Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Al-Quran Ditabrak oleh Syariat Islam?

Kafir Kristen pemuja Yesus bertanya, Kenapa Hadis Nabi yang bukan wahyu itu harus dijadikan hukum/ syariat dan iman Islam yang bisa-bisa melebihi otoritas Quran, yang wahyu? Saya jawab: sumber hukum dalam Islam bukan hanya Al-Qur’an atau hanya Hadits, tetapi keduanya; Al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur’an hanya memuat hukum syariat secara global, sedangkan di dalam Hadits terdapat rincian hukum syariat yang ada dalam Al-Qur’an. Sebagai contoh; Al-Qur’an memerintahkan umat Islam untuk mendirikan shalat, tetapi di sana tidak terdapat keterangan bagaimana shalat harus dilakukan. Untuk dapat mendirikan shalat dengan benar, umat Islam dapat mengetahuinya dengan membaca dan mempelajari hadits-hadits Nabi yang berkaitan dengan shalat. Hadits merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah Al-Qur’an, umat islam tidak mungkin memahami syariat islam secara mendalam dan lengkap dengan tanpa kembali kepada kedua sumber islam tersebut. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah saw bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan yang semisal bersamanya (As Sunnah). (Sunan Abu Daud: 3988). Jadi jelas, walaupun hadits bersumber pada Nabi Muhammad saw, tetapi semua hukum syariat di dalamnya, baik perintah atau pun larangan berasal dari Allah swt.

Memang benar hadits-hadits Nabi baru dibukukan setelah Nabi Muhammad saw wafat. Memang benar sewaktu hidup Nabi Muhammad saw pernah melarang menulis sesuatu selain Al-Qur’an (Musnad Ahmad: 10663). Tetapi larangan ini bukan larangan yang bersifat mutlak. Pada masa itu ayat-ayat Al-Qur’an masih turun kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad saw melarang menulis sesuatu dari beliau selain Al-Qur’an, karena beliau khawatir Al-Qur’an akan tercampur dengan yang selain ayat-ayat Al-Qur’an. Setelah Nabi Muhammad saw wafat dan Al-Qur’an telah selesai diturunkan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menginstruksikan pembukuan hadits karena merasa khawatir hadits akan hilang dan lenyap, sebab banyak sahabat yang meninggal atau karena khawatir tercampur baurnya hadits asli dan hadits palsu. Karena pada masa itu agama Islam telah meluas dan dianut oleh berbagai ras suku bangsa, muncul pula beragam kepentingan, dan adanya kelompok atheis yang ingin menghancurkan agama Islam dengan cara membuat hadits palsu yang menyesatkan demi mendukung kepentingan mereka. Jadi tidak benar tuduhan kafir Kristen pemuja Yesus bahwa para pengumpul hadits nekat membukukan hadits Nabi karena ingin mendapatkan pengakuan dan otoritas dalam agama Islam.

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dan tatkala ditemukan “Hadis-emas” yang muluk, tak jarang Muslim malahan lebih memilih dan menjagoi apa kata Hadis ketimbang Quran, sekalipun keduanya berseberangan! Contoh klasik yang paling mencolok adalah isyu tentang mukjizat Muhammad. Quran jelas membantah adanya mukjizat Muhammad yang manapun kecuali Quran itulah. Namun Hadis-hadis yang muncul seratusan tahun kemudian semarak dipenuhi dengan pelbagai mukjizat dahsyat Muhammad yang tidak mau kalah dengan mukjizat Yesus! Dan inilah yang diadopsi oleh pride & ego Muslim dengan mengorbankan Quran. Sungguh tragis dan saling melecehkan!

Jawaban Saya: Firman Allah swt: Dan orang-orang kafir Mekah berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata." (Al 'Ankabuut: 50). Ayat ini atau semisalnya bukanlah bantahan Al-Qur’an tentang mukjizat Nabi Muhammad saw. Ayat ini menjelaskan bahwa mukjizat itu kuasa Allah swt dan terserah kepada Allah swt mau memperlihatkannya atau tidak. Tidak semua permintaan orang-orang kafir untuk diperlihatkan mukjizat dipenuhi oleh Allah swt dan tidak semua permintaan orang-orang kafir untuk diperlihatkan mukjizat tidak dipenuhi oleh Allah swt. Jadi jangan berpikir kalau Allah swt atau Nabi Muhammad saw tidak dapat bermukjizat karena tidak memenuhi permintaan orang-orang kafir untuk diperlihatkan mukjizat. Allah swt pernah memperlihatkan mukjizat dengan perantaraan Nabi Muhammad saw, tetapi setelah melihatnya orang-orang kafir mendustakannya dengan mengatakan mukjizat itu adalah sihir. Mukjizat ini tidak hanya tertulis dalam hadits tetapi juga telah diabadikan dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah;

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus." (Al Qamar: 1-2).

Shalat Quran Ditabrak Shalat Hadis

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Pelecehan Quran berlanjut dengan isu besar yang tak tuntas-tuntasnya tentang shalat fardhu 5 waktu. Kenapa Muslim mengikuti Hadis yang mewajibkan 5 waktu, dan bukan Quran? Padahal tidak satu pun ayat Quran yang memunculkan angka lima maupun nama-nama waktu spesifik untuk ke 5-waktu shalat, kecuali hanya berunsurkan tiga waktu saja:

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat fajar itu disaksikan (oleh malaikat)”. (QS.17:78).

Jawaban Saya: Di sini kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Muslim telah melecehkan Al-Qur’an dengan mengikuti hadits yang mewajibkan shalat lima waktu, sedangkan dalam Al-Qur’an hanya disebutkan tiga waktu shalat. Memang benar Al-Qur’an hanya menyebut waktu shalat hanya tiga waktu, tanpa shalat Zuhur dan Ashar. Tetapi seperti yang telah saya sampaikan di awal, sumber hukum dalam Islam bukan hanya Al-Qur’an atau hanya Hadits, tetapi keduanya; Al-Qur’an dan Hadits. Walaupun shalat Zuhur dan Ashar tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, tetapi Rasulullah saw telah menyebutkan shalat Zuhur dan Ashar. Al-Qur’an hanya menyebutkan tiga waktu shalat, sedangkan Hadits menyebutkan lima waktu shalat. Apakah dengan menjalankan shalat lima waktu, seorang Muslim tidak dapat dikatakan melecehkan Al-Qur’an? Sama sekali tidak, karena Allah swt sendiri yang meminta orang beriman untuk taat bukan hanya kepada diri-Nya, tetapi juga taat kepada Rasul-Nya, Muhammad saw, sebagaimana firman-Nya;

Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (Al Maa'idah: 92).

Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (At Taghaabun: 12).

Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. (An Nuur: 56).

Hadits Nabi adalah satu dari dua sumber syariat Islam setelah Al-Quran. Fungsi hadits dalam syariat Islam sangat strategis. Di antara fungsi hadits yang paling penting adalah menafsirkan Al-Qur`an dan menetapkan hukum-hukum lain yang tidak terdapat dalam Al-Qur`an. Oleh karena kedudukan hadits Nabi yang demikian penting, kafir Kristen pemuja Yesus merasa sangat berkepentingan untuk menghancurkan keyakinan umat Islam terhadap hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua. Kafir Kristen pemuja Yesus yang menganggap hadits sebagai dongeng yang di ada-adakan, dicocok-cocokkan yang muncul ratusan tahun setelah Nabi Muhammad saw wafat. Anehnya, walaupun mereka tidak mengakui Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, mereka mengutip sabda Nabi Muhammad saw tentang larangan menulis Hadits, padahal ucapan Rasulullah itu hanya ditemukan dalam Hadits yang tidak mereka akui. Jika kafir Kristen pemuja Yesus dapat begitu kritis terhadap hadits, bagaimana mungkin mereka sampai sekarang masih menganggap Injil adalah firman Tuhan?

Padahal Injil adalah kitab yang tidak pernah di kenal oleh Yesus. Injil ditulis oleh orang-orang tidak dikenal, yang baru pada tahun 200 Masehi Injil-injil tersebut sengaja dinamai  dengan murid-murid Yesus agar Injil-injil ini dapat di akui sebagai firman Tuhan. Pada periode pertama orang Kristen, Injil hanya di anggap sebagai cerita rakyat. Para penulis Injil tidak memikirkan akurasi sejarah dan doktrin-doktrin Kristen, karena manusia pada masa itu, yakni sebelum tahun 200 M, tidak memikirkan hukum dan belum berobsesi menjadikan karya-karya mereka yang telah beredar dan diterima publik sebagai kitab suci. Proses penyusunan kitab-kitab Perjanjian Baru berjalan sangat lambat. Dalam rentang waktu yang lama, manusia tidak berpikir bahwa kitab-kitab ini akan dianggap suci.

Hadits vs Injil

Seluruh nas hadits Nabi memiliki jalur periwayatan (sanad) yang bersambung langsung kepada sumber pertama yaitu Nabi Muhammad SAW. Bila sebuah hadits terdapat jalur periwayatan (sanad) yang cacat atau rusak, maka statusnya menjadi hadits dhaif (lemah) dengan klasifikasi, antara lain hadits mursal, hadits munqathi’, hadis mudallas, hadits mu’dhal, dan hadits mu’allaq. Selain sanad harus bersambung tanpa terputus, nama-nama periwayat (rowi) harus orang-orang terpercaya (tsiqah). Bila dalam daftar nama periwayat hadits ada yang tidak tsiqah (cacat moral), maka statusnya juga dhaif dengan berbagai klasifikasi, antara lain: hadits maudhu', hadits matruk, hadits mungkar, hadits mu'allal, hadits mudhthorib, hadits maqlub, hadits munqalib, hadits mudraj dan hadits syadz.

Sedangkan dalam tradisi kekristenan, tak satu pun ayat Injil dalam Bibel yang memiliki jalur riwayat yang bersambung kepada Nabi Isa (Yesus). Jika ditelaah menurut kacamata ilmu hadits, maka seluruh ayat Bibel adalah dhaif semua dalam kategori munqathi’ (terputus jalur) karena periwayatnya tidak diketahui (majhul) maupun tidak jelas asalnya (la ashla lahu). Berdasarkan penelitian ilmuwan Kristen sendiri, para penulis empat Injil dalam Bibel, yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes, semuanya bukan murid Yesus.


Dari pada mengkritik hadits, alangkah baiknya kafir Kristen pemuja Yesus mempergunakan waktunya untuk lebih banyak meneliti Injil. Sibuk mencari selumbar yang ada di mata umat Islam, tetapi balok kayu segede gunung di mata sendiri tidak di urus. Bagaimana kalian bisa mencari selumbar di mata umat Islam, kalau mata kalian sendiri tertutup oleh balok kayu segede gunung. Hai orang kafir, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata umat Islam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al-Quran Ditabrak oleh Syariat Islam?"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.