Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Hukum Berjilbab, Beda Pandangan Antara Arab Saudi Dan Aceh


Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Hukum berjilbab di Aceh itu wajib bagi Muslimah, namun di Arab Saudi sudah tidak wajib sekarang. Perbedaan pandangan ini jelas membingungkan para Muslimah. Soal berjilbab, Aceh ataukah Arab Saudi yang sesuai hukum Allah? Bagaimanakah kaitan berbusana yang sopan dan ibadah yang diterima Allah?

Hukum Berjilbab di Aceh Besar

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar mewajibkan berjilbab bagi pramugari Muslim yang pesawatnya mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang. “Karena Aceh menerapkan syariat Islam,” kata Bupati Aceh Besar, Ir. Mawardi Ali, “semua orang diharapkan untuk berbusana syar’i sesuai tuntutan agama Islam.”

Arab Saudi: Jilbab Tidak Wajib

Sebaliknya, pemerintah Arab Saudi membebaskan para Muslimah dalam berpakaian, tapi tetap menjaga kesopanan. Kini para Muslimah Arab Saudi tidak wajib lagi memakai jilbab, hijab, cadar, nikab, dan burka, termasuk di tempat kerja. Tujuan aturan itu untuk memberikan kebebasan kepada para Muslimah dalam berpakaian sesuai yang mereka sukai. Mereka tidak lagi dipaksa memakai busana Muslimah, seperti jilbab. Apakah pendapatmu akan dua sikap yang berbeda di atas? Sampaikan di sini!

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Arab Saudi sudah tidak lagi mewajibkan jilbab bagi Muslimah. Mereka memperoleh informasi tersebut dari judul hoax media on-line seperti CNN Indonesia dan lain-lain. Dalam situs-situs on-line tersebut dikatakan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menyatakan wanita tak perlu pakai kerudung, selama berpakaian sopan dan terhormat. Padahal Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman tidak pernah mengatakan demikian. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan agama Islam tidak menentukan keharusan (wanita) mengenakan abaya berwarna hitam atau hijab hitam. Beliau  sama sekali tidak menyebut wanita Saudi bebas mengenakan hijab atau tidak. Itu hanya masalah warna atau model hijab. Kalau soal berhijab bagi Muslimah itu sudah wajib dalam Syariat Islam yang menjadi konstitusi Arab Saudi.

Hijab itu syariat Allah SWT dan hukum dari-Nya, itu karena Allah SWT telah mewajibkan wanita Muslim untuk menutup auratnya dengan berhijab, sebagaimana telah disebutkan dalam surat An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Hijab adalah syariat Allah dan hukum dari-Nya, bukan budaya Arab. Muslimah yang berhijab dapat dikatakan sesuai dengan salah satu hukum Allah SWT. Islam sama sekali tidak membeda-bedakan Arab dan bukan Arab. Orang paling mulia di sisi Allah SWT adalah yang paling bertakwa, bukan dari bangsa mana dia berasal. Sebagaimana ayat Al-Qur’an dan Hadits berikut;

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujuraat: 13)

Telah menceritakan kepada kami Isma'il Telah menceritakan kepada kami Sa'id Al Jurairi dari Abu Nadhrah telah menceritakan kepadaku orang yang pernah mendengar khutbah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam ditengah-tengah hari tasyriq, beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab atas orang ajam dan bagi orang ajam atas orang arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan... (Musnad Ahmad: 22391)

Jilbab Menurut Ulama Indonesia

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Soal berjilbab, Dr. Quraish Sihab tidak mewajibkannya, namun wanita haruslah berpakaian terhormat.

Katanya, “. . . istri Ahmad Dahlan, istri Hasyim Asy’ari, istri Buya Hamka, atau organisasi Aisyiyah . . . pakai kebaya dengan baju kurung, tidak memakai kerudung . . . Begitulah istri-istri para kiai besar kita . . . Tapi mengapa mereka tidak menyuruh istri-istrinya pakai jilbab?”

Benar, berjilbab itu tidak wajib. Sebab berjilbab bukanlah perintah Allah, melainkan budaya yang telah dipraktekan orang-orang Asyur abad 13 sebelum Masehi.

Jawaban Saya: Siapa Prof. Dr. Quraish Shihab? Beliau itu kiai yang perdapatnya tidak jarang menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah. Sehingga pendapatnya sering mendapat bantahan dari para ulama lainnya. Salah satu pendapat beliau yang mendapat bantahan dari para ulama adalah tidak wajibnya jilbab bagi wanita Muslim.

Quraish Shihab mengatakan jilbab tidak wajib dengan alasan ada ulama yang menganggap jilbab tidak wajib. Padahal tidak pernah ditemukan dalam literatur fikih manapun, dari madzhab manapun yang menyebutkan ada ulama yang berpendapat bahwa jilbab tidak wajib. Memang ada khilaf di antara para ulama fiqih, akan tetapi khilaf mereka hanya pada wajah, telapak tangan, dan tumit kaki, apakah merupakan aurot wanita atau bukan. Namun mereka semua sepakat akan wajibnya jilbab untuk menutupi seluruh anggota tubuh yang lainnya. Quraish Shihab juga mengatakan bahwasanya ada ulama yang menyatakan "Yang penting itu pakaian terhormat". Ini juga tidak jelas ulama mana maksudnya.

Quraish Shihab mengatakan jilbab tidak wajib dengan alasan dengan istri Buya Hamka yang tidak memakai jilbab. Tidaklah lazim jika Istri Buya Hamka tidak memakai jilbab maka berarti Buya Hamka membolehkan membuka jilbab. Apa yang dipraktekkan oleh istri seorang ustadz tidak mesti seluruhnya dibenarkan oleh sang ustadz, kecuali jika ada pernyataan dari sang ustadz yang menyetujui atau mendukung kesalahan istrinya tersebut. Jika setiap perbuatan istri ustadz melazimkan pembenaran dari sang ustadz, maka seorang bisa berdalil untuk kafir karena istri Nabi Luth 'alaihis salam dan istri Nabi Nuh 'alaihis salam adalah kafir? Bantahan selengkapnya dapat Anda baca di sini.

Berjilbab atau berhijab bagi Muslimah itu wajib hukumnya, tidak menjadi gugur wajibnya hanya karena ada kiai yang dengan alasan tidak jelas tidak mewajibkannya. Islam itu agama dalil, segala sesuatu dalam agama disandarkan pada dalil, bukan disandarkan pada perbuatan seseorang. Saya kira umat Islam telah cerdas untuk menyikapinya dan tidak akan merasa kebingungan.

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata (Al-Ahzab: 36).

Yang Allah Kehendaki, Pakaian atau Hati?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menghadap Allah memang harus berpakaian sopan/terhormat, tapi apakah wanita harus berjilbab?

Isa Al-Masih mengajarkan bahwa menghadap Allah harus dengan hati dan pikiran yang suci. “. . . Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang” (Injil, Rasul Besar Matius 15:18-20).

Jadi bukan pakaian tertentu yang Allah terima, melainkan hati, pikiran, dan perbuatan yang suci.  Berkenankah Allah akan ibadah kita, bila hati kita tidak suci? Sampaikan pendapatmu di email ini.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus selalu mempertentangkan antara ketaatan yang bersifat jasmani dan rohani. Mereka menganggap Tuhan lebih menghendaki manusia melakukan ketaatan rohani,  sehingga menyepelekan ketaatan yang bersifat jasmani, berjilbab menjadi salah satu yang mereka sepelekan. Padahal syariat atau hukum Allah tidak hanya terbatas pada yang rohani saja, tetapi juga jasmani. Kafir Kristen mengatakan Allah tidak pernah memerintahkan berpakaian tertentu untuk berkenan kepada-Nya. Mereka berbohong. Buktinya Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama memerintahkan untuk membuat pakaian ibadat dengan bahan-bahan tertentu untuk digunakan para imam. Jika pakaian tidak penting bagi manusia, Tuhan tidak perlu membuatkan pakaian untuk Adam dan istrinya. Jika pakaian tidak membuat berkenan Tuhan yang mereka sembah, kenapa kafir Kristen pemuja Yesus tidak telanjang saja ibadah di gereja?

Bahkan Paulus dalam surat kirimannya juga memerintahkan para wanita untuk menudungi rambutnya. Kafir Kristen saja yang ingkar tidak patuh dengan perintah Paulus;

Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya(1Korintus 11:6)

Ucapan Yesus dalam Matius 15:18-20 sama sekali tidak menunjukkan jika Tuhan hanya melihat hati manusia. Yesus ketika ditanya tentang perbuatan baik yang dapat mengantarkan pada hidup yang kekal, Yesus mengatakan bahwa perbuatan baik yang dapat mengantarkan seseorang pada hidup yang kekal itu adalah menuruti perintah hukum Taurat (Matius 19:16-20). Padahal hukum Taurat kebanyakan bersifat jasmani.

Cara Agar Hati Anda Suci

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kitab Allah menyaksikan, “. . . Kristus [Isa Al-Masih] . . . telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup” (Injil, Surat Ibrani 9:14).

Syukurlah, Isa berkuasa menyucikan segala dosa-dosa manusia yang beriman kepada-Nya. Percayalah kepada Isa Al-Masih, maka Ia pasti menyucikan dosa-dosamu, sehingga ibadah Anda diterima Allah.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus telah mempersembahkan dirinya sendiri sebagai persembahan yang tak bercacat. Mereka salah. Yesus tidak pernah mempersembahkan dirinya sendiri. Yesus dapat di salib oleh sebab siasat Yudas dan tua-tua Yahudi. Jangan lupa pula peranan Iblis yang telah merasuki Yudas sehingga dia rela menghianati gurunya. Iblislah yang sebenarnya mempersembahkan Yesus di kayu salib. Dan Iblis pula yang menjadi sosok paling berjasa dalam agama Kristen. Yesus dikatakan juga sebagai persembahan yang tak bercacat. Padahal menurut Injil Kristen Yesus persembahan cacat sehingga menjadikan Yesus Bukan Tebusan Yang Sempurna.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hukum Berjilbab, Beda Pandangan Antara Arab Saudi Dan Aceh"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.