Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Muslim & Kristen Sehati: "Allah Tidak Dapat Mati"!

Buat kita, ucapan “Allah mati” menimbulkan rasa ngeri, bukan? Setiap orang setuju, “Allah tidak dapat mati”! Lalu, mengapa ada orang Kristen berkata bahwa Allah mati? Bukankah baik jika kita mengatasi salah paham antara orang Kristen dan Muslim tentang ide aneh ini?

Persetujuan Dasar Agama Kristen dan Islam – Allah Kekal dan Mahakuasa

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: “Tidakkah kau tahu, dan tidakkah kau dengar? TUHAN ialah Allah kekal . . .” (Kitab Nabi-nabi, Yesaya 40:28). “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu . . .” (Quran, Ar-Rahman [55]:27). Injil Allah juga menekankan: “Untuk Allah, tidak ada yang mustahil” (Injil, Rasul Lukas 1:37).  Dalam buku umat Islam: “Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Quran, Al-Imran [3]:26). Jadi kita mengakui kekekalan dan kemahakuasaan Allah! Namun masih ada pertanyaan, “Kalau begitu, ada mengapa orang mengatakan Allah yang kekal dan mahakuasa dapat mati?”

Jawaban Saya: Jika saya perhatian, tulisan mereka ini merupakan tanggapan dari postingan saya dengan judul “Bagaimana Allah Dapat Mati?”. Itu dapat terlihat dengan dikutipnya ayat Al-Qur’an (Ar Rahmaan: 27) dan Bible (Yesaya 40:28) yang pernah saya kutip di postingan saya. Dalam situsnya kafir Kristen pemuja Yesus pernah membuat tulisan dengan judul “Bagaimana Allah Dapat Mati?”. Di dalamnya kafir Kristen pemuja Yesus menjelaskan bahwa yang mati adalah tubuh manusianya Yesus, sementara firman Allah yang ada dalam diri Yesus tetap kekal, tidak mati. Pernyataan tersebut saya anggap janggal karena di satu sisi kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan yang mati di salib adalah tubuh manusianya Yesus, bukan firman Allah dalam diri Yesus, tetapi di sisi lain mereka juga mengatakan Allah mati bagi manusia. Jawaban saya tersebut rupanya membuat resah kafir Kristen pemuja Yesus, sehingga mereka merasa perlu membuat tulisan ini untuk merevisi tulisan mereka sebelumnya yang berjudul “Bagaimana Allah Dapat Mati?”.

Persetujuan Lagi Umat Kristen dan Islam – Definisi “Meninggal Dunia”

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kita, penganut agama Ibrahim, mengaku bahwa jiwa kekal mendiami setiap insan. Tatkala tubuh berhenti berfungsi, jiwa meninggalkan tubuh. Kita menamakan ini “meninggal dunia.” Bila jiwa meninggalkan tubuh, jiwa masih eksis, berada, bukan?

Demikian juga dengan Kalimat Allah. Ia yang kekal, satu dengan Allah, meninggalkan sorga. Ia menjelma menjadi manusia dan tinggal dalam tubuh manusia dengan memakai nama Isa. (Kirimkan tanggapan Anda lewat email untuk pernyataan ini: Kemahakuasaan Allah memungkinkan Kalimat-Nya menjelma menjadi manusia). Di kayu salib, tubuh-Nya berhenti berfungsi. Jiwa-Nya meninggalkan tubuh-Nya. Ia tidak mati, atau meniadakan keberadaan-Nya. Sebaliknya Ia pindah ke tubuh baru, tubuh mulia. Sekarang Isa, Kalimat Allah, hidup, berada di sorga.

Jadi, Allah tidak dapat mati! Maka sebaiknya kita menjauhkan diri dari pemakaian kata “mati.” Kita semua setuju jiwa dapat meninggalkan tubuh. Itulah yang terjadi saat Kalimat Allah tersalib. Ia meninggal dunia, yaitu meninggalkan tubuh fana-Nya dan kembali ke sorga.

Jawaban Saya: Tidak ada yang benar-benar baru dalam tulisan ini. Masih berkutat tentang keyakinan kafir Kristen pemuja Yesus mengenai firman Allah yang menjelma menjadi manusia bernama Yesus. Keyakinan tersebut bersumber dari Yohanes 1:1-14, sementara ayat-ayat tersebut ternyata bersumber dari hymne Platonis yang diperkenalkan oleh Philo dari Alexandria. Kafir Kristen pemuja Yesus seharusnya menjawab permasalahan ini, bukan justru mengabaikannya. Selain Yohanes 1:1-14 yang mereka jadikan dalil menjelmanya firman Allah sebagai manusia, kafir Kristen pemuja Yesus juga menjadikan kemahakuasaan Allah sebagai pembenar keyakinan mereka yang sesat. Hal tersebut merupakan pernyataan yang paling klasik ketika seorang kafir Kristen pemuja Yesus telah terpojok dalam sebuah diskusi dan sudah tidak dapat lagi berargumentasi. Kafir Kristen pemuja Yesus hanya mau bersandar pada kemahakuasaan Tuhan pada sesuatu yang mendukung dogma gereja, tetapi apabila mereka menemukan sesuatu yang berlawanan dengan dogma gereja walaupun bersandar pada kuasa Tuhan, mereka menyangkalnya. Kesimpulan tersebut saya peroleh setelah berdebat dengan seorang kafir Kristen mengenai kuasa Tuhan, Anda dapat melihat debat saya di Debat Tentang Kuasa Tuhan.

Lagi pula, kalau memang mereka berniat menggunakan kemahakuasaan Allah untuk membela dogtrin gereja, mengapa hanya di “Firman Allah menjelma menjadi manusia” saja kafir Kristen pemuja Yesus menjadikan kemahakuasaan Allah sebagai pembenar? Mengapa tidak sekalian saja mereka mengatakan “kematian Allah” merupakan kemahakuasaan Allah? Bukankah dengan mengatakan “kematian Allah” merupakan kemahakuasaan Allah, kafir Kristen pemuja Yesus tidak perlu bersusah payah membuat tulisan revisi? Sehingga jika ada yang bertanya mengapa Tuhan Kristen mati, katakan saja kalau itu kemahakuasaan Tuhan.

Dalam situs mereka terdapat tulisan dengan judul “Bagaimana Allah Dapat Mati”. Di dalamnya kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan kematian Allah bagi manusia adalah fakta dan mereka juga menganggap kematian Allah adalah kebenaran yang menjadi sandungan bagi manusia selama ribuan tahun. Itu adalah pernyataan jujur berdasarkan keyakinan mereka terhadap Allah dalam agama Kristen. Bahwa Allah dalam agama Kristen adalah Allah yang mati bagi dosa manusia. Abaikan saja pernyataan mereka setelahnya yang bertentangan. Seperti di tulisan revisi mereka yang berjudul; Muslim & Kristen Sehati: "Allah Tidak Dapat Mati". Tulisan tersebut adalah salah satu bentuk pengelabuan para pembaca, khususnya umat Islam. Kafir Kristen pemuja Yesus memang benar-benar percaya Allah dapat mati dan tidak jarang mereka juga membanggakannya. Jadi stop jangan pernah sok imut dengan mengatakan yang mati itu Yesus sebagai manusia.



Pertanyaan yang Menentukan Nasib Umat Islam dan Kristen

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Umat manusia ingin tahu, “Apakah Allah mengasihi saya secara pribadi?” “Apakah Allah prihatin akan saya?” Silakan mengemail kami jika Anda ingin tahu bagaimana menjadi yakin akan kasih Allah. Memang Ia prihatin akan Anda. Ia ingin kita semua ke sorga untuk tinggal selama-lamanya dengan Dia. Tetapi, terlebih dahulu semua dosa kita harus ditangani. Untuk menangani dosa kita, Kalimat Allah menjelma menjadi manusia melalui anak dara Maryam. Ia hidup dalam kesucian selama 33 tahun di bumi. Akhirnya tersalib. Ia meninggal dunia di salib buat kita. Ia meninggalkan tubuh fana-Nya dan kembali ke sorga. Lewat penyaliban-Nya Isa membuka jalan supaya Anda dapat menerima hidup kekal dan tinggal selama-lamanya di sorga!

Jawaban Saya: Sudah tidak ada perlunya kafir Kristen pemuja Yesus menjelaskan dogtrin tentang keselamatan. Keyakinan kalian terhadap Allah yang mati telah cukup menjadi bukti kesesatan agama kalian. Mana mungkin ada sorga dalam agama yang sesat. Tuhan yang benar itu tidak akan pernah mati ( kekal), bukan tuhan yang mengalahkan kematian yang artinya pernah mati (fana). Agama yang benar itu mengajarkan Allah yang kekal abadi, bukan mengajarkan Allah yang dapat mati.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Muslim & Kristen Sehati: "Allah Tidak Dapat Mati"!"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.