Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Siapakah yang Dapat Memberi Syafaat Bagi Manusia?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Saudara Karno dengan tegas berpegang tentang nabi Islam, 'hanya beliau yang dapat memberikan syafaat kepada umat manusia karena itu kelebihan yang Allah berikan kepadanya.'

Di mana ada ayat demikian? Bukankah yang dikatakan tentang nabi Islam dalam Sura 46:9 "Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadap aku dan tidak pula terhadapmu..." Membaca ayat ini jelas beliau tidak tahu masa depannya sendiri, juga ia tidak tahu apa yang akan Allah perbuat terhadap para pengikutnya. Ia sendiri tidak punya keyakinan keselamatan dan juga tidak dapat menjamin keselamatan mereka yang mengikuti ajarannya. Bukankah Sura 33:56 memberikan pesan "Hai orang-orang yang beriman, bersyalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan kepadanya."? Terjemahan Arbery dalam bahasa Inggris berbunyi, "O believers, do you also bless him and pray him peace." Benarkah rasul ini yang belum yakin akan keselamatannya sendiri dan yang perlu di 'syalawat'i bisa mempunyai kuasa untuk 'memberikan syafaat kepada umat manusia'?

Ini lain sekali dari Isa Al-Masih yang turun dari sorga dan kembali ke sorga. Firman Allah tentang Isa Al-Masih ialah: "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” (Injil, Surat Ibrani 7:25) "Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga.” (Injil, Surat Ibrani 7:26).

Jawaban Saya: Firman Allah SWT, Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan." (Al Ahqaaf: 9).

Abu Bakar Al-Huzali telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri sehubungan dengan makna firman-Nya: dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. (Al-Ahqaf: 9) Adapun di akhirat, maka mendapat pemaafan dari Allah, dan telah diketahui bahwa hal itu berarti dimasukkan ke dalam surga. Tetapi Nabi SAW mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah yang akan dilakukan terhadap dirinya dan tidak (pula) terhadap diri mereka di dunia ini. Apakah beliau SAW akan diusir sebagaimana para nabi sebelumnya diusir dari negerinya? Ataukah beliau akan di bunuh sebagaimana para nabi terdahulu banyak yang dibunuh? Nabi SAW bersabda, "Aku tidak mengetahui apakah kalian akan dibenamkan ke dalam bumi ataukah dilempari batu-batuan dari langit?"

Pendapat inilah yang dijadikan pegangan oleh Ibnu Jarir, dan bahwa tiada takwiI lain selain ini.

Dan memang tidak diragukan lagi pendapat inilah yang sesuai dengan takwil ayat, karena sesungguhnya mengenai nasib di akhirat sudah dapat dipastikan tempat kembali Rasulullah SAW adalah surga, begitu pula orang-orang yang mengikutinya. Ada pun apa yang dilakukan terhadap dirinya (Nabi SAW) di dunia ini, maka beliau tidak mengetahui apakah akibat dari urusannya dan urusan orang-orang musyrik Quraisy, bagaimanakah kesudahannya nanti, apakah mereka akan beriman ataukah mereka tetap pada kekafirannya yang akibatnya mereka akan diazab dan dimusnahkan. (Tafsir Ibnu Katsir).

Jadi ayat yang dipermasalahkan oleh kafir Kristen pemuja Yesus sama sekali tidak dapat dijadikan bukti Nabi Muhammad SAW tidak dapat memberi syafaat dengan alasan belum pasti selamat. Karena yang tidak diketahui Nabi Muhammad SAW adalah nasib beliau di dunia, bukan di akhirat. Mengenai nasib Nabi Muhammad SAW di akhirat sudah dapat dipastikan tempat kembali Rasulullah SAW adalah surga, karena Allah SWT telah melimpahkan rahmat-Nya kepadanya;

Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka para sahabat bertanya; 'Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai." (Shahih Bukhari 5982).

Firman Allah SWT, Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al Ahzab: 56)

Pertanyaan mengenai shalawat Nabi seharusnya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, karena jawaban tentang hal tersebut telah banyak di jawab oleh saudara-saudara Muslim. Jadi, tinggal bagaimana umat Kristen mau atau tidak mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri. Bagi kami sendiri, Shalawat yang selalu kami lakukan bukan bertujuan untuk mendoakan keselamatan Nabi Muhammad SAW, tidak sama sekali. Shalawat yang kami lakukan dimaksudkan sebagai salam penghormatan dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat dalam Islam juga tidak pernah dikhususkan kepada Nabi Muhammad SAW saja, tetapi kepada seluruh Nabi dan Rasul Allah SWT lainnya (Ash-Shaaffaat' :181), seperti kepada Nabi Ibrahim AS (Ash-Shaaffaat' :108-109), Musa AS dan Nabi Harun AS (Ash-Shaaffaat':119-120), Nabi Nuh AS (Ash-Shaaffaat':78-79), Nabi Ilyas (Ash-Shaffaat':129-130), Nabi Yahya (Maryam: 12-15) dan Nabi Isa AS (Maryam: 30-33). Bahkan dalam Bibel Perjanjian Baru Yesus juga di Shalawatkan, seperti pada ayat-ayat di bawah ini:

“Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat aku lagi, hingga kamu berkata: DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan!” (Matius 23:39)

“Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat aku lagi hingga pada saat kamu berkata: DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan!” (Lukas 13:35)

“Kata mereka: “DIBERKATILAH DIA yang datang sebagai raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang maha tinggi!” (Lukas 19:38)

Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Isa Al Masih sambil berseru-seru: “Hosana! DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” (Yohanes 12:13).

Hosana dalam kata Ibrani yang berarti: Berilah kiranya keselamatan, kami berdoa. Jadi Yesus juga di doakan agar dirinya selamat. Jika kita menggunakan logika kafir Kristen pemuja Yesus bahwa yang di doakan agar selamat belum pasti selamat, maka Yesus dapat dikatakan belum pasti selamat. Kalau Yesus belum pasti selamat, bagaimana mungkin dia bisa menyelamatkan manusia?

Kata syafa’at telah disebutkan berulang kali dalam hadits Nabi baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun akhirat. Yang dimaksud dengan syafa’at adalah doa untuk meminta diampuninya dosa dan kesalahan di antara manusia. Secara istilah, syafa’at adalah menjadi perantara (penghubung) dalam menyelesaikan hajat yaitu perantara antara orang yang memiliki hajat dan yang bisa menyelesaikan hajat. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab (yang di terima/dikabulkan Allah SWT), maka setiap nabi menyegerakan doanya, dan sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafa'at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa'atku akan mencakup orang yang mati dari kalangan umatku yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun.” (Shahih Muslim: 296).

Nabi Muhammad SAW Memberikan Syafaat, Ketika Isa Al-Masih Tidak Dapat Melakukannya

Dalam sebuah hadits Shahih Nabi Muhammad SAW disebutkan akan memberikan syafaat ketika semua Nabi-Nabi tidak dapat melakukannya. Termasuk Isa Al-Masih atau Yesus yang selama ini mereka sembah, dia tidak akan dapat memberikan syafaat kepada manusia,

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil Telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah Telah mengabarkan kepada kami Abu Hayyan At Taimi dari Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam diberi sepotong daging maka beliau pun mengangkat lengannya, dan beliau menyukai daging itu, hingga beliau menggigitnya. Setelah itu beliau bersabda: "Aku pemimpin manusia pada hari kiamat, tahukah kalian kenapa? Allah akan mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang akhir dalam satu tanah lapang, seorang penyeru akan menyeru mereka, pandangan menembus mereka dan matahari mendekat, duka dan kesusahan manusia sampai pada batas yang tidak mampu mereka pikul.

Orang-orang saling berkata satu sama lain: Apa kalian tidak melihat yang telah menimpa kalian, apakah kalian tidak melihat siapa yang memberi kalian syafaat kepada Rabb kalian. Orang-orang saling berkata satu sama lain: Hendaklah kalian menemui Adam. Mereka menemui Adam lalu berkata: Engkau adalah bapak seluruh manusia, Allah menciptakanmu dengan tanganNya, meniupkan ruh-Nya padamu dan memerintahkan para malaikat lalu mereka sujud padamu, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Adam berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu Ia melarangku mendekati pohon tapi aku durhaka. Oh diriku, Oh diriku, Ohh diriku. Pergilah pada selainku, pergilah ke Nuh.

Mereka mendatangi Nuh lalu berkata: Hai Nuh, engkau adalah rasul pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Nuh berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku, Oh diriku, Oh diriku, Oh diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Ibrahim.

Mereka mendatangi Ibrahim lalu berkata: Wahai Ibrahim, engkau nabi Allah dan kekasihNya dari penduduk bumi, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Ibrahim berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah bedusta tiga kali -Abu Hayyan menyebut ketiga-tiganya dalam hadits ini- oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Musa.

Mereka menemui Musa lalu berkata: Wahai Musa, engkau utusan Allah, Allah melebihkanmu dengan risalah dan kalamNya atas seluruh manusia, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Musa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah membunuh jiwa padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke 'Isa.

Mereka mendatangi 'Isa lalu berkata: Hai 'Isa, engkau adalah utusan Allah, kalimatNya yang disampaikan ke maryam, ruh dariNya, engkau berbicara pada manusia saat masih berada dalam buaian, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami? Isa berkata kepada mereka: Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, namun ia tidak menyebut dosanya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah ke selainku, pergilah ke Muhammad.

Mereka mendatangi Muhammad lalu berkata: Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, penutup para nabi, dosamu yang telah lalu dan yang kemudian telah diampuni, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami. Lalu aku pergi hingga sampai di bawah 'arsy, aku tersungkur sujud pada Rabbku lalu Allah memulai dengan pujian dan sanjungan untukku yang belum pernah disampaikan pada seorang pun sebelumku, kemudian dikatakan: Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti kau diberi, berilah syafaat nicaya kau diizinkan untuk memberi syafaat. Maka aku mengangkat kepalaku, aku berkata: Wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku. Ia berkata: Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari ummatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu." Setelah itu beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, jarak antara dua daun pintu-pintu surga seperti jarak antara Makkah dan Himyar atau seperti jarak antara Makkah dan Bashrah."

Siapakah yang dapat memberi syafaat bagi manusia? Jawabannya adalah Nabi Muhammad SAW, bukan Isa Al-Masih atau Yesus.

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Siapakah yang Dapat Memberi Syafaat Bagi Manusia?"

  1. Itu membantah dogma kristen yang mengatakan bahwa isa as adalah juruselamat untuk masuk syurga. Emang dalam al-qur'an isa disebut juruselamat tapi hanya sebatas di dunia saja dan itupun dikhususkan hanya untuk kaum bani Israel yang udah jauh tersesat tapi tidak untuk di akhirat. Sedangkan Muhammad bisa menjadi juruselamat ( pemberi syafaat ) di akhirat kelak. Kasihan umat kristiani berharap syafaat kepada orang yang salah padahal isa diutus hanya untuk bani israel tapi saat ini kita ketahui bahwa umat kristen sudah bukan hanya dari bani Israel tapi mengharap tebusan yang ga jelas. Bukan untuk mengejek tapi silahkan anda renungi hai umat kristiani.

    BalasHapus
  2. Apakah benar manusia model kayak gini yang bisa memberikan syafaat...???

    .... dari Abu Hurairah dia berkata, "Ketika turun ayat: '(Berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat) ' (Qs. Asy Syu'ara`: 214). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru kaum Quraisy hingga mereka semua berkumpul. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau berbicara secara umum dan secara khusus. Beliau bersabda lagi:

    • 'Wahai Bani Ka'ab bin Luaiy, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.

    • Wahai Bani Murrah bin Ka'ab, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.

    • Wahai Bani Abdul Syams, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.

    • Wahai Bani Abdul Manaf, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.

    • Wahai Bani Hasyim, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.

    • Wahai Bani Abdul Mutthalib, SELAMATKANLAH DIRI KAMU DARI NERAKA.

    • Wahai Fatimah, selamatkanlah diri kamu dari Neraka. SESUNGGUHNYA AKU TIDAK MEMILIKI (KEKUATAN SEDIKIT PUN UNTUK) MENOLAK SIKSAAN ALLAH KEPADAMU SEDIKIT PUN, selain kalian adalah kerabatku, maka aku akan menyambung tali kerabat tersebut.",
    (HR. Muslim: 303)


    BalasHapus
    Balasan
    1. syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharat untuknya.

      Syafaat tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang BERTAUHID dan IKHLAS; karena Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa yang paling bahagia mendapatkan syafaatmu?” Beliau menjawab, “Orang yang mengatakan, ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas dari dalam hatinya.”

      Syafaat mempunyai tiga syarat:
      Pertama, Allah meridhai orang yang memberi syafaat.

      Kedua, Allah meridhai orang yang diberi syafaat.

      Ketiga, Allah mengizinkan pemberi syafaat untuk memberi syafaat.

      Nabi Muhammad SAW menyeru kaum Quraisy agar beriman untuk dapat memenuhi syarat untuk memperoleh syafaat dari beliau.

      Rasulullah SAW juga meminta puterinya untuk menyelamatkan dirinya dari neraka yaitu dengan banyak beramal shaleh dan menjauhi larangan-Nya. Karena jika Fatimah tidak melakukannya, maka Allah SWT akan menyiksanya di neraka. Apabila hal tersebut terjadi, tidak akan ada yang memiliki kekuatan sedikit pun untuk menolak siksaan Allah SWT tersebut, termasuk Rasulullah SAW ayahnya sendiri. Bagaimana dengan syafaat Nabi Muhammad SAW? Syafaat Nabi Muhammad SAW tergantung sepenuhnya kepada ridha Allah SWT kepada manusia tersebut. Jika manusia tersebut tidak mau beriman dan tidak mau beramal shaleh dengan ikhalas hanya kepada Allah SWT, maka Allah SWT juga tidak ridha kepadanya, yang dengan akan menjadi sebab tidak memperoleh syafaat Nabi Muhammad SAW. Itulah mengapa Nabi Muhammad SAW mengingatkan putrinya Fatimah untuk menyelamatkan dirinya dari neraka, yaitu dengan cara banyak beramal shaleh dan menjauhi larangan Allah SWT.

      Hapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.