Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Makna Kembali Fitrah Dalam Islam Dan Kristen

Menjelang berakhirnya Ramadhan, seluruh umat Muslim di dunia mulai bersiap untuk merayakan Idul Fitri. Idul Fitri dimaknai sebagai hari kemenangan atau “kembali fitrah.” Sebelum hari itu tiba, penting mengetahui bagaimana agar dapat selalu tinggal dalam fitrah-Nya.

Makna dari Fitrah

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut Hadits Tirmidzi No. 693, makna Idul Fitri adalah “hari raya berbuka puasa.” Artinya, tidak berpuasa lagi setelah selama sebulan berpuasa. Dari Abi Hurairah (berkata): Bahwasanya Nabi telah berkata, “Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka.”

Sedangkan kata “fitrah” berasal dari kata “fathara” yang artinya kembali kepada keadaan normal, baik kehidupan jasmani maupun rohani.  Atau kembali pada keadaan mula-mula, yang semula/asal atau “yang asli.”

Jawaban Saya: Memang hampir seluruh lapisan masyarakat mengartikan Idul Fitri sebagai kembali suci, ini pemahaman yang tidak tepat. Idul fitri berasal dari dua kata; id  dan al-fitri. Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu, yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama. Ibnul A’rabi mengatakan; Hari raya dinamakan id karena berulang setiap tahun dengan kegembiraan yang baru. (Lisan Al-Arab, 3/315).

Sedangkan fitri berasal dari kata afthara – yufthiru, yang artinya berbuka atau tidak lagi berpuasa. Disebut idul fitri, karena hari raya ini dimeriahkan bersamaan dengan keadaan kaum muslimin yang tidak lagi berpuasa ramadhan. Fitri dan fitrah adalah dua kata yang berbeda. Beda arti dan penggunaannya. Namun masyarakat menganggap kedua kata tersebut sama karena pengucapannya yang hampir sama.

Dosa Membuat Manusia Keluar dari Fitrah

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut Kitab Suci Allah, Taurat, pada mulanya Allah menciptakan manusia suci adanya. Karenanya, manusia dapat tinggal bersama-sama dengan Allah di Taman Firdaus. Namun kehidupan yang sempurna di Firdaus rusak ketika manusia melanggar perintah Allah. Akibatnya, Allah mengusir mereka dari taman itu. Sejak saat itu, manusia sudah keluar dari fitrahnya. Yaitu kehidupan yang semula Allah ciptakan untuk mereka. Inilah bukti awal bahwa dosa sudah memasuki kehidupan manusia. “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, ialah segala dosamu” (Kitab Nabi Yesaya 59:2).

Jawaban Saya: Adam dan Hawa diciptakan Allah dengan memiliki kecenderungan atau potensi untuk dapat berbuat dosa. Itulah sebabnya, walaupun mereka berdua hidup di dalam surga, mereka dapat berbuat dosa. Kecenderungan dan potensi yang Allah berikan kepada Adam dan Hawa inilah yang kemudian diwariskan kepada anak cucunya sampai kita sekarang ini. Jadi bukan karena Adam berdosa lalu kita sekarang juga ikutan dapat berbuat dosa. Kita dapat berbuat dosa adalah karena kecenderungan atau potensi yang diberikan Allah kepada kita melalui Adam dan Hawa. Adam dan Hawa memang telah berdosa karena memakan buah dari pohon yang Allah larang untuk mendekatinya, tetapi dosa keduanya tidak menjalar sampai ke anak cucunya. Perbuatan dosa yang Adam dan Hawa lakukan hanya menimpa diri mereka sendiri. Mereka telah bertaubat, memohon ampun kepada Allah dan Allah menerima taubat mereka dan mengampuni keduanya. Oleh karena itulah, dalam Islam tidak dikenal adanya dosa asal atau dosa waris. 

Keduanya (Adam dan Hawa) berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.  (Al A'raaf: 23)

“Kemudian Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk”(Thaahaa: 122)

Turunnya Adam dan Hawa dari Surga bukan disebabkan karena mereka melanggar larangan Allah SWT untuk menjauhi pohon terlarang. Adam dan Hawa diturunkan ke dunia untuk menjadi khalifah (penguasa di bumi) sebagaimana tujuan Allah SWT menciptakannya. Jadi melanggar larangan Allah SWT atau tidak, Adam dan Hawa pasti akan diturunkan juga ke dunia. Firman Allah SWT mengenai penciptaan Adam adalah sebagai berikut;

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al Baqarah: 30)

Tidak berbeda dengan kisah Adam dan Hawa dalam Bible Perjanjian Lama. Adam dan Hawa diciptakan Allah bukan untuk menjadi penghuni surga. Adam dan Hawa diciptakan Allah dengan tujuan agar untuk beranak cucu, berkuasa dan menaklukkan makhluk Allah lainnya. Keterangan tersebut dapat anda baca pada ayat-ayat berikut;

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kejadian 1:26)

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1:28)

Jadi, bukan karena berdosa Adam dan Hawa diturunkan dari surga. Adam dan Hawa memang diciptakan Allah agar dapat berkuasa terhadap makhluk Allah yang ada di bumi. Oleh karena Adam dan Hawa diturunkan bukan karena berdosa, maka segala dogma yang berkaitan dengan turunnya Adam dan Hawa patut dipertanyakan kebenarannya. Seperti adanya dosa asal dan penebusan dosa ala Kristen.    

Rahmat Allah Satu-satunya Cara Menjadi Fitrah

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Manusia melakukan berbagai cara agar dapat kembali kepada kehidupan yang semula/asal. Yaitu kehidupan yang suci dan berkenan di hadapan Allah. Misalnya lewat berpuasa, beramal, serta berusaha melakukan semua ritual agama dengan benar. Sayangnya Nabi Islam dalam salah satu haditsnya berkata, “Tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan ke surga karena amalnya, dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya. Tidak juga aku (Muhammad), kecuali karena rahmat dari Allah” (Shahih Muslim, nomor 5042).

Benar! Hanya dengan rahmat Allah saja seseorang dapat menjadi fitrah. Tentang hal itu Kitab Suci Allah sudah menegaskan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian [rahmat] Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8). Silakan mengemail kami bila Anda tidak setuju!

Jawaban SayaDalam hadits memang disebutkan bahwa seorang Muslim bahkan termasuk Nabi Muhammad saw sendiri tidak akan diselamatkan oleh sebab amalnya. Seorang Muslim atau Nabi Muhammad saw sendiri diselamatkan dengan rahmat Allah swt. Jikalau Nabi Muhammad saw sudah pasti selamat karena Allah swt telah melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau, bagaimana dengan umatnya? Umat Islam dapat memperoleh keselamatan dengan cara banyak beramal, karena amal inilah yang menjadi sebab turunnya rahmat Allah swt kepada seorang Muslim. Itulah sebabnya Nabi Muhammad SAW tetap memerintahkan umatnya agar tetap beramal. Perhatikan hadits shahih di bawah ini; 

Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka para sahabat bertanya; 'Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai." (Shahih Bukhari 5982).

Bagaimana Dapat Kembali Fitrah?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Hanya ada satu cara agar bisa menjadi fitrah. Yaitu menerima rahmat Allah. Rahmat-Nya terdapat dalam diri Isa Al-Masih! Tentang hal itu Al-Quran berkata, " . . . Kami menjadikannya [Isa Al-Masih] . . . rahmat dari Kami” (Qs 19:21). Mengapa Isa Al-Masih adalah Rahmat yang dapat membuat Anda menjadi fitrah? Karena Isa dapat membersihkan dosa-dosa Anda, sebagaimana kesaksian Nabi Yahya Pembaptis, "Lihatlah Anak domba Allah [kata kiasan untuk Isa Al-Masih] yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).

Jawaban Saya: Kita dapat berbuat dosa adalah karena kecenderungan atau potensi yang diberikan Allah kepada kita melalui Adam dan Hawa. Untuk menghapus dosa yang telah terlanjur dilakukan, seorang Muslim tidak perlu melakukan penyucian dosa dengan cara mengkorbankan darah binatang, apalagi sampai harus mengkorbankan darah Tuhan sebagai korban penebus dosa. Seorang Muslim yang berdosa harus bertaubat, mengakui kesalahannya dan memohon ampunan Allah atas dosa yang dilakukannya. Jika dosa tersebut ada hubungannya dengan sesama manusia, selain memohon ampunan Allah juga harus meminta maaf kepada orang di sakiti. Selain dari pada itu, Allah juga berkenan menghapus dosa seorang Muslim dengan lantaran ia beramal saleh baik itu yang wajib atau pun yang sunah.

Jibril berkata: "Demikianlah." Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." (Maryam: 21). Allah SWT menyebut kelahiran Nabi Isa AS sebagai rahmat karena Nabi Isa AS akan dijadikan seorang Nabi yang menyeru bangsa Israel untuk menyembah hanya kepada Allah SWT semata. Jika kelahiran Nabi Isa AS dijadikan Allah SWT sebagai rahmat bagi bangsa Israel, lebih dari itu Nabi Muhammad SAW dijadikan oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh semesta alam, Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al Anbiyaa': 107)

Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Yesus mati tersalib untuk membayar dan menebus dosa mereka. Padahal Yesus yang mereka anggap sebagai korban tebusan dosa, bukanlah korban tebusan yang sempurna. Oleh karena Yesus bukan korban tebusan yang sempurna, maka dosa mereka akan tetap ada. Dengan menjadikan Yesus sebagai korban penebus tidak akan membuat anda menjadi fitrah, tetapi justru akan memasukkan anda ke dalam neraka Jahanam. Allah SWT telah memastikan kekafiran orang-orang yang menyembah Yesus (Al-Maa’idah: 17, 72,73) dan memastikan mereka semua kekal di neraka (Al Bayyinah: 6).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makna Kembali Fitrah Dalam Islam Dan Kristen"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.