Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Apakah Amal Islam Mengungguli Amal Agama Lain?

Para Mukmin yakin akan kelebihan amal Islam. Malahan mereka juga yakin, mereka menjalankan jauh lebih banyak amal dari orang Nasrani. Benarkah? Silakan mengemail pandangan Anda!Juga, apakah jumlah amal atau motivasi orang yang beramal lebih penting? Mungkinkah motivasi beramal lebih penting dari pada jumlah amal?

Motivasi Orang Nasrani Beramal

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut Kitab Allah, Bapa di sorga berkorban dengan mengutus Kalimat-Nya [Isa Al-Masih] ke dunia untuk menderita di salib bagi manusia. Karena pengorbanan-Nya, pengikut Isa Al-Masih menghindari neraka dan terjamin hidup kekal di sorga. Akibatnya, orang Nasrani, sama seperti kedua anak di atas, berbuat amal sebagai cara membalas kasih kepada Allah.

1.  Orang Nasrani sangat menghargai pengorbanan Allah bagi mereka.
2.  Orang Nasrani terdorong beramal terus-menerus sebagai tanda terima kasih.
3.  Orang Nasrani sadar, mustahil membalas kebaikan Allah.

Isa Al-Masih berkata; “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Kitab Allah, Rasul Besar Yohanes 14:15). Orang Nasrani menaati Allah dengan berbuat amal sebagai tanda kasih!

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa mereka menghindari neraka dan memperoleh jaminan hidup kekal di sorga karena pengorbanan Yesus yang mati disalib. Yang mereka katakan tersebut bukan yang Yesus pernah ajarkan. Yesus memang menjanjikan hidup kekal, tetapi dengan amal, bukan dengan jalan menjadi korban penebus dosa dengan mati disalib.

Sebagaimana seseorang yang bertanya kepada Yesus tentang perbuatan baik yang dapat mengantarkan pada hidup yang kekal, Yesus mengatakan bahwa perbuatan baik yang dapat mengantarkan seseorang pada hidup yang kekal itu adalah menuruti perintah hukum Taurat (Matius 19:16-20). Jawaban Yesus tersebut tentu menjadi motivasi siapa saja yang ingin memperoleh hidup yang kekal, yaitu dengan beramal, menuruti hukum Taurat. Menuruti perintah hukum Taurat adalah perbuatan baik atau amal Soleh yang dapat mengantarkan seseorang pada hidup yang kekal. Dalam ayat lainnya, Yesus juga memotivasi murid-muridnya untuk mengumpulkan pahala. Dalam Injil Kristen Yesus berkata: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19 -20).

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa mereka terdorong beramal terus-menerus sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan. Karena amal bagi kafir Kristen hanya berfungsi sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan, maka amal yang mereka lakukan tidak akan memiliki pengaruh apa pun terhadap kedudukan mereka di sorga. Seorang kafir Kristen yang banyak beramal di dunia, tidak akan berbeda kedudukannya dengan seorang kafir Kristen yang sama sekali tidak beramal. Kafir Kristen pemuja Yesus akan memiliki kedudukan yang sama dalam sorga. Tidak ada perbedaan kedudukan. Hal itu berbeda dengan apa yang Yesus ajarkan. Yesus dalam Injil Kristen mengajarkan kedudukan seseorang di sorga berbeda-beda, tergantung sejauh mana ia menjalankan perintah-perintah hukum Taurat. Orang yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat meskipun yang terkecil dan mengajarkan demikian, akan menduduki tempat yang paling rendah di kerajaan sorga. Sebaliknya, siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah hukum Taurat, akan menduduki tempat yang tinggi di kerajaan sorga. Perhatikan ayat berikut;

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Tauratia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga(Matius 5:19)

Yesus mengajarkan hidup yang kekal diperoleh dengan iman dan amal, sementara menurut Paulus (Roma 3:27-28) kebenaran hanya berdasarkan iman tanpa perbuatan dengan melakukan hukum Taurat. Kafir Kristen pemuja Yesus harusnya mendengar yang Yesus ajarkan kalau mereka memang sungguh-sungguh pengikut Yesus, bukan perkataan Paulus yang mereka dengarkan. Yakobus dalam Bible Perjanjian Baru juga mengajarkan iman tidak akan dapat menyelamatkan jika tidak disertai amal perbuatan. Iman hakikatnya mati tanpa disertai dengan perbuatan.

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? (Yakobus 2:14) 

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17)

Mengapa Anda, Umat Muslim, Beramal?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Para ulama menasihati melakukan amal shaleh. Seperti shalat, puasa, zakat, dan sebagainya agar menghindari neraka.

“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan” (Qs. Al-Jathiyah [45]:28).

Mungkin Anda yakin akan kelebihan amal Islam, dan beramal untuk meraih pahala guna menghindari api neraka. Jika demikian, apakah motivasi dasar amal-amal Anda? Apakah anak yang melayani ayah untuk mendapat sesuatu darinya, lebih baik dari anak yang melayani ayahnya karena kasih tanpa mengharapkan apa-apa? Apakah amal yang dimotivasikan kasih lebih berkualitas dari amal yang dikerjakan dengan harapan mendapat pahala? Bila Anda menikmati keselamatan dari Isa Al-Masih, Anda akan terdorong berbuat banyak amal sebagai tanda kasih. Yaitu tanda terimakasih atas keselamatan dari neraka yang Anda nikmati!

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus bertanya, apa motivasi dasar amal-amal yang dilakukan kaum Muslimin? Motivasi dasar kaum Muslimin dalam beramal Shaleh adalah menaati perintah-perintah Allah SWT. Itu seperti seorang anak yang menuruti semua perintah ayah. Sang ayah akan ridha terhadap perbuatan si anak dan memberikan sesuatu yang diinginkannya. Beramal dengan harapan akan dimasukkan surga dan dijauhkan dari neraka, apa yang salah dengan itu semua? Allah SWT sendiri yang menjanjikan orang-orang beriman dan beramal Shaleh akan memperoleh surga dan dijauhkan dari neraka. Para Nabi dan orang-orang beriman dalam Al-Qur’an juga berdoa agar memperoleh surga dan dijauhkan dari azab neraka. Ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang Shahih menjelaskan kenikmatan-kenikmatan surga agar manusia berlomba-lomba beramal untuk memperolehnya. Dan ada banyak pula ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang Shahih yang membicarakan pedihnya azab neraka agar manusia berupaya menjauhinya. Artinya tanpa menjadi pemuja Yesus sekalipun, manusia akan terdorong untuk beramal.

Tidak ada yang salah ketika kaum Muslimin beramal agar memperoleh surga dan dijauhkan dari neraka. Bahkan Yesus mengajarkan hidup yang kekal tidak hanya didapat dengan iman, tetapi dengan beramal. Yakobus juga menekankan perbuatan setelah iman. Iman tanpa perbuatan tidak akan menyelamatkan. Kafir Kristen pemuja Yesus yang percaya hanya iman yang menyelamatkan, sementara amal hanya wujud rasa terima kasih kepada Tuhan, ternyata tidak satu pun ayat yang mereka kutip sebagai dalil.  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Apakah Amal Islam Mengungguli Amal Agama Lain?"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.