Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Saya sedang dalam
kesulitan besar. Saya baru masuk kuliah dan sedang mencari teladan yang baik
dalam agama. Banyak mahasiswa melupakan sholat, tidak ikut Ramadhan, menonton
video yang kurang baik, dll.
Sejak kecil,
orang tua dan imam saya selalu menyuruh agar saya mengikuti teladan Nabi
Muhammad. Jadi, saya sedang belajar untuk lebih meneladani Nabi saya dengan
cara membaca Al-Quran dan Hadist.
Ada beberapa
kebenaran yang membingungkan. Saya mencari informasi dan jawabannya di
internet. Fakta ini membuat saya bertanya, haruskah saya mengikut teladan Nabi
saya atau tidak? Jika tidak, apa dampaknya bagi iman saya?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menggambarkan dirinya
sendiri sebagai seorang Muslim yang sedang kebingungan mencari teladan yang
baik dalam beragama. Sejak kecil orang tua dan imamnya (seorang Muslim
sungguhan tidak pernah menyebut guru agamanya dengan sebutan imam) selalu
menyuruh agar mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW. Ada lima hal yang
membingungkan kafir Kristen yang mengaku-ngaku sebagai seorang Muslim ini. Dan
kesemuanya telah terjawab. Kafir Kristen pemuja Yesus selama ini memang hanya
sanggup mengulang-ulang tuduhan. Dengan itu mereka berharap agar
saudara-saudara mereka sesama kafir Kristen terus mempunyai alasan untuk tetap
kafir, syukur-syukur ada Muslim yang mau murtad ke Kristen setelah
membacanya.
Lima Hal Yang Membingungkan Saya
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Inilah beberapa hal yang
membingungkan saya tentang teladan Nabi saya;
1. Mempunyai sebelas
isteri. Sementara Al-Quran hanya mengijinkan empat. “. . . maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat” (Qs 4:3). Teladan
mana yang harus saya ikuti? Sebelas atau empat isteri?
2. Menikahi
anak di bawah umur. “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menikahinya saat ia
berumur enam tahun, dan ia digauli saat berumur sembilan tahun” (HR Bukhari
4738).
Saya mempunyai adik berusia sembilan tahun, dan ayah berusia lima
puluh tahun. Saya tidak setuju pernikahan dini. Seandainya ada seorang bapak
seusia ayah saya, ingin menikahi adik saya, keluarga pasti menolak. Bagaimana
dengan keluarga Anda?
3. Ikut
berperang dan terlibat pembunuhan 600 laki-laki remaja (Dawud 38:4390). Saya
tidak mau membunuh orang lain. Kita harus menghargai sesama manusia jika ingin
hidup dengan damai, bukan?
4. Memiliki
budak dan menggauli budak-budak wanita. Al-Quran memperbolehkannya. “Dan
(diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang
kamu miliki . . .” (Qs 4:24). Apakah tindakan ini tidak termasuk dosa besar?
5. Tidak
yakin apakah akan masuk sorga atau neraka. Seluruh Muslim di dunia
diperintahkan untuk menaikkan doa shalawat bagi keselamatan nabi. Bagaimana
nasib saya di akhirat, bila yang saya teladani tidak yakin akan keselamatannya?
Jawaban Saya:
1. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita
(lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak
berbuat aniaya. (An-Nisaa': 4)
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Nabi Muhammad SAW mempunyai sebelas
orang istri, sementara Al-Qur’an hanya membatasi hanya empat istri (An Nisaa': 4), manakah yang akan Muslim ikuti?
Dibatasinya kaum lelaki yang hanya boleh menikahi
empat orang wanita. Maka dalilnya berasal dari ayat ini, seperti yang dikatakan
oleh Ibnu Abbas dan jumhur ulama, mengingat makna ayat mengandung pengertian
dibolehkan dan pemberian keringanan. Seandainya diperbolehkan mempunyai istri
lebih dari itu (yakni lebih dari empat orang), niscaya hal ini akan disebutkan
oleh firman-Nya.
Imam Syafii
mengatakan, "Sesungguhnya sunnah Rasulullah SAW yang menjelaskan wahyu
dari Allah telah menunjukkan bahwa seseorang selain Rasulullah SAW tidak boleh mempunyai
istri lebih dari empat orang wanita." Apa yang dikatakan oleh Imam Syafii
ini telah disepakati di kalangan para ulama, kecuali apa yang diriwayatkan dari
segolongan ulama Syi’ah yang mengatakan, "Seorang lelaki diperbolehkan
mempunyai istri lebih dari empat orang sampai sembilan orang." Sebagian
dari kalangan Syi'ah ada yang mengatakan tanpa batas. Sebagian dari mereka
berpegang kepada perbuatan Rasulullah SAW dalam hal menghimpun istri lebih banyak daripada
empat orang sampai sembilan orang wanita, seperti yang disebutkan di dalam
hadis sahih.
Adapun mengenai
boleh menghimpun istri sebanyak sebelas orang, seperti yang disebutkan di dalam
sebagian lafaz hadis yang diketengahkan oleh Imam Bukhari; sesungguhnya Imam
Bukhari sendiri telah men-ta'liq-nya (memberinya komentar). Telah diriwayatkan
kepada kami, dari Anas, bahwa Rasulullah SAW menikah dengan lima
belas orang istri, sedangkan yang pernah beliau gauli hanya tiga belas orang,
yang berkumpul dengan beliau ada sebelas orang, dan beliau wafat dalam keadaan
meninggalkan sembilan orang istri. Hal
ini menurut para ulama termasuk kekhususan bagi Nabi SAW sendiri, bukan untuk umatnya; karena
adanya hadis-hadis yang menunjukkan kepada pengertian tersebut, yaitu membatasi
istri hanya sampai empat orang. Dalam pembahasan berikut kami akan mengemukakan
hadis-hadis yang menunjukkan kepada pengertian tersebut.
Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah
mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Salim dari Ayahnya, bahwa
ketika Ghailan bin Salamah Ats Tsaqafi masuk Islam, ia memiliki isteri sepuluh
orang. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mengatakan kepadanya: "Pilihlah
empat orang di antara mereka." (Musnad
Ahmad: 4380)
Hal yang sama
diriwayatkan oleh Imam Syafii, Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah, Imam Daruqutni,
dan Imam Bailiaqi serta lain-lainnya melalui berbagai jalur dari Ismail ibnu
Ulayyah, Gundar, Yazid ibnu Zurai', Sa'id ibnu Abu Arubah, Sufyan As-Sauri,
Isa ibnu Yunus, Abdur Rahman ibnu Muhammad Al-Muharibi, dan Al-Fadl ibnu Musa
serta lain-lainnya dari kalangan para huffazul hadis, dari Ma'mar berikut
sanadnya dengan lafaz yang semisal sampai pada sabda Nabi Saw.: Pilihlah olehmu
empat orang saja di antara mereka! (Tafsir Ibnu Katsir)
Dalam implementasinya, memang secara jujur harus diakui adanya sedikit
detail syariah yang berbeda antara Rasulullah SAW dengan umatnya. Namun
pengecualian ini sama sekali tidak merusak misi utamanya sebagai pembawa
risalah dan juga qudwah. Sebab di balik hal itu, pasti ada hikmah ilahiyah yang
tersembunyi.
Misalnya, bila umat Islam tidak diwajibkan melakukan shalat malam, maka
Rasulullah SAW justru diwajibkan untuk melakukannya (Al-Muzammil: 19).
Bila umat Islam diharamkan berpuasa dengan cara wishal , maka Rasulullah SAW
justru diperbolehkan bahkan diperintahkan. Bila isteri-isteri umat Islam tidak
diwajibkan bertabir dengan laki-laki ajnabi, khusus buat para isteri Rasulullah
SAW telah ditetapkan kewajiban bertabir. Sehingga wajah mereka tidak boleh
dilihat oleh laki-laki, sebagaimana mereka pun tidak boleh melihat wajah
laki-laki lain. Hal itu berlaku buat para isteri Nabi SAW. Bila wanita yang
telah ditinggal mati oleh suaminya selesai dari ‘iddah mereka boleh dinikahi
oleh orang lain, maka para janda Rasulullah SAW justru haram dinikahi selamanya
oleh siapa pun. Bahkan kepada mereka disandangkan gelar ummahatul mukminin yang
artinya adalah ibu orang-orang mukmin. Haramnya menikahi janda Rasulullah SAW
sama dengan haramnya menikahi ibu sendiri. Rasulullah SAW juga diharamkan oleh
Allah SWT memakan dari harta zakat. Dan masih ada beberapa lagi kekhususan bagi
Rasulullah SAW. Salah satunya adalah kebolehan beliau untuk tidak menceraikan
isteri yang jumlahnya sudah lebih dari 4 orang. Sedangkan umat Islam lainnya,
disuruh untuk menceraikan isteri bila melebihi 4 orang.
2. Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf Telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari Hisyam dari bapaknya dari Aisyah radliallahu 'anha, bahwasanya;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahinya saat ia berumur enam tahun, dan
ia digauli saat berumur sembilan tahun. Dan Aisyah hidup bersama dengan beliau
selama sembilan tahun. (Shahih Bukhari: 4738)
Kafir Kristen pemuja Yesus mempermasalahkan Nabi Muhammad SAW yang menikahi
‘Aisyah saat berumur 6 tahun. Perbuatan Nabi tersebut mereka anggap bukan
teladan yang baik. Ya, jika kita menggunakan kaca mata manusia saat ini, maka
apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW tersebut adalah tidak rasional dan
bertentangan dengan tradisi. Tetapi pandanglah dengan kaca mata manusia yang
hidup di zaman itu, masa di mana Nabi Muhammad SAW dan ‘Aisyah hidup
bersama-sama dalam kebiasaan bangsa Arab dan beberapa abad setelahnya. Menikahi
gadis muda belia di Arab pada zaman itu bukan sesuatu yang tabu. Itulah
sebabnya pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah tidak pernah dijadikan
olok-olok oleh orang-orang kafir dan musyrik. Sebelum dinikahi oleh Rasulullah
SAW, Aisyah sudah ditunangkan. Itu bukti kalau pernikahan di usia muda pada
zaman itu sangat lumrah dilakukan.
Justru tidak rasional jika ada manusia zaman ini yang menilai manusia masa
lalu dengan sudut pandang manusia masa kini. Tidak masuk akal menilai standar
kepantasan manusia masa lalu dengan standar kepantasan manusia masa kini. Para
fuqaha di berbagi mazhab fiqih ramai membicarakan dalam kitab-kitab mereka
tentang pernikahan sesama anak-anak, bahkan sebagian mereka ada yang
membicarakan pernikahan bayi, apakah sah atau tidak?! Apa artinya ini? Ini
menunjukkan pernikahan anak di bawah umur sudah biasa terjadi saat itu dan
merupakan tradisi mereka, dan saat itu bukan dianggap aneh, apalagi dianggap
kejahatan terhadap anak-anak di bawah umur. Lalu hari ini kita hidup di zaman
modern menghakimi tradisi masa itu dengan standar tradisi manusia hari ini?
Jelas sangat tidak rasional!
Yesus pun dapat di anggap durhaka kepada orang tuanya jika kita melihat
perbuatan Yesus dengan kaca mata manusia masa kini. Yesus pernah memanggil
ibunya sendiri dengan sebutan perempuan (Yohanes 2:4). Sedangkan penyebutan
“perempuan” yang dilakukan oleh seorang anak kepada ibunya adalah perbuatan
yang tidak pantas dilakukan jika dilihat dari kaca mata manusia masa kini.
Seorang Kristen pernah membahas dalam facebook topik mirip seperti ini. Dia
kaget ketika saya katakan Yesus pun dapat dikatakan anak kurang ajar karena
memanggil ibunya sendiri dengan panggilan perempuan. Karena Bible cetakan
terbaru sudah mengganti kata “perempuan” dengan kata “ibu” agar terlihat lebih
sopan. Tetapi Bible bahasa Inggris atau cetakan lebih lama, kata “perempuan”
masih dapat Anda temukan. Dia juga bertanya mengapa Nabi Muhammad SAW tidak
mengubah kebiasaan yang ada tetapi justru mengikutinya? Saya jawab pertanyaannya
tersebut dengan pertanyaan pula, kenapa Yesus tidak mengubah kebiasaan
memanggil ibu sendiri dengan panggilan perempuan tetapi justru mengikutinya?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Saya mempunyai adik berusia sembilan
tahun, dan ayah berusia lima puluh tahun. Saya tidak setuju pernikahan dini.
Seandainya ada seorang bapak seusia ayah saya, ingin menikahi adik saya,
keluarga pasti menolak. Bagaimana dengan keluarga Anda?
Saya juga bisa mengatakan demikian: Saya mempunyai anak berumur tiga puluh
tahun. Saya tidak setuju dan saya pasti menolak kalau anak saya tersebut
memanggil ibunya dengan sebutan “hai perempuan”. Bagaimana dengan keluarga
Anda?
3. Nabi Muhammad SAW ikut berperang
dan terlibat pembunuhan, hal tersebut di anggap oleh kafir Kristen pemuja Yesus
bukan teladan yang baik. Kafir Kristen pemuja Yesus tidak mau membunuh orang
lain dan menghargai orang lain agar dapat hidup damai.
Nabi Muhammad SAW berperang karena adanya perintah dari Allah SWT untuk
memerangi orang-orang kafir, sebagaimana Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama juga
memerintahkan para Nabi-Nya dan bangsa Israel untuk berperang. Perintah perang
dalam Islam dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan atau pertahanan diri
orang-orang beriman terhadap perlakuan dzalim orang-orang kafir. Allah SWT
memerintahkan orang-orang beriman untuk memerangi orang-orang kafir bukan
karena mereka tidak percaya kepada Nabi Muhammad SAW, bukan juga karena mereka
tidak mau masuk Islam atau hanya bermaksud untuk mengambil barang jarahan.
Orang-orang beriman memerangi orang-orang kafir karena mereka selalu berbuat
dzalim dan menebarkan fitnah di tengah-tengah kaum Muslimin. Sebagaimana firman
Allah SWT yang artinya;
Dan perangilah mereka itu,
sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka
tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah:
193)
Jika orang-orang kafir tidak berbuat dzalim dengan memerangi orang-orang
beriman atau mengusir orang-orang beriman dari negerinya, maka Allah SWT juga
tidak melarang orang-orang beriman untuk berbuat baik kepada orang-orang kafir,
sebagaimana firman Allah SWT;
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (Al-Mumtahanah: 8). Jadi ayat-ayat
perang dalam Al-Qur’an itu muncul sebagai tindak lanjut dari ancaman perang
orang-orang kafir.
Orang-orang kafir jahiliyah bukanlah orang-orang cinta damai yang dapat
bertoleransi dengan dakwah Nabi Muhammad SAW, sehingga harus disikapi dengan
penuh damai pula. Terhadap kaum Muslimin, mereka sering membunuh, menyiksa,
memboikot kaum Muslimin sehingga banyak yang mati kelaparan. Sikap intoleran
orang-orang kafir jahiliyah sudah terlihat sejak awal dakwah Nabi Muhammad SAW
di Mekkah dan semakin memuncak ketika umat Islam mengalami kemajuan pesat
setelah hijrah ke Madinah. Sikap intoleran orang-orang kafir jahiliyah itulah
yang di kemudian hari memicu perang. Kafir Kristen pemuja Yesus harusnya lebih
banyak membaca Bible, karena di sana juga buanyak ayat-ayat yang memerintahkan
berperang.
4. Nabi Muhammad SAW memiliki budak
dan menggauli budaknya tersebut, karena Al-Qur’an membolehkan kaum Muslimin
untuk memiliki budak dan menggaulinya. Perbuatan Nabi Muhammad SAW tersebut di
anggap oleh kafir Kristen pemuja Yesus bukan teladan yang baik. Mereka
menganggap memiliki budak dan menggaulinya adalah perbuatan dosa besar, padahal
tidak ada satu ayat pun dalam Bible yang mengharamkan seorang tuan menggauli
budaknya. Justru Tuhan dalam Bible mengharuskan seorang tuan untuk menggauli
budaknya, jika tidak maka si budak dapat bebas. Agaknya kafir Kristen pemuja
Yesus menulis hanya berdasar kebencian mereka terhadap Islam, bukan berdasarkan
firman Tuhan. Perhatikan firman Tuhan dalam Bible ini wahai kafir Kristen
pemuja Yesus;
Apabila ada
seorang menjual anaknya yang perempuan sebagai budak, maka
perempuan itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar. Jika
perempuan itu tidak disukai tuannya, yang telah menyediakannya bagi dirinya
sendiri, maka haruslah tuannya itu mengizinkan ia ditebus; tuannya itu tidak
berhak untuk menjualnya kepada bangsa asing, karena ia memungkiri janjinya
kepada perempuan itu. Jika tuannya itu menyediakannya bagi anaknya laki-laki,
maka haruslah tuannya itu memperlakukannya seperti anak-anak perempuan berhak
diperlakukan. Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh
mengurangi makanan perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia. Jika
tuannya itu tidak melakukan ketiga hal itu kepadanya, maka perempuan itu harus
diizinkan keluar, dengan tidak membayar uang tebusan apa-apa." (Keluaran 21:7-11).
Saya Sedang Mencari Teladan Yang Baik
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Saya ingin tahu, adakah
teladan yang lebih baik lagi? Saya juga ingin belajar tentang teladan Isa
Al-Masih, karena katanya Ia tidak pernah berdosa. Maka saya mulai membaca Kitab
Suci Injil mengenai kehidupan Isa. Dikatakan bahwa Isa Al-Masih tidak pernah berdosa.
Ia melakukan banyak mukjizat, tidak pernah ikut perang, dan Ia ada di sorga.
Ajaran-Nya juga
luar biasa. Seperti, “. . . Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” “. . . Kasihilah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Matius 5:28,
44).
Saya belum
pernah menemukan teladan sebaik ini. Silakan mengemail saya jika Anda ingin
mengikuti pelajaran tentang Isa Al-Masih.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa
Yesus tidak pernah berdosa, melakukan banyak mukjizat, tidak pernah ikut perang
dan berada di sorga. Sementara itu menurut Injil Kristen sendiri Yesus pernah
berbuat dosa dengan berbohong kepada saudara-saudaranya (Yohanes 7:8-10) dan menyuruh
murid-muridnya untuk mengambil keledai betina milik orang lain tanpa izin
pemiliknya (Matius 21:2). Mengenai mukjizat, Kitab Para Rasul menyatakan Allah
yang melakukan mukjizat, sementara Yesus hanya dijadikan perantara untuk
menunjukkan kuasa Allah (Kisah Rasul 2:22). Menurut kitab Wahyu, Yesus juga
akan berperang memerangi orang-orang kafir ketika dia turun dari sorga (Wahyu
17:14, Wahyu 19:11, Wahyu 2:16). Yesus sekarang memang berada di
langit, tetapi itu tidak akan selamanya. Sebab pada saatnya nanti, Yesus akan
turun ke dunia dan akan mengikuti syariat Islam, mematahkan salib, mengharamkan
babi, menjadi hakim umat Islam, membunuh Dajjal, dan meninggal dan dimakamkan
di bumi sebagai seorang Muslim. Perhatikan Hadits Shahih berikut ini;
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tidak ada Nabi antara aku dan dia -maksudnya Isa-.
Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah
seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi ataupun pendek), berkulit merah
keputih-putihan, mengenakan kain berwarna kekuningan. Seakan rambut kepala
menetes meski tidak basah. Ia akan memerangi manusia hingga mereka masuk
ke dalam Islam, ia memecahkan salib, membunuh babi dan membebaskan jizyah
(pajak). Pada masanya Allah akan membinasakan semua agama selain
Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan akan tinggal di dunia selama empat
puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya." (Sunan Abu Daud: 3766)
Sebagai seorang Nabi, Isa AS atau Yesus sudah barang tentu memiliki akhlak mulia
yang dapat menjadi teladan bagi umat manusia. Tetapi hal tersebut bukanlah
alasan untuk membenarkan perbuatan orang-orang kafir yang menjadikannya sesembahan
selain Allah. Orang-orang yang menganggap Yesus sebagai Tuhan dan menyembah
kepadanya, bukanlah orang-orang yang benar-benar menjadikan Yesus sebagai
teladan hidupnya. Bagaimana kafir Kristen pemuja Yesus dapat mengklaim diri
mereka meneladani Yesus? Sementara mereka berdoa dan menyembah tidak kepada
Tuhannya Yesus! Siapa yang menjadi teladan kafir Kristen pemuja Yesus tatkala mereka
menganggap Yesus sebagai Tuhan dan menyembah kepadanya? Sementara Yesus sendiri
tidak pernah sekalipun menyatakan dirinya Tuhan dan meminta manusia untuk
menyembah kepadanya! Yesus yang mereka sembah tersebut justru mengajarkan bahwa
Tuhan itu satu, menyembah dan berdoa hanya kepada-Nya (Markus 12:29, Matius
26:39, Matius 6:6). Itulah teladan Yesus yang dilupakan oleh para pemuja Yesus.
0 Response to "Mencari Teladan Yang Baik Agar Lebih Sholeh"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.