Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Saudara Karno dengan tegas
berpegang tentang nabi Islam, 'hanya beliau yang dapat memberikan syafaat
kepada umat manusia karena itu kelebihan yang Allah berikan kepadanya.'
Di mana ada ayat demikian?
Bukankah yang dikatakan tentang nabi Islam dalam Sura 46:9 "Katakanlah:
Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui
apa yang akan diperbuat terhadap aku dan tidak pula terhadapmu..." Membaca
ayat ini jelas beliau tidak tahu masa depannya sendiri, juga ia tidak tahu apa
yang akan Allah perbuat terhadap para pengikutnya. Ia sendiri tidak punya
keyakinan keselamatan dan juga tidak dapat menjamin keselamatan mereka yang
mengikuti ajarannya. Bukankah Sura 33:56 memberikan pesan "Hai orang-orang
yang beriman, bersyalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan
kepadanya."? Terjemahan Arbery dalam bahasa Inggris berbunyi, "O
believers, do you also bless him and pray him peace." Benarkah rasul ini
yang belum yakin akan keselamatannya sendiri dan yang perlu di 'syalawat'i bisa
mempunyai kuasa untuk 'memberikan syafaat kepada umat manusia'?
Ini lain sekali dari Isa Al-Masih
yang turun dari sorga dan kembali ke sorga. Firman Allah tentang Isa Al-Masih
ialah: "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua
orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk
menjadi Pengantara mereka.” (Injil, Surat Ibrani 7:25) "Sebab Imam Besar
yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda,
yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga.” (Injil, Surat Ibrani 7:26).
Jawaban Saya: Firman Allah SWT, Katakanlah:
"Aku bukanlah rasul yang pertama di
antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku
dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang
diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang
menjelaskan." (Al Ahqaaf: 9).
Abu Bakar Al-Huzali telah
meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri sehubungan dengan makna firman-Nya: dan aku tidak mengetahui apa yang akan
diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. (Al-Ahqaf: 9) Adapun di
akhirat, maka mendapat pemaafan dari Allah, dan telah diketahui bahwa hal itu
berarti dimasukkan ke dalam surga. Tetapi Nabi SAW mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui apakah yang akan dilakukan terhadap dirinya dan tidak (pula)
terhadap diri mereka di dunia ini. Apakah beliau SAW akan diusir
sebagaimana para nabi sebelumnya diusir dari negerinya? Ataukah beliau akan di
bunuh sebagaimana para nabi terdahulu banyak yang dibunuh? Nabi SAW bersabda, "Aku tidak mengetahui apakah kalian
akan dibenamkan ke dalam bumi ataukah dilempari batu-batuan dari langit?"
Pendapat inilah yang dijadikan
pegangan oleh Ibnu Jarir, dan bahwa tiada takwiI lain selain ini.
Dan memang tidak diragukan lagi
pendapat inilah yang sesuai dengan takwil ayat, karena sesungguhnya mengenai
nasib di akhirat sudah dapat dipastikan tempat kembali Rasulullah SAW adalah
surga, begitu pula orang-orang yang mengikutinya. Ada pun apa yang dilakukan
terhadap dirinya (Nabi SAW) di dunia ini, maka beliau tidak mengetahui apakah
akibat dari urusannya dan urusan orang-orang musyrik Quraisy, bagaimanakah
kesudahannya nanti, apakah mereka akan beriman ataukah mereka tetap pada kekafirannya
yang akibatnya mereka akan diazab dan dimusnahkan. (Tafsir Ibnu Katsir).
Jadi ayat yang dipermasalahkan
oleh kafir Kristen pemuja Yesus sama sekali tidak dapat dijadikan bukti Nabi
Muhammad SAW tidak dapat memberi syafaat dengan alasan belum pasti selamat.
Karena yang tidak diketahui Nabi Muhammad SAW adalah nasib beliau di dunia,
bukan di akhirat. Mengenai nasib Nabi Muhammad SAW di akhirat sudah dapat
dipastikan tempat kembali Rasulullah SAW adalah surga, karena Allah SWT telah
melimpahkan rahmat-Nya kepadanya;
Telah menceritakan kepada kami
Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari Sa'id Al Maqburi dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Salah seorang
dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka para
sahabat bertanya; 'Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau
menjawab: 'Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya
kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan
imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan
(lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka
kalian akan sampai." (Shahih Bukhari 5982).
Firman Allah SWT, Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al Ahzab: 56)
Pertanyaan mengenai shalawat Nabi
seharusnya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, karena jawaban tentang hal
tersebut telah banyak di jawab oleh saudara-saudara Muslim. Jadi, tinggal
bagaimana umat Kristen mau atau tidak mencari jawaban dari pertanyaannya
sendiri. Bagi kami sendiri, Shalawat yang selalu kami lakukan bukan bertujuan
untuk mendoakan keselamatan Nabi Muhammad SAW, tidak sama sekali. Shalawat yang
kami lakukan dimaksudkan sebagai salam penghormatan dan pujian kepada Nabi
Muhammad SAW. Shalawat dalam Islam juga tidak pernah dikhususkan kepada Nabi
Muhammad SAW saja, tetapi kepada seluruh Nabi dan Rasul Allah SWT lainnya
(Ash-Shaaffaat' :181), seperti kepada Nabi Ibrahim AS (Ash-Shaaffaat'
:108-109), Musa AS dan Nabi Harun AS (Ash-Shaaffaat':119-120), Nabi Nuh AS
(Ash-Shaaffaat':78-79), Nabi Ilyas (Ash-Shaffaat':129-130), Nabi Yahya (Maryam:
12-15) dan Nabi Isa AS (Maryam: 30-33). Bahkan dalam Bibel Perjanjian Baru
Yesus juga di Shalawatkan, seperti pada ayat-ayat di bawah ini:
“Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat aku
lagi, hingga kamu berkata: DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama
Tuhan!” (Matius 23:39)
“Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi
aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat aku lagi hingga pada saat kamu
berkata: DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan!” (Lukas
13:35)
“Kata mereka: “DIBERKATILAH DIA yang datang sebagai raja dalam
nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang maha tinggi!”
(Lukas 19:38)
Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Isa Al Masih
sambil berseru-seru: “Hosana! DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama
Tuhan, Raja Israel!” (Yohanes 12:13).
Hosana dalam kata Ibrani yang
berarti: Berilah kiranya keselamatan, kami berdoa. Jadi Yesus juga di
doakan agar dirinya selamat. Jika kita menggunakan logika kafir Kristen pemuja
Yesus bahwa yang di doakan agar selamat belum pasti selamat, maka Yesus dapat
dikatakan belum pasti selamat. Kalau Yesus belum pasti selamat, bagaimana
mungkin dia bisa menyelamatkan manusia?
Kata syafa’at telah disebutkan
berulang kali dalam hadits Nabi baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun
akhirat. Yang dimaksud dengan syafa’at adalah doa untuk meminta diampuninya
dosa dan kesalahan di antara manusia. Secara istilah, syafa’at adalah menjadi
perantara (penghubung) dalam menyelesaikan hajat yaitu perantara antara orang
yang memiliki hajat dan yang bisa menyelesaikan hajat. Dalam sebuah hadits,
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap Nabi
memiliki doa yang mustajab (yang di terima/dikabulkan Allah SWT), maka setiap
nabi menyegerakan doanya, dan sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai
syafa'at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa'atku akan
mencakup orang yang mati dari kalangan umatku yang tidak mensyirikkan Allah
dengan sesuatu apa pun.” (Shahih
Muslim: 296).
Nabi Muhammad SAW Memberikan Syafaat, Ketika Isa Al-Masih Tidak
Dapat Melakukannya
Dalam sebuah hadits Shahih Nabi
Muhammad SAW disebutkan akan memberikan syafaat ketika semua Nabi-Nabi tidak
dapat melakukannya. Termasuk Isa Al-Masih atau Yesus yang selama ini mereka
sembah, dia tidak akan dapat memberikan syafaat kepada manusia,
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Muqatil Telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah Telah mengabarkan
kepada kami Abu Hayyan At Taimi dari Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam diberi
sepotong daging maka beliau pun mengangkat lengannya, dan beliau menyukai
daging itu, hingga beliau menggigitnya. Setelah itu beliau bersabda: "Aku pemimpin manusia pada hari kiamat,
tahukah kalian kenapa? Allah akan mengumpulkan semua manusia dari yang pertama
hingga yang akhir dalam satu tanah lapang, seorang penyeru akan menyeru mereka,
pandangan menembus mereka dan matahari mendekat, duka dan kesusahan manusia
sampai pada batas yang tidak mampu mereka pikul.
Orang-orang saling berkata satu sama lain: Apa kalian tidak melihat
yang telah menimpa kalian, apakah kalian tidak melihat siapa yang memberi
kalian syafaat kepada Rabb kalian. Orang-orang saling berkata satu sama lain:
Hendaklah kalian menemui Adam. Mereka menemui Adam lalu berkata: Engkau adalah
bapak seluruh manusia, Allah menciptakanmu dengan tanganNya, meniupkan ruh-Nya
padamu dan memerintahkan para malaikat lalu mereka sujud padamu, berilah kami
syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat
yang menimpa kami? Adam berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar
marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah
seperti itu sesudahnya, dulu Ia melarangku mendekati pohon tapi aku durhaka. Oh
diriku, Oh diriku, Ohh diriku. Pergilah pada selainku, pergilah ke Nuh.
Mereka mendatangi Nuh lalu berkata: Hai Nuh, engkau adalah rasul
pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur,
berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau
tidak melihat yang menimpa kami? Nuh berkata kepada mereka: Rabbku saat ini
benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan
pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku,
Oh diriku, Oh diriku, Oh diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Ibrahim.
Mereka mendatangi Ibrahim lalu berkata: Wahai Ibrahim, engkau nabi
Allah dan kekasihNya dari penduduk bumi, berilah kami syafaat kepada Rabbmu,
apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami?
Ibrahim berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak
pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu
sesudahnya, dulu aku pernah bedusta tiga kali -Abu Hayyan menyebut
ketiga-tiganya dalam hadits ini- oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada
selainku, pergilah ke Musa.
Mereka menemui Musa lalu berkata: Wahai Musa, engkau utusan Allah,
Allah melebihkanmu dengan risalah dan kalamNya atas seluruh manusia, berilah
kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak
melihat yang menimpa kami? Musa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini
benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan
pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah membunuh jiwa padahal aku tidak
diperintahkan untuk membunuhnya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada
selainku, pergilah ke 'Isa.
Mereka mendatangi 'Isa lalu berkata: Hai 'Isa, engkau adalah
utusan Allah, kalimatNya yang disampaikan ke maryam, ruh dariNya, engkau
berbicara pada manusia saat masih berada dalam buaian, berilah kami syafaat
kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang
menimpa kami? Isa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia
tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu
sesudahnya, namun ia tidak menyebut dosanya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah
ke selainku, pergilah ke Muhammad.
Mereka mendatangi Muhammad lalu berkata: Wahai Muhammad, engkau adalah
utusan Allah, penutup para nabi, dosamu yang telah lalu dan yang kemudian
telah diampuni, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat
kondisi kami. Lalu aku pergi hingga sampai di bawah 'arsy, aku tersungkur sujud
pada Rabbku lalu Allah memulai dengan pujian dan sanjungan untukku yang belum
pernah disampaikan pada seorang pun sebelumku, kemudian dikatakan: Hai
Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti kau diberi, berilah syafaat nicaya
kau diizinkan untuk memberi syafaat. Maka aku mengangkat kepalaku, aku
berkata: Wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku.
Ia berkata: Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari ummatmu
melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia
selain pintu-pintu itu." Setelah itu beliau bersabda: "Demi Dzat
yang jiwaku berada ditanganNya, jarak antara dua daun pintu-pintu surga seperti
jarak antara Makkah dan Himyar atau seperti jarak antara Makkah dan
Bashrah."
Siapakah yang dapat memberi
syafaat bagi manusia? Jawabannya adalah Nabi Muhammad SAW, bukan Isa Al-Masih
atau Yesus.
Itu membantah dogma kristen yang mengatakan bahwa isa as adalah juruselamat untuk masuk syurga. Emang dalam al-qur'an isa disebut juruselamat tapi hanya sebatas di dunia saja dan itupun dikhususkan hanya untuk kaum bani Israel yang udah jauh tersesat tapi tidak untuk di akhirat. Sedangkan Muhammad bisa menjadi juruselamat ( pemberi syafaat ) di akhirat kelak. Kasihan umat kristiani berharap syafaat kepada orang yang salah padahal isa diutus hanya untuk bani israel tapi saat ini kita ketahui bahwa umat kristen sudah bukan hanya dari bani Israel tapi mengharap tebusan yang ga jelas. Bukan untuk mengejek tapi silahkan anda renungi hai umat kristiani.
BalasHapusApakah benar manusia model kayak gini yang bisa memberikan syafaat...???
BalasHapus.... dari Abu Hurairah dia berkata, "Ketika turun ayat: '(Berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat) ' (Qs. Asy Syu'ara`: 214). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru kaum Quraisy hingga mereka semua berkumpul. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau berbicara secara umum dan secara khusus. Beliau bersabda lagi:
• 'Wahai Bani Ka'ab bin Luaiy, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.
• Wahai Bani Murrah bin Ka'ab, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.
• Wahai Bani Abdul Syams, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.
• Wahai Bani Abdul Manaf, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.
• Wahai Bani Hasyim, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.
• Wahai Bani Abdul Mutthalib, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.
• Wahai Fatimah, selamatkanlah diri kamu dari Neraka. SESUNGGUHNYA AKU TIDAK MEMILIKI (KEKUATAN SEDIKIT PUN UNTUK) MENOLAK SIKSAAN ALLAH KEPADAMU SEDIKIT PUN, selain kalian adalah kerabatku, maka aku akan menyambung tali kerabat tersebut.",
(HR. Muslim: 303)
syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharat untuknya.
HapusSyafaat tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang BERTAUHID dan IKHLAS; karena Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa yang paling bahagia mendapatkan syafaatmu?” Beliau menjawab, “Orang yang mengatakan, ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas dari dalam hatinya.”
Syafaat mempunyai tiga syarat:
Pertama, Allah meridhai orang yang memberi syafaat.
Kedua, Allah meridhai orang yang diberi syafaat.
Ketiga, Allah mengizinkan pemberi syafaat untuk memberi syafaat.
Nabi Muhammad SAW menyeru kaum Quraisy agar beriman untuk dapat memenuhi syarat untuk memperoleh syafaat dari beliau.
Rasulullah SAW juga meminta puterinya untuk menyelamatkan dirinya dari neraka yaitu dengan banyak beramal shaleh dan menjauhi larangan-Nya. Karena jika Fatimah tidak melakukannya, maka Allah SWT akan menyiksanya di neraka. Apabila hal tersebut terjadi, tidak akan ada yang memiliki kekuatan sedikit pun untuk menolak siksaan Allah SWT tersebut, termasuk Rasulullah SAW ayahnya sendiri. Bagaimana dengan syafaat Nabi Muhammad SAW? Syafaat Nabi Muhammad SAW tergantung sepenuhnya kepada ridha Allah SWT kepada manusia tersebut. Jika manusia tersebut tidak mau beriman dan tidak mau beramal shaleh dengan ikhalas hanya kepada Allah SWT, maka Allah SWT juga tidak ridha kepadanya, yang dengan akan menjadi sebab tidak memperoleh syafaat Nabi Muhammad SAW. Itulah mengapa Nabi Muhammad SAW mengingatkan putrinya Fatimah untuk menyelamatkan dirinya dari neraka, yaitu dengan cara banyak beramal shaleh dan menjauhi larangan Allah SWT.