Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Penganut Agama, Jangan Nikahi Anak-Anak Di Bawah Umur

Pernikahan di bawah umur di kabupaten Indramayu cukup tinggi.  Ini ungkapan Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Indramayu, Anis Fuadz kepada Republika, Senin (18/8/2014). Pertanyaan kami, “Mengapa anak di bawah umur harus menikah?” Bukankah seorang anak harus dididik dan tidak untuk dinikahkan? Sebab kita tahu, anak merupakan anugerah Allah bagi orang tua. Seorang anak adalah titipan Allah kepada orang tua, bukan?

Pandangan Al-Quran Tentang Anak

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kita mengetahui bahwa setiap orang tua mempunyai kewajiban untuk mendidik anaknya menjadi lebih baik. Al-Quran menyatakan: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan” (Qs.31:17). Dalam hal Al-Quran mengajarkan untuk mendidik anak-anak, supaya menaati ajaran kitabnya. Al-Quran menyatakan bahwa membimbing anak melakukan perbuatan baik, merupakan kewajiban bagi orang tua.

Jawaban Saya: Bukan hanya itu saja, Al-Qur’an juga menyuruh orang-orang beriman untuk mengurus anak-anak yatim secara adil; Dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya (An Nisaa': 127). Al-Qur’an juga memerintahkan orang-orang beriman untuk tidak mengikuti kebiasaan orang musyrik yang memandang baik membunuh anak-anak mereka; Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan (Al An'aam: 137). Dan masih banyak lagi.

Tindakan Muhammad Terhadap Anak-anak

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Umat Muslim begitu mengagumi nabinya. Bahkan menganggap nabinya sebagai pemimpin dan teladan. Seorang pemimpin sudah selayaknya memberikan teladan sesuai dengan perintah Allah, bukan?

Namun, pada kenyataannya mengapa nabi umat Muslim memberikan teladan yang sangat berbeda? Hadist mencatat, “Aisha melaporkan: Rasul Allah mengawini saya ketika saya berumur 6 tahun, dan saya masuk ke rumahnya saat saya berumur 9 tahun” (Sahih Muslim, buku 008, no.3310).

Berdasarkan hadist di atas, benarkah Muhammad memberikan teladan yang baik dalam mendidik anak? Mengapa seorang yang menganggap dirinya nabi menikahi anak di bawah umur?

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mempermasalahkan Nabi Muhammad SAW yang menikahi ‘Aisyah saat berumur 6 tahun. Perbuatan Nabi tersebut mereka anggap bukan teladan yang baik. Ya, jika kita menggunakan kaca mata manusia saat ini, maka apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW tersebut adalah tidak rasional dan bertentangan dengan tradisi. Tetapi pandanglah dengan kaca mata manusia yang hidup zaman itu, masa Beliau dan ‘Aisyah hidup bersama-sama dan itu kebiasaan bangsa Arab saat itu dan beberapa abad setelahnya. Justru tidak rasional jika ada manusia zaman ini yang menilai manusia masa lalu dengan sudut pandang manusia masa kini. Tidak masuk akal menilai standar kepantasan manusia di masa lalu dengan standar kepantasan manusia masa kini. Para fuqaha di berbagi mazhab fiqih ramai membicarakan dalam kitab-kitab mereka tentang pernikahan sesama anak-anak, bahkan sebagian mereka ada yang membicarakan pernikahan bayi, apakah sah atau tidak?! Apa artinya ini? Ini menunjukkan pernikahan anak di bawah umur sudah biasa terjadi saat itu dan merupakan tradisi mereka, dan saat itu bukan dianggap aneh, apalagi dianggap kejahatan terhadap anak-anak di bawah umur. Lalu hari ini kita hidup di zaman modern menghakimi tradisi masa itu dengan standar tradisi manusia hari ini? Jelas sangat tidak rasional!

Yesus pun dapat di anggap durhaka kepada orang tuanya, jika kita melihat perbuatan Yesus dengan kaca mata manusia masa kini. Yesus pernah memanggil ibunya sendiri dengan sebutan perempuan (Yohanes 2:4). Sedangkan penyebutan “perempuan” yang dilakukan oleh seorang anak kepada ibunya adalah perbuatan yang tidak pantas dilakukan jika dilihat dari kaca mata manusia masa kini.   

Tindakan Isa Al-Masih Terhadap Anak

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Hal ini sangat berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih sangat mengasihi semua manusia, termasuk anak-anak. Umat manusia patut meneladani Isa Al-Masih. Sebab Isa Al-Masih tidak hanya mengajarkan. Ia juga memberikan teladan memperlakukan anak kecil. “Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut” (Injil, Rasul Besar Matius 18:6). Isa Al-Masih dengan tegas menyatakan untuk tidak menyesatkan anak-anak. Isa sangat mengasihi anak-anak. Apakah menikahi anak di bawah umur adalah penyesatan? Jelas, ini sangat bertentangan dengan perintah Allah.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Yesus sangat mengasihi semua manusia termasuk anak-anak. Demikian juga dengan Rasulullah SAW, beliau juga menyayangi anak-anak. Pernah Rasulullah SAW mencium Al Hasan bin Ali sedangkan di samping beliau ada Al Aqra' bin Habis At Tamimi sedang duduk, lalu Aqra' berkata; "Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak, namun aku tidak pernah mencium mereka sekali pun, maka Rasulullah SAW memandangnya dan bersabda: "Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi." (Shahih Bukhari: 5538). Pernah juga Seorang Arab Badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Kalian menciumi anak-anak kalian, padahal kami tidak pernah menciumi anak-anak kami." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah aku memiliki apa yang telah Allah hilangkan dari hatimu berupa sikap kasih sayang?" (Shahih Bukhari: 5539).

Ikutilah Jalan Allah, Hindarilah Tindakan Salah

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Setiap manusia sering menentang perintah Allah. Sehingga mereka sesat dengan jalannya sendiri. Allah telah menunjukkan Jalan Lurus supaya kita tidak tersesat. Ikutilah jalan yang lurus yaitu Isa Al-Masih! Isa Al-Masih bersabda, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Jawaban Saya: Beriman kepada Isa Al-Masih hari ini tidak sama dengan beriman kepada Isa Al-Masih dua ribu tahun yang lalu. Beriman kepada Isa Al-Masih dua ribu tahun yang lalu adalah beriman serta menyembah hanya kepada Tuhan Allah yang esa dan beriman kepada Isa Al-Masih sebagai utusan-Nya, inilah jalan yang lurus itu. Berbeda dengan beriman kepada Isa  Al-Masih hari ini. Beriman kepada Isa  Al-Masih hari ini artinya anda harus mempercayai Tuhan Allah itu tiga yang esa, menyembah Yesus sebagai Tuhan dan harus mengikuti dogma gereja yang sesat. Jika anda beriman kepada Isa Al-Masih hari ini, berarti anda telah siap menjadi penghuni neraka kekal selama-lamanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penganut Agama, Jangan Nikahi Anak-Anak Di Bawah Umur"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.