Dalam artikelnya kali ini, kafir
Kristen pemuja Yesus menyoroti Injil dan memberikan cara agar bagaimana umat
Islam dapat membedakan antara Injil asli dan Injil palsu. Mereka mengatakan
bahwa Kenaikan Isa Al-Masih terjadi sekitar tahun 33M. Para Rasul-Nya menulis
isi Injil/Perjanjian Baru dengan pimpinan Roh Kudus. “. . . tidak pernah nubuat
[Injil] dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus
orang-orang berbicara atas nama Allah” (Injil, Surat II Petrus 1:21). Demikian
Allah mewahyukan Injil dan seluruh tulisan dalam Perjanjian Baru (Kitab Allah)
kepada para rasul-Nya sebelum mereka meninggal, yaitu sebelum tahun 100M. Jadi
semua Injil yang ditulis sesudah tahun 100M jelas palsu. Kitab Allah (Injil)
yang kita pegang adalah benar, karena ditulis sebelum tahun 100M. Selain
daripada itu merupakan Injil palsu. Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa
Para Rasul-Nya menulis isi Injil/Perjanjian Baru dengan pimpinan Roh Kudus, itu
mereka katakan sebagai cara agar Injil Perjanjian Baru dapat di percaya sebagai
firman Tuhan. Padahal, tidak satu pun pengarang Injil Perjanjian Baru yang
mengaku bahwa mereka di ilhami oleh Roh Kudus saat menulis. Bahkan dengan
jujur, pengarang Injil Lukas mengatakan buku (Injil) yang ia tulis berasal dari
penyelidikan yang dia lakukan (Lukas 1:1-3). Sedangkan 2 Petrus 1:21 berbicara
mengenai nubuat, bukan masalah Injil, perhatikan sekali lagi ayatnya.
Saya pernah berdebat mengenai penulis
Injil dengan seorang Kristen. Dari perdebatan tersebut terkuak siapa
penulis Injil Matius yang sebenarnya. Injil Matius yang di percaya oleh kafir
Kristen pemuja Yesus di tulis oleh murid Yesus yang bernama Matius di tahun 40
Masehi, ternyata di tulis bukan oleh murid Yesus. Injil Matius ternyata di
tulis oleh murid dari muridnya Yesus, yang juga bernama Matius di tahun 200
Masehi. Penulis dan tahun penulisan Injil Matius ternyata melesat sangat jauh
dengan keyakinan kafir pemuja Yesus. Jadi jika anda mendengar kafir Kristen
pemuja Yesus yang mengatakan bahwa Injil Perjanjian Baru yang mereka imani itu
di tulis oleh murid-murid Yesus sebelum tahun 100 Masehi, janganlah anda
percaya karena itu adalah kebohongan yang mereka buat. Faktanya Injil-injil tersebut
adalah tulisan-tulisan tanpa nama pengarang, baru sekitar 2 abad Masehi
Injil-injil tersebut di beri nama dengan nama murid-murid Yesus. Tahun
penulisan Injil juga tidak dapat dipastikan. Tahun-tahun penulisan Injil yang
di yakini sekarang ini hanyalah perkiraan para ahli. Oleh karena itu, kafir
Kristen pemuja Yesus dalam artikelnya ini menggunakan kata “kira-kira” untuk
menyebut tahun penulisan Injil. Jadi mereka sendiri pun sebenarnya tidak tahu
dengan tepat kapan Injil-Injil itu di tulis. Mengenai tuduhan Kafir Kristen
pemuja Yesus yang menyebut kisah Nabi Isa AS waktu kecil bicara dari buaian,
membentuk dari tanah berupa burung, meniupnya dan burung tersebut terbang
seperti yang dikisahkan Al-Qur’an adalah bersumber dari Injil palsu bernama
“Injil Masa Kecil”, dapat saya katakan bahwa itu adalah tuduhan palsu karena
tidak ada bukti yang mereka berikan.
Alasan kafir Kristen pemuja Yesus
menyebut kisah Nabi Isa AS waktu kecil bicara dari buaian, membentuk dari tanah
berupa burung, meniupnya dan burung tersebut terbang seperti yang dikisahkan
Al-Qur’an bersumber dari Injil palsu adalah karena kisah tersebut tidak
terdapat dalam Injil yang sekarang ini mereka imani, hanya itu.
Injil Menurut Al-Qur’an
Ada sebuah ayat Al-Qur’an yang
tidak pernah di kutip oleh kafir Kristen pemuja Yesus ketika mereka berbicara
mengenai Injil dalam Al-Qur’an. Ayat itu adalah firman Allah SWT yang artinya, “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi
Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya,
yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang
didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan
kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Al Maa'idah: 46).
Saya tidak pernah melihat seorang
kafir Kristen pemuja Yesus yang mengutip ayat tersebut, bukan karena lupa.
Mereka dengan sengaja tidak mengutip ayat tersebut karena ayat ini bisa
membongkar kepalsuan kitab yang mereka sebut dengan Injil itu. Injil menurut
ayat tersebut adalah firman Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Isa AS sebagai
petunjuk dan cahaya bagi bani Israel. Jika Injil firman Allah SWT yang
diberikan kepada Nabi AS ini ingin dituliskan ke dalam lembaran-lembaran kertas
menjadi sebuah kitab, maka penulisan kitab Injil tersebut sudah pasti akan
terjadi sewaktu Nabi Isa AS masih ada di dunia. Sementara itu, Injil yang di imani
sebagai firman Tuhan oleh kafir Kristen pemuja Yesus itu, bukanlah kitab yang
di dalamnya berisi firman-firman Allah SWT kepada Nabi Isa AS. Kitab itu
hanyalah berisi tentang kisah perjalanan hidup Yesus dalam mengabarkan Injil.
Injil ini pun di tulis jauh setelah Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa AS dari
upaya pembunuhan orang-orang Yahudi.
Sering saya katakan, bahwa Injil
yang di percaya oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai firman Tuhan itu
hanyalah tulisan-tulisan yang tidak diketahui nama penulisnya. Salah satu fakta
mendasar yang diakui kebenarannya adalah bahwa teks-teks awal, begitu juga
rujukan setiap Injil, ditulis sebagai “cerita rakyat yang menghibur jiwa”.Para
penulis teks-teks awal itu tidak memikirkan akurasi sejarah dan doktrin-doktrin
Kristen, karena manusia pada masa itu, yakni sebelum tahun 200 M, tidak
memikirkan hukum dan belum berobsesi menjadikan karya-karya mereka yang telah
beredar dan diterima publik sebagai kitab suci. Pada periode pertama orang
Kristen, hukum-hukum dari Perjanjian Lama belum sepenuhnya ditinggalkan. Proses
penyusunan kitab-kitab Perjanjian Baru berjalan sangat lambat. Dalam rentang
waktu yang lama, manusia tidak berpikir bahwa kitab-kitab ini akan dianggap
suci. Seiring perjalanan waktu, pembacaan kitab-kitab ini di hadapan publik
semakin sering. Meskipun demikian, tiada seorang pun yang menganggap
kitab-kitab ini sama dengan kitab-kitab suci di dalam Perjanjian Lama, bahkan
tidak ada seorang pun yang menyebut kitab-kitab tersebut dengan sebutan Injil.
Setelah polemik yang panjang antara berbagai sekte Kristiani, ketika
masing-masing sekte di desak kebutuhan untuk bersandar pada rujukan yang
otoritatif, konsep kesucian kitab-kitab Perjanjian Baru pun muncul. Dan sekitar
tahun 200 M, secara perlahan-lahan muncullah upaya untuk menjadikan kitab-kitab
itu sebagai kitab suci.
Kesimpulan
Sampai di sini dapat saya
simpulkan, bahwa Injil yang asli adalah firman Allah SWT yang diberikan kepada
Nabi Isa AS. Di tulis dan diajarkan sewaktu Nabi Isa AS masih ada di dunia.
Sedangkan Injil palsu adalah buku atau kitab yang berisi tentang kisah
perjalanan hidup Yesus yang ditulis jauh setelah Allah SWT menyelamatkan Nabi
Isa AS atau Yesus dari upaya pembunuhan. Injil ini ditulis oleh orang-orang
yang tidak dikenal, sampai pada tahun 200 Masehi Injil-injil tersebut sengaja
dinamai dengan murid-murid Yesus agar
Injil-injil ini dapat di akui sebagai firman Tuhan. Umat Islam berkeyakinan,
Injil yang sekarang ini berada di tangan orang Kristen adalah Injil palsu yang
tidak boleh di percaya sebagai firman Tuhan dan harus dihindari. Sekalipun
tanpa nasihat kafir Kristen pemuja Yesus untuk menghindari Injil palsu, umat
Islam sudah melakukannya, yaitu dengan menghindari dan tidak mempercayai Injil
yang ada pada kafir pemuja Yesus, karena Injil yang ada pada mereka adalah
Injil palsu.
0 Response to "Umat Islam, Hindarilah Injil-injil Palsu!"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.