TETAPI, Allah SWT sesungguhnya tidak pernah berbicara dengan Muhamad atau dengan umatNya di Arabia. Yang aktual berkata SEPIHAK hanyalah Muhammad sendiri, dan kata-kata ini disandarkan kepada sesosok Ruh yang tanpa jati-diri, yang mengatas-namakan lagi kata-kata tersebut sebagai wahyu, dari Allah SWT yang (sesungguhnya) bisu seribu bahasa. Muhammad dan Allah tidak saling berjumpa, tidak saling bersapa. Dan apa yang dialami oleh Muhammad disini adalah sejalan pula dengan pengalaman moyangnya Ismail, dimana Allah juga tidak pernah berbicara dengannya! Ismail tidak membawa Firman Allah. Ia tidak termasuk garis kenabian dan kitab. Ia juga bukan anak perjanjian yang telah Tuhan tetapkan bagi umat manusia lewat garis keturunan Ishak. Dan ini dikisahkan dalam Alkitab maupun Quran! (QS.29:27).
Dalam Al-Qur’an pewahyuan firman Allah kepada para nabi berbeda antara satu nabi dengan nabi lainnya. Namun demikian tetap tidak mengurangi kebenaran wahyu yang diterima oleh para nabi apalagi sampai mengurangi eksistensi Allah sendiri. Seperti yang dapat kita baca dalam Al-Qur’an; “Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanyadengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syuura: 51). Para kafir Kristen menuduh Allah tidak pernah eksis karena tidak pernah menjumpai Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, memang kafir Kristen itu siapa? Allah saja tidak pernah membeda-bedakan cara pewahyuan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan nabi-nabi lainnya; “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud” (An-Nisaa’: 163). Jadi tidak harus Allah menjumpai nabi untuk menyampaikan firmannya.
Mengenai Nabi Isma’il ‘alahi sallam, kafir Kristen menyatakan bahwa Beliau ‘alaihi sallam bukan termasuk garis kenabian dan kitab. Dalam Bible mungkin benar Nabi Isma’il ‘alaihi sallam bukan termasuk nabi, tapi tidak demikian dengan Al-Qur’an; “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi (Maryam: 54).
Apakah seorang nabi baru dapat diakui kenabiannya hanya apabila sang nabi pernah saling berjumpa dengan Allah? Tentu saja tidak, buktinya zakharia dan Yohanes Pembaptis diakui nabi oleh Kristen walaupun tidak pernah berjumpa dengan Allah.
Selanjutnya, Allah SWT juga tidak Mahakuasa.
Semua Tuhan memang adalah pemilik kuasa adikodrati tertinggi. Per-definisi, Ia disebut Tuhan karena Ia adalah tuannya yang menguasai semesta alam. Tuhan tidak hanya berkata tentang diriNya: “I am the Almighty God”, tetapi justru harus membuktikannya. Bila tidak demikian, Ia bukan Tuhan sejati dan tidak layak disembah sebagai Tuhan.
Namun kembali Allah SWT hanya tuhan yang dislogankan Mahakuasa, dan disembah menurut slogannya, dan dipercaya bermukjizat dahsyat dengan firmanNya “KUN/JADI” dan dipercaya terjadilah itu. Tetapi lagi lagi sayang, faktanya sungguh tidak tersaji.
Muhammad dan umat Allah di Arabia tidak pernah mendengar dan melihat bagaimana ALLAH SPEAK, (berfirman KUN), jadi bagaimana mereka bisa melihat ALLAH DO (berbuat mukjizat)? Tak ada saksi mata yang melihat bagaimana Allah berkata sepatah kata KUN kepada Muhammad atau umat Arab, lalu itulah yang langsung terjadi didepan hidungnya. Semuanya kosong dari mukjizat.
Kafir Kristen menyebut kekuasaan Allah hanya slogan karena Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaaihi wasallam dan umatnya tidak pernah menjadi saksi mata ketika Allah berfirman Kun/jadilah. Kafir Kristen menghendaki keberadaan saksi ketika Allah bermukjizat. Permintaan tidak masuk akal, karena bagaimana mungkin melihat Allah bermukjizat sementara kita sebagai manusia mustahil dapat melihat Allah.
Kafir Kristen menyebut Tuhan harus membuktikan ketuhanannya dengan cara bermukjizat yang dapat dilihat oleh saksi mata, jika tidak, Ia bukan Tuhan sejati dan tidak layak disembah sebagai Tuhan. Sekarang mari kita buktikan, apakah Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama adalah Tuhan sejati dan layak disembah sebagai Tuhan.
Kejadian 1:1-27
1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
6 Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
20 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Pada ayat-ayat di atas Tuhan Bible Perjanjian Lama mencipta hanya dengan berucap (berfirman). pertanyaan saya; siapa saksinya? Yesus yang anak Allah? Rasul-rasul Yesus? Paulus? Para Paus, Pendeta dan pastor? Tidak satupun menjadi saksi Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama bermukjizat. Maka dapat kita simpulkan; Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama bukan Tuhan sejati dan tidak layak disembah sebagai Tuhan.
Cukup selintas saja untuk perbandingan dengan KUN-nya Yesus yang dicatat Injil:
“Dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang yang menderita sakit” (Matius 8:16). Atau dengan satu kata “Talita kum!” dan Ia membangkitkan orang mati! (Markus 5:41). Dan ini terjadi secara publik!
Yesus bisa melakukan mukjizat yang dapat disaksikan sedangkan Allah tidak. Tentu saja…Yesus itu manusia berdaging, bukan Allah yang tak kasat mata, sebagai manusia berdaging, tentu saja segala perbuatan Yesus dapat disaksikan banyak orang. Yesus adalah perantara (Kisah Rasul 2:22) yang tidak memiliki kuasa (Yohanes 5;3), mukjizat yang dilakukan oleh Yesus merupakan kuasa pemberian Allah (Lukas 5:7). Jika Yesus dianggap Tuhan karena dapat menghidupkan orang mati, lalu bagaimana dengan Elisa yang mampu menghidupkan anak kecil yan telah mati (2 Raja-Raja 4:32-35)? Apakah Elisa juga Tuhan?
Allah-Islam tidak muncul dari eksistensi diriNya seperti yang disifatkan dengan istilah kekekalan “pada mulanya” (Kejadian 1:1, dan Yohanes 1:1), melainkan muncul dari Allah-pagan sesembahan orang tuanya, paman dan kakeknya dll yang tidak pernah masuk Islam, namun yang salah satu Tuhannya termasuk ALLAH (al-Ilah). Muhammad tidak pernah membatalkan sosok Allah pagan yang disembah orang-orang Arab. Ia malahan mengadopsikannya ke dalam Islam bersama dengan segala ritual-pagan seperti yang tampak jelas pada ibadah Haji, yang tidak dikenal oleh para nabi nabi sebelumnya.
Allah Islam dan Allah-pagan ini, Sama NAMANYA, sama KARAKTER-INTINYA. Keduanya tinggal di BAIT yang sama. Yang sama-sama bisu tidak berfirman. Yang sama sama ditakuti dan dislogan sebagai “Yang Mahakuasa”, tapi yang sama-sama pula tidak menampilkan ujud kuasanya yang bagaimana.
Beda Allah-Islam dengan Allah-Pagan sesungguhnya hanyalah satu bentuk reformasi Godship, ke-allahan yang tadinya politeistis kini secara misterius menjadi monoteis.
Allah Islam yang Esa disimbolkan oleh sisa tunggal hasil penghancuran 359 patung ilah-ilah lainnya oleh Muhammad di seputar dan di dalam Ka’bah. Muhammad menyisakan satu Batu Hitam disudut selatan Ka’bah yang sebelumnya juga merupakan sesembahan para pagan! Tidak ada orang yang tahu kenapa Muhammad menyisakan satu batu-wasiat, Batu Hitam eks-berhala yang pernah memberi dia kehormatan ketika dipindahkan ke sudut Ka’bah. Terlebih lagi kenapa batu itu harus diciumnya sambil memanggil nama Allah kepadanya:
“Labbaik allahuma labbaik” (Ya Allah atas panggilanMu aku datang kepadaMu, Hadis Muslim 1150)?
Muslim merefleksikan ini sebagai representasi dan lambang keberadaan ALLAH yang Tawhid. But how the existence of Allah could be represented by an idolized stone? Bagaimana Allah-pagan tiba-tiba bisa “direformasikan” hanya oleh ulah fisik Muhammad yang menghancurkan semua patung berhala kecuali SATU? Lalu yang satu itu boleh merepresentasikan ke-Esa-an Allah yang satu-satunya, yang berazazkan Tawhid? Semua ini hanya memperlihatkan betapa tangan Si dalang telah mewayangkan seorang tuhan yang berasal dari Allah pagan. Dan apabila sosok allah itu “seperti ada”, maka ia hanyalah hasil diada-adakan oleh manusia belaka!
Tuduhan Kristen tentang Ka’bah, Hajar Aswat, serta Haji sudah banyak website muslim yang menjawabnya. Di sini saya tidak akan membahas ulang, melainkan hanya akan menyuguhkan link untuk menjawab, jawaban dapat anda baca pada link dibawah ini;
http://www.muslim-menjawab.com/2011/01/id-amor-vs-duladi-samarinda-benarkah_18.html
http://www.muslim-menjawab.com/2011/01/id-amor-vs-duladi-samarinda-benarkah.html
http://www.rumahfiqih.com/ust/e2.php?id=1196652229
Bandingkan dengan keberadaan Tuhan Alkitab yang menjumpai nabiNya,
yang juga ditegaskan di Quran, apalagi di Alkitab. Lihat betapa Allah hadir, eksis dihadapan para nabiNya:
ADAM, ketika Allah berkata: “Hai Adam… (2:33, 35; 7:19; 20:117, 120 dll)
NUH, dan Allah berkata: “Hai Nuh… (11:46, 48).
IBRAHIM, banyak dialog terjadi langsung… (2:124, 125, 126, 127-131, dll)
MUSA, banyak sekali dialognya menuntun Musa melawan Firaun dll. Cukup dikutib disini, “Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” (4:164)
ZAKARIYA, doa dan dialog langsung dengan Allah… (19:1-10)
YAHYA, dan Allah berfirman: “Hai Yahya…. (19:12).
ISA/ YESUS, bukan main banyaknya! Namun yang akan dikutib disini terambil dari Injil didua kejadian dahsyat yang berbeda, dimana Bapa Sorgawi muncul menampakkan keberadaanNya dihadapan saksi-saksi mata:
“…terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “INILAH ANAK-KU YANG KUKASIHI, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17).
“Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” (Lukas 9:35).
Akhirnya, sesungguhnyalah keberadaan Allah adalah kosong, dan ini diakui diam-diam dalam Buku yang tidak diedarkan lagi, yang berjudul “The Message of the Quran” yang setelah disertifikasi oleh Al-Azhar Al-Sharif Islamic Research Academy di Kairo (pada tanggal 27 Desember 1998), diakuilah oleh otoritas dengan rasa berat bahwa tidak ada bukti apapun untuk keberadaan Allah, dan memang tidak mungkin membuktikan-Nya.
Di dalam Al-Qur’an, hanya Nabi Musa saja yang secara eksplisit disebut berbicara dengan Allah secara langsung. Sedangkan nabi-nabi yang lain tidak disebut apakah berbicara dengan Allah melalui jalan wahyu, dibalik tabir, atau mengutus malaikat. “hai Adam…hai Nuh…hai Ibrahim…hai Zakaria…hai Yahya…hai Isa”. Jika kalimat sapaan “hai” kepada para nabi tersebut dijadikan kriteria atau bukti bahwa nabi yang bersangkutan berbicara langsung dengan Allah, maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah barang tentu masuk kriteria tersebut, karena Allah berfirman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam;
“Hai orang yang berselimut (Muhammad)” (Al-Muzzammil: 1)
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” (At-Tahrim: 9)
“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (At-Tahrim: 1)
“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru” (Ath-Thallaq: 1)
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka[1472] dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Mumtahanah: 12)
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri- isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 50)
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan,” (Al-Ahzab: 45)
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.” (Al-Ahzab: 28), dan masih banyak lagi.
Bukan hanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam saja yang di sapa oleh Allah, tapi juga orang-orang beriman (islam) juga di sapa oleh Allah, contoh ayatnya;
“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)
“Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan.” (Al-Mujaadilah: 9)
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujuraat: 12), dan masih banyak lagi lainnya.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan umatnya di sapa oleh Allah, hal ini tentu telah meruntuhkan tuduhan bahwa Allah tidak eksis. Tapi bagaimana dengan Kristen? Apakah Tuhan dalam Bible menyapa mereka “hai Kristen”? eh, ternyata tidak. Padahal mereka menyatakan diri anak-anak Allah lho…mengapa bapa tidak mau menyapa anaknya? Ah mungkin aja si anak bandel banget ya?! He…
Bagaimana dengan Yesus?
“…terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “INILAH ANAK-KU YANG KUKASIHI, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17).
“Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” (Lukas 9:35).
Kedua ayat di atas bukan sapaan Tuhan kepada Yesus, itu sih Cuma pengumuman kalau Yesus adalah anak dan Allah adalah bapa, anak ya anak…bapa ya bapa…tidak mungkin anak ya bapa, bapa ya anak, ngerti lo…?!
0 Response to "Apakah Allah SWT Pernah Eksis?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.