Bulan sabit dan bintang adalah
lambang-lambang Islam yang terkenal. Lambang itu terpasang di puncak-puncak
masjid. Sedangkan salib adalah lambang Kristen. Mengapa sebagian umat Islam
mengganti simbol bulan sabit dan bintang, sebaliknya Kristen bangga akan salib?
Simbol Bulan Bintang: Sejarah dan Maknanya
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Achmad Rofi’i menjelaskan bahwa
pada zaman dinasti Utsmani (Turki) simbol “. . . bulan sabit dan bintang pun
meraih popularitas di masyarakat muslim.”
Namun, “. . . lambang bulan sabit dan bintang telah lama digunakan
sebelum masa Islam . . . yang berasal dari paganisme Yunani kuno, Assyria dan
Babylonia”, tambahnya. Menurut Nur Muhammad, “Bulan sabit melambangkan . . .
tiga benua . . . yang telah dikuasai Islam . . . Asia . . . Afrika . . . Eropa.
Sedangkan lambang bintang menunjukkan posisi ibu kota . . . Istambul yang
bermakna: Kota Islam.”
“Berkembang juga filosofi lain,
bulan sabit yang menjadi penanda waktu menuju bulan baru dalam Islam . . .
Sedangkan bintang . . . bersudut lima, melambangkan . . . syahadat, shalat,
zakat, puasa, dan ibadah haji,” terangnya.
Jawaban Saya: Simbol bulan sabit dan bintang adalah perkara baru
dalam Islam (Bid’ah). Simbol tersebut tidak pernah dikenal di zaman Nabi
Muhammad SAW maupun di zaman sahabat. Simbol bulan sabit dan bintang pertama
kali muncul di zaman daulah Utsmani (sekitar abad ke-13 M). Para penguasa
Daulah Utsmani menggunakan simbol tersebut sebagai lambang resmi kerajaan,
meniru lambang istana di Romawi.
Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,
Tentang memasang gambar hilal di menara-menara, ada yang mengatakan, bahwa
sebagian kaum musliminlah yang meniru umat yang lain, yang mereka lakukan
terhadap tempat-tempat ibadah mereka. Mereka meletakkan lambang bulan sabit,
untuk menandingi orang Kristen yang memasang lambang salib di tempat-tempat
ibadah mereka. Sebagaimana yang terjadi pada yayasan pertolongan pertama bagi
orang sakit dengan sebutan bulan sabit merah, untuk menyaingi milik orang Kristen,
palang merah. Karena itu, tidak selayaknya lambang ini diletakkan di
menara-menara masjid, mengingat adanya kemiripan (dengan orang Kristen), dan
mengingat ini buang-buang harta dan waktu. (Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin,
13/941).
Berdasarkan tinjauan sejarah dari
keterangan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa bulan sabit maupun bintang
bukan bagian dari Islam. Untuk itu, kita tidak boleh menjadikannya sebagai
syiar Islam, apalagi meyakini bahwa dengan memasang lambang itu akan
mendapatkan pahala.
Memasang Bulan Sabit Bid’ah?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Sebagian umat Islam telah
mengganti simbol bulan sabit dan bintang di puncak-puncak masjid dengan lafadz الله
(Allah). Ammi Nur Baits mengingatkan, “Meletakkan gambar bulan sabit di atas
menara-menara masjid, termasuk bid’ah . . .”
Achmad Rofi’i menegaskan,“Bulan
sabit dan bintang sesungguhnya bukan bagian daripada Islam dan tidak semestinya
dianggap sebagai lambang Islam . . .” Ia
mengutip hadist, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari
kaum itu” (HR Abu Daawud no: 4033).
Simbol Salib dan Maknanya
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Memang salib/hukuman penyaliban
bukanlah budaya Kristen. Namun, ratusan tahun sebelumnya, Allah telah menubuatkan
peristiwa penyaliban Isa Al-Masih dalam Wahyu-Nya. “Mereka menusuk tangan dan
kakiku [Isa Al-Masih]” (Kitab Zabur/Mazmur 22:16-17). Isa Al-Masih akan wafat
“di antara penjahat-penjahat . . . sebagai korban penebus salah” (Kitab Nabi
Yesaya 53:9, 10). Allah menggenapi nubuat itu ketika prajurit-prajurit Romawi
“. . . menyalibkan Dia [Isa Al-Masih] . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 27:35).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengakui bahwa simbol
salib bukanlah budaya Kristen. Yesus sewaktu hidup di dunia tidak pernah
mengajarkan berdoa membentuk tanda salib sebelum dan sesudahnya. Tempat ibadah di
zaman ketika Yesus masih hidup di dunia juga tidak memasang simbol salib di
atasnya dan di dalamnya. Itu artinya simbol salib yang digunakan oleh kafir
Kristen pemuja Yesus adalah hal baru dalam agama atau bid’ah. Menurut
sejarahnya, simbol salib baru digunakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus di
akhir tahun 200 Masehi. Itu artinya, simbol bulan bintang dan simbol salib
sama-sama bid’ah. hanya bedanya, kalau simbol bulan sabit dan bintang hanya
digunakan di atas sebagian masjid-masjid dan tidak masuk dalam peribadatan umat
Islam. Sedangkan simbol salib tidak hanya ada atas menara gereja, tetapi sudah
masuk dalam peribadatan orang-orang Kristen. Simbol salib sekarang ini menjadi
simbol pemujaan kafir Kristen kepada Yesus. Kelak di akhirat, kafir Kristen
pemuja Yesus digolongkan oleh Allah SWT sebagai penyembah salib dan mereka akan
langsung di lempar ke neraka tanpa harus di hisab dan lewat Shirath.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut;
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan
kepada kami Allaits bin Sa'd dari Khalid bin Yazid dari Sa'id bin Abu Hilal
dari Zaid dari 'Atha' bin Yasar dari Abu Sa'id Al Khudzri berkata, "Kami
bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita pada hari
kiamat?" Nabi balik bertanya: "Apakah kalian merasa kesulitan melihat
matahari dan bulan ketika terang benderang?" kami menjawab,
"Tidak." Nabi meneruskan: "Begitulah kalian tidak kesulitan
melihat melihat Tuhan kalian ketika itu, selain sebagaimana kesulitan kalian
melihat keduanya." Kemudian beliau berkata: "Lantas ada seorang
penyeru memanggil-manggil, "Hendaklah setiap kaum pergi menemui yang
disembahnya!" Maka pemuja salib pergi bersama salib mereka, dan
pemuja patung menemui patung-patung mereka, dan setiap pemuja Tuhan bersama
tuhan-tuhan mereka hingga tinggal orang-orang yang menyembah Allah, entah baik
atau durhaka dan ahli kitab terdahulu. Kemudian jahannam didatangkan dan
dipasang, ia seolah-olah fatamorgana, lantas orang-orang yahudi ditanya,
"Apa yang dahulu kalian sembah?" Mereka menjawab, "Kami dahulu
menyembah Uzair anak Allah." Lalu ada suara, "Kalian dusta! Allah
sama sekali tidak mempunyai isteri dan tidak pula anak." Lalu apa yang
kalian inginkan?" Mereka menjawab, "Kami ingin jika Engkau memberi
kami minuman!" Lantas ada suara, "Minumlah kalian!" Lalu mereka
berjatuhan di neraka jahannam. Lantas orang-orang Nashara diseru, "Apa
yang kalian dahulu sembah?" Mereka menjawab, "Kami dahulu menyembah
Isa al Masih, anak Anak Allah." Mereka dijawab, "Kamu semua bohong!
Allah sama sekali tidak mempunyai isteri atau bahkan anak, dan apa yang kalian
inginkan?" Mereka menjawab, "Kami ingin agar Engkau memberi kami
minuman!" Lalu dijawab, "Minumlah kalian!" Dan langsung mereka
berjatuhan di neraka jahannam hingga tersisa manusia yang menyembah Allah,...”
(Shahih
Bukhari: 6886)
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa matinya Yesus di kayu salib sudah di nubuatkan dalam kitab
Mazmur 22:16-17. Ayat yang dikutip kafir Kristen pemuja Yesus dari kitab Mazmur
sebetulnya bukanlah nubuat. Karena ayat tersebut merupakan bagian dari lagu
untuk pemimpin biduan, selain itu di ayat tersebut juga tidak menyebut tentang
menyaliban. Jika kafir Kristen pemuja Yesus tetap menganggapnya sebagai nubuat
disalibnya Yesus, maka mereka juga harus mengakui kalau Yesus selamat tidak
mati dalam penyaliban tersebut. Baca baik-baik ayat-ayat berikut;
Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah
menolong aku! Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman
anjing. Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng.
Engkau telah menjawab aku! (Mazmur
22:19-21)
Sedangkan untuk Yesaya 53:9 dan
10, kalaupun ayat-ayat tersebut memang benar merupakan nubuat. Maka nubuat
tersebut bukan ditujukan untuk Yesus. Karena jelas orang yang dinubuatkan oleh
Yesaya 53 adalah orang yang memiliki keturunan dan Yesus tidak pernah menikah
apalagi memiliki keturunan. Perhatian ayat ini;
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana
olehnya. (Yesaya 53:10).
Kitab Mazmur dan Yesaya di tulis
jauh sekali sebelum Yesus lahir. Karena kitab Mazmur dan Yesaya di tulis jauh
sebelum Yesus lahir, maka sangat mudah bagi para penulis Injil untuk
menyesuaikan kisah Yesus yang akan mereka tulis agar sesuai dengan ayat-ayat
dalam kitab Mazmur dan Yesaya. Agar seolah penyaliban Yesus telah dinubuatkan
oleh kitab Mazmur dan Yesaya ratusan tahun sebelumnya, para penulis Injil
menulis kronologi penyaliban Yesus sesuai dengan ayat-ayat yang ada dalam kitab
Mazmur dan Yesaya. Artinya para penulis Injil menulis Injil-injil mereka tidak
berdasarkan fakta yang ada. Mereka menulis Injil sesuai dengan yang ingin
mereka tuliskan. Maka benarlah kalau orang-orang di awal kekristenan mengenal
Injil hanya sebagai kisah rakyat.
Salib, Jaminan Keselamatan Jiwa Anda
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Amal baik manusia tidaklah
mencukupi syarat masuk sorga, yaitu suci tanpa satu dosa pun. Maka manusia
berdosa harus dihukum di neraka kekal karena dosa-dosanya itu. Isa Al-Masih
rela mati tersalib guna menggantikan hukuman dosa manusia, yaitu kematian
kekal. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya itu, Isa Al-Masih menawarkan
pengampunan dosa. “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih]
beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15). Sebaliknya, orang
yang menolak Isa Al-Masih akan menanggung hukuman dosanya sendiri di neraka
kekal. Dengan percaya Isa Al-Masih, Anda terjamin masuk sorga-Nya.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus sering kali mengatakan
perbuatan baik tidak cukup untuk membuat orang beriman masuk surga. Tujuannya
tidak lain agar setiap orang (terutama Muslim) tidak bergantung pada amal saleh
sebagai salah satu upaya dalam mencapai keselamatan, sehingga dengan mudah
kafir Kristen pemuja Yesus dapat menjerumuskan seorang Muslim ke neraka dengan
mengikuti jejak mereka sebagai pemuja Yesus. Padahal Yesus sendiri ketika
ditanyai oleh seseorang, dengan perbuatan baik apakah yang
diperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal, Yesus tidak mengatakan hidup yang
kekal tidak dapat dicapai dengan perbuatan baik. Sebaliknya Yesus justru
menjawab pertanyaan tersebut dengan menyebutkan beberapa hukum Taurat (Matius
19:16-18). Di ayat lainnya Yesus juga mendorong murid-muridnya untuk
mengumpulkan pahala dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik untuk memperoleh
hidup yang kekal (Matius 6:19-20). Dalam Al-Qur’an juga disebutkan orang-orang
beriman akan mewarisi surga disebabkan oleh amal-amal shaleh yang dahulu
dikerjakan di dunia, Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan
amal-amal yang dahulu kamu kerjakan (Az Zukhruf: 72).
Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak
akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka
dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari
pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (Yohanes
10:27-29)
Pada ayat-ayat tersebut di atas,
Yesus menyebut domba-domba. Domba dalam Injil Perjanjian Baru digunakan untuk
menyebut umat dari bangsa Israel. Sedangkan untuk bangsa di luar dari bangsa
Israel, Yesus biasa menyebutnya Anjing. Jadi, syarat pertama untuk memperoleh
janji keselamatan dari Yesus, orang tersebut haruslah berasal bangsa Israel.
Tidak cukup itu saja, Yesus juga mensyaratkan domba-domba tersebut harus
mendengar dan mengikuti ajaran Yesus. Kedua syarat tersebut ternyata tidak
dimiliki oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Pertama; kebanyakan dari orang-orang
Kristen bukanlah dari bangsa Israel, kedua; orang-orang Kristen tidak mendengar
dan mengikuti ajaran Yesus, tetapi lebih mendengar dan mengikuti ajaran Paulus.
Oleh karena kedua syarat tersebut tidak dapat dipenuhi oleh kafir Kristen
pemuja Yesus, maka mereka tidak akan memperoleh janji keselamatan yang akan
diberikan oleh Yesus.
0 Response to "Bulan Sabit Bukan Lambang Islam! Bagaimana Dengan Salib?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.