Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Derajat Wanita Bagaimanakah Diangkat Muhammad?

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Islam tidak meningkatkan martabat wanita. Mereka berkata bahwa wanita Arab dahulu menikmati banyak kebebasan dan kemandirian. Kebebasan ini justru kemudian dikekang oleh pemberlakuan hukum-hukum Islam yang ditegakkan oleh Muhammad. Standar yang digunakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus untuk menyatakan martabat wanita meningkat atau tidak bukan bersandar pada ayat-ayat Bible, melainkan bersandar pada kehidupan wanita Barat pada saat ini. Islam dapat dikatakan meningkatkan derajat wanita, apabila kondisi wanita  dalam Islam pada saat itu, selaras dengan kondisi wanita barat pada saat ini, yaitu laki-laki dan wanita harus sejajar, wanita harus bebas mandiri tidak di bawah laki-laki, bebas dalam bergaul dengan laki-laki, bebas dalam berpakaian walaupun itu setengah telanjang. Jika standar ini yang mereka pakai, kafir Kristen pemuja Yesus seharusnya tidak perlu jauh-jauh menilai Islam meningkatkan martabat wanita atau tidak. Untuk apa mereka mengatakan Islam tidak meningkatkan martabat wanita, kalau agama mereka sendiri tidak pernah meningkatkan martabat wanita. Kafir Kristen menuntut agar wanita diperlakukan sama dengan laki-laki, padahal Paulus sendiri tidak mengizinkan wanita untuk mengajar dan memerintah laki-laki. Wanita harus diam saja di rumah. Perlakuan buruk agama Kristen terhadap kaum wanita tercermin dari banyaknya pernyataan tokoh-tokoh gereja yang sangat menyudutkan kaum wanita. Anda dapat membaca pernyataan-pernyataan mereka di bawah ini: 

"Aku ingin supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan istrinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya." (I Korintus 7:32-34)

Inilah sebagian teks yang dijadikan dalil bahwa pernikahan adalah najis dan harus dijauhi. Penyebabnya, mereka beranggapan bahwa wanita adalah najis secara kodrati, penyebab disalib dan dibunuhnya anak Tuhan, dan penyebab semua bentuk kesusahan umat manusia. Karena wanitalah umat manusia diusir dari surga. Anggapan ini telah membuat para pemimpin gereja menyiksa wanita dengan pedih, dan mencelanya dengan kata-kata yang sangat keji, sehingga kondisi sosial kaum wanita benar-benar hancur dan mereka menderita pelbagai bentuk penindasan sepanjang berabad-abad yang lalu.

Ketertipuan oleh Iblis tidak dibebankan kepada Adam dan Hawa secara sekaligus, tapi hanya kepada Hawa. Paulus mengatakan:

"Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. (II Korintus 11:3)

Lagi pula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. (I Timotius 2:14)

Oleh karenanya Paulus melarang perempuan untuk mengajar atau memerintah laki-laki

Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. (1Timotius 2:12)  

Ajaran ini melekat pada pikiran banyak tokoh gereja. Seorang Uskup dari Prancis pada abad ke-12 menulis, "Semua wanita, tanpa kecuali, adalah penggoda. Seperti Hawa, mereka adalah penyebab semua kejahatan di dunia."

Father Gregory de Markus mengatakan, "Aku mencari kesucian di kalangan mereka, tapi tidak kutemukan sama sekali. Tapi, kita dapat menemukan 1 dari 1000 laki-laki yang memiliki kesucian diri dan rasa malu." Dia juga mengatakan, "Kekejaman dan kebuasan adalah watak binatang yang bercakar dan bertaring. Kemarahan yang disertai hasrat membunuh adalah watak ular. Tapi wanita, selain memiliki kedua watak tersebut, juga memiliki watak pendendam dan pendengki."

St Turtullian berkhotbah di hadapan jemaat wanita, "Tahukah kalian bahwa masing-masing orang di antara kalian sama persis dengan Hawa. Sampai sekarang, kutukan Allah masih berlangsung, tapi hanya untuk jenis kalian, sehingga kejahatan dan kedengkian pasti selalu ada di dalam diri kalian. Kalian, wahai kaum wanita, adalah gerbang setan. Kalianlah yang memetik buah terlarang. Kalianlah yang melanggar hukum Tuhan. Kalianlah yang menggoda Adam. Ini kalian lakukan sebelum Iblis menggoda kalian. Kalianlah yang menghilangkan surga Allah dengan sangat mudah dan watak umat manusia. Pedihnya kematian adalah akibat perbuatan buruk kalian. Bahkan, kematian Anak Allah juga disebabkan oleh perbuatan kalian yang sangat keji."

Para gerejawan berpendapat, "Suara wanita seperti desis ular. Mereka seperti kalajengking yang selalu siap menyengat." Menurut mereka, 'Wanita adalah gerbang setan dan jalan penyiksaan seperti sengatan kalajengking. Anak perempuan adalah kebohongan, prajurit dari neraka, musuh perdamaian, dan binatang buas”. Menurut mereka, "Wanita membawa tanduk-tanduk jin dan setan. Setan merasuki jiwa-jiwa manusia melalui tanduk-tanduk tersebut."

St. John Chrysostom, "Wanita adalah kejahatan yang niscaya dan mesti ada, bencana yang dicari-cari, sihir yang sangat ampuh, dan penyakit yang dikemas dalam perhiasan dan keindahan."

St. Clement of Alexandria mengatakan, "Akal adalah amanah bagi kaum lelaki, sehingga dia tidak terjatuh ke dalam kesalahan dan aib. Tapi, memikirkan karakter wanita sungguh memalukan dan merendahkan."

Wester Mark di dalam bukunya, him. 663, mengatakan, "Seorang pendeta besar pernah menyatakan di dalam sebuah pertemuan Freemasonry bahwa wanita tidak memiliki kaitan dan hubungan apa pun dengan spesies manusia.”

Thomas Aquinas mengatakan, "Wanita lebih hina daripada budak. Sebab, sifat budak pada diri seorang budak tidak alami, sedangkan wanita secara kodrati adalah budak bagi ayah, anak laki-laki, dan suaminya."

Paus Innocent VIII, menyatakan bahwa "spesies manusia dan wanita nampak seperti dua hal yang sangat kontradiktif."

Filosof Nietzsche mengatakan, "Jika seorang wanita telah tinggi derajatnya, dia menjadi layaknya sapi. Hati wanita adalah lumbung kejahatan, misteri yang sulit dipecahkan. Laki-laki seyogyanya tidak lupa membawa cemeti jika hendak menemui wanita."

Odo Al-Kani pada abad ke-12 mengatakan, "Memeluk wanita tak ubahnya memeluk sekarung sampah."

St. Turtullian mengatakan, "Wanita adalah gerbang setan menuju jiwa manusia, penantang hukum Allah, dan perusak laki-laki”. Karena itu, Aristobulus berkata, "Laki-laki adalah pola atau kriteria. Wanita adalah laki-laki yang tidak sempurna”. Seorang pendeta Benediktin, Bernard de Moriks, mengatakan tanpa ragu-ragu di dalam puisinya, "Di muka bumi, tiada wanita yang baik."

Pada abad ke-5 M, Konsili Bacon berkumpul dan membahas, "Apakah wanita itu tubuh semata-mata, atau tubuh yang memiliki roh dan mungkin memperoleh keselamatan atau kebinasaan di akhirat." Konsili itu menetapkan bahwa dari neraka Jahannam. Seluruh anak Hawa menyandang cacat ini, kecuali Maryam 'Alaihassalam.

Konsili lain menetapkan, wanita adalah binatang dan najis yang harus dijauhi, tidak memiliki roh dan tidak abadi, tidak perlu diajarkan prinsip-prinsip agama karena ibadahnya takkan diterima, dan tidak akan masuk ke dalam surga dan Kerajaan Tuhan. Tapi, dia wajib mengabdi dan beribadah, mulutnya harus dibungkam seperti unta atau anjing agar tidak tertawa dan tidak berbicara, karena dia adalah tali-tali perangkap setan."

Demikianlah pernyataan para tokoh gereja tentang wanita. Pernyataan-pernyataan keji seperti itu tidak akan anda temukan keluar dari mulut ulama-ulama umat Islam. Jika Anda menemukan perlakuan baik tokoh-tokoh gereja terhadap wanita di zaman sekarang, itu semua hanya usaha agar agama mereka dapat di terima oleh masyarakat di zaman sekarang.

Ayat Al-Quran yang Merendahkan Wanita

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bagaimana Al-Quran menilai wanita? Kita dapat merenungkan apakah benar ayat-ayat ini datang dari Allah sendiri: Qs 4:32 dan 38:44 mengizinkan pemukulan istri; Qs 2:228 dan 24:31 yang meletakkan wanita dibawah pria. Qs 5:6 yang menganggap wanita itu najis dalam kaitan salatnya pria; Qs 4:24 dan 33:52 yang melecehi budak wanita.

Jawaban Saya: Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (An Nisaa': 34)

Pada ayat di atas, Allah mengizinkan seorang suami untuk memukul istrinya jika meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri. Tetapi pukulan tersebut adalah pukulan ringan yang tidak berbekas dan tidak menyakitkan, itu pun sebagai pilihan terakhir setelah dengan cara nasihat dan pisah ranjang tidak membuahkan hasil. Dalam hadits shahih, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian memukul isterinya, seperti ia memukul seorang budak, namun saat hari memasuki waktu senja ia pun menggaulinya." (Shahih Bukhari: 4805)

Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri tidak pernah memukul istri-istri Beliau:

Telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah berkata; "Saya tidak pernah melihat sama sekali Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memukul pembantunya dan tidak pula isterinya. Dan, beliau tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya sama sekali kecuali ketika beliau berjihad di jalan Allah. (Musnad Ahmad: 24734)

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (An Nisaa': 34)

Itu bukan sebuah derajat lebih tinggi dalam kemanusiaan atau dalam karakter. Juga bukan dominasi yang satu atas yang lain atau penindasan yang satu atas yang lain. Itu adalah pembagian kelimpahan anugerah Allah menurut kebutuhan alam yang Allah ciptakan. Kepemimpinan pria atas wanita dalam Islam, seharusnya tidak perlu mendapat celaan jika kafir Kristen pemuja Yesus benar-benar memperhatikan ayat ini, Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah. (1Korintus 11:3).

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Al Maa'idah: 6)

Ayat di atas menjelaskan perihal ketentuan wudhu dan tayamum sebelum seorang Muslim mengerjakan shalat. Di dalam ayat tersebut juga disebutkan salah satu yang menjadi sebab wajibnya wudhu bagi seorang yang akan mengerjakan shalat, yaitu menyentuh perempuan. Inilah yang dipersoalkan oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Mereka berpikir, “jika karena menyentuh perempuan laki-laki harus berwudhu, itu berarti perempuan di anggap najis donk sama Islam”, padahal sama sekali tidak demikian. Bersuci dari hadats dan bersuci dari najis itu dibedakan dalam Islam. Untuk suci dari hadats, seorang Muslim harus mandi, wudhu atau tayamum. Sedangkan agar suci dari najis, bagian yang terkena najis harus di basuh atau dipercikkan air tergantung kadar najisnya. Pada ayat di atas, seorang Muslim yang menyentuh perempuan harus wudhu, ini artinya menyentuh perempuan menjadi sebab berhadastnya laki-laki, bukan menjadi sebab najisnya laki-laki. Karena jika perempuan memang di anggap najis oleh Islam, harusnya laki-laki yang menyentuh perempuan diperintah untuk membasuh tangannya, bukan berwudhu. Jadi, tuduhan kafir Kristen pemuja Yesus yang menganggap wanita di anggap najis dalam Islam adalah tuduhan keliru, yang bermula dari ketidaktahuan dan kebodohan mereka terhadap syariat Islam.

Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan- perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu (Al Ahzab: 52).

Pada ayat di atas dinyatakan Nabi Muhammad tidak dibolehkan kawin sesudah mempunyai isteri-isteri sebanyak yang telah ada itu dan tidak pula dibolehkan mengganti isteri-isterinya yang telah ada itu dengan menikahi perempuan lain, terkecuali hamba sahaya perempuan yang di miliki. Jika kafir Kristen pemuja Yesus menganggap menggauli hamba sahaya perempuan adalah pelecehan, coba tanyakan kepada Tuhan Israel, kenapa Dia membolehkan melecehkan wanita dengan mengharuskan laki-laki untuk menggauli budaknya perempuan?

Apabila ada seorang menjual anaknya yang perempuan sebagai budak, maka perempuan itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar. Jika perempuan itu tidak disukai tuannya, yang telah menyediakannya bagi dirinya sendiri, maka haruslah tuannya itu mengizinkan ia ditebus; tuannya itu tidak berhak untuk menjualnya kepada bangsa asing, karena ia memungkiri janjinya kepada perempuan itu. Jika tuannya itu menyediakannya bagi anaknya laki-laki, maka haruslah tuannya itu memperlakukannya seperti anak-anak perempuan berhak diperlakukan. Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia. Jika tuannya itu tidak melakukan ketiga hal itu kepadanya, maka perempuan itu harus diizinkan keluar, dengan tidak membayar uang tebusan apa-apa." (Keluaran 21:7-11).

Hadis-hadis Juga Merendahkan Wanita

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Terdapat juga hadis yang merendahkan martabat wanita. Hadist Bukhari 6/301 meriwayatkan alasan mengapa wanita lebih banyak di neraka, yaitu karena kurang otak dan agamanya. Hadist ini menegaskan wanita sebagai penghuni mayoritas neraka. HSB 62:81 meriwayatkan hal terpenting yang dibawa wanita ke dalam pernikahan adalah apa yang ada di antara kedua kakinya! HSB 62:58 menjelaskan betapa wanita-wanita yang disodorkan kepadanya, apabila dia (Muhammad) tidak berkenan maka dihadiahkan kepada pria lainnya! Hadis Muslim 4:1039 meriwayatkan Aisha berkata kepada Muhammad, “Engkau telah menyamakan kami dengan anjing dan keledai.” Jadi, benarkah Muhammad membawa pembaharuan martabat wanita ketimbang jaman Jahiliah?

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa alasan mengapa wanita lebih banyak di neraka adalah karena kurang otak (akal) dan agama. Tuduhan kafir Kristen tersebut tidak benar. Yang membuat wanita banyak masuk neraka bukan karena kurang akal dan agamanya, tetapi karena banyak melaknat dan banyak menghina pemberian suami. Saya akan kutip hadits yang di maksud, perhatikan kalimat yang bergaris bawah:

Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ja'far berkata, telah mengabarkan kepadaku Zaid -yaitu Ibnu Aslam- dari 'Iyadl bin 'Abdullah dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari raya 'Iedul Adlha atau Fitri keluar menuju tempat shalat, beliau melewati para wanita seraya bersabda: "Wahai para wanita! Hendaklah kalian bersedekahlah, sebab diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka." Kami bertanya, "Apa sebabnya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari pemberian suami. Dan aku tidak pernah melihat dari tulang laki-laki yang akalnya lebih cepat hilang dan lemah agamanya selain kalian." Kami bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apa tanda dari kurangnya akal dan lemahnya agama?" Beliau menjawab: "Bukankah persaksian seorang wanita setengah dari persaksian laki-laki?" Kami jawab, "Benar." Beliau berkata lagi: "Itulah kekurangan akalnya. Dan bukankah seorang wanita bila dia sedang haid dia tidak shalat dan puasa?" Kami jawab, "Benar." Beliau berkata: "Itulah kekurangan agamanya." (Shahih Bukhari: 293).

Kafir Kristen pemuja Yesus menuduh Nabi Muhammad merendahkan martabat wanita, karena beliau pernah menghadiahkan wanita untuk orang lain. Wanita yang di maksud dalam hadits tersebut adalah wanita hamba sahaya atau budak, dan bukan wanita merdeka. Perlakukan terhadap wanita merdeka dan wanita hamba sahaya atau budak memang berbeda. Wanita hamba sahaya atau budak dapat dijual, dihadiahkan atau dibebaskan sekehendak tuannya. Berlaku tidak hanya hamba sahaya atau budak wanita saja, hamba sahaya atau budak laki-laki juga diperlakukan sama.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim dari Jarir bin Hazim berkata, aku mendengar Al Hasan berkata, telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Taghlib, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah diberi hadiah berupa harta atau tawanan wanita, beliau lalu membagi-bagikannya. Ada orang yang diberi dan ada yang tidak. Kemudian sampai berita kepada beliau bahwa orang-orang yang tidak diberi, mereka mencela (beliau). (Shahih Bukhari: 871).

Jika memperlakukan budak wanita seperti itu di anggap oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai perbuatan yang merendahkan martabat wanita, kenapa mereka tidak mempermasalahkan perbuatan Tuhan Israel yang membolehkan perbudakan?

Tetapi budakmu laki-laki atau perempuan yang boleh kaumiliki adalah dari antara bangsa-bangsa yang di sekelilingmu; hanya dari antara merekalah kamu boleh membeli budak laki-laki dan perempuan. (Imamat 25:44).     

Kafir Kristen pemuja Yesus juga mengatakan ‘Aisyah pernah berkata kepada Nabi Muhammad, “Engkau telah menyamakan kami dengan anjing dan keledai”. Tidak benar jika ‘Aisyah pernah berkata demikian kepada Nabi Muhammad. Kalimat itu dikatakan ‘Aisyah kepada seseorang (bukan Nabi Muhammad) yang mengatakan kepada dirinya bahwa lewatnya anjing, keledai dan perempuan dapat memutuskan shalat. Perhatikan hadits di bawah ini:

Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh bin 'Iyats berkata, telah menceritakan kepada kami Bapakku ia berkata, telah menceritakan kepada kami Al A'masy berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim dari Al Aswad dari 'Aisyah. (dalam jalur lain disebutkan) Al A'masy berkata, telah menceritakan kepadaku Muslim dari Masruq dari 'Aisyah, bahwa telah disebutkan kepadanya tentang sesuatu yang dapat memutuskan shalat; anjing, keledai dan wanita. Maka ia pun berkata, "Kalian telah menyamakan kami dengan keledai dan anjing! Demi Allah, aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat sedangkan aku berbaring di atas tikar antara beliau dan arah kiblatnya. Sehingga ketika aku ada suatu keperluan dan aku tidak ingin duduk hingga menyebabkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terganggu, maka aku pun pergi diam-diam dari dekat kedua kaki beliau." (Shahih Bukhari: 484).

Sedangkan untuk tuduhan kafir Kristen pemuja Yesus yang menyebutkan bahwa terdapat hadits yang menyatakan “hal terpenting yang dibawa wanita ke dalam pernikahan adalah apa yang ada di antara kedua kakinya”. Hadits yang di maksud sudah saya coba untuk mencari, tetapi tidak dapat saya temukan. Hal itu dapat terjadi karena mereka sama sekali tidak mengutip isi hadits yang di maksud. Nomor hadits tidak banyak membantu karena perbedaan penomoran dalam kitab hadits. Tetapi saya yakin, tuduhan itu hanya kesimpulan keliru kafir Kristen pemuja Yesus yang tidak mampu dalam memahami hadits Nabi, sebagaimana ketidakmampuan mereka dalam memahami hadits-hadits di atas.

Reformasi Isa Al-Masih Tentang Wanita

Kafir Kristen pemuja Yesus: Para pengikut Isa Al-Masih percaya akan model pembaharuan yang diserukan-Nya. Keteladanan-Nya senyawa dengan apa yang diperkatakan-Nya. Ia memberi perhatian dan waktu khusus untuk mengajari Maria (bukan ibu-Nya), “Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.” Kepada Marta, saudara Maria, Ia mengajar sekaligus menegur: ”Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” (Injil, Rasul Lukas 10:38-42). Penghormatan Yesus juga didemonstrasikan kepada seorang wanita berdosa Ia datang kepada-Nya untuk mendapatkan belas kasih-Nya. Dan Dia mendapatkannya dengan cuma-cuma (Injil, Rasul Lukas 7:36-39).

Jawaban Saya: Apa yang dilakukan oleh Yesus terhadap murid wanitanya, bukan sesuatu yang pantas di sebut sebagai reformasi. Murid-murid Yesus yang laki-laki dapat memperoleh pengajaran tanpa harus duduk di bawah kaki Yesus. Murid-murid Yesus dapat duduk sejajar dengan gurunya saat mereka memperoleh pengajaran. Tetapi ketika Maria ingin memperoleh pengajaran, dia tidak duduk sejajar dengan gurunya seperti murid-murid laki-laki. Maria harus duduk di bawah kaki Yesus agar dapat memperoleh pengajaran, persis seperti anjing yang ingin memperoleh rempah roti dari meja makan tuannya. Reformasi itu kalau misalnya Maria ditempatkan oleh Yesus duduk sejajar dengan murid-muridnya yang laki-laki, tetapi hal ini tidak pernah terjadi. Penghormatan Yesus kepada wanita berdosa bukan sesuatu yang istimewa sampai harus di sebut sebagai reformasi.   

Nilai Kesaksian Wanita

Kafir Kristen pemuja Yesus: Setelah kebangkitan-Nya, Yesus justru menyatakan diri terlebih dulu kepada murid-murid wanita-Nya. Mereka orang pertama di antara semua murid-Nya yang menjadi saksi atas kebangkitan-Nya (Injil, Rasul Besar Matius 28:8-10). Artinya, nilai kesaksian wanita diangkat dan dihargai Yesus sama dengan pria. Kemartabatan mereka sama dengan kaum pria, tidak menjadi separuh kesaksian pria. Inilah bukti bahwa Yesus menempatkan pria-wanita adalah satu. “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Galatia 3:28).

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus menyatakan diri terlebih dahulu kepada murid-murid wanitanya. Tetapi kalau menurut saya itu hanya faktor kebetulan saja. Mereka yang bertemu pertama kali dengan Yesus adalah murid-muridnya wanita, ya itu karena mereka orang pertama yang mengunjungi makam Yesus. Setelah murid-murid wanita bertemu dengan gurunya, apa yang terjadi? Murid-murid wanita Yesus ini sujud menyembah gurunya, padahal murid-murid Yesus yang laki-laki tidak pernah sujud menyembah saat bertemu dengan Yesus. Kenapa ada perlakuan berbeda antara murid-murid laki-laki dan murid-murid wanita?!    

Pria dan Wanita Mendapat Hak Sama Tentang Keselamatan

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Yesus tidak hanya mereformasi hak-hak wanita secara jasmani. Dalam hal keselamatan, Yesus juga memberi kesempatan yang sama kepada pria dan wanita. Yesus rindu, melalui jaminan keselamatan yang dibawa-Nya, sorga Allah akan ditempati oleh pria dan wanita. Suatu hari Yesus berkata kepada seorang wanita Samaria. Suku yang tidak bersahabat dengan bani Israel, “Tetapi barang siapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:14). Melalui keselamatan yang dibawa-Nya, Yesus telah mematahkan penghalang rasial dan kultural. Kepada wanita Samaria tersebut, Dia menunjukkan identitas-Nya yang sesungguhnya sebagai Mesias. Juga Dia telah memberikan satu hidup kekal kepada wanita tersebut.

Jawaban Saya: Di dalam Islam, keselamatan bukan semata-mata milik laki-laki, tetapi juga milik seorang wanita, perhatikan ayat ini:

Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun. (An Nisaa': 124).


Kesimpulan: Kafir Kristen pemuja Yesus yang mengatakan Nabi Muhammad tidak dapat mengangkat derajat wanita, ternyata tidak mampu membuktikan kepada kita bahwa Yesus dapat melakukannya. Yesus hanya mampu melakukan hal-hal sederhana terhadap wanita, bukan sesuatu yang istimewa sampai harus di sebut sebagai reformasi. Jikalau bukan karena Islam, anak-anak wanita Arab sampai sekarang akan dikubur hidup-hidup. Jikalau bukan karena Islam, anak laki-laki masih dapat mewarisi ibunya ketika ayahnya meninggal. Jikalau bukan karena Islam, wanita tidak akan memperoleh warisan sebagaimana wanita dalam Bible (Bilangan 27: 8-11). Jikalau bukan karena Islam, poligami dapat dilakukan tanpa batas jumlah istri. Jikalau bukan karena Islam, wanita tidak akan dapat belajar atau mengajar. Itulah reformasi Islam terhadap kaum wanita.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Derajat Wanita Bagaimanakah Diangkat Muhammad?"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.