Kasus yang
mengatasnamakan agama semakin merobek toleransi di Indonesia. Apa yang menjadi
standar toleransi umat Muslim di Indonesia dalam ajaran Al-Quran? Bagaimana
seharusnya kehidupan toleransi umat Muslim di Indonesia yang beragama?
Toleransi Dalam Perbedaan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kita harus bangga
sebagai bangsa Indonesia. Indonesia adalah bangsa yang besar. Beberapa tahun
belakangan ini, terjadi kasus yang mengatasnamakan agama. Hal ini sangatlah
merugikan semua pihak. Mayoritas maupun minoritas. Kasus Ahok, pembubaran paksa
ibadah Natal di Bandung, kasus Meiliana, parade murid TK memakai niqab sambil
membawa senjata mainan, dan kasus lainnya.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menyoal toleransi
umat Islam Indonesia. Mereka menyebut beberapa contoh yang di anggap merobek
toleransi di Indonesia. Di antaranya kasus Ahok, pembubaran paksa ibadah Natal
di Bandung, kasus Meiliana, dan parade murid TK bercadar yang membaca senjata
mainan.
Kafir Kristen pemuja Yesus rupanya masih belum mau move on dengan si mulut
comberan Ahok. Sudah kalah di Pilkada Jakarta, di penjara pula. Mungkin ini
cara mereka menghibur diri. Ahok di penjara akibat dari tidak mampunya dia
menjaga mulutnya. Dalam pidatonya di hadapan warga Kepulauan Seribu, Ahok
mengatakan agar warga jangan mau di bohongi pakai Surat Al Maidah ayat 51 untuk
tidak memilih dirinya. Pidato Ahok tersebut tersebar di internet dan
menyinggung hati banyak umat Islam. Ahok dilaporkan ke polisi dan di putus
bersalah oleh majelis hakim. Pihak yang dapat disebut intoleran dalam kasus ini
adalah Ahok, bukan umat Islam. Jika Ahok tidak mengatakan Surat Al-Maidah ayat
51 sebagai alat kebohongan, maka tidak akan ada umat Islam yang merasa tersinggung
dan melaporkannya ke polisi. Siapa pun yang mengutip Surat Al-Maidah ayat 51
agar umat Islam tidak mengangkat pemimpin kafir, dia tidak berbohong, karena
ayat tersebut memang melarang umat Islam untuk mengangkat pemimpin kafir.
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan adanya pembubaran paksa ibadah Natal
di Bandung merobek toleransi di
Indonesia. Berbeda dengan viral pemberitaan terkait aksi intoleransi yang
dikabarkan telah terjadi di Bandung itu, dengan tegas pihak kepolisian justru
membantah informasi tersebut. Menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol
Yusri Yunus, kegiatan itu berakhir setelah adanya mediasi antara panitia dengan
perwakilan dari Ormas. Untuk itu, dalam rilisnya secara terpisah polisi
memaparkan, pada pukul 20.05 bertempat di loby gedung Sabuga, Pdt Dr Stephen
Tong memberikan penjelasan kepada seluruh jemaat, yang pada intinya menjelaskan
adanya surat penolakan yang dilakukan oleh ormas Islam terhadap KKR tersebut
karena kesalahan prosedur. Seluruh panitia KKR disarankan agar mempelajari
sehingga kesalahan serupa tidak terjadi. Kemudian pada sekitar pukul 20.21 WIB
kegiatan selesai dan seluruh jemaat KKR meninggalkan gedung Sabuga dengan
tertib. Perwakilan massa aksi dari kelompok PAS pun meninggalkan gedung Sabuga.
Kondisi dalam keadaan aman dan kondusif. Yusri menyebutkan adanya kesalahan
prosedur dalam proses kelengkapan pemberitahuan kegiatan yang dilakukan oleh
pihak panitia KKR. Hal ini menjadi alasan protes yang disampaikan Pembela Ahlu
Sunah (PAS) dan Dewan Dakwah Islam (DDI). Jadi tidak ada intoleransi di sini.
Yang ada hanyalah protes dan teguran umat Islam karena kegiatan ibadah tidak
melalui prosedur surat administrasi perizinan yang lengkap.
Kafir Kristen pemuja Yesus juga menjadikan kasus Meiliana sebagai contoh intoleran
umat Islam Indonesia terhadap minoritas. Padahal kasus yang menimpa Meiliana
tidak akan terjadi jika dia menyampaikan keluhannya perihal suara Adzan dengan
kata yang santun. Kafir Kristen pemuja Yesus tahunya Meiliana di penjara hanya
karena keluaran suara Adzan yang menurutnya terlalu keras. Sehingga mereka
menganggap itu adalah sikap intoleransi umat Islam. Padahal saat menyampaikan
keluarannya tersebut, Meiliana mengucapkan kata-kata kasar mengenai Adzan. Sama
halnya dengan kasus yang terjadi pada diri Ahok. Dalam kasus Meiliana ini, yang
pantas di anggap telah bersikap intoleransi adalah Meiliana sendiri, bukan umat
Islam. Meiliana merasa suara Adzan Masjid menggangu dirinya, sementara warga
Muslim yang menjadi tetangganya tidak pernah sekalipun mengeluhkan suara
bunyi-bunyi dan abu dupa yang beterbangan saat mereka ibadah.
Kafir Kristen pemuja Yesus juga menjadikan kegiatan anak-anak TK yang berhijab
dengan membawa senjata mainan sebagai kasus intoleransi umat Islam. Meskipun tidak
jelas maksud dan tujuan para guru mengadakan parade seperti itu, sangat tidak
tepat jika peristiwa itu di anggap kafir Kristen pemuja Yesus sebagai kasus
intoleransi. Karena jelas-jelas tidak ada minoritas yang mengalami intoleransi
dalam kejadian tersebut.
Islam Moderat Untuk Keberagamaan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Slogan Indonesia yakni,
“Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda, tetapi tetap satu jua). Dan Pancasila
dasar negara Indonesia. Mengapa para pendiri bangsa Indonesia memilih Pancasila
dan Bhinneka Tunggal Ika?
Hal ini haruslah
kita renungkan bersama. Keberagamaan suku dan agama seharusnya terus melatih
bangsa ini untuk bisa saling bertoleransi dan membangun satu sama lain. Jelas,
Indonesia bukanlah negara milik satu agama, suku, ras, atau golongan. Indonesia
adalah milik kita semua, bukan?
Dengan saling
menghargai dalam keberagaman, umat Muslim di Indonesia akan mengantarkan bangsa
ini menjadi bangsa yang besar dan berdampak bagi dunia. Hal ini akan senantiasa
membawa kedamaian dan kesejukan bagi bangsa Indonesia.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap
intoleransi hanya terjadi jika mayoritas tidak dapat menghargai minoritas. Atau
jika minoritas yang kalah. Itu sama sekali salah. Intoleransi juga terjadi jika
minoritas tidak dapat menghargai yang mayoritas. Contohnya ada pada kasus Ahok
dan Meiliana. Ahok dan Meiliana tidak menghargai keyakinan agama Islam sebagai
agama mayoritas di negeri ini. Mereka dengan enaknya mengucapkan kata-kata kasar
yang menyinggung agama Islam dan umat Islam. Kafir Kristen pemuja Yesus
menganggap Ahok dan Meiliana sebagai korban intoleransi umat Islam karena pada
akhirnya di vonis bersalah di pengadilan. Padahal umat Islam tidak akan pernah
melaporkan Ahok dan Meiliana jika mereka dapat bertoleransi kepada umat Islam. Ahok
dan Meiliana di penjara karena kejahatannya sendiri. Sepertinya kafir Kristen
tidak begitu paham dengan toleransi atau intoleransi.
Mayoritas yang Melindungi
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Pada umumnya umat Islam
mencintai kedamaian dan saling bertoleransi. Qs 9:6 menuliskan seorang Muslim
harus memberikan perlindungan terhadap kaum non-Muslim yang lemah.
“Dan jika
seorang diantar orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah ia . . .” (Qs 9:6). Inilah perintah Kitab Suci Islam!
Berdasarkan ayat
di atas, seyogyanya umat Muslim di Indonesia memberi perlindungan bagi kaum
non-Muslim, bukan?
Namun masih saja
ada sebagian Muslim mengabaikannya. Misalnya, hasil survey UIN (2018), dalam
buku pelajaran Islam, 48.95% mengajarkan siswa untuk tidak bergaul dengan orang
yang berbeda agama. Hanya 12.96% mengajarkan tentang
menghargai orang yang berbeda agama.
Jawaban Saya: Dan jika seorang di
antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian
antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum
yang tidak mengetahui. (At Taubah: 6)
Ayat di atas sudah pernah saya jelaskan maksudnya. Ayat tersebut diturunkan
ketika kaum Muslimin dan orang-orang Musyrik Mekkah dalam keadaan saling
berperang. Melalui ayat tersebut Allah SWT mensyariatkan untuk memberikan
keamanan kepada orang-orang Musyrik Mekkah apabila mereka meminta perlindungan.
Tujuannya agar orang-orang Musyrik dapat mendengar firman-firman Allah SWT,
kemudian diharapkan akan dapat menerima Islam di kemudian hari. Kondisi
sekarang berbeda dengan zaman di mana ayat itu diturunkan. Tidak ada perang. Dengan
mengutip ayat tersebut, secara tidak langsung kafir Kristen pemuja Yesus
mengakui bahwa mereka adalah orang-orang Musyrik. Tidak salah memang. Selain
kafir mereka juga Musyrik karena mereka telah mengikut-sertakan makhluk sebagai
sesembahan selain Allah. Meskipun begitu, Allah SWT dan Rasulnya memberikan
jaminan keamanan kepada orang-orang kafir. Orang-orang beriman memerangi
orang-orang kafir karena mereka selalu berbuat dzalim dan menebarkan fitnah di
tengah-tengah kaum Muslimin. Jika orang-orang kafir tidak berbuat dzalim dengan
memerangi orang-orang beriman atau mengusir orang-orang beriman dari negerinya,
maka Allah SWT juga tidak melarang orang-orang beriman untuk berbuat baik
kepada orang-orang kafir, sebagaimana firman Allah SWT;
Allah
tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil (Al-Mumtahanah: 8).
Sabda Nabi Muhammad SAW juga menegaskan akan keharaman membunuh orang kafir
Mu’ahad, orang kafir yang memperoleh perlindungan pemerintah. Perhatikan Hadits
Shahih berikut;
Telah bercerita kepada kami Qais bin
Hafsh telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid telah bercerita kepada kami Al
Hasan bin 'Amru telah bercerita kepada kami Mujahid dari 'Abdullah bin 'Amru
radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang
siapa yang membunuh mu'ahad (orang kafir yang terikat perjanjian) maka dia
tidak akan mencium bau surga padahal sesungguhnya bau surga itu dapat dirasakan
dari jarak empat puluh tahun perjalanan". (Shahih Bukhari: 2930)
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan menurut survei, dalam buku pelajaran
Islam, 48.95% dan hanya 12.96% mengajarkan tentang menghargai orang yang
berbeda agama. Survei macam apa lagi ini. Kalian pikir saya tidak pernah
belajar agama Islam di sekolah? Salah seorang guru saya beragama Kristen, teman
saya juga ada yang Kristen dan Budha. Di tempat saya kerja juga ada yang
Kristen. Kami berteman akrab, tidak ada intoleransi tanpa ada intimidasi.
Bertoleransi Terhadap Orang Yang Berbeda Iman
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa Al-Masih mengajarkan
kepada umat-Nya untuk memperlakukan orang lain seperti dirinya sendiri. Jika
Anda ingin dikasihi, maka Anda perlu mengasihi orang lain terlebih dahulu.
Isa tidak hanya
mengajarkan umat-Nya perihal toleransi. Tetapi Ia memerintahkan umat-Nya untuk
mengasihi semua orang tanpa membedakan imannya. “Kasihilah sesama manusia
seperti kamu mengasihi dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).
Hal ini bukan
hanya dikatakan saja tetapi telah dilakukan oleh-Nya. Karena Isa Al-Masih
mengasihi Anda, Ia rela datang ke dunia, wafat, dan bangkit (Injil, Rasul Besar
Yohanes 3:16). Untuk menggantikan Anda dari hukuman neraka, dan sebagai bukti
kasih-Nya.
Jawaban
Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip Injil Matius
22:39 dan mengatakan Yesus memerintahkan umat-Nya mengasihi semua orang tanpa
membedakan imannya. Tetapi dalam prakteknya masih terjadi intoleransi umat
Kristen terhadap umat Islam. Seperti pembubaran Shalat Idul Fitri dan
pembakaran Masjid, pembakaran sebelas kios serta enam rumah terjadi di Tolikara,
Papua. Wilayah mayoritas Kristen. Bahkan kalian kafir Kristen pemuja Yesus penulis
artikel di situs semacam isadanislam, isadanalquran dan sejenisnya, kalian juga
bersikap intoleransi. Dengan menulis artikel yang memaksakan keyakinan agama
kalian dengan cara mengutip sepotong-potong ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi,
serta menafsirkan keduanya dengan semau kalian sendiri, itu bukan perbuatan
menghargai iman dan keyakinan agama orang lain. Tidak perlu mengajari arti
toleransi kepada orang lain jika diri kalian sendiri masih acuh terhadap iman
dan keyakinan agama orang lain. Cukup benahi diri sendiri dulu. Terapkan sabda
Yesus untuk kalian sendiri, barulah kalian bicara masalah toleransi.
0 Response to "Muslim, Warga Negara Yang Bertoleransi"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.