Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Pertanyaan Akan Takdir Allah Masuk Neraka Dan Jawabannya


Meski percaya, namun banyak kaum Muslim bertanya soal takdir Allah masuk neraka. Mungkin Anda juga memiliki pertanyaan yang sama akan hal itu. Apakah ajaran takdir Allah masuk neraka adalah ajaran terbaik untuk kita imani?

Takdir Allah dalam Islam

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Hadist menyatakan bahwa Allah menetapkan manusia masuk sorga atau neraka. “Tidak ada seorangpun di antara kalian kecuali telah ditetapkan duduknya di nereka atau pun sorga” (HR. Bukhari dan Muslim).

Qs 19:71 juga meneguhkan bahwa semua Muslim, “. . . mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.”

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menyinggung masalah takdir dalam Islam, tetapi sama sekali tidak menjelaskannya. Padahal penjelasan tersebut sangat penting. Takdir memiliki empat tingkatan, dan tidak sah keimanan seseorang kecuali dengan mengimani seluruh tingkatan ini, keempat tingkatan ini adalah;

Yang pertama adalah Al Ilmu. Yaitu dengan meyakini bahwa Allah ta’ala maha mengetahui segala sesuatu, baik yang sudah terjadi, yang sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi. Bahkan Allah mengetahui sesuatu yang tidak terjadi, dan bagaimana jika itu terjadi. Sebagaimana juga Dia maha tahu tentang ciptaannya sebelum Dia menciptakan mereka, dan Allah mengetahui rizki, ajal, serta amalan mereka.

Dalil akan hal ini sangatlah banyak, diantaranya firman Allah ta’ala (yang artinya), “Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh” (Qs. Saba: 3).

Yang kedua adalah Al kitabah (penulisan). Yaitu dengan meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditulis oleh Allah ta’ala di Lauhul Mahfudz. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Qs. Yasin: 12) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah telah menulis semua takdir makhluknya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi”2

Yang ketiga adalah Al Masyi’ah (kehendak), bahwa semua yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak Allah ta’ala. Apa yang Dia kehendaki pasti akan terjadi, dan sebaliknya, apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan pernah terjadi. Tidak ada sesuatu yang terjadi, melainkan kehendak Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya urusan Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “jadilah!” maka terjadilah” (Qs. As Shaffat: 82.

Dan yang terakhir atau yang keempat adalah Al Kholqu (penciptaan). Bahwa segala sesuatu selain Allah adalah makhluk, ciptaan Allah ta’ala, Allah lah yang menciptakan mereka dari ketiadaan. Termasuk perbuatan manusia, merupakan ciptaan Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Allah menciptakan kalian serta apa yang kalian kerjakan” (Qs. As Shaffat: 96).

Sebagai contoh, ketika si fulan setiap harinya rajin sholat di masjid, Allah dengan ilmunya telah mengetahui bahwa si fulan akan melakukan perbuatan tersebut. Kemudian Allah menuliskan perbuatan si fulan tersebut di lauhul mahfudz, dan Allah pun menghendaki perbuatan tersebut, sehingga kemudian menciptakannya, dengan terjadinya perbuatan tersebut. Begitu juga dengan seorang pencuri, Allah telah mengetahui bahwa si fulan akan mencuri, kemudian menuliskannya di lauhul mahfudz, kemudian Allah menghendaki terjadinya pencurian oleh si fulan, maka Allah menciptakan perbuatan si fulan tersebut, dengan terjadinya pencurian.

Ada dua kelompok yang salah memahami takdir:

Yang pertama mengatakan bahwa Allah tidak menakdirkan perbuatan hambanya. Seorang manusia secara mutlak bebas melakukan perbuatannya tanpa campur tangan Allah, kelompok ini dinamakan dengan Qodariyah.

Adapun yang kedua, adalah kelompok yang mengatakan Allah menakdirkan segala sesuatu, akan tetapi manusia tidak punya pilihan atas perbuatannya, manusia dipaksa untuk melakukan perbuatkannya, seperti robot yang diatur oleh remot. Kelompok ini dinamakan dengan Jabariyah.

Adapun keyakinan yang benar adalah, bahwa Allah menghendaki segala sesuatu, termasuk perbuatan manusia, Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.” (Qs. Al Qoshos: 68). Akan tetapi meskipun begitu, hal ini tidak menafikan bahwa manusia juga diberi otak untuk berpikir, diberikan kebebasan memilih, tidak dipaksa atas perbuatannya, Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya” (Qs. An Naba: 39), juga firman Allah, “maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka…” (Qs. Al Kahfi: 29).

Bahkan Allah telah menunjukan jalan kepada manusia, mengutus para Rosul, menurunkan kitab, menyuruh untuk berbuat kebaikan, dan melarang dari perbuatan dosa dan maksiat. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan” (Qs. Al Balad: 10), maksudnya jalan kebenaran dan jalan kesesatan.

Kitapun merasakan dengan yakin, bahwa kita tidak dipaksa dalam beramal, kita bebas melakukan perbuatan yang kita inginkan, tidak ada yang memaksa kita, meskipun kehendak kita juga terjadi atas kehendak Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki untuk menempuh jalan yang lurus, Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” (Qs. At Takwir: 28-29). (https://muslim.or.id/25396-beriman-kepada-takdir-allah-2.html)

Takdir Allah Masuk Neraka

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Di sebuah situs Islam, seorang Muslim bertanya kepada ustad soal takdir masuk neraka itu. “Kalau begitu buat apa kita beramal? Nanti sudah capek-capek ibadah ternyata masuk neraka.”

Jawab pak Ustad “. . . Allah . . . akan memberi balasan bagi kita pada hari kiamat berdasarkan apa yang telah kita usahakan dan amalkan, bukan berdasarkan apa yang Allah . . . tetapkan dan takdirkan di lauh mahfuz.”

Situs Islam lainnya mengajarkan, “. . . sahabat . . . tetaplah beramal shaleh walaupun takdir Allah sudah ditetapkan . . . karena kita tidak pernah tahu, amal baik mana yang akan mengantarkan kita ke sorga.”

Yang jadi pertanyaan ialah, jika Allah SWT menetapkan seorang Muslim masuk neraka, bagaimana amal baiknya bisa menjamin masuk sorga? Jawablah di sini.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus bertanya, jika Allah SWT menetapkan seorang Muslim masuk neraka, bagaimana amal baiknya bisa menjamin masuk surga? Pertama yang harus dijelaskan, tidak ada seorang pun yang tahu takdirnya akan masuk surga atau masuk neraka. Allah SWT memang telah menakdirkan segala sesuatu, termasuk masuk surga atau masuk neraka. Tetapi itu tetap menjadi rahasia Allah SWT. Oleh sebab kita tidak tahu akan takdir Allah SWT itulah, kita harus tetap berusaha untuk dapat masuk surga dan terhindar dari neraka. Yaitu dengan cara beriman dan beramal Shaleh dan tidak mencampur keimanan dengan kesyirikan sedikit pun, serta menjauhi segala yang diharamkan oleh Allah SWT. Dalam sebuah Hadits Shahih, Rasulullah SAW pernah ditanya untuk apa beramal apabila penduduk surga dan penduduk neraka telah ditakdirkan? Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa setiap orang akan dimudahkan menuju garis takdir yang telah ditentukan. Sebagaimana Hadits Nabi berikut ini;

Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Yazid Ar Risyk ia berkata; telah menceritakan kepada kami Mutharrif dari Imran bin Hushain ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah antara calon penduduk surga dengan penduduk neraka telah diketahui?" beliau menjawab: "Ya." orang itu bertanya lagi, "Lalu untuk apa orang-orang beramal?" beliau menjawab: "Setiap orang akan dimudahkan menuju garis yang telah ditentukan." (Sunan Abu Daud: 4086)   

Rencana/Kehendak Allah dalam Wahyu Allah

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Inilah isi hati Allah. “. . . Ia [Allah] menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (Injil, Surat 2 Petrus 3:9).

Jika seseorang dihukum di neraka, itu karena dosa-dosanya, bukan karena ketetapan Allah. Sebab Allah ingin semuanya selamat di sorga.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip sebuah ayat yang mereka sebut isi hati Allah, padahal ayat tersebut berasal dari surat kiriman Paulus, sedangkan Paulus sendiri bukanlah salah seorang Nabi Allah. Dia berbicara bukan berdasarkan firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh yang merasa pantas sombong (2Korintus 11:17). Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa seseorang di hukum di neraka itu karena dosa-dosanya, bukan karena ketetapan Allah. Memangnya siapa yang bilang masuk neraka itu bukan karena melakukan dosa-dosa. Dosa-dosa menjadi penyebab manusia menjadi penghuni neraka selain dari pada takdir Allah SWT. Baca sekali lagi penjelasan tentang takdir di atas dan baca juga ayat berikut;    

(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah: 81)

Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip ayat dari surat kiriman Paulus untuk menunjukkan seseorang masuk surga atau masuk neraka adalah karena dosa-dosanya sendiri, bukan karena ketetapan Allah. Sementara dalam ayat-ayat Bible Perjanjian Baru lainnya, masuk surga atau masuk neraka sudah ditetapkan Tuhan, berikut ini ayat-ayatnya;

Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. (Yohanes 17:12) 

Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. (Kisah Rasul 13:48) 

Cara Allah Menyelamatkan Manusia

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Agar manusia masuk sorga, Allah menyediakan jalan ke sorga yang pasti. Firman-Nya, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [Isa Al-Masih/Kalimatullah], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Inilah rencana Allah/ketetapan Allah yang kekal.

Allah mengutus Kalimat-Nya untuk menjadi manusia dan wafat. Kematian-Nya untuk menggantikan hukuman dosa, yaitu kematian kekal di neraka. Supaya setiap orang yang percaya kepada Isa Al-Masih terjamin pengampunan dosa dan hidup kekalnya di sorga.

Namun, Allah memberi kebebasan manusia untuk memilih masuk sorga atau masuk neraka. Jika ingin masuk sorga, percayalah kepada Isa Al-Masih yang berkuasa menjamin kita masuk sorga-Nya.

Jawaban Saya: Masuk surga atau masuk neraka, bukan hanya ditentukan dari perbuatan kita sewaktu di dunia, bukan pula hanya ditentukan oleh ketetapan dari takdir Allah SWT. Melainkan keduanya, yaitu perbuatan kita dan juga ketetapan dari takdir Allah SWT. Karena mustahil jika Allah SWT tidak menghendaki sesuatu terjadi akan terjadi. Itulah sebabnya Allah SWT mengutus para Nabi, menurunkan kitab-kitab-Nya, menyuruh manusia untuk beramal Shaleh dan bertaubat kepada-Nya dan juga menyuruh manusia untuk tidak mengikuti syaitan. Jika masuk surga atau masuk neraka hanya berdasarkan ketetapan takdir Allah SWT, percuma sajalah semua yang saya sebutkan tadi. Saya kira kafir Kristen pemuja Yesus tidak tahu menahu mengenai takdir dalam Islam, tetapi memaksakan diri membahasnya.

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa dengan manusia percaya kepada Yesus, mereka tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal. Memang betul, dengan percaya Yesus akan menjadikan seseorang masuk surga. Konsep semua Nabi-Nabi Allah SWT memang seperti itu, tidak terkecuali Nabi Muhammad SAW. Tetapi ingat, selain percaya kepada Yesus, manusia juga harus mendengarkan perkataan Yesus dan melakukannya (Matius 7:24). Tidak cukup sampai di situ. Untuk dapat memperoleh keselamatan yang ditawarkan Yesus, Anda juga harus berasal dari bangsa Israel, karena sorga hanya untuk kedua belas suku bangsa Israel (Wahyu 21:12). Dan itu pun masih dibatasi untuk jumlah 144 ribu orang saja (Wahyu 7:4, Wahyu 14:1). Dengan syarat keselamatan yang demikian berat, sanggupkah kalian kafir Kristen pemuja Yesus masuk sorga seperti yang Yesus tawarkan? Bukankah itu mustahil! Kenapa kalian tidak berpikir untuk masuk surga dengan menjadi seorang Muslim? Dalam Islam surga tidak hanya untuk bangsa tertentu dan jumlahnya juga tidak dibatasi, sehingga akan lebih mudah masuk surga dengan menjadikan diri kalian seorang Muslim.  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pertanyaan Akan Takdir Allah Masuk Neraka Dan Jawabannya"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.