Meski percaya,
namun banyak kaum Muslim bertanya soal takdir Allah masuk neraka. Mungkin Anda
juga memiliki pertanyaan yang sama akan hal itu. Apakah ajaran takdir
Allah masuk neraka adalah ajaran terbaik untuk kita imani?
Takdir Allah dalam Islam
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Hadist menyatakan bahwa
Allah menetapkan manusia masuk sorga atau neraka. “Tidak ada seorangpun di
antara kalian kecuali telah ditetapkan duduknya di nereka atau pun sorga” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Qs 19:71 juga
meneguhkan bahwa semua Muslim, “. . . mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.”
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menyinggung masalah
takdir dalam Islam, tetapi sama sekali tidak menjelaskannya. Padahal penjelasan
tersebut sangat penting. Takdir memiliki empat
tingkatan, dan tidak sah keimanan seseorang kecuali dengan mengimani
seluruh tingkatan ini, keempat tingkatan ini adalah;
Yang pertama adalah Al Ilmu. Yaitu dengan meyakini bahwa
Allah ta’ala maha mengetahui segala sesuatu, baik yang sudah terjadi, yang
sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi. Bahkan Allah mengetahui sesuatu yang
tidak terjadi, dan bagaimana jika itu terjadi. Sebagaimana juga Dia maha tahu
tentang ciptaannya sebelum Dia menciptakan mereka, dan Allah mengetahui rizki,
ajal, serta amalan mereka.
Dalil akan hal ini sangatlah banyak, diantaranya firman Allah ta’ala (yang
artinya), “Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di
langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan
yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh” (Qs.
Saba: 3).
Yang kedua adalah Al kitabah (penulisan). Yaitu dengan
meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditulis oleh Allah ta’ala di Lauhul
Mahfudz. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Qs. Yasin: 12)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah telah menulis semua
takdir makhluknya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi”2
Yang ketiga adalah Al Masyi’ah (kehendak), bahwa semua
yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak Allah ta’ala. Apa yang Dia
kehendaki pasti akan terjadi, dan sebaliknya, apa yang tidak Dia kehendaki
tidak akan pernah terjadi. Tidak ada sesuatu yang terjadi, melainkan kehendak
Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya urusan Nya,
apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “jadilah!” maka
terjadilah” (Qs. As Shaffat: 82.
Dan yang terakhir atau yang keempat adalah Al Kholqu (penciptaan). Bahwa segala sesuatu selain Allah adalah
makhluk, ciptaan Allah ta’ala, Allah lah yang menciptakan mereka dari
ketiadaan. Termasuk perbuatan manusia, merupakan ciptaan Allah ta’ala. Allah
ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Allah menciptakan kalian serta apa yang
kalian kerjakan” (Qs. As Shaffat: 96).
Sebagai contoh, ketika si fulan setiap harinya rajin sholat di masjid,
Allah dengan ilmunya telah mengetahui
bahwa si fulan akan melakukan perbuatan tersebut. Kemudian Allah menuliskan perbuatan si fulan tersebut
di lauhul mahfudz, dan Allah pun menghendaki
perbuatan tersebut, sehingga kemudian menciptakannya,
dengan terjadinya perbuatan tersebut. Begitu juga dengan seorang pencuri, Allah
telah mengetahui bahwa si fulan akan
mencuri, kemudian menuliskannya di
lauhul mahfudz, kemudian Allah menghendaki
terjadinya pencurian oleh si fulan, maka Allah menciptakan perbuatan si fulan tersebut, dengan terjadinya
pencurian.
Ada dua kelompok yang salah memahami takdir:
Yang pertama mengatakan bahwa Allah tidak menakdirkan
perbuatan hambanya. Seorang manusia secara mutlak bebas melakukan perbuatannya
tanpa campur tangan Allah, kelompok ini dinamakan dengan Qodariyah.
Adapun yang kedua, adalah
kelompok yang mengatakan Allah menakdirkan segala sesuatu, akan tetapi manusia
tidak punya pilihan atas perbuatannya, manusia dipaksa untuk melakukan
perbuatkannya, seperti robot yang diatur oleh remot. Kelompok ini dinamakan
dengan Jabariyah.
Adapun keyakinan yang benar adalah, bahwa Allah menghendaki segala sesuatu,
termasuk perbuatan manusia, Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Tuhanmu
menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.” (Qs. Al Qoshos: 68). Akan
tetapi meskipun begitu, hal ini tidak menafikan bahwa manusia juga diberi otak
untuk berpikir, diberikan kebebasan memilih, tidak dipaksa atas perbuatannya,
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang menghendaki,
niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya” (Qs. An Naba: 39), juga
firman Allah, “maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah
sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka…”
(Qs. Al Kahfi: 29).
Bahkan Allah telah menunjukan jalan kepada manusia, mengutus para Rosul,
menurunkan kitab, menyuruh untuk berbuat kebaikan, dan melarang dari perbuatan
dosa dan maksiat. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami telah
menunjukkan kepadanya dua jalan” (Qs. Al Balad: 10), maksudnya jalan kebenaran
dan jalan kesesatan.
Kitapun merasakan dengan yakin, bahwa kita tidak dipaksa dalam beramal,
kita bebas melakukan perbuatan yang kita inginkan, tidak ada yang memaksa kita,
meskipun kehendak kita juga terjadi atas kehendak Allah ta’ala. Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki
untuk menempuh jalan yang lurus, Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh
jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” (Qs. At
Takwir: 28-29). (https://muslim.or.id/25396-beriman-kepada-takdir-allah-2.html)
Takdir Allah Masuk Neraka
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Di sebuah situs Islam,
seorang Muslim bertanya kepada ustad soal takdir masuk neraka itu. “Kalau
begitu buat apa kita beramal? Nanti sudah capek-capek ibadah ternyata masuk
neraka.”
Jawab pak Ustad
“. . . Allah . . . akan memberi balasan bagi kita pada hari kiamat berdasarkan
apa yang telah kita usahakan dan amalkan, bukan berdasarkan apa yang Allah . .
. tetapkan dan takdirkan di lauh mahfuz.”
Situs Islam
lainnya mengajarkan, “. . . sahabat . . . tetaplah beramal shaleh walaupun
takdir Allah sudah ditetapkan . . . karena kita tidak pernah tahu, amal baik
mana yang akan mengantarkan kita ke sorga.”
Yang jadi
pertanyaan ialah, jika Allah SWT menetapkan seorang Muslim masuk neraka,
bagaimana amal baiknya bisa menjamin masuk sorga? Jawablah di sini.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus bertanya, jika Allah
SWT menetapkan seorang Muslim masuk neraka, bagaimana amal baiknya bisa
menjamin masuk surga? Pertama yang harus dijelaskan, tidak ada seorang pun yang
tahu takdirnya akan masuk surga atau masuk neraka. Allah SWT memang telah
menakdirkan segala sesuatu, termasuk masuk surga atau masuk neraka. Tetapi itu
tetap menjadi rahasia Allah SWT. Oleh sebab kita tidak tahu akan takdir Allah
SWT itulah, kita harus tetap berusaha untuk dapat masuk surga dan terhindar
dari neraka. Yaitu dengan cara beriman dan beramal Shaleh dan tidak mencampur
keimanan dengan kesyirikan sedikit pun, serta menjauhi segala yang diharamkan
oleh Allah SWT. Dalam sebuah Hadits Shahih, Rasulullah SAW pernah ditanya untuk
apa beramal apabila penduduk surga dan penduduk neraka telah ditakdirkan? Nabi
Muhammad SAW menjawab bahwa setiap orang akan dimudahkan menuju garis takdir
yang telah ditentukan. Sebagaimana Hadits Nabi berikut ini;
Telah menceritakan kepada kami
Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Yazid Ar
Risyk ia berkata; telah menceritakan kepada kami Mutharrif dari Imran bin
Hushain ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah antara calon penduduk surga dengan
penduduk neraka telah diketahui?" beliau menjawab: "Ya." orang
itu bertanya lagi, "Lalu untuk apa orang-orang beramal?" beliau
menjawab: "Setiap orang akan dimudahkan menuju garis yang telah
ditentukan." (Sunan Abu Daud: 4086)
Rencana/Kehendak Allah dalam Wahyu Allah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Inilah isi hati Allah.
“. . . Ia [Allah] menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya
semua orang berbalik dan bertobat” (Injil, Surat 2 Petrus 3:9).
Jika seseorang
dihukum di neraka, itu karena dosa-dosanya, bukan karena ketetapan Allah. Sebab
Allah ingin semuanya selamat di sorga.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip sebuah ayat
yang mereka sebut isi hati Allah, padahal ayat tersebut berasal dari surat
kiriman Paulus, sedangkan Paulus sendiri bukanlah salah seorang Nabi Allah. Dia
berbicara bukan berdasarkan firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh yang
merasa pantas sombong (2Korintus 11:17). Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan
bahwa seseorang di hukum di neraka itu karena dosa-dosanya, bukan karena
ketetapan Allah. Memangnya siapa yang bilang masuk neraka itu bukan karena
melakukan dosa-dosa. Dosa-dosa menjadi penyebab manusia menjadi penghuni neraka
selain dari pada takdir Allah SWT. Baca sekali lagi penjelasan tentang takdir
di atas dan baca juga ayat berikut;
(Bukan demikian), yang benar:
barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah: 81)
Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip ayat dari surat kiriman Paulus untuk
menunjukkan seseorang masuk surga atau masuk neraka adalah karena dosa-dosanya
sendiri, bukan karena ketetapan Allah. Sementara dalam ayat-ayat Bible
Perjanjian Baru lainnya, masuk surga atau masuk neraka sudah ditetapkan Tuhan,
berikut ini ayat-ayatnya;
Selama Aku bersama mereka, Aku
memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan
kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang
binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya
genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. (Yohanes 17:12)
Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan
mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk
hidup yang kekal, menjadi percaya. (Kisah
Rasul 13:48)
Cara Allah Menyelamatkan Manusia
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Agar manusia masuk
sorga, Allah menyediakan jalan ke sorga yang pasti. Firman-Nya, “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal [Isa Al-Masih/Kalimatullah], supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Inilah rencana Allah/ketetapan Allah
yang kekal.
Allah mengutus
Kalimat-Nya untuk menjadi manusia dan wafat. Kematian-Nya untuk menggantikan
hukuman dosa, yaitu kematian kekal di neraka. Supaya setiap orang yang percaya
kepada Isa Al-Masih terjamin pengampunan dosa dan hidup kekalnya di sorga.
Namun, Allah
memberi kebebasan manusia untuk memilih masuk sorga atau masuk neraka. Jika
ingin masuk sorga, percayalah kepada Isa Al-Masih yang berkuasa menjamin kita
masuk sorga-Nya.
Jawaban Saya: Masuk surga atau masuk neraka, bukan hanya
ditentukan dari perbuatan kita sewaktu di dunia, bukan pula hanya ditentukan
oleh ketetapan dari takdir Allah SWT. Melainkan keduanya, yaitu perbuatan kita
dan juga ketetapan dari takdir Allah SWT. Karena mustahil jika Allah SWT tidak
menghendaki sesuatu terjadi akan terjadi. Itulah sebabnya Allah SWT mengutus
para Nabi, menurunkan kitab-kitab-Nya, menyuruh manusia untuk beramal Shaleh
dan bertaubat kepada-Nya dan juga menyuruh manusia untuk tidak mengikuti
syaitan. Jika masuk surga atau masuk neraka hanya berdasarkan ketetapan takdir
Allah SWT, percuma sajalah semua yang saya sebutkan tadi. Saya kira kafir
Kristen pemuja Yesus tidak tahu menahu mengenai takdir dalam Islam, tetapi
memaksakan diri membahasnya.
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa dengan manusia percaya kepada
Yesus, mereka tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal. Memang
betul, dengan percaya Yesus akan menjadikan seseorang masuk surga. Konsep semua
Nabi-Nabi Allah SWT memang seperti itu, tidak terkecuali Nabi Muhammad SAW.
Tetapi ingat, selain percaya kepada Yesus, manusia juga harus mendengarkan
perkataan Yesus dan melakukannya (Matius 7:24). Tidak cukup sampai di situ.
Untuk dapat memperoleh keselamatan yang ditawarkan Yesus, Anda juga harus
berasal dari bangsa Israel, karena sorga hanya untuk kedua belas suku bangsa
Israel (Wahyu 21:12). Dan itu pun masih dibatasi untuk jumlah 144 ribu orang saja
(Wahyu 7:4, Wahyu 14:1). Dengan syarat keselamatan yang demikian berat,
sanggupkah kalian kafir Kristen pemuja Yesus masuk sorga seperti yang Yesus
tawarkan? Bukankah itu mustahil! Kenapa kalian tidak berpikir untuk masuk surga
dengan menjadi seorang Muslim? Dalam Islam surga tidak hanya untuk bangsa
tertentu dan jumlahnya juga tidak dibatasi, sehingga akan lebih mudah masuk
surga dengan menjadikan diri kalian seorang Muslim.
0 Response to "Pertanyaan Akan Takdir Allah Masuk Neraka Dan Jawabannya"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.