Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Al-Quran, Wahyu Allah Terbaik Bagi Manusia?

Bayangkanlah ada dua anak yang belum pernah mengenal ayahnya. Dua-duanya mempunyai keinginan besar untuk bertemu dengan ayah mereka dan menjalin hubungan erat dengannya. Bagaimana cara terbaik seorang ayah bisa menyatakan diri, agar dapat mengenal anaknya?

Cara Pertama – Menulis Surat

Menulis surat yang indah dan sempurna adalah cara yang paling baik agar anaknya bisa mengenalnya. Dalam surat itu, ayah menjelaskan tentang sifatnya, hal-hal yang dia sukai dan tidak sukai, peringatan-peringatan, dan bagaimana cara mempunyai kehidupan yang baik.

Setelah menulis surat itu, dia mengirimnya melalui utusan yang sangat dihargai. Anaknya sangat senang ketika menerima surat itu. Dia membaca seluruhnya.

Kini, si anak sudah tahu lebih banyak tentang ayahnya, tapi masih merasa sedih karena belum mengenal ayahnya.

Cara Kedua – Datang Sendiri

Si ayah merasa cara yang paling baik untuk dikenali anaknya adalah dengan datang sendiri. Jadi, dia menulis surat untuk memberitahu anaknya kapan dia akan datang dan bagaimana caranya. Sehingga anaknya akan tahu siapakah dia ketika datang.

Ketika hari itu tiba, ayahnya datang. Selama beberapa tahun mereka banyak berbicara dan berjalan-jalan ke mana-mana. Anaknya bisa mendengar dan melihat sifatnya. Hubungan mereka pun menjadi sangat kuat.

“Menulis surat” atau “datang sendiri,” cara manakah yang terbaik untuk mengenal seseorang menurut Anda? Kirimkan jawaban Anda di sini.

Mengapa Ada Orang yang Tidak Mengganggap Al-Quran Wahyu Allah Terbaik?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Muslim mempercayai Al-Quran wahyu Allah terbaik. Apakah itu benar? Ada beberapa kekurangan dengan kepercayaan itu.

-    Dalam dua contoh di atas kita sudah melihat bahwa ada kekurangan dengan surat atau buku saja. Tidak mungkin orang bisa tahu siapakah Allah melalui Al-Quran saja karena kata-kata sendiri sangat terbatas.

-   Sejarawan masih belum menemukan naskah/manuskrip Al-Quran lengkap, sebelum di tengah abad ketujuh yang persis sama dengan Al-Quran hari ini. Apakah kita bisa yakin Al-Quran kekal dan sempurna?

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menganalogikan Tuhan dengan seorang ayah yang sekalipun belum pernah bertemu dengan anak-anaknya. Ada dua cara menurut kafir Kristen agar anak-anak dapat mengenal ayahnya dengan baik. Cara pertama yaitu si ayah menulis surat kepada anak-anaknya menjelaskan sifatnya, hal-hal yang dia sukai dan tidak sukai, peringatan-peringatan, dan bagaimana cara mempunyai kehidupan yang baik. Cara kedua yaitu si ayah menemui anak-anaknya. Ketika hari itu tiba, ayahnya datang. Selama beberapa tahun mereka banyak berbicara dan berjalan-jalan ke mana-mana. Anaknya bisa mendengar dan melihat sifatnya. Dengan analogi tersebut, Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa datangnya seorang ayah kepada anak-anaknya adalah cara yang lebih baik untuk mengenalkan diri dari pada hanya mengirim surat. Analogi tersebut tentu saja tidak tepat, karena Allah dan manusia tidak dapat disamakan.

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Al-Qur’an memiliki kekurangan dalam memberi tahu siapa Allah karena keterbatasan kata-kata. Mereka tidak hanya mengolok-olok Al-Qur’an, tetapi juga mengolok-olok seluruh kitab-kitab dalam Bible Perjanjian Lama yang mereka imani sebagai firman Tuhan. Karena bukan hanya Al-Qur’an Kitab Allah SWT yang berisi informasi tentang sifat-sifat Allah SWT, yang disukai atau tidak disukai-Nya, berisi perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Kitab-kitab dalam Bible Perjanjian Lama, khususnya kitab-kitab Musa, juga berisi informasi tentang sifat-sifat Allah SWT, yang disukai atau tidak disukai-Nya, berisi perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Al-Qur’an mungkin terbatas dalam memuat kata-kata, tetapi itu bukan menjadi masalah. Karena Allah SWT memberitahukan tentang diri-Nya sebatas yang Dia ingin di kenal oleh manusia. Jangankan Al-Qur’an atau kitab-kitab dalam Bible Perjanjian Lama, hidup Yesus yang tiga puluh tiga tahun itu pun (tercatat dalam Injil Kristen hanya tiga belas tahun) tidak akan mampu memberikan pengetahuan menyeluruh tentang siapa Allah SWT.

Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Yesus sebagai Tuhan yang telah menjelma menjadi manusia.  Mereka menyamakan Yesus seperti ayah yang ingin dikenal anak-anaknya dengan cara menemui anak-anaknya. Namun sayang. Tidak satu pun pernyataan Yesus yang menyatakan dirinya Allah yang menjelma sebagai manusia. Pernyataan “Firman adalah Allah” dan “Firman telah menjadi manusia” bukan Yesus yang mengatakannya. Ayat-ayat tersebut (Yohanes 1:1-14) berasal dari hymne Platonis yang diperkenalkan oleh Philo dari Alexandria. Penyalin Injil Yohanes yang kemudian mengadopsi hymne tersebut dan menjadikannya sebagai pembukaan Injil Yohanes.

Kafir Kristen pemuja Yesus juga mengatakan manuskrip lengkap Al-Qur’an belum ditemukan sehingga mereka menganggap Al-Qur’an bukan firman Allah SWT dan tidak kekal sempurna. Padahal sebuah kitab dapat dikatakan firman Allah SWT bukan karena ada manuskrip lengkapnya. Sebuah Kitab dapat dikatakan sebagai firman Allah SWT adalah karena kitab tersebut di tulis dari lisan seorang Nabi. Keberadaan manuskrip tidak menjamin sebuah kitab dapat disebut firman Allah SWT. Contohnya Injil Kristen. Walaupun mungkin Injil Kristen memiliki manuskrip lengkap, akan tetapi kitab-kitab tersebut tidak dapat di anggap firman Allah SWT. Injil Kristen tidak dapat di anggap firman Allah SWT karena bukan ditulis oleh seorang Nabi atau ditulis dari lisan seorang Nabi. Injil-Injil Kristen ditulis oleh orang-orang yang tidak dikenal, yang kemudian dinamai dengan nama-nama murid Yesus agar manusia menganggapnya kitab suci. Injil Kristen tidak lebih hanya kitab sejarah yang menceritakan perjalanan Yesus dalam menyampaikan firman Allah. Tidak seperti Bible Perjanjian Lama yang masih terdapat firman Allah di dalamnya, Injil Kristen tidak terdapat firman Allah. Yesus yang di anggap oleh pemujanya sebagai Tuhan pun, ternyata hanya 18% kata-katanya yang tertulis dalam Injil Kristen. Injil Kristen yang sampai hari ini dipercaya oleh kafir Kristen sebagai firman Allah, ternyata tidak sekalipun penulis-penulis Injil Kristen pernah menyebut kitab tulisan mereka sebagai kitab suci atau firman Allah.

Wahyu Allah Terbaik – Isa Al-Masih

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Cara terbaik untuk menyatakan diri adalah dengan datang sendiri. Kasih Allah sangat besar akan kita. Jadi, Isa Al-Masih [Kalimat Allah] rela datang ke dunia untuk menunjukkan sifat Allah kepada semua manusia.

Firman Allah mewahyukan Isa Al-Masih sebagai, “. . . cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan” (Injil, Surat Ibrani 1:3). Isa kekal dan tidak pernah berdosa.

Isa Al-Masih sudah datang agar semua manusia bisa mengenal Allah. Melalui wafat Isa Al-Masih, semua dosa kita bisa diampuni, dan kita bisa mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah. Allah ingin menjadi Bapa yang terbaik bagi kami.

Allah tidak berhenti di sana. Sebagai wahyu lagi, Allah juga memberi Roh Kudus kepada semua pengikut Isa Al-Masih. Roh Kudus memberi damai sejahtera, sukacita, dan kuasa untuk mengatasi dosa.

Jawaban Saya: Seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Tidak ada pernyataan Yesus bahwa dirinya adalah Allah yang datang ke dunia menjadi manusia. Pernyataan firman adalah Allah atau Yesus adalah firman yang menjelma sebagai manusia, bukan keluar dari mulut Yesus sendiri. Itu hanya hymne Platonis yang disisipkan oleh penyalin Injil Yohanes sebagai pembukaan. Orang-orang yang hidup di zaman Yesus hidup tidak pernah menganggap Yesus sebagai Tuhan. Mereka hanya menganggap Yesus hanyalah hamba Tuhan. Yesus sendiri menyatakan dirinya hanya seorang hamba yang menuruti firman Tuhannya (Yohanes 8:55), selain menjadi penyampai firman Allah kepada murid-muridnya (Yohanes 17:8). Yesus pun dengan jujur mengakui bila Tuhannya lebih besar dari pada dirinya sendiri (Yohanes 14:28). Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip ayat Ibrani 1:3 dan mengatakannya bahwa itu adalah firman Allah. Padahal siapa pun tahu kalau ayat tersebut berasal dari Paulus.

Bagaimana mau dikatakan wahyu Allah yang terbaik, jika Yesus yang mereka sembah itu tidak pernah sekalipun menyatakan diri Tuhan yang turun ke dunia menjelma sebagai manusia. Yesus juga tidak pernah menyatakan dirinya juru selamat. Yesus hanyalah hamba Allah yang di utus kepada bangsa Israel untuk menyampaikan firman Allah. Dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, kafir Kristen pemuja Yesus tidak akan diampuni dosanya dan tidak akan mendekatkan diri mereka kepada Allah, Roh Kudus juga tidak akan pernah turun kepada mereka. Dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, kafir Kristen pemuja Yesus telah menyiapkan tempat mereka di neraka. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al-Quran, Wahyu Allah Terbaik Bagi Manusia?"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.