Kafir Kristen pemuja Yesus
bertanya, apakah Allah yang menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW
adalah Allah yang sama yang telah menurunkan kitab Taurat, Zabur dan Injil?
Kafir Kristen pemuja Yesus kemudian mengutip beberapa ayat Al-Qur’an yang
menyatakan bahwa Allah SWT yang telah menurunkan Al-Qur’an, juga menurunkan pula
Kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Beberapa ayat Al-Qur’an tersebut di antaranya;
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah
dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,
Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan
Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya". (Al-Baqarah: 136)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab
Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Anbiya: 48)
Dan sebelum Al
Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al
Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi
peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada
orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ahqaaf:
12)
Dengan dalil ayat-ayat di atas,
kafir Kristen pemuja Yesus menyatakan bahwa Kitab Suci Taurat, Zabur dan Injil maupun
Al‐Qur’an diturunkan atau diwahyukan oleh Allah yang sama, yaitu Allah SWT.
Kitab Suci Taurat, Zabur dan Injil diturunkan lebih dulu, beberapa ratus tahun
kemudian Al‐Qur’an diturunkan. Al-Qur’an diturunkan Allah melalui Rasulullah
SAW. Dari sini kafir Kristen pemuja Yesus menyimpulkan empat hal:
1. Al-Qur’an dengan Kitab Suci
Taurat, Zabur dan Injil tidak boleh berbeda isinya karena Allah yang
mewahyukannya sama. Perkataan Allah di dalam Al-Qur’an tidak boleh berbeda atau
bertentangan dengan perkataan Allah di dalam Kitab Suci Taurat, Zabur dan
Injil.
2. Kalau isi Kitab-kitab tersebut
berbeda, maka pernyataan bahwa Allah yang menurunkan Al-Qur’an sama dengan
Allah yang menurunkan Kitab Taurat, Zabur dan Injil menjadi diragukan.
3. Kalau tidak dapat dibuktikan
bahwa Allah yang menurunkan Al-Qur’an
sama dengan Allah yang menurunkan Kitab Taurat, Zabur dan Injil, maka berarti
bahwa Allah di Al-Qur’an berbeda dengan Allah di Kitab Suci Taurat, Zabur dan
Injil.
4. Kalau Allah di Al-Qur’an
berbeda dengan Allah di Kitab Taurat, Zabur dan Injil, maka berarti Rasulullah
SAW bukan merupakan rasul atau nabi yang terakhir. Allah yang pertama berbeda
dengan Allah yang kedua. Berarti Rasulullah SAW adalah rasul atau nabi yang
pertama dari Alah yang kedua (Allah yang menurunkan Al-Qur’an).
Selanjutnya, kafir Kristen pemuja
Yesus menuduh Allah yang menurunkan Al-Qur’an bukanlah Allah yang sama dengan
Allah yang telah menurunkan kitab Taurat, Zabur dan Injil. Alasannya adalah
karena ada banyak perbedaan bahkan pertentangan antara isi Al-Qur’an dengan isi
Kitab Suci Taurat, Zabur dan Injil. Penyebab adanya perbedaan dan pertentangan
antara isi Al-Qur’an dengan Taurat, Zabur dan Injil adalah karena kitab-kitab
tersebut telah mengalami banyak perubahan-perubahan baik dalam bentuk
pengurangan, penambahan, penyimpangan makna, maupun bentuk perubahan lainnya. Berbeda
dengan Al-Qur’an yang telah Allah SWT jamin keotentikannya (Al-Hijr: 9), Taurat
dan Injil serta kitab-kitab sebelum Al-Qur’an, Allah SWT tidak menjaminnya.
Tidak ada jaminan dari Allah SWT bahwa Dia akan menjaganya. Allah SWT bebankan
penjagaan itu kepada manusia, sebagaimana firman-Nya;
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh
orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka
diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah ‘azza wa jalla dan mereka
menjadi saksi terhadapnya.” (Al-Maidah:
44)
Sudah barang tentu manusia tidak
mampu menjaga kitab-kitab Allah SWT, bahkan Allah SWT telah kabarkan dalam Al-Qur’an
bahwa kitab-kitab tersebut telah banyak diubah oleh tangan-tangan manusia. Dalil
Al-Qur’an yang menunjukkan adanya perubahan dan penyimpangan yang dilakukan
oleh Ahlul Kitab terhadap Taurat dan Injil. Di antara firman Allah SWT yang
menunjukkan adanya perubahan tersebut adalah;
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari
tempat-tempatnya”. (An-Nisaa’: 46)
“Maka kecelakaan yang
besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri,
lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk
memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan
kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan”. (Al Baqarah: 79)
Dan mereka tidak menghormati Allah ‘azza wa jalla dengan penghormatan
yang semestinya di kala mereka berkata, “Allah ‘azza wa jalla tidak menurunkan
sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah, “Siapakah yang menurunkan kitab
(Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu
jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu
perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal
telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui
(nya)?” Katakanlah, “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu
menyampaikan Al-Qur’an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam
kesesatannya. (Al-An’am: 91)
“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampuradukkan yang haq dengan yang
batil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?” (Ali Imran: 71)
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami
jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah)
dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang
mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan
melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak
berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah
‘azza wa jalla menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Maidah: 13)
"Sesungguhnya di
antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab,
padahal dia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca
itu datang) dari sisi Allah, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka
berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui" (Al
Imran: 78)
Bahkan ayat-ayat Bible yang juga menjelaskan
ketidaksucian Bible dari perubahan, dengan jelas tertulis dalam Bible sendiri
di antara ayatnya;
Waktu untuk bertindak telah
tiba bagi TUHAN; mereka telah merombak Taurat-Mu. (Mazmur
119:126)
Bagaimanakah kamu berani
berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena
palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong. (Yeremia 8:8)
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Al-Qur’an telah menuduh umat
Nasrani mengatakan Allah ada tiga (Qs. 5 Al Maa’idah 73-75 , Qs. 4 An Nisaa’
171 , Qs 23 Al Mu’minuun 91 ditambah beberapa ayat lainnya). Sementara menurut
kafir Kristen pemuja Yesus hal itu tidak benar. Kitab Suci Taurat, Zabur dan
Injil yang juga diturunkan Allah, tidak dijumpai satu ayat pun yang menyebutkan
bahwa Allah ada tiga. Juga tidak ada satu ayat pun yang menuliskan bahwa umat
Nasrani berkata Allah ada tiga. Termasuk juga tidak ada satu ayat pun yang
menyebutkan bahwa Tuhan umat Nasrani ada tiga. Bahkan tidak sedikit ayat-ayat
di dalam Kitab Taurat, Zabur dan Injil yang dengan tegas menyebutkan bahwa
Allah hanya satu. Bahwa Allah itu Esa. Beberapa di antara ayat dalam Kitab Suci
yang menyebutkan bahwa Allah hanya satu atau Allah itu Esa adalah Ulangan 6 : 4
; Maleakhi 2 : 15 ; Markus 12 : 29 ; Yohanes 5 : 44 ; 1 Korintus 8 : 4 ; 1 Tim
1 : 17 ; 1 Tim 2 : 5 ; Yuda 1 : 25).
Al-Qur’an menyatakan telah kafir orang-orang yang menganggap Allah ada
tiga. Itu bukanlah tuduhan, melainkan fakta. Ayat-ayat tersebut di zaman Nabi
Muhammad SAW tidak pernah mendapat pengingkaran dari orang-orang Nasrani. Itu artinya
ayat-ayat tersebut tepat. Orang-orang Kristen sekarang mempermasalahkan ayat-ayat
tersebut karena mereka merasa tidak pernah menganggap ada tiga Allah. Tetapi jika
kafir Kristen pemuja Yesus di tanya siapa Bapa, Yesus dan Roh Kudus, mereka
akan menjawab ketiganya adalah Allah. Saya menganggap pernyataan mereka itu
sebagai bentuk penyangkalan terhadap keyakinan mereka yang sesat. Jika benar
dalam Bible tidak ada satu pun ayat yang menyatakan bahwa Allah ada tiga, lalu dari
mana munculnya doktrin Tritunggal atau Trinitas dalam Kristen? Gereja menggunakan
ayat-ayat Bible untuk membangun doktrin Tritunggal atau Trinitas mereka. Butuh kejujuran
ekstra untuk mengakuinya.
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an menuduh
orang-orang Yahudi berbohong telah mengaku menyalib dan membunuh Nabi Isa AS
(An-Nisaa’: 157-158). Sementara menurut
kafir Kristen pemuja Yesus, Allah sendiri mewahyukan di dalam Kitab Suci Injil
bahwa Isa benar-benar telah dibunuh atau disalibkan, mati dan dikuburkan. Pada
hari yang ketiga Isa bangkit kembali dari kubur. 40 hari setelah itu Isa naik
(terangkat) ke surga. Peristiwa penyaliban dan kematian Isa disaksikan oleh
sangat banyak orang : para tentara Romawi, imam‐imam agama Yahudi, hampir
seluruh penduduk Yerusalem, para murid dan keluarga Isa. Peristiwa penyaliban
tersebut ditulis oleh banyak ayat di dalam Kitab Suci Injil dan ditulis oleh
lebih dari satu penulis Injil (Matius 27, Markus 15, Lukas 23, Yahya 19).
Tidak benar dalam Al-Qur’an Allah SWT menuduh orang-orang Yahudi berbohong
mengatakan telah menyalib dan membunuh Nabi Isa AS. Silakan baca kembali
An-Nisaa’: 157-158. Di ayat tersebut Allah SWT menyatakan orang-orang Yahudi ragu-ragu
siapa yang telah mereka salib dan mereka bunuh. Mereka tidak yakin siapa yang
telah mereka bunuh kecuali hanya prasangka saja. Cerita tentang Yesus yang
terdapat dalam Injil Kristen berasal dari kesaksian dan penyelidikan (Lukas
1:2-3). Justru karena berasal dari kesaksian itulah cerita tentang disalib dan
terbunuhnya Yesus sangat bisa salah. Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah dengan
rahasia, yaitu dengan jalan diserupakan dengan orang lain. Orang yang telah
diserupakan dengan Nabi Isa AS ini kemudian di tangkap dan di salibkan. Saksi
mata yang menjadi sumber karangan penulis Injil mengira yang telah ditangkap
dan di salibkan adalah Nabi Isa AS, padahal itu adalah orang lain yang
sebelumnya telah diserupakan dengan Nabi Isa AS.
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Allah di dalam Al-Qur’an
menuduh sekaligus menegur umat Nasrani karena umat Nasrani mengatakan bahwa Isa
adalah Tuhan (Qs. 5 Al Maa’idah 73-75 ; Qs. 5 Al Maa’idah 73-75). Sementara menurut
kafir Kristen pemuja Yesus, Allah sendiri justru mewahyukan bahwa Allah telah
meninggikan Isa sebagai Tuhan. Istilah yang dipakai berasal dari bahasa Yunani
yaitu “Kurios”. Artinya : Penguasa atau Tuhan atau Junjungan Yang Ilahi. Ini
berbeda dengan istilah yang digunakan untuk menyebut Allah. Allah disebut
“Theos”. Isa disebut “Kurios”.
Saya tidak mengerti dengan jalan pikiran kafir Kristen pemuja Yesus ini. Di
awal mereka mengatakan Allah SWT menuduh sekaligus menegur Nasrani karena
mengatakan Nabi Isa AS adalah Tuhan, tetapi kemudian mereka membenarkannya
dengan mengatakan Yesus ditinggikan sebagai Tuhan karena dalam Injil Kristen Yesus
disebut “Kurios”. Jadi tidak ada yang salah kalau Al-Qur’an menegur orang-orang
Kristen. Selain itu istilah “Kurios” dalam Bible tidak hanya untuk Yesus
seorang. Dalam Bible Perjanjian Lama, Abraham juga dipanggil dengan sebutan “Kurios”.
Jika karena sebutan “Kurios” kafir Kristen pemuja Yesus menjadikan Yesus
sebagai Tuhan, seharusnya mereka juga menjadikan Abraham sebagai Tuhan karena
Abraham juga disebut “Kurios”.
Kafir Kristen pemuja Yesus juga mempermasalahkan ayat Al-Qur’an yang
menyebut Maryam sebagai saudara Harun (Maryam: 28). Mereka menganggap hal
tersebut bertentangan dengan Bible Perjanjian Lama ((Keluaran 15 : 19-20) yang menyebutkan
saudara Harun bernama Miryam. Kafir Kristen pemuja Yesus telah salah memahami
ayat. Itulah akibatnya jika hanya membaca terjemahan Al-Qur’an. Orang-orang Yahudi
di kala itu menyebut Maryam sebagai saudara Harun karena ketekunan Maryam dalam
beribadah mirip dengan Nabi Harun AS.
Kafir Kristen pemuja Yesus mempermasalahkan ayat Al-Qur’an yang
menyatakan Nabi Isa AS menyampaikan akan adanya Nabi setelah dirinya yang bernama
Ahmad (Ash-Shaff: 6). Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap ayat tersebut tidak
benar karena tidak ada satu pun nama Ahmad yang terdapat dalam Injil Kristen. Al-Qur’an
mengatakan bahwa Nabi Isa AS atau Yesus pernah menyampaikan perihal kedatangan
Nabi sesudahnya yang bernama Ahmad. Ada tiga sebab mengapa nubuat Nabi Isa AS
atau Yesus dalam Ash Shaff: 6 tidak dapat kita temukan dalam Injil Kristen yang
sekarang. Sebab pertama; karena tidak semua perbuatan dan ucapan Yesus dapat
ditulis sebagaimana pengakuan pengarang Injil di Yohanes 21:25, sebab kedua;
karena nubuat tersebut ada pada Injil-Injil apokrip, sebab ketiga; karena
perbedaan bahasa yang Yesus gunakan dengan bahasa Injil yang digunakan.
Kafir Kristen pemuja Yesus menyatakan kebingungannya. Al-Qur’an dibanyak
ayat menyatakan ada perubahan dalam Taurat dan Injil (An-Nisaa’: 46, Al
Baqarah: 79, Al-An’am: 91, Ali
Imran: 71, Al Imran: 78, Al-Maidah: 13) sementara dalam ayat lainnya Allah SWT
menyatakan tidak mungkin ada seorang pun yang dapat merubah kalimat atau
perkataan Allah;
Dan sesungguhnya telah
didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap
pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai
datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat
merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah
datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. (Al An'aam:
34)
Ayat Al-Qur’an di atas tidak
berbicara mengenai kitab-kitab Allah SWT, tetapi berbicara mengenai janji-janji
Allah SWT. Dalam surah Al An’aam: 34, Allah berjanji akan memberikan
pertolongan kepada para Nabi-Nya dari pendustaan dan penganiayaan orang-orang
kafir.
Melanjutkan kebingungannya, kafir
Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Allah tidak pernah membeda-bedakan
perkataan atau kalimat-Nya yang diturunkan-Nya kepada Ibrahim, atau kepada
Ismail, kepada Ishak, kepada Yakub dan anak cucunya, kepada Musa, kepada para
nabi sebelum Isa, kepada Isa Al-Masih ataupun kepada Muhammad SAW. Terjemahan ayat
Al-Qur’an yang mereka kutip;
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah
dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,
Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa
dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami
tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya". (Al-Baqarah: 136)
Lagi-lagi kafir Kristen pemuja
Yesus salah dalam memahami ayat. Padahal mereka sudah sangat terbantu dengan
adanya terjemahan Al-Qur’an. Pada ayat di atas terdapat kalimat “Kami tidak membeda-bedakan seorangpun
diantara mereka”, yang dimaksud
seorang pun di antara mereka
adalah para Nabi yang namanya disebutkan pada ayat tersebut, bukan perkataan
atau kalimat Allah SWT. Kafir Kristen pemuja Yesus menyebut Allah SWT kecolongan karena kitab-kitab-Nya sanggup di
rubah-rubah oleh manusia. Itu tidak benar. Karena Allah SWT memang tidak
berkehendak menjaga kitab Taurat, Zabur dan Injil sebagaimana Dia menjaga
Al-Qur’an. Penjagaan kitab Taurat, Zabur dan Injil diserahkan kepada manusia
sendiri. Masalah ini telah saya jelaskan di awal tulisan.
Ada satu hal lagi yang perlu saya
jawab. Kafir Kristen pemuja Yesus di tulisannya ini selalu mengatakan Injil Kristen sebagai kitab
wahyu yang diturunkan Allah. Mereka berbohong. Injil Kristen bukanlah kitab
wahyu yang diturunkan Allah, kafir Kristen pemuja Yesus tahu itu. Injil Kristen
hanyalah tulisan-tulisan tanpa nama yang berisi kisah rakyat. Orang Kristen
yang hidup di awal kekristenan tidak pernah menganggap Injil-Injil tersebut
sebagai Kitab Suci. Mereka hanya menganggapnya tidak lebih dari kisah rakyat.
Seiring dengan keinginan gereja untuk menjadikan Injil Kristen sebagai Kitab
Suci, maka Injil-injil tersebut diberi nama dengan nama-nama murid Yesus.
Padahal tidak ada satu ayat pun dalam Perjanjian Baru yang menceritakan
murid-murid Yesus menulis sebuah kitab. Tidak sekalipun pengarang Injil
Perjanjian Baru mengaku bahwa mereka di ilhami oleh Roh Kudus saat menulis dan
mereka juga tidak pernah mengatakan Injil yang mereka tulis adalah firman
Allah. Bahkan dengan jujur, pengarang Injil Lukas mengatakan buku (Injil) yang
ia tulis berasal dari penyelidikan yang dia lakukan (Lukas 1:1-3).
0 Response to "Samakah Allah di Al Quran dengan Allah di Kitab Suci Taurat, Zabur, dan Injil?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.