Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Terkutuklah Orang Yang Mengatakan: "Kristus Adalah Anak Allah"

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? (At-Taubah: 30)

Kafir Kristen merasa bingung ketika membaca ayat di atas. Orang-orang Yahudi dikatakan oleh Al-Qur’an memiliki keyakinan bahwa Uzair (Ezra) itu putera Allah, namun mereka tidak dapat menemukan bukti orang-orang Yahudi di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam, berkeyakinan Uzair (Ezra) putera Allah. Tidak ada bukti bukan berarti yang dikatakan Al-Qur’an adalah salah. Bukti tidak ada bisa terjadi karena bukti teramat sulit untuk ditemukan, apalagi jika bukti tersebut berhubungan dengan keyakinan sebuah sekte agama yang ada lebih dari 1.400 tahun yang lalu. Ditambah sekte tersebut adalah sekte paling kecil atau minoritas dibanding sekte-sekte lainnya yang ada di dalam agama Yahudi, yang bisa jadi tidak dapat bertahan ajarannya saat kita membicarakannya hari ini.

Kasus tersebut sama dengan ketika Al-Qur’an menyebut orang-orang Nasrani menjadikan Maryam (Maria ibunda Yesus) sebagai Tuhan. Yang oleh karenanya orientalis-misionaris menuduh Al-Qur’an telah salah mendiskripsikan
Trinitas dalam agama Kristen. Tetapi penyembahan kepada Maryam (Maria ibunda Yesus) pernah benar-benar terjadi, bahkan sisa-sisa penyembahan terhadap Maryam (Maria Ibunda Yesus) masih dapat ditemukan hingga hari ini. Di sejumlah wilayah Eropa, termasuk Polandia, bahkan Inggris Raya dan Perancis Selatan, menurut survey yang dilakukan oleh Ean Begg pada tahun 1985, masih ditemukan patung bunda Maria yang berwarna hitam yang dikenal dengan sebutan black virgin atau Black Madonna. Patung tersebut sengaja dibuat untuk dipuja atau disembah sebagai tuhan. Bahkan patun-patung tersebut selalu diasosiasikan dengan sejumlah situs pemujaan kaum pagan dari masa yang jauh lebih kuno.

Misionaris

Mengapa Muhammad menolak kemungkinan bahwa Allah mempunyai seorang Anak? Apa yang mendorong Muhammad dengan kerasnya menyangkali Yesus sebagai Anak Allah? Diantara sekian banyak jawaban, ada 3 alasan yang meyakinkan mereka bahwa ini tidak mungkin terjadi:

Mekkah, sebelum jaman Muhammad, adalah pusat dari politeisme. Berdasarkan tradisi, Ka’aba dipenuhi oleh lebih dari 300 dewa, roh-roh, berhala-berhala dan altar-altar pemujaan. Muhammad dan 4 orang sahabatnya (Waraqa b. Nawfal, Ubaid Allah b. Jahsh, Uthman b. Al-Hawartih dan Zaid b. Amr) mulai mencari suatu agama yang lebih baik (Hanif). Mereka menolak keyakinan adanya istri/pendamping Allah, al-Lat, dan kedua putrinya yaitu Uzza dan Manat (Sura 53:19-22). Dalam konteks ini, Muhammad menganggap konsep Putra Tuhan (anak Allah) sebagai sebuah kemunduran kepada animisme.

Di bawah pengaruh Yudaisme di Hedjaz, kelima peziarah ini (atau yang disebut sebagai para Hanif) mendapati bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Tuhan Yahweh (Ulangan 6:4)! Ia tidak dapat memiliki Putra dan tidak berputra. Pertanyaan yang penting, yang ditanyakan Imam Besar Kayafas kepada Yesus, dan implikasi penolakan klaim Yesus sebagai Putra Tuhan tidak kehilangan satupun dari aktualitasnya diantara orang-orang Yahudi di jazirah Arab (Matius 26:63-68). Muhammad menggunakan banyak argumen orang Yahudi yang menjadi musuh orang-orang Kristen di Hedjaz dan menuangkannya ke dalam Qur’an.

Muhammad menganggap dirinya sendiri sebagai nabi yang terakhir dari deretan nabi-nabi perjanjian Lama (Sura 33:40). Untuk alasan ini, gagasan mengenai Yesus sebagai Anak Allah tidak cocok dengan konsepsi-Nya, jika tidak demikian ia harus mengakui-Nya dan tunduk pada-Nya. Ia beranggapan ini sama sekali tidak dapat diterima, oleh karena ia memandang dirinya sendiri sebagai klimaks dan penutup semua nubuatan (Sura 33:40). Ia menerima Yesus sebagai nabi yang terbesar sebelum dirinya, namun tidak pernah menganggap-Nya sebagai Anak Allah.

Jawab

Alasan-alasan di atas merupakan asumsi-asumsi liar misionaris saja, tidak ada sesuatu yang dapat menjamin salah satu atau semua dari alasan-alasan tersebut dapat diyakini benar. Oleh karena itu, tidak perlu anda ikuti tebak-tebakan ala misionaris tersebut, karena sesungguhnya, tidak ada satupun huruf Al-Qur’an yang keluar dari mulut Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri, sebagaimana firman Allah; “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 4)

Istilah Anak Allah sebenarnya bukan hal baru dalam tradisi yahudi, Dalam Bible istilah Anak Allah digunakan dengan wajar tanpa makna yang dilebih-lebihkan. Penyebutan Anak Allah dalam Bible bukan memiliki maksud menjadikan seseorang menjadi Allah, penyebutan Anak Allah lebih dimaksudkan untuk memperlihatkan kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya, ini sangat berbeda dengan pemahaman Anak Allah terutama setelah Yesus di kabarkan terangkat ke surga. Bahkan dalam Injil Kristen, Yesus tidak pernah sekalipun menyebut dirinya anak Allah, Yesus lebih suka menyebut dirinya anak manusia dari pada anak Allah. Penyebutan anak Allah untuk Yesus dalam Injil Kristen, biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mencintai Beliau, bahkan oleh iblis. Dengan tidak menyebut diri sebagai anak Allah, Yesus sudah sangat berhati-hati agar umatnya tidak tersesat di kemudian hari dengan menyembahnya sebagai Tuhan. Namun apa hendak di kata, yang dikhawatirkan oleh Yesus terjadi pula. Penyebutan anak Allah untuk Yesus bergeser dari yang hanya bermaksud melukiskan kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya, menjadi anak Allah adalah Allah juga. Enam ratus tahun kemudian Allah mengutus seorang Nabi dan RasulNya untuk meluruskan akidah Ahli Kitab tersebut, dengan ayat-ayat yang langsung menyebut Allah tidak memiliki anak dan mengutuk serta memberikan kabar gembira berupa siksa neraka bagi orang-orang yang menyebut nabi-nabi mereka anak Tuhan. Penyebutan Allah tidak beranak atau Allah tidak memiliki anak dalam Al-Qur’an secara otomatis telah membantah adanya Tuhan selain Allah, baik dari kalangan nabi-nabi (seperti uzair dan Yesus) atau malaikat-malaikatNya, dan sekaligus akan menghindarkan umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dari kesesatan yang sama seperti dialami oleh Yahudi dan Kristen.   

Perlu anda ketahui, dalam posting ini saya sengaja tidak menjawab semua yang tertulis dalam artikel website misionaris tersebut. Saya hanya ingin menjawab yang saya anggap perlu penjelasan. Alasannya, karena isi artikel kebanyakan berisi ungkapan hati (curhat) misionaris Kristen karena banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang menyerang habis-habisan teologi Kristen, perlakuan Negara-negara mayoritas Muslim yang menurut mereka tidak adil terhadap minoritas Kristen, dan ada juga bagian-bagian yang sudah tidak ada hubungannya dengan topik posting yang mereka pilih. Dalam mempertahankan diri terhadap serangan Al-Qur’an, mereka mengutip ucapan-ucapan Yesus dalam Injil Kristen atau mengutip surat-surat Paulus, baca selengkapnya artikel misionaris tersebut di sini.  

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Terkutuklah Orang Yang Mengatakan: "Kristus Adalah Anak Allah""

  1. Yesus memang bukan "anak ALLAH" tetapi "Putra ALLAH", Bangsa Arab saat itu tidak mengenal makna "putra", di dalam Quran ditulis "ibna" dan "waladan" yang sepadan dengan kata "anak" hasil keturunan atau kelahiran, sedangkan kata "putra" dalam bahasa Arab sepadan dengan kata "Alaban". Begitu juga dalam Kitab Bahasa Yunani menggunakan kata "υιός" sepadan dengan "putra" bukan menggunakan kata "αγόρι" maupun "παιδί" yg sepadan dengan kata "anak". Itulah mengapa ada kegagalan mereka dalam memahami makna Putra ALLAH yaitu bukan berarti anak yg dilahirkan tetapi ciptaan yang ditunjuk menjadi wakil bagi ALLAH (Az-Zumar 4; Ali-Imran 59). Sama seperti Alkitab terjemahan LAI yg gagal menerjemahkan yang seharusnya "putra" malah menjadi "anak". Kesalahpahaman mudah terjadi walau hanya karena "satu kata" yang tidak tepat.

    BalasHapus
  2. Wah... Ternyata Islam adalah antikristus :

    1 Yohanes 2:22
    Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah ANTIKRISTUS, yaitu dia yang MENYANGKAL baik Bapa maupun ANAK.

    Ketauan deh belangnya...

    Selamat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita. (1 Yohanes 2:18-19)

      Ayat di atas dengan jelas menyatakan bahwa anti-Kristus akan datang. Anti-Kristus bukanlah dari umat Islam atau dari umat dari agama-agama lainnya. Anti-Kristus berasal dari orang-orang Kristen sendiri. Kamulah antikristus yang sebenar-benarnya.

      Hapus
  3. dari pada berdebat tanay langsung pada ahli agama kalian iman, pendeta.. dan ahli2 besar semua agama, APA KUNCI UNTUK MASUK SURGA.? umat muslim pasti tau itu

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.