Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Pengakuan Pewahyuan Al-Quran Dan Berpikir Logis

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Umat Islam sangat yakin bahwa Al-Quran adalah firman Allah. Bagaimana bisa umat Islam sampai berkesimpulan demikian? Apakah yang membuktikan Al-Quran adalah wahyu Allah? Dengan menggunakan berpikir logis/silogisme deduktif (dari bukti menuju kesimpulan), maka kita akan tahu kebenarannya.

Islam, Kristen dan Silogisme

Demikian silogisme soal pewahyuan Al-Quran:

1.  Allah itu Maha Benar dan Maha Tahu pasti tidak pernah salah.
2.  (Jika) Al-Quran tidak berisi satu kesalahan pun.
3.  (Maka) Al-Quran berasal dari Allah.

Kebenaran No.1 kita akui bersama. Kita akan menguji No.2, agar sampai pada kesimpulan No.3. Benarkah sejarah dan Kitab Allah mendukung kesimpulan No.3?

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus berupaya membuktikan keyakinan umat Islam terhadap Al-Qur’an adalah salah. Dengan menggunakan silogisme, mereka menyimpulkan bahwa Al-Qur’an bukanlah firman Tuhan. Tidak ada yang salah dengan silogismenya, saya sepenuhnya sangat setuju. Kesalahan bukan terletak pada silogimenya, tetapi kesalahan terletak pada penggunaan Injil Kristen sebagai tolok ukur kebenaran. Mengapa penggunaan Injil Kristen sebagai tolok ukur kebenaran adalah sebuah kesalahan? Karena jika Injil Kristen di uji dengan silogisme yang sama, maka akan dapat disimpulkan bahwa Injil Kristen bukanlah firman Allah. Jika Injil Kristen bukan firman Allah, maka ayat-ayatnya tidak dapat dijadikan tolok ukur kebenaran. Jika ayat-ayat Injil Kristen tidak dapat dijadikan tolok ukur kebenaran, maka dengan dasar apa Al-Qur’an dapat disalahkan?

Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia (Yohanes 3:13). Pada ayat tersebut dikatakan bahwa tidak ada yang naik ke sorga selain Yesus. Ayat tersebut salah karena dalam Bible Perjanjian Lama, Elia naik ke sorga dengan kereta berapi; Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. (2Raja 2:11)

Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu (Matius 21:19). Pada ayat tersebut dikatakan bahwa pohon ara yang dikutuk oleh Yesus menjadi kering seketika itu juga. Ayat tersebut salah karena dalam Injil Kristen yang lain, pohon ara tidak kering seketika tetapi kering di pagi keesokan harinya; Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. (Markus 11:20)

Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang (Matius 10:23). Pada ayat tersebut Yesus berkata bahwa dirinya akan datang sebelum murid-muridnya selesai mengunjungi kota-kota Israel. Ayat tersebut salah karena walaupun murid-murid Yesus telah selesai mengunjungi kota-kota Israel dan bahkan mereka semua telah lama mati, tetapi Yesus tidak kunjung datang.  

Al-Quran: Isa Lahir Di Bawah Pohon Kurma

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Al-Quran mengatakan “ . . . Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia [Maryam](bersandar) pada pangkal pohon kurma . . .” (Qs 19:22-26). Benarkah ini? Faktanya, Yusuf dan Maryam/Maria pulang “. . . ke kota . . . Betlehem  . . . dan ia [Maryam]melahirkan seorang anak laki-laki [Yesus/Isa Al-Masih], . . . , lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan [di kandang domba] . . .” (Injil, Rasul Lukas 2:1-7).

Jawaban Saya: Al-Qur’an menceritakan Maryam bersandar pada pokok pohon kurma ketika merasa kesakitan akan melahirkan anak (Maryam: 23). Keterangan tersebut di anggap salah oleh kafir Kristen pemuja Yesus karena tidak sesuai dengan keyakinan mereka selama ini bahwa Yesus dilahirkan di kandang domba. Tidak ada satu ayat pun dalam Injil Kristen yang menyatakan Yesus lahir di kandang domba. Keyakinan tersebut muncul berdasarkan spekulasi ketika Injil Kristen menyebut bayi Yesus diletakkan di palungan.

Ian Paul, seorang teolog dari Inggris yang telah mempelajari alkitab dalam bahasa Yunani kuno. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan bukti-bukti injil dan studi budaya Israel Kuno, Paul menegaskan tidak sependapat dengan terjemahan kisah Injil yang mengatakan Yusuf dan Maria ditolak dari rumah penginapan yang penuh sesak dan karena itu terpaksa mencari persinggahan di sebuah kandang menyedihkan tempat Yesus dilahirkan. Menurut Paul, pengisahan yang demikian itu  tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan budaya zaman itu. Ia mengatakan munculnya versi kisah yang demikian karena ada kekeliruan penerjemahan kata “Kataluma” dari bahasa Yunani Kuno.

Dia berpendapat bahwa kataluma telah secara keliru diterjemahkan menjadi tempat penginapan. Padahal arti yang lebih pas adalah ruang tamu. Menurut dia, ketika Yusuf dan Maria tiba di tempat kerabat mereka di Betlehem, ruang tamu sudah penuh, karena mereka datang terlambat dibanding kerabat yang lain. Itu sebabnya pasangan itu tidak ditempatkan di kataluma yang sudah penuh melainkan di ruang keluarga. Disanalah mereka berada bersama-sama dengan tuan rumah.

Joas Adiprasetya, ketua Sekolah Tinggi Teologi Jakarta yang juga pendeta GKI Pondok Indah. Melalui sebuah tulisan berjudul Natal Perdana, Ruang Keramahtamahan dan ia bagikan lagi melalui akun facebooknya pada 15 Desember 2014. Joas Adiprasetya mengatakan bahwa penelusuran lebih seksama akan kisah Natal, khususnya versi Lukas, menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan kataluma lebih berarti ”ruang tamu” atau ”ruang atas” ketimbang penginapan. Doktor teologi dari School of Theology Boston University, AS ini mengatakan  dalam  Injil Lukas yang dipakai untuk menyatakan penginapan adalah pandoceion.

Joas menambahkan, pada masa itu  sudah menjadi  kelaziman jika seorang perantau mendatangi rumah sanak-saudara mereka. Demikian pula dengan Yusuf dan Maria yang pulang ke Betlehem demi mengikuti sensus. "Sangat mungkin mereka mendatangi rumah seorang kerabat, sama seperti banyak kerabat lainnya. Dan bisa dibayangkan bahwa Maria dan Yusuf tiba terlambat, karena kehamilan Maria yang membuat perjalanan mereka tersendat," tulis Joas.

Berbeda dengan Paul yang membayangkan Maria melahirkan di ruang utama tempat para keluarga berkumpul, Joas menduga tuan rumah mempersilakan Yusuf dan Maria ke tempat yang lebih tenang.

"Saya membayangkan, akhirnya, dengan seluruh pertimbangan itu, si pemilik rumah, kerabat Yusuf itu, berusaha memberikan ruangan yang terbaik, yang terpisah dari kamar tamu yang telah penuh sesak itu," tulis Joas.

"Sesuai dengan bentuk-bentuk rumah orang Yahudi pada masa itu, satu-satunya kemungkinan adalah menempatkan Yusuf dan Maria di ruangan bawah. Tak ada pilihan lain. Sekalipun itu bukan ruang  tamu (kataluma), sekalipun di sanalah mereka biasa menjaga ternak mereka di waktu malam (dan karena itulah terdapat palungan)."

Al-Qur’an yang menceritakan Nabi Isa AS lahir di bawah pohon kurma di anggap salah oleh kafir Kristen pemuja Yesus karena mereka berpendapat Yesus dilahirkan di kandang domba. Tetapi pendapat tersebut juga disalahkan oleh dua orang Teolog Kristen yang menganggap kataluma telah salah diterjemahkan.

Al-Quran: Penyaliban Di Zaman Firaun

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Al-Quran menuliskan “Fir`aun berkata: “. . . aku akan menyalib kamu semuanya” (Qs 7:123 – 124). Faktanya, hukuman penyaliban tidak ada, tidak dipraktekkan pada masa Firaun Bangsa Persia (abad 6 sM) dan kekaisaran Romawilah yang mulai memakai hukuman penyaliban. Firaun hidup sekitar tahun 2000 sM/sebelum Masehi. Jadi ada selisih waktu 1400 tahun dengan zaman Persia, dan 2000 tahun dengan kekaisaran Romawi.

Jawaban Saya:  Kafir Kristen pemuja Yesus tidak berbicara sesuai fakta, mereka berbicara dengan kebencian dan kedengkian terhadap Islam. Jika mereka berbicara sesuai fakta, maka seharusnya mereka tahu kalau keberadaan Salib pada zaman Firaun, Musa dan Harun itu tidak bertentangan dengan fakta sejarah yang mencatat bahwa Salib sudah dikenal pada zaman Mesir Kuno. Mula-mula masyarakat Mesir kuno mengenal salib di dalam bentuk Tau yang kemudian digabungkan dengan lingkaran di atasnya. Salib di Mesir ini dikenal dengan nama ”Crux Ansata” atau biasa disebut ”Key of the Nile.”

Sir J. Gardner Wilkinson dalam bukunya ”Manners and Customs of the Ancient Egyptians” menuliskan bahwa pada pemerintahan ini dikenal dengan Amenophis IV dan istrinya, keduanya telah menerima salib dari Dewa Matahari, kemudian mereka menggabungkan matahari dengan salib menjadi suatu simbol aneh yang disembah pada waktu itu. Jadi pada masa sebelum kekristenan eksis, salib bagi masyarakat Mesir kuno dihubungkan dengan simbol “Kehidupan” dan “Pemberi hidup” yang menunjuk kepada penyembahan Dewa Matahari.

Teolog Katolik, Herbert Haag dalam bukunya Biblisches Wörterbuch (Kamus Alkitab, hlm. 392) mengakui bahwa Salib sudah ada sejak dalam kebudayaan yang tertua Babylon, Meksiko, Mesir, dan Jerman. Di Mesir, salib dikenal dengan salib engsel, sedangkan di Jerman dikenal dengan salib roda matahari.

Jika salib sudah dikenal dalam kebudayaan tertua di Mesir, maka kisah Al-Qur'an tentang hukuman salib yang dilakukan Firaun di Mesir adalah fakta yang tidak perlu dipersoalkan.

Al-Quran: Isa Tidak Tersalib

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Tertulis dalam Qs 4:157 “. . . mereka[orang Yahudi]tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya [Isa] . . .” Bagaimana kesaksian Injil Allah? Injil Allah menyaksikan “. . . prajurit-prajurit[Romawi] itu menyalibkan Yesus [Isa Al-Masih] . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:23). Kesaksian Injil adalah bukti paling sahih, sebab penulisnya para murid Isa Al-Masih, sebelum tahun 90 masehi. Jadi sangat dekat dengan peristiwanya.

Jawaban Saya: Cerita tentang Yesus yang terdapat dalam Injil Kristen berasal dari kesaksian dan penyelidikan (Lukas 1:2-3). Justru karena berasal dari kesaksian itulah cerita tentang disalib dan terbunuhnya Yesus sangat bisa salah. Yang anda harus ingat, Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah dengan rahasia, yaitu dengan jalan diserupakan dengan orang lain. Orang yang telah diserupakan dengan Nabi Isa AS ini kemudian di tangkap dan di salibkan. Saksi mata yang menjadi sumber karangan penulis Injil mengira yang telah ditangkap dan di salibkan adalah Nabi Isa AS, padahal itu adalah orang lain yang sebelumnya telah diserupakan dengan Nabi Isa AS.

Pendapat Sejarawan Akan Kematian Isa Al-Masih

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Joshepus (37-100 Masehi), sejarawan Yahudi, mengakui “. . . hiduplah . . . Yesus [Isa Al-Masih]. . .Pilatus memerintahkan Ia disalibkan hingga mati . . .”

Tacitus (56-117 Masehi), sejarawan Romawi, mencatat “. . . Kristus[Isa Al-Masih] . . .menjalani hukuman yang kejam . . . di tangan . . . Pontius Pilatus . . .”

Jawaban Saya: Dalam hal ini jawaban saya sama dengan jawaban saya di atas.

Pendapat Pakar Islam Soal Kematian Isa Al-Masih

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Penafsir Muslim awal-awal, Al-Tabari mengakui kematian Isa. Tulisnya, “'Meninggal' (wafat) berarti kematian yang sungguh, secara harafiah . . ."

Jawaban Saya: Saya tidak dapat menangkap dengan jelas kata-kata ath-Thabari yang dikutip oleh kafir Kristen pemuja Yesus di atas. Mereka sengaja memengal kata-kata ath-Thabari agar terkesan menyatakan Yesus mati di salib. Tetapi kalau saya tidak salah. Kata-kata ath-Thabari di atas adalah komentar beliau mengenai firman Allah SWT dalam Al-Qur’an;

"Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya." (Ali 'Imran: 55).

Pada ayat di atas terdapat kata izqolallahu ya'Isa Inni mutawaffika warofi'uka, Artinya adalah ”Ketika Allah berkata: “Wahai 'Isa, Sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dan akan mengangkat kamu kepada-Ku”. Memang ada perbedaan pendapat ulama mengenai kata mutawaffika (mematikan kamu). Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang dimaksud kematian pada ayat tersebut adalah tidur, sebagaimana Al-Qur’an juga menggunakan kata “Tawaffa” dalam ayat Wahualladzi yatawaffakum billayli (Dialah yang memegang/menidurkan kamu di malam hari [Al-An’aam: 60]) dan ayat-ayat lainnya. Kalau pun ada ulama yang berpendapat “Tawaffa” adalah kematian yang sesungguhnya, mereka TIDAK PERNAH menyatakan kematian yang dimaksud pada ayat tersebut adalah kematian Nabi Isa AS sebab di salib oleh orang-orang Yahudi. Karena pada ayat Al-Qur’an lainnya dengan sangat jelas telah menyatakan Nabi Isa AS tidak dibunuh dan tidak pernah di salib;

"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (An Nisaa': 157)

Tujuan Kematian Isa Al-Masih
                   
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Tujuan kematian Isa Al-Masih ialah menanggung hukuman dosa dan memberikan pengampunan dosa kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Firman-Nya “Sebab inilah darah-Ku . . . yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. (Injil, Rasul Besar Matius 26:28). 

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus mati untuk menanggung dosa setiap orang yang percaya. Mereka berpikir logis hanya ketika berhadapan dengan Al-Qur’an. Tetapi jika dengan isi Bible, mereka menjadi orang yang tidak dapat berpikir logis. Mana mungkin orang yang dapat berpikir logis mempunyai keyakinan Yesus mati untuk menanggung dosa, sementara Yesus sendiri ketika akan di salib terlihat sedih dan sangat ketakutan berdoa kepada Tuhannya (Matius 26:38) dan berteriak dengan suaranya yang nyaring memanggil Tuhan ketika di salib (Matius 27:46)?

Bagaimana Kesimpulan Kita?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Karena mengandung (minimal) tiga kesalahan di atas, maka kita menyimpulkan bahwa Al-Quran bukanlah wahyu Allah. Sebaiknya, Alkitab adalah firman Allah.


Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus berkata bahwa Al-Qur’an mengandung tiga kesalahan dan oleh karenanya mereka berkesimpulan Al-Qur’an bukanlah wahyu Allah. Mereka mengatakan Al-Qur’an mengandung kesalahan dengan tolok ukur Injil Kristen yang bukan firman Allah karena terdapat banyak kesalahan. Berkesimpulan Al-Qur’an bukanlah wahyu Allah dengan tolok ukut Injil Kristen yang bukan firman Tuhan adalah kesimpulan cacat yang hanya dapat dibuat oleh orang yang tidak dapat berpikir logis. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengakuan Pewahyuan Al-Quran Dan Berpikir Logis"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.