Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Penghina Agama, Dibunuh Atau Dikasihi? Sikap Orang Islam dan Kristen

Gara-gara video berjudul “Hudud: Sebuah Isu Semangkok Nasi,” Aisyah Tajuddin menghadapi ancaman hukuman penjara dari pemerintah Kelantan, Malaysia. Di Facebook ada yang mengancamnya, “Mereka yang menghina hukum Allah, darahnya halal untuk dibunuh.” Padahal “sindiran” Aisyah belumlah jelas tujuannya. Apakah sindirannya ditujukan kepada hukum Hudud atau pelaksana hukum itu, yakni partai yang berkuasa di sana.

Al-Quran: Penghina Agama Mendapat Hukuman

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: “…barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya … (Qs 9:63). “… Di mana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya” (Qs 33:60-61). Abu Muhtadi Lajnah Tsaqofiyah, Hafidz Abdurrahman, KH. Ridwan Anshory, percaya  bahwa Qs 33:60-66 dasar yang tepat untuk membunuh orang yang menghina Allah, ayat-Nya, dan rasul-Nya.

Jawaban Saya: Tidaklah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka jahannamlah baginya, kekal mereka di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar. (At Taubah: 63)

Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar, dalam keadaan terlaknat. Di mana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya. (Al Ahzab: 60-61)

Semua ayat yang di kutip oleh kafir Kristen pemuja Yesus tersebut ditujukan sebagai peringatan  kepada orang-orang munafik. Orang-orang yang menampakkan keimanan, sedangkan di dalam hati mereka menyimpan kekafiran. Orang-orang munafik jauh lebih berbahaya dari pada orang-orang yang jelas-jelas kafir. Oleh karena itu, Allah SWT mengancam mereka tidak hanya dengan azab di akhirat (At Taubah: 63), tetapi juga mengancam mereka di dunia dengan ancaman akan memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memerangi mereka.      

Sikap Muhammad Terhadap Para Penghinanya

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Muhammad pernah memaafkan pengejek-pengejeknya. Ia tidak menghukum mereka. Bahkan dia menyantuni pengemis buta yang telah menghinanya. Namun, tidak sedikit yang dibunuhnya, antara lain: Al-Nadr bin al-Harith, Uqbah bin Abu Muayt, Seorang Yahudi berumur120 tahun, Asma bint Marwan, Kab bin al-Ashraf dan sebagainya.
 
Abu Dawud (4361-4362) meriwayatkan bahwa ada seorang wanita dibunuh karena menghina Muhammad. Lalu, Muhammad berkata, “Saksikanlah, darah wanita itu halal.” 

Jawaban Saya: Memang benar terkadang Nabi Muhammad SAW memilih untuk memaafkan orang yang mencelanya dan tidak jarang juga beliau perintahkan untuk dibunuh karena dipandang lebih mendatangkan kebaikan. Menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bagian dari perbuatan haram yang paling besar, pelakunya kafir dan murtad dari Islam sesuai dengan ijma’ para ulama. Baik karena sungguh-sungguh maupun hanya sekedar main-main saja. Hukuman bagi pelakunya adalah dibunuh meskipun dia telah menyatakan tobat, baik muslim maupun kafir. Kemudian jika memang dia melakukan tobat nasuha dan menyesali perbuatannya tersebut, maka tobatnya akan bermanfaat baginya di hari kiamat, sehingga Allah mengampuni dosanya. Itulah sebabnya ketika ada seorang laki-laki yang mencekik sampai mati wanita Yahudi yang mencela Nabi Muhammad SAW, beliau tidak menghukum laki-laki tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut;

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah dan Abdullah Ibnul jarrah dari Jarir dari Mughirah dari Asy Sya'bi dari Ali radliallahu 'anhu ia berkata, "Seorang wanita yahudi mencela Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu seorang laki-laki mencekik lehernya hingga mati. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu menjadikan darahnya sia-sia." (Sunan Abu Daud: 3796)

Ternyata bukan hanya Islam saja yang memandang penghinaan terhadap seorang Nabi adalah dosa besar dan pelakunya dapat di hukum mati. Bible Perjanjian Lama pun menganggap penghinaan terhadap seorang Nabi adalah dosa besar dan pelakunya akan dibunuh. Disebutkan dalam Bible Perjanjian Lama bahwa Nabi Elisa yang sedang naik gunung di hina oleh anak-anak dengan menyebutnya botak. Nabi Elisa menoleh ke belakang, kemudian mengutuk anak-anak yang menghinanya tersebut.  Kemudian keluarlah dua beruang dari hutan mencabik-cabik anak-anak yang menghina Nabi Elisa. Kisahnya dapat anda baca pada ayat di bawah ini;

Elisa pergi dari sana ke Betel. Dan sedang ia mendaki, maka keluarlah anak-anak dari kota itu, lalu mencemoohkan dia serta berseru kepadanya: "Naiklah botak, naiklah botak!"  Lalu berpalinglah ia ke belakang, dan ketika ia melihat mereka, dikutuknyalah mereka demi nama TUHAN. Maka keluarlah dua ekor beruang dari hutan, lalu mencabik-cabik dari mereka empat puluh dua orang anak. (2 Raja-Raja 2:23-24)

Isa Al-Masih Menderita Berbagai Penghinaan

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa Al-Masih menderita banyak penghinaan dan perlakuan tidak adil semasa hidup-Nya, antara lain: Orang-orang Yahudi menolak Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Matius 13:57). Mereka hendak menjatuhkan-Nya ke jurang (Injil, Rasul Lukas 4:29). Mereka hendak melempari-Nya dengan batu. (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:59). Mereka menuduh-Nya mengusir setan dengan kuasa setan (Injil, Rasul Besar Matius 12:24). Mereka mengolok-olok Dia (Injil, Rasul Markus 15:31). Para prajurit Romawi meninju dan meludahi muka-Nya (Injil, Rasul Besar Matius 26:67-68). Orang-orang Yahudi mendesak Pilatus agar menyalibkan-Nya (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:15).

Jawaban Saya: Yesus mendapat banyak penghinaan dan perlakukan tidak adil, tetapi Yesus tidak membalas perbuatan mereka. Itu terjadi karena Yesus hidup di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi dan tidak memiliki banyak pengikut yang akan membelanya. Yang berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang berbuat jahat pada saat itu hanya penguasa Romawi. Jika seseorang berbuat jahat kepada Yesus dan kemudian murid-muridnya membalas, itu akan menjadi alasan bagi penguasa Romawi untuk menghukum murid-murid Yesus karena sudah melanggar hukum dengan main hakim sendiri. Masa dakwah Yesus dan murid-muridnya ini sama dengan masa dakwah Nabi Muhammad SAW ketika periode Mekkah. Tidak ada perintah perang saat Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekkah, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan pada saat itu. Sama sebagaimana Yesus, Nabi Muhammad SAW pada waktu itu juga mengalami perlakuan kejam orang-orang Musyrik Mekkah, tetapi tidak pernah membalas. Di antaranya orang-orang Musyrik Mekkah pernah meletakkan kotoran unta di punggung Nabi Muhammad SAW  ketika sedang Shalat, tetapi Nabi Muhammad SAW tidak pernah membalasnya, perhatikan hadits shahih berikut ini;

'Abdullah bin Mas'ud menceritakan kepadanya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat di dekat Ka'bah sementara Abu Jahal dan teman-temannya duduk di dekat beliau. Lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Siapa dari kalian yang dapat mendatangkan isi perut (jerohan) unta milik bani fulan, lalu ia letakkan di punggung Muhammad saat dia sujud? ' Maka berangkatlah orang yang paling celaka dari mereka, ia lalu datang kembali dengan membawa kotoran unta tersebut. Orang itu lantas menunggu dan memperhatikan, maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sujud kotoran itu ia letakkan di punggung beliau di antara kedua pundaknya. Sementara aku hanya bisa melihatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Duh, sekiranya aku bisa mencegah! ' Abdullah bin Mas'ud melanjutkan kisahnya, "Lalu mereka pun tertawa-tawa dan saling menyindir satu sama lain sedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan sujud, beliau tidak mengangkat kepalanya hingga datang Fatimah. Fatimah lalu membersihkan kotoran itu dari punggung beliau, setelah itu baru Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kepalanya seraya berdo'a: "Ya Allah, aku serahkan (urusan) Quraisy kepada-Mu." Sebanyak tiga kali. Maka do'a tersebut membuat mereka ketakutan." (Shahih Bukhari: 233)

Tindakan Isa Al-Masih Terhadap Penghinaan Menghasilkan Jalan Keselamatan

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Walaupun mendapat penghinaan yang begitu hebat, Isa Al-Masih tidak dendam, sebaliknya mengajarkan untuk mengasihi musuh. “Tetapi Aku [Isa Al-masih] berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”(Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Hebatnya lagi, Isa Al-Masih memberikan teladan mengasihi. Saat disalib pun, Ia mendoakan mereka, kata-Nya, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Injil, Rasul Lukas 23:34).

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan walaupun mendapat penghinaan yang hebat, Yesus tidak dendam. Penyataan kafir Kristen pemuja Yesus tersebut sudah saya jawab. Yesus dan murid-muridnya bukan tidak mau membalas penghinaan dan perlakuan jahat orang-orang Yahudi kepada mereka. Yesus dan murid-muridnya tidak membalas penghinaan dan perlakukan jahat orang-orang Yahudi, karena mereka tidak mampu melakukannya. Sama halnya ketika disalib Yesus tidak membalas tetapi justru mendoakan orang-orang yang menyalibkannya. Itu karena tidak ada yang dapat dilakukan oleh Yesus selain berdoa.

Tetapi keadaan berbeda ketika Yesus datang di akhir zaman nanti. Setelah Beliau mempunyai kekuatan serta dukungan yang cukup, Yesus akan berperang dan membunuh. Sebagaimana ayat-ayat di bawah ini:

Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."(Wahyu 17:14) 

Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar," Ia menghakimi dan berperang dengan adil. (Wahyu 19:11) 

Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (Wahyu 2:16) 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penghina Agama, Dibunuh Atau Dikasihi? Sikap Orang Islam dan Kristen"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.