Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

“Batu Hitam” dan “Batu Penjuru” di Injil

“Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” (Injil, Rasul Besar Matius 21:42). Batu Penjuru dalam ayat ini sama sekali tidak berhubungan dengan Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad) yang ada di salah satu pojok Ka'bah!

Ka'bah Dalam Al-Quran

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Tidak diketahui dengan pasti dari mana asal-usul Batu Hitam yang kini terdapat di bangunan Ka'bah. Menurut tradisi Islam, batu tersebut jatuh dari Surga. Ketika air bah di zaman Nuh melanda, batu itu hilang. Tetapi di kemudian hari ditemukan oleh Ibrahim. Sebagian umat Muslim juga percaya batu itu adalah meteorit. Sebuah Hadits mengatakan, saat batu hitam itu jatuh dari Firdaus, warnanya lebih putih dari susu. Tetapi kemudian hitam karena dosa keturunan Adam.  Menurut sejarah, Batu Hitam pernah dihancurkan oleh tentara-tentara pemberontak Islam hingga berkeping-keping.

Mencium Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad) adalah kerinduan semua Muslim. Nyata jelas kerinduan itu ketika mereka menunaikan ibadah haji.  Mereka berlomba bahkan rela saling dorong agar dapat mencium, atau paling tidak menyentuhnya. Sementara di sisi lain, Islam sangat melarang pemujaan berhala.

Jawaban Saya: Asal usul Hajar Aswad telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits sahih, yaitu berasal dari surga, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari 'Atha` bin As Sa`ib dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Hajar Aswad turun dari syurga dengan warna lebih putih dari susu kemudian berubah menjadi hitam karena dosa-dosa anak-anak Adam". (Abu Isa At Tirmidli RH) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Abdullah bin Amr dan Abu Hurairah." Abu 'Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih." (Sunan Tirmidzi: 803). Hadits sahih serupa ini juga terdapat di Sunan Nasa’i: 2886Musnad Ahmad: 2659Musnad Ahmad: 2889Musnad Ahmad: 3356Musnad Ahmad: 5774Musnad Ahmad: 13434.

Sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah tentang asal usul hajar aswad dengan mengambil Sampelnya. Jika muncul pernyataan yang menyebutkan hajar aswad adalah batu meteorit, itu pastinya bersumber dari spekulasi orang-orang yang tidak mempercayai hadits sebagai sumber hukum setelah Al-Qur’an.

Mencium Hajar Aswad hukumnya sunnah karena Nabi Muhammad SAW pernah melakukannya. Karena hukum mencium Hajar Aswad adalah sunnah dalam ibadah Haji dan Umrah, maka jamaah Haji seharusnya tidak perlu memaksakan diri untuk melakukannya. Apalagi sampai harus menyakiti jamaah Haji lainnya demi untuk mencium Hajar Aswad.

Islam melarang segala pemujaan terhadap berhala, itu benar. Tetapi Hajar Aswad bukanlah berhala dan mencium Hajar Aswad  bukan merupakan bentuk pemujaan. Tidak satu pun dari jamaah Haji dan Umrah yang bermaksud memuja Hajar Aswad ketika mereka menciumnya. Jamaah Haji dan Umrah mencium Hajar Aswad karena mengikuti sunnah Rasul-Nya.

Apakah Batu Hitam atau Isa Al-Masih Merupakan “Batu Penjuru”?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Injil, Rasul Besar Matius 21:42 bicara tentang “Batu Penjuru”. Seorang teman Muslim yang mengunjungi situs ini, memberi komentar mengenai “Batu Penjuru”. Menurutnya, “Batu Penjuru” adalah Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad), sehingga ayat ini menjadi bukti bahwa Injil-pun bicara tentang Ka'bah. Jelas “Batu Penjuru” yang disebut pada ayat di atas tidak sama dengan Batu Hitam yang terdapat di Ka'bah. Batu Penjuru yang terdapat dalam Injil merujuk pada Isa Al-Masih. Dia telah menjadi Batu Penjuru yang dibuang (ditolak) dan dihancurkan (disiksa) oleh orang-orang yang menolak-Nya. “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--, namun ia telah menjadi batu penjuru” (Injil, Surat Para Rasul 4:11)

Melalui kehancuran-Nya (penyaliban-Nya) disediakan jalan untuk menghilangkan dosa manusia.  “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21).

Jawaban SayaKata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. (Matius 21:42)

Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip Injil Matius 21:42 dan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan batu penjuru pada ayat tersebut adalah Yesus. Saya tidak tahu dari mana kafir Kristen pemuja Yesus mempelajari agama Kristen. Memahami ayat semudah itu saja mereka tidak mampu. Padahal untuk memahami ayat tersebut bukan sesuatu yang sulit. Tinggal dibaca juga ayat setelahnya, maka akan diketahui siapa yang dimaksud “batu penjuru” pada Matius 21:42, perhatikan ayat di bawah ini;

Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Matius 21:43)

Setelah membaca Matius 21:43, barulah kita dapat mengerti siapa “batu penjuru” yang dimaksud Yesus. Batu penjuru yang dimaksud Yesus adalah sebuah bangsa yang memperoleh kerajaan Allah dan akan menghasilkan buahnya. Kerajaan Allah akan diambil dari bangsa Israel dan diberikan kepada bangsa yang akan menghasilkan buahnya. Bangsa tersebut adalah bangsa Arab, bangsa yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan (Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan), tetapi kemudian menerima kerajaan Allah dan akan menghasilkan buahnya (telah menjadi batu penjuru). Bangsa tersebut memperoleh kerajaan Allah dengan jalan diutusnya seorang Nabi dari bangsa mereka sendiri, padahal sebelumnya Allah mengutus para Nabi-Nya dari bangsa Israel.  

Keselamatan oleh Batu Penjuru (Isa Al-Masih)

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jutaan umat manusia berlomba mencium Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad). Sayangnya, batu hitam itu tidak dapat memberi keselamatan dan hidup kekal bagi mereka. Hanya Sang Batu Penjuru, yaitu Isa Al-Masih, yang dapat memberi pelepasan dari dosa. Apakah saudara seorang Muslim yang benar-benar rindu untuk mencium batu hitam?  Saudara  tidak perlu pergi ke Mekah dan menghabiskan banyak dana untuk menghilangkan dosa. Datanglah pada Isa Al-Masih. Mintalah supaya darah-Nya yang kudus dapat memutihkan kembali hati saudara yang hitam karena dosa. Mujizat pembersihan hati ini tidak dapat dihasilkan dengan mencium Batu Hitam.

“. . . .firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Kitab Nabi Besar Yesaya 1:18).

Jawaban Saya: Hajar Aswad memang tidak dapat memberi keselamatan dan hidup kekal bagi umat Islam, tetapi Hajar Aswad dapat menjadi sebab Allah SWT mengampuni dosa seorang Muslim yang mencium atau mengusapnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih berikut ini;

Telah mengabarkan kepada kami Abu Abdur Rahman Ahmad bin Syu'aib dari lafazhnya, ia berkata; telah memberitakan kepada kami Qutaibah, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad dari 'Atho` dari Abdullah bin 'Ubaid bin 'Umair bahwa seorang laki-laki berkata; wahai Abu Abdur Rahman saya tidak melihatmu mengusap kecuali hanya kepada dua rukun ini, ia menjawab; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengusap keduanya menghapuskan kesalahan, " dan saya mendengarnya bersabda: " Barangsiapa yang berthawaf tujuh kali maka dia seperti memerdekakan budak." (Sunan Nasa'i: 2870)

Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap darah Yesus yang mati di kayu salib dapat menyucikan dosa-dosa manusia, padahal Yesus sendiri bukanlah manusia suci yang terbebas dari dosa. Oleh karena Yesus bukan manusia suci yang terbebas dari dosa, maka Yesus bukan tebusan yang sempurna. Karena Yesus bukan tebusan yang sempurna, orang-orang yang menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa tidak akan tertebus dosanya dan tidak akan memperoleh keselamatan dengan menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa. Pengampunan dosa dalam Islam dapat diperoleh dengan bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT. Yang namanya bertaubat dapat dilakukan di mana saja, tidak harus menghabiskan banyak biaya dengan pergi ke Mekkah untuk mencium Hajar Aswad. 

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "“Batu Hitam” dan “Batu Penjuru” di Injil"

  1. Thayyib, thalabul'ilmu, syukron.
    Salam mualaf cerdas Indonesia
    Aq ex katholik, wil GK.
    Jazakhalahu khairan

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.