Isa Al-Masih adalah Allah yang
menjelma menjadi manusia! Apakah pernyataan ini hanya mitos yang berkembang
dari masa ke masa, ataukah sebuah kenyataan yang dapat dibuktikan melalui
fakta-fakta yang ada?
Dengan melihat fakta-fakta
berikut ini, Anda akan mengetahui kebenarannya. Juga hal tersebut akan menolong
Anda untuk memutuskan, apakah Isa layak untuk Anda ikuti atau tidak!
Fakta-Fakta dari Kitab Suci
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dalam Qs 3:39 Al-Quran memberi
gelar “Kalimat dari Allah” bagi Isa Al-Masih. Pada ayat lain tertulis, “Isa
putera Maryam adalah Kalimat-Nya” (Qs 4:171). Fakta yang sama juga terdapat
dalam Kitab Suci Injil. “Isa adalah Firman; dan Firman itu adalah Allah. Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Injil, Rasul Besar Yohanes
1:1; 14). Al-Quran menyebut Isa Al-Masih “seorang laki-laki yang suci” (Qs
19:19) Karena Isa suci, maka Ia dapat memikul dosa orang lain. Sebab Al-Quran
berkata “seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain” (Qs 17:15).
Bagaimana dengan Isa Al-Masih yang tidak berdosa?
Dalam Kitab Suci, Isa Al-Masih
diberitakan berulang-kali mengampuni dosa. “Lalu Ia [Isa] berkata kepada
perempuan itu: "Dosamu telah diampuni" (Injil, Rasul Lukas 7:48);
“Ketika Isa melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu:
"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" (Injil, Rasul Markus 2:5).
Tidakkah fakta-fakta ini cukup
untuk menerima Isa sebagai manifestasi dari Allah? Jika Anda menginginkan
penjelasan yang lebih rinci, silakan menghubungi kami.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus
adalah jelmaan Allah. Mereka berusaha membuktikannya dengan mengutip ayat-ayat
Al-Qur’an dan ayat-ayat Injil Kristen yang mereka anggap dapat menjadi dalil
atas kesesatan mereka. Ayat-ayat yang mereka jadikan dalil hanya itu-itu saja,
tidak ada yang baru. Hal tersebut menjadi bukti kalau kafir Kristen pemuja
Yesus sudah tidak mampu lagi mempertahankan dogma gereja yang sesat dan
menyesatkan.
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri
melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan
kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat
(yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu)
dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." (Ali 'Imran: 39)
Pada ayat di atas, Malaikat
mendatangi Nabi Zakariya dengan membawa kabar gembira dengan kelahiran
puteranya yang bernama Yahya. Ia akan membenarkan kalimat yang datang dari
Allah SWT. Al-Aufi dan lain-lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Al-Hasan,
Qatadah, Ikrimah, Mujahid, Abusy Sya'sa, As-Saddi, Ar-Rabi' ibnu Anas,
Ad-Dahhak dan lain-lainnya (dari kalangan tabi'in) sehubungan dengan ayat ini,
yaitu firman-Nya: yang membenarkan
kalimat (yang datang) dari Allah. (Ali
Imran: 39). Bahwa yang dimaksud dengan kalimah Allah ialah Isa ibnu Maryam.
Kenapa Nabi Isa AS disebut dengan kalimatullah? Jawabannya ada di penjelasan
berikutnya!
Wahai Ahli Kitab, janganlah
kalian melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu,
adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya
kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kalian kepada
Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kalian mengatakan, "(Tuhan itu)
tiga," berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagi kalian.
Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Allah dari mempunyai anak,
segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah untuk
menjadi Pemelihara. (An-Nisa:
171).
Pada ayat di atas, Allah
subhanahu wa ta’ala melarang Ahli Kitab bersikap melampaui batas dan menyanjung
secara berlebihan. Hal ini dilakukan oleh orang-orang kafir Kristen pemuja
Yesus karena mereka melampaui batas sehubungan dengan Isa Al-Masih. Mereka
mengangkatnya di atas kedudukan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya, lalu
memindahkannya dari tingkat kenabian sampai menjadikannya sebagai tuhan selain
Allah yang mereka sembah sebagaimana mereka menyembah Dia.
Sesungguhnya Al-Masih, Isa
putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya
yang disampaikanNya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. (An-Nisa: 171)
Sesungguhnya Isa Al-Masih itu
hanyalah seorang hamba Allah subhanahu wa ta’ala dan makhluk yang diciptakan-Nya.
Allah berfirman kepadanya, "Jadilah kamu," maka jadilah dia. Isa
Al-Masih hanyalah utusan-Nya dan kalimat-Nya yang Allah sampaikan kepada
Maryam. Isa Al-Masih dipanggil “Kalimatullah” disebabkan oleh proses
kejadian ‘Isa AS sendiri yang diciptakan dengan kalimat (perintah Allah); “kun”
(jadilah), tanpa proses hubungan biologis pria dan wanita sebagaimana manusia
lainnya. Proses kejadian ‘Isa adalah sama seperti kejadian Adam yang tiada
berbapa atau beribu, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Sesungguhnya misal
(penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam
dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia),
maka jadilah dia. (Ali Imran: 59).
Maka di sini jelaslah kepada kita
bahwa Al-Qur’an tidak pernah menganggap ‘Isa Al-Masih itu adalah Allah, malah
memandangnya sebagai seorang manusia biasa, sama seperti Adam AS. Jika kafir
Kristen pemuja Yesus masih ngeyel mengatakan bahwa Al-Qur’an membenarkan
doktrin sesat Kristen bahwa Isa adalah tuhan Allah, maka dengan menggunakan
metodologi mereka sendiri, kita perlu menambah seorang lagi ke dalam doktrin
Trinitas mengikut ayat di atas, yaitu Nabi Adam AS, karena beliau juga terjadi
dengan “kalimat Allah”, yaitu “kun” (jadilah)!
Ayat berikut tidak ada di situs Kristen. Tetapi karena ayat ini juga tidak
jarang jadi pertanyaan kafir Kristen pemuja Yesus, maka ada baiknya saya jawab
juga:
“Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari
mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di
hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna”. (Maryam: 17)
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa ruh Allah yang menjelma menjadi
manusia pada ayat di atas adalah Yesus. Hampir pasti mereka terinspirasi dengan
ayat Injil yang menyatakan firman menjelma menjadi manusia (Yohanes 1:14).
Ruh yang menjelma menjadi manusia sempurna pada ayat tersebut bukanlah
Yesus, tetapi Malaikat Jibril yang di utus Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk
memberi Maryam seorang anak laki-laki. Turunnya
Malaikat Jibril ke hadapan Maryam ini juga dapat kamu temukan dalam Injil
Kristen (Lukas 1:28). Jadi yang menjelma menjadi
manusia adalah Ruh yaitu Malaikat Jibril (Gabriel). Mustahil Ruh yang menjelma
di hadapan Maryam ada Nabi Isa 'Alaihis
Salam atau Yesus sendiri. Karena pada ayat yang ke 19,
Ruh ini berkata kepada Maryam; "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang
utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".
Tidak masuk akal kalau Ruh yang menjelma menjadi Manusia tersebut adalah Yesus.
Mana mungkin Yesus menemui ibunya kemudian berkata bahwa dirinya akan memberi
seorang anak laki-laki yaitu dirinya sendiri. Penyebutan
“manusia yang sempurna” untuk ruh yang menjelma di hadapan Maryam sama sekali
bukan dalil ruh tersebut adalah Nabi Isa 'Alaihis Salam atau Yesus. Disebut
manusia yang sempurna karena Malaikat Jibril menyerupakan diri sebagai manusia
utuh sehingga Maryam tidak mengetahui bahwa dia adalah Malaikat.
Kafir Kristen pemuja Yesus berkata bahwa tidak ada ayat maupun hadits yang
menyatakan secara terus terang bahwa Jibril itu adalah Rohullah. Siapa bilang
Malaikat Jibril tidak pernah disebut ruh? Malaikat Jibril juga disebut dengan
Ruh seperti Asy-Syu'ara: 193-194.
Kafir Kristen pemuja Yesus
menganggap Yohanes 1:1;14 sebagai dalil bahwa Yesus adalah manifestasi Allah.
Padahal Yohanes 1:1-14 di akui sendiri oleh banyak sarjana Kristen bahwa
ayat-ayat tersebut berasal dari hymne Platonis yang diperkenalkan oleh Philo dari
Alexandria. Bunyi kalimat pertama adalah:
“Pada mulanya adalah Logos
(firman), Logos (firman) itu bersama dengan Tuhan, dan Logos (firman) itu
berasal dari Tuhan.”
Penyalin Kitab Yohanes kemudian
mengadopsi hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes, lalu
merubah kalimat: “Logos itu berasal dari Tuhan” menjadi “Firman
itu adalah Tuhan.”
Pencaplokan ajaran Platonis oleh
penyalin Injil Yohanes ini, dijelaskan oleh bapa gereja Santo Agustinus dalam
bukunya The Confession of St. Augustine di bawah sub judul ‘Kitab Suci dan
Filsafat Penyembah Berhala’ sebagai berikut:
“…Book of the Platonis that
had been translated ou of Greek into Latin. In then I read, not indeed in these
words but much the same thought, enforced by many varied arguments that: In the
beginning was the word, and the word was with God and the word was God. All
things were made by him, and without gim nothing was made.”
“… Buku filsafat Platonis yang
telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Di dalamnya saya baca,
walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya sama, didukung dengan
berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama
Tuhan, dan firman itu adalah (dari) dari Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh
dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang dijadikan.”
Catatan kaki Alkitab The New
Testament of the New American Bible, 1970 hal. 203, memperkuat pendapat bahwa
Yohanes 1:1-18 bukanlah bagian Injil Yohanes, melainkan karya lepas yang
kemudian dimasukkan menjadi pembuka kitab Yohanes tersebut:
“John 1:1-18; “The prologue is
a hymn, formally poetic in style – perhap originally an independent composition
and only later adapted and edited to serve as an overture to the Gospel.”
“Yohanes 1:1-18; pembukaan ini
merupakan hymne berbentuk syair – mungkin berasal dari karya bebas, yang
kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka Injil.”
Al-Qur’an memang menyebut Nabi
Isa AS sebagai anak laki-laki yang suci (Maryam: 19), tetapi itu bukan alasan
untuk menjadikannya sebagai penebus dosa. Karena pada ayat lainnya, Al-Qur’an
juga menyebut Nabi Yahya AS sebagai anak yang suci dari dosa. Jadi bukan
sesuatu yang istimewa ketika Al-Qur’an menyebut Nabi Isa AS anak laki-laki yang
suci. Jika kafir Kristen pemuja Yesus menjadikan Yesus sebagai penebus dosa
karena dia suci, harusnya Nabi Yahya AS juga mereka jadikan sebagai penebus
dosa.
Hai Yahya,
ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan
kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang
mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah
seorang yang bertakwa, (Maryam: 12-13)
Apakah karena Al-Qur’an menyebut
Nabi Isa AS sebagai anak yang suci, kemudian beliau dikatakan dapat menebus
dosa? Sama sekali tidak! Karena Al-Qur’an telah tegas membantah adanya transfer
dosa, baik oleh orang berdosa atau orang suci dari dosa. Berikut ini adalah
ayat-ayatnya;
Katakanlah: "Apakah aku
akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala
sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya
kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya
kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (Al An'aam: 164)
Frasa kalimat pada ayat di atas
mencakup secara umum siapa pun yang berbuat dosa, maka dosanya tersebut hanya
akan menimpa dirinya. Baik dia orang yang mungkin tidak berdosa atau
lebih-lebih orang yang berdosa, tidak akan menanggung dosa orang lain dan hanya
menanggung dosanya sendiri.
Dan takutlah kamu kepada suatu
hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain
sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan
tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka
akan ditolong. (Al Baqarah: 123)
Ayat ini jauh lebih jelas
daripada ayat sebelumnya. Tidak hanya menyatakan setiap manusia hanya akan
memperoleh apa yang diusahakan, tetapi dengan jelas juga menyatakan seseorang
tidak dapat menggantikan orang lain dan tidak akan di terima tebusan. Jadi
untuk kafir Kristen pemuja Yesus yang yakin selamat dengan menjadikan Yesus
korban tebusan, bersiap-siaplah kalian untuk gigit jari.
Ayat Bible Perjanjian Lama juga
menyatakan tidak ada transfer dosa, perhatikan ayatnya;
“Sungguh, semua jiwa Aku
punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang
berbuat dosa, itu yang harus mati.” (Yehezkiel 18:4)
Orang yang berbuat dosa,
itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan
ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan
menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung
atasnya. (Yehezkiel 18:20)
Janganlah ayah dihukum mati
karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang
harus dihukum mati karena dosanya sendiri. (Ulangan 24:16)
Tetapi anak-anak mereka tidak
dihukum mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam
Taurat, yakni kitab Musa, di mana TUHAN telah memberi perintah: "Janganlah
ayah mati karena anaknya, janganlah juga anak mati karena ayahnya, melainkan
setiap orang harus mati karena dosanya sendiri." (2
Tawarikh 25:4)
Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap
Yesus dapat menebus dosa manusia karena menganggap Yesus suci dan tak berdosa.
Padahal menurut Injil Kristen, Yesus bukan manusia suci dan tak berdosa.
Misalnya ketika satu hari Yesus di ajak oleh saudara-saudaranya untuk
menghadiri sebuah pesta, Yesus menolak dengan alasan waktunya belum genap.
Tetapi setelah saudara-saudaranya pergi ke pesta, Yesus pun pergi ke pesta
tersebut dengan diam-diam (Yohanes 7:10). Perbuatan Yesus tersebut tergolong
perbuatan dosa karena melanggar hukum Taurat yang melarang berbohong dan
berdusta (Imamat 19:11). Yesus juga pernah menyuruh murid-muridnya untuk
mengambil keledai betina milik orang lain tanpa izin pemiliknya (Matius 21:2).
Perbuatan Yesus tersebut dapat digolongkan sebagai tindak pencurian, karena
definisi mencuri itu adalah mengambil properti milik orang lain tanpa izin
pemiliknya. Mencuri termasuk perbuatan dosa karena hukum Taurat melarang
perbuatan tersebut (Keluaran 20:15, 17).
Yesus menyatakan bahwa dirinya
berkuasa mengampuni dosa, bukan berarti Yesus dapat mengampuni perbuatan dosa
sebagaimana Tuhan mengampuni dosa manusia. Kuasa mengampuni dosa yang dimaksud
oleh Yesus adalah kuasa Yesus yang dapat menyembuhkan penyakit. Karena pada
masa itu bangsa Israel meyakini bahwa penyakit timbul akibat dosa yang
dilakukan manusia. Oleh sebab itu setelah Yesus mengatakan dirinya berkuasa
mengampuni dosa, dia membuktikannya dengan menyembuhkan orang lumpuh. Kuasa
Yesus yang dapat menyembuhkan orang sakit bukan berasal dari kuasanya sendiri,
tetapi kuasa dari Tuhan. Kuasa yang dimiliki oleh Yesus tidak dapat dijadikan
alasan untuk memujanya sebagai Tuhan. Ayatnya masih terbaca dengan jelas sampai
dengan sekarang.
Kafir Kristen pemuja Yesus
berkata bahwa Yesus dapat mengampuni dosa. Ayat yang mereka kutip; Lalu Ia berkata kepada perempuan itu:
"Dosamu telah diampuni." (Lukas 7:48). Kafir Kristen
pemuja Yesus salah dalam memahami ayat. Pada ayat itu Yesus berkata kepada
perempuan tersebut bahwa dosanya telah Tuhan ampuni. Itu sebabnya Yesus
berkata; dosamu telah di ampuni, bukan berkata dosamu telah Ku ampuni.
Maka sangat salah kalau ayat itu mereka jadikan dalil Yesus dapat mengampuni
dosa.
Selain itu, pemberitaan Yesus oleh Paulus di surat
kirimannya (Kolose 1:16) tersebut bertentangan dengan fakta yang ada. Dalam Kolose
1:16, Paulus mengatakan bahwa Yesus telah menciptakan segala sesuatu yang ada
di sorga dan yang ada di bumi, bahkan yang kelihatan dan tidak kelihatan pun
Yesus yang menciptakannya. Padahal faktanya, Yesus baru lahir dari rahim
seorang wanita 2000 tahun yang lalu, melalui proses tumbuh kembang sebagaimana
anak-anak lainnya. Ibunya Maria, juga mengalami proses kehamilan dan persalinan
sebagaimana ibu-ibu hamil pada umumnya. Jadi, ucapan Paulus di Kolose 1:16 tersebut
sepenuhnya DUSTA.
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan
Yesus adalah Tuhan karena dia menciptakan bumi dan isinya, Mereka mengutip ayat
dari surat kiriman Paulus yang mereka sebut dengan Kitab Allah;
Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di
sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik
singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu
diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (Kolose
1:16).
Menyebut surat kiriman Paulus
dengan sebutan Kitab Allah adalah kekeliruan. Paulus bukanlah Nabi Allah yang kitab
tulisannya dapat disebut Kitab Allah. Dia hanya orang Yahudi penganiaya
murid-murid Yesus yang mengaku bertobat. Sungguh aneh kalau kafir Kristen
pemuja Yesus menganggap semua surat kiriman Paulus sebagai Kitab Allah. Padahal
Paulus sendiri mengatakan; Apa yang aku katakan, aku mengatakannya
bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai
seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah (2Korintus
11:17).
Dalam surat kirimannya yang lain,
Paulus juga mengatakan tetap bersuka cita walaupun Yesus diberitakan dengan
maksud palsu atau tidak benar. Ini berarti, sangat mungkin semua pemberitaan Yesus
yang ada dalam surat-surat kiriman Paulus adalah palsu atau tidak benar. Sebagaimana
perkataan Paulus berikut ini; Tetapi
tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud
palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan
tetap bersukacita, (Filipi 1:18)
Pernyataan Isa Al-Masih Sendiri
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Fakta berikutnya yang dapat
membuktikan bahwa Isa adalah Allah yang menjadi manusia, lewat perkataan Isa,
“Aku dan Bapa adalah satu" (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30); “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan
Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir" (Injil, Kitab Wahyu 10:30).
Isa juga memberi kepada murid-murid-Nya tentang kematian dan kebangkitan-Nya.
Pernyataan Isa tentang keilahian-Nya membuat orang Yahudi gerah dan bermaksud
untuk membunuh-Nya. Orang-orang Yahudi itu berkata, "mereka mau melempari
Isa karena Isa menghujat Allah dan menyamakan diri-Nya dengan Allah"
(Injil, Rasul Besar Yohanes 10:33).
Jawaban Saya: Anda tidak akan pernah mengerti apa yang hendak Yesus
maksudkan dari ucapannya; “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30), jika anda
tidak membaca rangkaian ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Kafir Kristen pemuja
Yesus memang sengaja mengutip sepotong-sepotong ayat di atas agar terkesan
Yesus menyatakan dirinya adalah Tuhan. Pernyataan Yesus: Aku dan Bapa muncul
dalam dialog antara Yesus dengan orang-orang Yahudi yang mempertanyakan apakah
Ia Messias? Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka: “Aku telah mengatakannya
kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan
dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku … Bapa-Ku,
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang
pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa...baru setelah itu Yesus
berkata kepada mereka: Aku dan Bapa adalah satu.”
Jadi, maksud Yesus mengatakan Aku
dan Bapa adalah satu, ada dalam kata-kata Yesus sebelumnya, yaitu satu karena
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Yesus atas nama Bapa atau dengan perintah
Bapa serta satu karena penjagaan Yesus terhadap umatnya adalah sama dengan
penjagaan Bapa terhadap hamba-Nya.
Orang-orang yahudi dalam dialog
dengan Yesus di atas telah keliru dalam memahami perkataan Yesus yang penuh
dengan kiasan sama dengan orang-orang Kristen sekarang (Yohanes 10:33). Cuma
bedanya, orang-orang Yahudi tidak percaya dengan pemahaman mereka hingga
melempari Yesus dengan batu. Sedangkan kafir Kristen pemuja Yesus percaya atau
mengimani kesalahpahaman mereka terhadap kata-kata Yesus. Apakah ketika orang
yahudi salah memahami perkataan Yesus dengan menganggap Yesus kerasukan setan
atau gila, kafir Kristen juga bersedia menyebut Yesus kerasukan setan dan gila?
Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal
dan Yang Akhir." (Wahyu 22:13).
Ayat ini dikatakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai bukti bahwa Yesus adalah
Allah yang menjadi manusia. Padahal yang berkata dirinya Alfa dan Omega
bukanlah Yesus, tetapi Tuhan Allah, perhatikan ayat berikut; "Aku adalah Alfa dan Omega, firman
Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang
Mahakuasa." (Wahyu 1:8)
Alasan Allah Bermanifestasi dalam Diri Isa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Umat Kristen tidak pernah
menaikkan “derajat” seorang manusia sehingga “men-Tuhankan manusia oleh
manusia.” Jelas tidak seorang manusia pun dapat menaikkan derajat dirinya
sendiri atau diri orang lain untuk menjadi Tuhan. Tetapi Tuhan dapat, dan
bahkan karena kasih-Nya yang besar Ia sudah menurunkan derajat-Nya dari Allah
menjadi manusia di dalam diri Isa Al-Masih. Itulah sebabnya Ia sekarang berada
di sorga lagi.
Menurut Kitab Suci Injil, Isa
Al-Masih menjadi serupa dengan manusia untuk satu maksud dan tujuan tertentu.
Yaitu mati sebagai Kurban yang sempurna bagi penebusan dosa-dosa manusia. Yaitu
dosa yang telah memisahkan manusia dari Allah. “Akan tetapi Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus [Isa] telah mati untuk kita, ketika
kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8). Jika Anda ingin menerima kasih
karunia Allah tersebut, silakan menghubungi kami, kami bersedia menolong Anda.
Jawaban Saya: Yesus tidak pernah menyatakan dirinya Tuhan dan Yesus
juga tidak pernah menyebut dirinya Allah yang menjadi manusia. Tidak ada satu
pun ayat dalam Bible Perjanjian Baru, yang di dalamnya Yesus menyatakan dirinya
Tuhan atau menyatakan dirinya adalah Allah yang menjadi manusia. Maka jika
kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa mereka tidak pernah menaikkan
derajat Yesus sehingga mempertuhankan Yesus, mereka bohong. Buktinya tidak ada
alasan untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan, tetapi kafir Kristen pemuja Yesus
tetap memuja Yesus sebagai sesembahan selain Allah. Jika kafir Kristen pemuja
Yesus mengutip ayat-ayat Bible Perjanjian Baru untuk mereka jadikan dalil
ketuhanan Yesus, itu semua usaha mereka untuk membenarkan kesesatan mereka.
0 Response to "Benarkah Isa Al-Masih Adalah Manifestasi Dari Allah ?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.