesus 5:24), wanita terlarang untuk berbicara dalam jemaat dan tidak boleh menjadi pimpinan (1Korintus 14:35), wanita juga dilarang untuk mengajar dan memerintah pria (1Timotius 2:12). Maka jangan heran jika kemudian muncul berbagai pandangan tokoh-tokoh gereja yang demikian buruk terhadap wanita. Misionaris Kristen mengatakan bahwa wanita dalam Islam hanya sebagai objek seks semata sehingga harus menjaga kehormatannya sendiri. Tuduhan tersebut tidak benar. Wanita memang diperintah untuk menjaga kehormatannya, yang salah satu caranya yaitu dengan cara berhijab. Namun jangan lupa, pria dalam Islam  juga diperintah untuk menjaga kemaluannya (Al Mu'minuun: 5).  

Dalam hal perkawinan dan perceraian, Mengenai perkawinan, Isa Al-Masih mengajarkan setiap suami harus mengasihi isterinya (Injil, Surat Efesus 5:25). Isa Al-Masih melarang perceraian (Injil, Rasul Matius 19:9). Muhammad sendiri mengajarkan seorang suami dapat memiliki isteri sampai empat sekaligus (Qs 4:3). Seorang suami juga diberi hak untuk mengganti isterinya dengan isteri yang lain. Dengan kata lain, Muhammad memperbolehkan perceraian (Qs 4:20)

Saya jawab:

Misionaris Kristen mengatakan bahwa Yesus mengajarkan suami untuk mengasihi istrinya. Tapi itu bukan ucapan Yesus, surat Efesus itu surat Paulus yang yang dikirimkannya untuk orang-orang Efesus. Itu sepenuhnya ajaran Paulus, bukan ajaran Yesus. Seruan berkasih sayang di antara suami-istri terdapat dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar Ruum: 21).

Al-Qur’an memang membolehkan seorang laki-laki untuk berpoligami, tapi itu jika mampu berbuat adil. Jika tidak dapat berbuat adil, monogami lebih baik (An-Nisa: 3). Poligami bukan sesuatu yang dilarang dalam Bible Perjanjian Lama, anda akan menemukan banyak sekali praktek poligami yang dilakukan oleh para Nabi dalam Bible Perjanjian Lama. Bible Perjanjian Baru memang melarang seorang suami menceraikan istrinya, namun orang Kristen tidak pernah menjalankannya. Untuk melegalkan perceraian yang dilarang oleh Bible Perjanjian Baru, bapa-bapa gereja mengganti istilah perceraian dengan istilah baru, yaitu pembatalan perkawinan. Dengan istilah baru untuk perceraian tersebut, orang-orang Kristen dapat dengan leluasa melakukan perceraian tanpa merasa melanggar “firman Tuhan”.

Dalam hal sikap terhadap musuh, misionaris Kristen mengatakan bahwa Yesus selalu mengajarkan kasih kepada pengikutnya, termasuk untuk mengasihi musuh dan berbuat baik kepada mereka (Injil, Lukas 6:35). Sedangkan Muhammad mengajarkan untuk jangan berhati lemah dalam mengejar musuh (Qs 4:104).

Saya jawab:

Kafir Kristen pemuja Yesus memang sering kali mengatakan bahwa Yesus mengajarkan untuk mengasihi musuh. Pemahaman kafir Kristen pemuja Yesus terhadap ajaran mengasihi musuh tersebut tidak dipahami dengan benar oleh mereka. Untuk mengetahui alasan Yesus sebenarnya ketika mengajarkan untuk mengasihi musuh, dapat anda baca postingan blog saya yang ini.

Kesimpulan – Kitab Mana Lebih Sempurna?

Bila Isa Al-Masih melihat derajat wanita dan pria adalah sama, berbeda dengan Muhammad yang melihat bahwa derajat wanita di bawah pria. Bila Isa Al-Masih mengajarkan monogami dan melarang perceraian, sebaliknya Muhammad mengajarkan poligami dan menghalalkan perceraian. Bila Isa Al-Masih mengajarkan untuk selalu mengasihi, justru Muhammad memberikan pengajaran sebaliknya.

Seorang nabi yang datang tentulah tujuannya untuk mengubah keadaan yang jahat dan mereformasi (mengubah) masyarakat. Bila melihat beberapa uraian di atas, masih dapatkah dikatakan bahwa Al-Quran telah menyempurnakan Injil? Jelas, dalam tiga pokok dasar di atas, Injil jauh melebihi Al-Quran.

Saya jawab:

Masalah derajat wanita dan pria, poligami, perceraian, dan berbuat kasih, telah saya jawab semuanya. Semua yang dikatakan misionaris Kristen penuh dengan dusta dan kebohongan. Dengan dusta dan kebohongan tersebut mereka merasa tidak berdosa atau bersalah jika dusta dan kebohongan tersebut dapat membuat kebenaran Allah semakin melimpah. 

Misionaris Kristen berkata: “Seorang nabi yang datang tentulah tujuannya untuk mengubah keadaan yang jahat dan mereformasi (mengubah) masyarakat. Bila melihat beberapa uraian di atas, masih dapatkah dikatakan bahwa Al-Quran telah menyempurnakan Injil? Jelas, dalam tiga pokok dasar di atas, Injil jauh melebihi Al-Quran”.

Sudah. Nabi Muhammad SAW sudah mengubah keadaan jahat masyarakat Arab jahiliyah. Padahal agama Kristen telah ada di Arab jauh sebelum Islam datang. Namun kenapa masyarakat Arab pada saat itu masih saja jahat. Menyembah berhala, membunuh anak perempuan, perzinaan, permusuhan antar suku, perjudian, mabuk-mabukan, semua itu hilang setelah kedatangan Islam. Agama Kristen tidak berhasil mengubah masyarakat di mana agama ini berada, itu fakta. Al-Qur’an tidak menyempurnakan Injil Kristen? Itu benar! Injil Kristen bukanlah firman Tuhan, kitab itu hanya kitab hasil kerajinan tangan banyak manusia. Kitab seperti itu tidak pantas disempurnakan oleh Al-Qur’an yang firman Allah. Anda ingin tahu apa saja yang disempurnakan Al-Qur’an? Baca di sini

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Benarkah Al-Qur’an Sebagai Kitab Penyempurna?"

  1. MISSIONARIS... MIRIS...
    ga bisa ngomong langsung apalagi TERBUKA
    udah terbiasa menurunkan sifat pengecut ya :D
    bisanya nyebarin fitnah dan mancing mancing ummat muslim yang kurang paham dengan agamanya... :p
    buat yang mau tau islam, hubungi saya, atau at aglance... lihat video berikut :

    https://www.youtube.com/watch?v=72GPnrV4dsQ

    btw...
    kalau Injil sih... muslim percaya itu firman Allaah,
    kalau ALKITAB/BIBLE/BUKU (maan... it is just a book) itu bikinan banyak orang (BUKAN INJIL, TAPI CUMA BEBEAPA BAGIAN DARI INJIL), dan orang2 seperti kalian menggunakan BUKU tersebut untuk menjelek-jelekan Al QUran, terkutuk lah kalian!

    ane jamin masuk neraka, lha wong tidak beragama islam aja masuk neraka, apalagi dengan menghina ajarannya.

    Saya berani bertaruh, belum ada seorang kristen manapun yang bisa seperti ini:
    https://www.youtube.com/watch?v=72GPnrV4dsQ

    dia secara terbuka MENJELASKAN apakah islam itu dengan membandingkan injil, taurat dan zabut juga... buku yang kalian sebut alkitab

    BalasHapus
  2. Bukti Al-Quran kitab penyempurna:

    cth Bibles berkata kapal nabi nuh ada di peg ararat, Al-Quran mengoreksi di bukit judi, Bibles berkata tuhan beristihat lelah, Al-Quran mengoreksi Allah tidak pernah letih. dst
    Bible berkata nabi -nabi PL cabul, Al-Quran mengoreksi nabi dlm PL berakhlak mulia, dst

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.