Para
Mukmin yakin akan kelebihan amal Islam. Malahan mereka juga yakin, mereka
menjalankan jauh lebih banyak amal dari orang Nasrani. Benarkah? Silakan
mengemail pandangan Anda!Juga, apakah jumlah amal atau motivasi orang yang
beramal lebih penting? Mungkinkah motivasi beramal lebih penting dari pada
jumlah amal?
Motivasi Orang Nasrani Beramal
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut
Kitab Allah, Bapa di sorga berkorban dengan mengutus Kalimat-Nya [Isa Al-Masih]
ke dunia untuk menderita di salib bagi manusia. Karena pengorbanan-Nya,
pengikut Isa Al-Masih menghindari neraka dan terjamin hidup kekal di sorga.
Akibatnya, orang Nasrani, sama seperti kedua anak di atas, berbuat amal sebagai
cara membalas kasih kepada Allah.
1. Orang Nasrani sangat menghargai pengorbanan
Allah bagi mereka.
2. Orang Nasrani terdorong beramal terus-menerus
sebagai tanda terima kasih.
3. Orang Nasrani sadar, mustahil membalas
kebaikan Allah.
Isa
Al-Masih berkata; “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintah-Ku” (Kitab Allah, Rasul Besar Yohanes 14:15). Orang Nasrani
menaati Allah dengan berbuat amal sebagai tanda kasih!
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja
Yesus mengatakan bahwa mereka menghindari neraka dan memperoleh jaminan hidup
kekal di sorga karena pengorbanan Yesus yang mati disalib. Yang mereka katakan
tersebut bukan yang Yesus pernah ajarkan. Yesus memang menjanjikan hidup kekal,
tetapi dengan amal, bukan dengan jalan menjadi korban penebus dosa dengan mati
disalib.
Sebagaimana
seseorang yang bertanya kepada Yesus tentang perbuatan baik yang dapat
mengantarkan pada hidup yang kekal, Yesus mengatakan bahwa perbuatan baik yang dapat
mengantarkan seseorang pada hidup yang kekal itu adalah menuruti perintah hukum
Taurat (Matius 19:16-20). Jawaban Yesus tersebut tentu menjadi motivasi siapa
saja yang ingin memperoleh hidup yang kekal, yaitu dengan beramal, menuruti
hukum Taurat. Menuruti perintah hukum Taurat adalah perbuatan baik atau amal
Soleh yang dapat mengantarkan seseorang pada hidup yang kekal. Dalam ayat
lainnya, Yesus juga memotivasi murid-muridnya untuk mengumpulkan pahala. Dalam
Injil Kristen Yesus berkata: "Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan
pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga;
di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar
serta mencurinya. (Matius 6:19 -20).
Kafir
Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa mereka terdorong beramal terus-menerus
sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan. Karena amal bagi kafir Kristen hanya
berfungsi sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan, maka amal yang mereka
lakukan tidak akan memiliki pengaruh apa pun terhadap kedudukan mereka di sorga.
Seorang kafir Kristen yang banyak beramal di dunia, tidak akan berbeda
kedudukannya dengan seorang kafir Kristen yang sama sekali tidak beramal. Kafir
Kristen pemuja Yesus akan memiliki kedudukan yang sama dalam sorga. Tidak ada
perbedaan kedudukan. Hal itu berbeda dengan apa yang Yesus ajarkan. Yesus dalam
Injil Kristen mengajarkan kedudukan seseorang di sorga berbeda-beda, tergantung
sejauh mana ia menjalankan perintah-perintah hukum Taurat. Orang yang
meniadakan salah satu perintah hukum Taurat meskipun yang terkecil dan
mengajarkan demikian, akan menduduki tempat yang paling rendah di kerajaan
sorga. Sebaliknya, siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah hukum
Taurat, akan menduduki tempat yang tinggi di kerajaan sorga. Perhatikan ayat
berikut;
Karena
itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun
yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain,
ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga;
tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah
hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam
Kerajaan Sorga. (Matius 5:19)
Yesus
mengajarkan hidup yang kekal diperoleh dengan iman dan amal, sementara menurut
Paulus (Roma 3:27-28) kebenaran hanya berdasarkan iman tanpa perbuatan dengan
melakukan hukum Taurat. Kafir Kristen pemuja Yesus harusnya mendengar yang
Yesus ajarkan kalau mereka memang sungguh-sungguh pengikut Yesus, bukan
perkataan Paulus yang mereka dengarkan. Yakobus dalam Bible Perjanjian Baru
juga mengajarkan iman tidak akan dapat menyelamatkan jika tidak disertai amal
perbuatan. Iman hakikatnya mati tanpa disertai dengan perbuatan.
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika
seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai
perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? (Yakobus 2:14)
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman
itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17)
Mengapa Anda, Umat Muslim, Beramal?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Para
ulama menasihati melakukan amal shaleh. Seperti shalat, puasa, zakat, dan sebagainya
agar menghindari neraka.
“Dan
(pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil
untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan
terhadap apa yang telah kamu kerjakan” (Qs. Al-Jathiyah [45]:28).
Mungkin
Anda yakin akan kelebihan amal Islam, dan beramal untuk meraih pahala guna
menghindari api neraka. Jika demikian, apakah motivasi dasar amal-amal Anda? Apakah
anak yang melayani ayah untuk mendapat sesuatu darinya, lebih baik dari anak
yang melayani ayahnya karena kasih tanpa mengharapkan apa-apa? Apakah amal yang
dimotivasikan kasih lebih berkualitas dari amal yang dikerjakan dengan harapan
mendapat pahala? Bila Anda menikmati keselamatan dari Isa Al-Masih, Anda
akan terdorong berbuat banyak amal sebagai tanda kasih. Yaitu tanda terimakasih
atas keselamatan dari neraka yang Anda nikmati!
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja
Yesus bertanya, apa motivasi dasar amal-amal yang dilakukan kaum Muslimin?
Motivasi dasar kaum Muslimin dalam beramal Shaleh adalah menaati
perintah-perintah Allah SWT. Itu seperti seorang anak yang menuruti semua perintah
ayah. Sang ayah akan ridha terhadap perbuatan si anak dan memberikan sesuatu
yang diinginkannya. Beramal dengan harapan akan dimasukkan surga dan dijauhkan
dari neraka, apa yang salah dengan itu semua? Allah SWT sendiri yang
menjanjikan orang-orang beriman dan beramal Shaleh akan memperoleh surga dan
dijauhkan dari neraka. Para Nabi dan orang-orang beriman dalam Al-Qur’an juga
berdoa agar memperoleh surga dan dijauhkan dari azab neraka. Ada banyak
ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang Shahih menjelaskan kenikmatan-kenikmatan
surga agar manusia berlomba-lomba beramal untuk memperolehnya. Dan ada banyak
pula ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang Shahih yang membicarakan pedihnya
azab neraka agar manusia berupaya menjauhinya. Artinya tanpa menjadi pemuja
Yesus sekalipun, manusia akan terdorong untuk beramal.
Tidak
ada yang salah ketika kaum Muslimin beramal agar memperoleh surga dan dijauhkan
dari neraka. Bahkan Yesus mengajarkan hidup yang kekal tidak hanya didapat dengan
iman, tetapi dengan beramal. Yakobus juga menekankan perbuatan setelah iman. Iman
tanpa perbuatan tidak akan menyelamatkan. Kafir Kristen pemuja Yesus yang
percaya hanya iman yang menyelamatkan, sementara amal hanya wujud rasa terima
kasih kepada Tuhan, ternyata tidak satu pun ayat yang mereka kutip sebagai
dalil.
0 Response to "Apakah Amal Islam Mengungguli Amal Agama Lain?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.