Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Mengenai peringatan hari raya
Idul Adha, Al-Quran mencatat sebuah ayat yang menarik. Ayat ini tentang pengurbanan Nabi Ibrahim
AS. Ia mengurbankan seekor domba jantan
sebagai pengganti anak lelaki yang disayanginya. “Kami tebusi anaknya itu
sembelihan yang besar (seekor kambing / domba).” (QS 37:107).
Al-Quran Menggambarkan Sembelihan Dengan “Adzim” (Besar)
“Adzim” (Besar) adalah nama yang
digunakan bagi Allah. Tapi ayat di atas juga menggunakan nama tersebut bagi
korban sembelihan yang nilainya lebih kecil dibandingkan anak Ibrahim. Apa
maksud Al-Quran dengan ayat tersebut? “Sembelihan besar” ini adalah sebuah
simbol yang melambangkan keagungan. “Sembelihan besar” menjadi alat penebusan
Allah bagi anak lelaki Ibrahim. Inilah
merupakan kemurahan hati Allah. Kematian domba jantan itu telah menebus manusia
dan memberikan hidup kepadanya.
Jawaban Saya: Firman
Allah SWT: Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar. (Ash-Shaffat: 107).
Sufyan As- Sauri telah
meriwayatkan dari Jabir Al-Ju'fi, dari Abut Tufail dari Ali r.a. sehubungan
dengan makna firman-Nya: Dan Kami tebus
anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (Ash-Shaffat: 107). Yakni
dengan kambing gibasy yang berbulu putih, gemuk, lagi bertanduk yang telah
diikat di pohon samurah. Abut Tufail mengatakan bahwa mereka (berdua) menemukannya
dalam keadaan telah terikat di pohon samurah yang ada di Bukit Sabir. Jadi
pengertian yang benar dari “sembelihan yang besar” pada ayat tersebut adalah sembelihan
yang besar dalam arti harfiah, yakni kambing gibasy yang besar dan gemuk, tidak
ada makna simbolis seperti yang dikatakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus.
Mereka mengatakan demikian karena bermaksud menyesatkan umat Islam dari jalan
yang lurus.
Allah yang Menebus dan Menyediakan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Karena Allah yang menebus anak
lelaki Ibrahim melalui sembelihan. Sembelihan yang Allah sediakan ialah sebuah
domba jantan yang benar-benar murni dan tanpa cacat sedikit pun. Al-Quran tidak
bicara mengenai tempat penyembelihan tersebut.
Namun Kitab Taurat, Kejadian 22:3 menulis: Allah memerintahkan Ibrahim
untuk pergi ke Gunung Moria. Ratusan tahun kemudian, Raja Sulaiman membangun
Bait Allah di atas gunung yang sama.
Jawaban Saya: Tidak ada sesuatu yang harus saya jawab.
Apa Tujuan Berkurban Pada Idul Adha?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Beberapa orang berpendapat
tujuan berkurban supaya orang miskin dapat mengambil manfaat dengan makan
dagingnya. Pendapat itu tidak salah.
Tetapi benarkah tujuan Allah atas kurban semata-mata hanya itu? Tidak
ada perintah dalam Al-Quran untuk berkurban saat Idul Adha. Satu-satunya alasan
adalah meneladani ketaatan Nabi Ibrahim saat berkurban (QS 37:100-113). Dan
saat itu dia tidak berada di antara orang-orang miskin. Karena dia takut kepada
Allah dan menyadari dosa-dosanya, maka dia memerlukan tebusan dari Allah.
Al-Quran mencatat “Dan yang amat kuinginkan (Nabi Ibrahim) akan mengampuni
kesalahanku pada hari kiamat" (QS 26:82). Maka seharusnya tujuan seseorang
berkurban adalah karena percaya kepada Allah, pada apa yang telah dilakukan-Nya
serta memohon pengampunan dan penebusan-Nya.
Jawaban Saya: Firman Allah SWT: dan
Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. (Asy
Syu'araa': 82). Ayat itu memang ucapan Nabi Ibrahim AS kepada kaumnya yang
sengaja Allah SWT abadikan di dalam Al-Qur’an. Tetapi salah jikalau kafir
Kristen pemuja Yesus menganggap ayat tersebut sebagai alasan Nabi Ibrahim AS
memerlukan tebusan dari Allah. Nabi Ibrahim AS bermaksud menyembelih anaknya
yang kemudian di ganti dengan sembelihan yang besar bukan karena beliau merasa
berdosa dan ingin di ampuni dosanya, melainkan sekedar menjalankan perintah
Allah SWT yang dimaksudkan sebagai ujian kepada Nabi Ibrahim AS dan anaknya
Ismail. Ayat Al-Qur’an dengan sangat jelas menyatakan demikian,
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia
menjawab, "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia, "Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, "sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar. (Ash-Shaffat: 102-107).
Hukum penebusan dosa dengan
mengorbankan hewan tebusan merupakan syariat Nabi Musa AS yang terdapat dalam
Taurat. Sangat aneh kalau kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Nabi Ibrahim AS
memerlukan tebusan untuk dosa-dosanya, sementara Nabi Ibrahim AS hidup jauh
sebelum Nabi Musa AS dan Taurat diturunkan. Coba periksa sekali lagi, apakah
Bible menyebut penebusan dosa dengan mengorbankan hewan tebusan terdapat pada
zaman Nabi Ibrahim AS masih hidup.
Kafir Kristen pemuja Yesus
berkata bahwa tidak ada perintah Al-Qur’an untuk berkurban saat Idul Adha. Jelas
itu pernyataan yang sangat salah. Karena dengan sangat gamblang Al-Qur’an
menyebutkan Allah SWT mensyariatkan penyembelihan kurban;
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban),
supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah
direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena
itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (Al Hajj: 34).
Dalam Hadits Shahih Rasulullah
SAW juga bersabda, "Sesungguhnya
yang pertama kali kita lakukan pada hari ini adalah melaksanakan shalat
('iedul adlha) kemudian kembali pulang dan menyembelih binatang kurban,
barang siapa melakukan hal ini, berarti dia telah bertindak sesuai dengan
sunnah kita, barang siapa menyembelih binatang kurban sebelum (shalat ied),
maka sembelihannya itu hanya berupa daging yang ia berikan kepada keluarganya,
tidak ada hubungannya dengan ibadah kurban sedikitpun." (Shahih Bukhari: 5134).
Kurban Seperti Apakah Yang Layak Menggantikan Kita Dihadapan Allah?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Sapi Kurban“Daging-daging unta
dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. . . . ” (QS 22:37). Kurban
yang layak menggantikan kita dihadapan Allah haruslah lebih tinggi dari seekor
hewan. Karena Allah hanya menerima ketaqwaan yang hanya dimiliki oleh manusia,
maka kurban yang dapat diterima Allah hanyalah kurban seorang manusia.
Jawaban Saya: Firman Allah SWT, Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah. Tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat
mencapainya. (Al-Hajj: 37). Maksudnya, Dialah Allah SWT Yang Maha Kaya lagi
Maha Pemberi Rezeki, tiada sesuatu pun dari daging atau darah hewan-hewan
kurban itu yang dapat mencapai ridha Allah. Yang diterima oleh Allah SWT dalam
ibadah kurban adalah ketakwaan dari hamba-Nya yang ikhlas menjalankan perintah
Allah SWT untuk menyembelih hewan kurban. Untuk mencapai keridhaan Allah SWT,
cukup bagi seorang hamba untuk mengorbankan hewan sembelihan, tidak perlu
sampai harus menjadikan seorang manusia menjadi kurban sembelihan. Menjadikan manusia
menjadi kurban adalah tindakan keji dan biadab yang hanya dilakukan oleh para pemuja
syaitan.
Ciri-ciri “Kurban Besar”
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jelas, harus manusia suci,
tanpa dosa, dan dikirim Allah. Beberapa orang berpendapat bahwa semua nabi
tidak berdosa. Benarkah demikian?
Al-Quran mencatat: Adam dan Hawa berdosa (QS 7:23 ); Nuh berdosa (QS
11:47 ); Ibrahim berdosa (QS 26:82; 14:41 ); Musa berdosa (QS 28:15-16); Harun
berdosa (QS 20:93); Daud berdosa (QS 38:24 ); Sulaiman berdosa (QS 38:32,35 );
Yunus berdosa (QS 21:87 ); Muhammad berdosa (QS 48:2; 47:19). Bagaimana dengan
Isa Al-Masih? Tidak ada ayat dalam Al-Quran yang mengatakan Isa Al-Masih
berdosa. Sebaliknya Al-Quran mencatat: "Sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang
suci." Kata “suci” hanya ditujukan
kepada Isa Al-Masih. Kedatangan-Nya disebut ajaib karena Dia satu-satunya yang
dilahirkan oleh seorang perawan (QS 21:91; 66:12), juga memiliki Kebesaran (QS 3:45; 4:171) dan disebut “Kalimat-Nya dan
roh dari pada-Nya”.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Isa Al-Masih
tidak berdosa sehingga pantas dijadikan tumbal penebus dosa. Al-Qur’an memang tidak
pernah menyebut Nabi Isa AS berbuat dosa, tetapi Bible Perjanjian Baru
menyebutkannya.
Suatu hari Yesus di ajak oleh
saudara-saudaranya untuk menghadiri sebuah pesta, Yesus menolak dengan alasan
waktunya belum genap. Tetapi setelah saudara-saudaranya pergi ke pesta, Yesus
pun pergi ke pesta tersebut dengan diam-diam (Yohanes 7:10). Perbuatan Yesus
tersebut tergolong perbuatan dosa karena melanggar hukum Taurat yang melarang
berbohong dan berdusta (Imamat 19:11). Yesus juga pernah menyuruh
murid-muridnya untuk mengambil keledai betina milik orang lain tanpa izin
pemiliknya (Matius 21:2). Perbuatan Yesus tersebut dapat digolongkan sebagai
tindak pencurian, karena definisi mencuri itu adalah mengambil properti milik
orang lain tanpa izin pemiliknya. Mencuri termasuk perbuatan dosa karena hukum
Taurat melarang perbuatan tersebut (Keluaran 20:15, 17).
Telah terbukti, bahwa Yesus
bukanlah manusia suci yang dapat hidup tanpa berbuat dosa. Hukum Taurat
menghendaki korban tebusan haruslah tidak bercacat, seperti timpang atau buta
(Ulangan 15:21). Yesus yang dapat berbuat dosa atau berdosa adalah bukti bahwa
Yesus bukanlah korban yang sempurna untuk tebusan dosa. Ibarat hewan tebusan,
Yesus itu cacat; timpang atau buta.
Menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa tidak akan pernah membuat orang
Kristen tertebus dosanya, karena Yesus yang mereka jadikan korban penebus dosa
tidak sempurna sehingga tidak berkenan kepada Allah.
Isa Al-Masih “Kurban” yang Besar
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dengan demikian Isa Al-Masih
adalah satu-satunya yang dapat menjadi kurban yang sebenarnya. Mengapa? Karena
Dia suci, datang ke dunia dengan cara ajaib, dan dikirim Allah. Seperti halnya
kurban yang harus terlebih dahulu hidup lama sebelum siap dikurbankan, demikian
juga Isa Al-Masih. Ia hidup cukup lama sebelum mengurbankan diri-Nya sebagai
tebusan. Kematian-Nya di kayu salib telah membuat darah-Nya tertumpah. Dia
adalah lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak
Zakaria: “Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikurbankan untuk menebus
dosa-dosa dunia.” Kematian-Nya telah memberikan hidup kepada manusia. Ia membangkitkan orang dari kematian sebelum
Dia sendiri mati. Dia, yang tidak berdosa telah menyerahkan diri-Nya bagi orang
berdosa. Dan menjadi tebusan serta memberi hidup bagi orang berdosa.
Jawaban Saya: Telah saya jawab di atas, bahwa Yesus bukanlah
manusia suci yang bebas dari perbuatan dosa. Menjadikan Yesus sebagai tumbal
penebus dosa, sama dengan menjadikan hewan cacat, buta atau timpang sebagai korban
penebus dosa. Menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa tidak akan pernah
membuat orang Kristen tertebus dosanya, karena Yesus yang mereka jadikan tumbal
penebus dosa tidak sempurna sehingga tidak berkenan kepada Allah. Oleh karena
itu, sudah saatnya orang Kristen mulai berpikir lebih serius tentang
keselamatan dirinya. Jangan mau lagi tertipu dengan berbagai doktrin gereja
tentang keselamatan yang sudah terbukti salah. Mulailah dari sekarang
mempelajari agama Islam. Buang jauh-jauh gengsi, rasa iri dan dengki dalam
hati. Hidup kalian hanya sekali, kesempatan untuk memperbaiki diri juga hanya
sekali. Manfaatkanlah dengan baik hidup kalian yang hanya sekali itu untuk mencari
kebenaran. Kami umat Islam pasti akan selalu mendoakan kalian agar secepatnya
memperoleh hidayah. Amiiin.
Rahasia Berkah Idul Adha!!
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa Al-Masih bukan hanya
satu-satunya yang dapat menjadi kurban, tetapi Dia adalah “kurban besar” itu
karena menggambarkan semua sifat kurban itu. Dengan demikian kita dapat
mengerti dalam pengertian yang lebih luas arti rahasia dari ayat “Kami tebusi
anaknya itu dengan sembelihan yang besar (seekor domba)” (QS 37:107). Mengapa
dia “besar?” Karena pengurbanan besarnya mencakup seluruh umat manusia.
Jawaban Saya: Tidak perlu lagi saya ulangi jawaban saya, silakan
baca kembali jawaban-jawaban saya di atas.
Kesimpulan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kematian domba jantan itu telah
menebus dan memberikan hidup bagi anak lelaki Nabi Ibrahim. Tujuan berkurban
karena percaya kepada Allah, pada apa yang telah dilakukan-Nya, memohon
pengampunan dan penebusan-Nya. Kurban yang dapat diterima Allah adalah kurban
seorang manusia yang suci dan tanpa dosa. Isa Al-Masih satu-satunya yang dapat
menjadi kurban 'kurban besar'. Karena Dia suci, datang ke dunia dengan cara
ajaib, dikirim Allah dan kematian-Nya memberikan hidup kepada manusia sebagai
tebusannya. Jelas, Isa Al-Masih mengorbankan diri-Nya bagi seluruh manusia
termasuk Saudara. Hari ini, dengan
menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, Saudara dapat menikmati hidup yang
kekal. Kiranya Saudara mendoakan doa keselamatan dalam “Tindakan Ke-Enam” pada
seksi tentang Jalan Keselamatan di situs ini.
Jawaban Saya: Dosa asal adalah dosa akibat dari ketidaktaatan Adam.
Dosa ini hanya dapat ditebus hanya dengan mengkorbankan darah Tuhan yang telah
turun dalam rupa manusia Yesus. Orang yang ingin menyucikan dirinya dari dosa
asal harus menerima Yesus sebagai Tuhan, penebus dan juru selamat. Oleh karena
dalam Islam tidak dikenal yang namanya dosa asal, maka seorang Muslim dapat
dikatakan tidak perlu menyucikan dirinya dari dosa asal. Seorang Muslim juga
tidak perlu sampai menjadikan Tuhan sebagai korban penebus dosa. Seorang Muslim
TIDAK BUTUH Yesus sebagai penebus dosa, Tuhan dan juru selamat dirinya.
0 Response to "Rahasia Berkah Idul Adha"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.