Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Saksi-Saksi Diturunkannya Al-Qur’an

Tanya: Kristen mempertanyakan saksi-saksi (manusia) diturunkannya Al-Qur’an, tanggapan anda?

Jawab: Al-Qur’an Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam secara berangsur-angsur melalui malaikat Jibril. Saksi-saksinya ada, tapi sebatas mengetahui tanda-tanda fisik Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menerima wahyu. Sebagaimana contoh hadits-hadits dibawah ini;

Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar; Telah menceritakan kepada kami Mu’adz bin Hisyam; Telah menceritakan kepada kami Bapakku dari Qatadah dari Al Hasan dari Hiththan bin ‘Abdillah Ar Raqasyi dari ‘Ubadah bin Ash Shamit Apabila wahyu sedang turun kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau menundukkan kepalanya, dan para sahabat pun ikut menundukkan kepala. Dan apabila wahyu telah selesai di bacakan, beliau mengangkat kepala kembali.  (Shahih Muslim: 4306)


Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami Hammam telah menceritakan kepada kami Atha` bin Abu Rabah dari Shafwan bin Ya’la bin Umayyah dari bapaknya radliallahu ‘anhu, ia berkata; Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat beliau berada di Ji’ranah. Laki-laki tersebut mengenakan jubah yang ada bekas Khaluq (sejenis minyak wangi dari Za’faran). Kemudian laki-laki itu bertanya, “Apa yang mesti saya lakukan dalam Umrahku?” Shwan berkata; Ketika itu, turunlah wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau diselimuti dengan kain. Saat itu, Ya’la berkata, “Aku ingin melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sedang menerima wahyu.” Kemudian Umar pun bertanya, “Apkah kamu ingin melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sedang menerima wahyu.” Ya’la berkata; Maka Umar pun menyingkap sedikit ujung kain (yang ditutupkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam), sehingga aku pun melihat beliau bernafas keras terengah-engah seperti terengah-engahnya Unta. Setelah menerima wahyu, beliau bertanya: “Di mana orang yang tadi menanyakan tentang Umrah? Cucilah bekas khaluq di rambut dan jenggotmu, serta lepaskanlah jubahmu. Kemudian lakukanlah umrah sebagaimana kamu melakukan haji”. (Shahih Muslim: 2017)

Telah menceritakan kepada kami; Muhammad bin Ubaid bin Maimun; telah menceritakan kepada kami; ‘Isa bin Yunus dari Al A’masy dari Ibrahim dari ‘Alqamah dari Ibn Mas’udrahiyallahu’anhu berkata, Pernah aku bersama nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di sebuah kebun Madinah sedang beliau menyandarkan punggung, lantas beberapa orang Yahudi lewat, dan sebagian mereka mengatakan ‘Coba tanyailah dia tentang roh! ‘ Sebagian berkata ‘Jangan kalian tanyai dia tentang itu, sebab yang kalian benci tidak bisa memperdengarkan kepada kalian.’ Namun sebagian mereka berdiri dan bertanya;Wahai Abul Qasim, beritahukanlah kami tentang roh! ‘ Lantas beliau berdiri beberapa saat mengamat-amati, maka aku tahu bahwa beliau sedang menerima wahyu, maka aku berusaha menyingkir dari beliau, hingga wahyu terangkat, kemudian beliau bersabda mengutip ayat: ‘(Mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah bahwa roh itu urusan Rabbiku) ‘ (Qs. Al Israa`: 85) (Shahih Bukhari: 6753)

Tetapi jika saksi yang di minta oleh Kristen harus mengetahui turunnya malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallalluhu ‘alaihi wasallam, ini tidak ada, karena malaikat termasuk makhluk tak kasat mata, jadi sangat mustahil saksi dapat melihat malaikat Jibril dengan mata telanjang, kecuali malaikat Jibril sengaja menampakkan diri sebagai manusia.

Kristen mempertanyakan keberadaan saksi-saksi diturunkannya Al-Qur’an, selain karena mereka sangat yakin Al-Qur’an tidak memiliki seorang manusia sebagai saksi saat diturunkan dan ternyata keyakinan mereka tidak terbukti benar, juga karena mereka memiliki semacam kriteria bagaimana sebuah tulisan dapat di anggap benar atau dapat dipercaya, yaitu adanya saksi-saksi sebagaimana dituliskannya injil-injil, sebagaimana terdapat dalam Lukas 1:2 yang berbunyi; “seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman”. Sebetulnya dalam Islam, posisi saksi atas turunnya Al-Qur’an tidak diperlukan walaupun sebenarnya ada. Orang beriman kepada Al-Qur’an bukan karena saksi-saksi, tapi karena reputasi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang terkenal tidak pernah berbohong, jujur, dapat dipercaya dan memiliki akhlak mulia.

Adalah sangat wajar apabila Injil Kristen memiliki banyak saksi. Hal ini disebabkan oleh karena Injil Kristen bukanlah firman Allah, bukan pula kitab suci yang Tuhan turunkan kepada NabiNya seperti halnya Taurat dan Al-Qur'an. Injil Kristen merupakan kitab sejarah yang ditulis oleh banyak orang dari banyak sumber yang tidak jelas. Jadi sangat salah apabila seorang Kristen mengunakan standart Injil Kristen, yaitu harus adanya saksi terhadap Al-Qur'an. Al-Qur'an lebih layak disamakan dengan standart Taurat. Anda ingat bagaimana Tuhan menurunkan (memberikan) loh Taurat kepada Musa? Musa disuruhNya naik gunung Sinai seorang diri tanpa seorangpun saksi dan tinggal di sana selama empat puluh hari empat puluh malam. Kristen mempermasalahkan Al-Qur'an yang tidak memiliki saksi yang melihat malaikat Jibril saat menyampaikan wahyu, tapi mengimani sepenuhnya Taurat yang juga tidak memiliki saksi saat Musa memperoleh loh Taurat dari Tuhan, konyol sekali bukan?!

Seorang hakim di dunia ini saja, tidak akan dengan mudah menerima pernyataan seorang saksi tanpa usaha investigasi; kejujuran saksi, kesesuaian kesaksian seorang saksi dengan kesaksian saksi lainnya adalah hal mutlak yang harus juga menjadi bahan pertimbangan. Lalu bagaimana dengan saksi-saksi para penulis Injil?

Para penulis Injil memang menyebut tulisannya adalah dari kesaksian-kesaksian, namun kesaksian siapa sajakah yang mereka jadikan sumber? mereka tidak menyebutkannya, dapatkah kesaksian mereka dipercaya? Jika ya, apa alasannya? Dan apakah saksi-saksi menyaksikan sendiri atau hanya menceritakan kembali kesaksian orang lain? Saya jamin, pertanyaan-pertayaan tersebut tidak akan anda temukan jawabannya dalam Injil manapun. Injil ditulis dari kesaksian pelayan firman, sekarang silahkan anda baca ayat-ayat dibawah ini;

Matius  4:1  Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.

Markus  1:13  Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

Dari dua ayat diatas kita ketahui, Yesus dibawa oleh Roh Kudus kepadang gurun untuk dicobai Iblis. Pertanyaan saya, dimana keberadaan saksi-saksi Yesus pada peristiwa tersebut???

Jika dalam penulisan Injil diperlukan saksi, bagaimana peranan Roh Kudus/Roh Tuhan dalam mengilhami penulis-penulis Injil? Bukankah jika sudah ada peran Roh Kudus/Roh Tuhan dalam mengilhami penulis-penulis Injil, secara otomatis tidak diperlukan lagi saksi-saksi dari manusia(Ibrani 4:13)?

Bagaimanapun, dalam hal kesaksian, hadits masih jauh lebih baik jika dibanding Injil. Dalam hadits kita tahu dengan jelas perawinya (saksi-saksinya), sehingga ulama hadits dapat mengelompokkan hadits-hadits berdasar kredibilitas perawi serta ingatannya terhadap matan (isi) hadits. Sedangkan Injil walaupun disebut ditulis berdasarkan saksi-saksi, tapi sama sekali tidak memuat nama saksi-saksi tersebut, oleh karena itu kredibelitas serta bagaimana ingatannya tidak dapat diketahui dengan pasti, sehingga sangat sulit menjamin kebenaran kisah-kisah yang ditulis dalam Injil. Kristen mempertanyakan saksi-saksi diturunkannya Al-Qur’an, tetapi sama sekali tidak mempertanyakan Musa saat menerima loh Taurat. Padahal saat Musa bertemu dengan Allah di gunung Sinai, tidak ada saksi-saksi yang ikut Musa menemui Allah.

Subscribe to receive free email updates:

20 Responses to "Saksi-Saksi Diturunkannya Al-Qur’an"

  1. Alhamdulillah sangat membantu...

    BalasHapus
  2. Musa menerima hukum Tuhan di gunung sinai jelas ada saksi..yaitu yang orang orang yang mengikuti Musa..penulisan alquran yang katanya di wahyukan Allah kepada Muhammad memang tidak ada saksi selama puluhan tahun tidak ada saksi
    Penulisan Alquran dengan injil beda...katanya Alquran di ilhamkan lewat mimpi..sedangkan injil justru ditulis setalah kenaikan Yesus ke surga setelah 20 tahun..trus selama 20 tahun itu bagaimana cara para rasul mengajar? dengan ajaran lisan..lalu baru setelah itu ada keinginan untuk menuliskan apa yang diajarkan Yesus selama masih bersama dengan mereka..bukti para rasul dulunya bimbang dengan ke mesias an Yesus adalah saat di salib para rasul hanya melihat dari jauh tidak membantu memikul salib, bahkan saat di paku di kayu salib rasul juga hanya melihat dari jauh, hanya ibuNya yang menemani..
    Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga baru para rasul yakin dengan Yesus sebagai mesias yang dinubuatkan para nabi. Tentang percobaan Yesus di padang gurun itu memang diajarkan oleh Yesus kepada para murid..apakah mungkin Yesus berbohong? Jelas tidak karena setelah bangkit dan kenaikanNya ke surga baru para rasul percaya, bahwa Yesus adalah Tuhan yang dinubuatkan para nabi, bisa menyembuhkan, bisa membangkitkan orang mati, hakim akhir jaman, mengampuni dosa ( hanya Tuhan saja ), orang suci (hanya Tuhan saja). Nubuat Yesus ada dalam kitab Taurat..
    Orang muslim ingin sekali mengaburkan injil karena injil juga diakui sebagai firman Tuhan..lihat QS 5 : 47 Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.
    Adalah seorang muslim yang bernama Mustafa De Arande membuat injil Barnabas pertanyaannya mengapa mustafa menulis injil Barnabas karena setelah membaca QS 61:6
    Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
    setelah dibaca ternyata dalam Taurat tidak ada nubuatan tentang Muhammad, maka mustafa membuat injil Barnabas supaya seolah ada nubuatan tentang kedatangan Muhammad..dalam injil Barnabas 220:20 akan datang nabi bernama Muhammad...
    Injil Barnabas dikatakan sesat karena penulisnya menyebut bahwa yang menulis adalah orang Arab, padahal seluruh Taurat dan injil ditulis oleh bangsa Yahudi dan para nabi terdahulu adalah orang yahudi..
    Banyak yang dikaburkan oleh injil Barnabas ini..termasuk siapa yang disalib..ditulis Yudas Iskariot...padahal sejarah Yahudi, Roma, memang Yesuslah yang disalib....dan bayak hal lainnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Musa di perintah Tuhan menerima loh Taurat dengan menaiki gunung Sinai SEORANG DIRI, tidak ada seorang pun yang ikut Musa dan melihat bagaimana Musa menerima loh Taurat dari Tuhan. Baca Keluaran 24:12-15

      Al-Qur'an di wahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, bukan lewat mimpi yang seperti kamu katakan.

      Injil Kristen bukanlah kitab wahyu yang berisi firman-firman Allah. Injil Kristen hanyalah kitab sejarah yang ditulis oleh banyak orang dari banyak sumber yang tidak jelas. Itupun ditulis jauh setelah Yesus di angkat Tuhan ke langit, sehingga Yesus tidak dapat memverifikasi kebenaran cerita yang ada di dalam Injil Kristen.

      QS 5 : 47 Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.

      Baca baik-baik ayat di atas, Dewi. Al-Qur'an dengan jelas menyebut Injil sebagai kitab yang DITURUNKAN Allah, sedangkan Injil Kristen adalah kitab hasil karya banyak orang, bukan kitab yang DITURUNKAN. Jadi yang dimaksud Injil dalam Islam dan Injil dalam Kristen itu berbeda, cuma sama dalam namanya saja.

      Mukjizat yang Yesus lakukan sama sekali bukan bukti ketuhanan dirinya. Karena mukjizat itu dilakukan oleh Allah dan Yesus hanya jadi perantaranya, baca ayat dibawah ini:

      Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (Kisah Rasul 2:22)

      Masalah nubuat Nabi Muhammad SAW sudah saya jawab, silakan baca di http://www.menjawabkristen.net/2012/02/injil-di-gugat-karena-hilangnya-nubuat.html

      Hapus
    2. Dewi Aphrodite mengatakan: Injil memang diturunkan Allah..lewat para rasul melalui Roh Kudus. Tidak, Injil bukan diturunkan, tetapi hanya kitab hasil karya banyak orang dari sumber yang tidak jelas. Kita dapat membaca Lukas 1:2-3. Di sana terdapat keterangan bahwa Injil ditulis berdasarkan KESAKSIAN dan juga melalui PENYELIDIKAN. Tidak pernah pengarang Injil mengatakan Injil yang mereka tulis berdasarkan ilham roh Kudus, roh Kudus juga tidak pernah menyatakan telah mengilhami para pengarang Injil. Pengarang Injil juga tidak pernah menyebut Injil adalah firman Tuhan. Tuhan berfirman kepada para Nabi, sedangkan tidak satupun pengarang Injil yang Nabi. Orang Kristen mengklaim Injil berasal dari ilham roh Kudus, tapi mereka tidak memiliki bukti.

      Hapus
    3. Tambahan untuk Dewi Aphrodite:

      Injil yang dimaksud Al-Qur'an adalah kitab Wahyu yang diberikan kepada Nabi Isa AS, sedangkan dalam Injil dalam agama Kristen bukanlah kitab Wahyu yang diberikan kepada Yesus, tetapi kitab yang dikarang oleh banyak orang setelah Yesus di angkat ke langit. Perhatikan ayat Al-Qur'an berikut:

      Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, (Maryam:30)

      Hapus
    4. Mas Bileam..kenapa anda tidak memasukan jawaban saya yang terdahulu ? Kalau ini tidak dimasukkan juga..saya akan mundur berdiskusi dengan anda...sebaiknya lebih enak kalau jawaban saya yang terdahulu ikut dilampirkan juga...terima kasih..
      Begini...dalam catatan saya yang terdahulu, saya menulis bahwa injil ditulis setelah Isa Almasih naik ke surga...Lukas penulis injil Lukas adalah seorang dokter Yunani yang hidup selibat ,pembantu terdekat salah satu Rasul..Injil Lukas ditulis sekitar tahun 61 - 63 ..
      Jadi injil Lukas ditulis setelah Isa Almasih naik ke surga 30 tahun setelahnya...Pada saat kaisar Teofilus berkuasa, dia meminta Lukas untuk menyelidiki secara benar berdasar saksi saksi dan pengkhotbah waktu itu ..karena apa? Karena banyak tulisan juga waktu itu yang tidak berdasarkan bukti bukti sejarah yang ada...contoh adalah penyaliban Yesus banyak tulisan yang salah dan berusaha menyesatkan..termasuk Alquran..yang menyatakan bahwa Yesus tidak disalib..(QS 4:157) dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
      Jelas itu salah dan tidak sesuai bukti yang ada...maka kaisar Teofilus meminta Lukas untuk menulis secara benar berdasar saksi saksi...jadi tulisan Lukas jelas bukan karangan karena kalau karangan ditulis tanpa saksi...Alquran ditulis tanpa saksi hanya berdasar mimpi..
      Apakah semua tulisan Lukas sudah menyakup semua apa yang diajarkan Yesus? Jawabnya tidak..karena itu agama Katolik menyatakan bahwa kita tidak bisa hanya berdasar injil saja tetapi juga dari tradisi suci para rasul..perhatikan injil Yohanes 21:25 Masih banyak hal hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya harus dituliskan satu persatu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu..
      Jelas sebagai pembantu dekat rasul Lukas berdoa untuk menyusun injil ini dari para saksi..maka kita yakin dalam penulisannya Lukas diilhami Roh Kudus...
      Injil injil yang membantah penyaliban Yesus sangat banyak dan tidak jelas siapa penulisnya sehingga kami sebut injil apokrif..contohnya injil Barnabas,injil dua kitab Jeus, injil Wahyu Petrus, banyak lain..sehingga kami menyebutnya sesat karena tidak berdasar bukti sejarah yang ada...
      Apakah anda tahu dari kesaksian Santo Yohanes Damaskus, dinyatakan bahwa Muhammad belajar perjanjian lama dan perjanjian baru, tapi Muhammad saat itu sering berdiskusi dengan rahib Arian yang dinyatakan sesat oleh gereja..maka jangan heran di Alquran 75% menulis tentang Perjanjian lama, sampai ke perjanjian baru..walau ada yang salah...
      Betul Yesus adalah Nabi + Imam + Raja..maka kami menyebutnya Tuhan yang dinubuatkan para nabi terdahulu..Isa sebagai Nabi karena memang Dia penyampai kabar gembira tentang kerajaan Allah, Isa orang suci tidak ada nabi yang suci, Isa mengalahkan kematian, bangkit dan naik ke surga...
      Baca 1 korintus 2:8 Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalNya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalNya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia
      Apakah anda pernah membaca seorang sufi muslim Sheikh Wazzani dari Afrika Utara yang mengalami perjumpaan dengan Isa..dan berubah menjadi pengikut Isa?
      Injil yang ada di tangan anda..bacalah dengan baik..injil adalah terang bahkan Alquran pun menyatakan demikian, karena injil ditulis berdasar saksi saksi bukan berdasar mimpi..dan dalam penulisan injil jelas ada karunia Roh yang diberikan oleh Isa sebelum kenaikanNya ke surga..

      Hapus
    5. Saya tidak membuplikasikan komentar kamu, karena di dalamnya banyak sekali pernyataan-pernyataan yang sudah melenceng dari diskusi. Seperti Yesus kamu katakan firman yang menjelma menjadi manusia atau Yesus kalimat Allah. Kita diskusi masalah kitab, bukan masalah tritunggal atau teologi Kristen lainnya. Masalah tritunggal dan teologi Kristen lainnya, semuanya sudah saya jawab di blog. Oleh karenanya, saya hanya mengutip dan menjawab komentar kamu yang masih relevan dengan topik diskusi.

      Dalam komentar sepanjang itu, saya tidak menemukan jawaban dari pernyataan-pernyataan saya sebelumnya. Komentar kamu itu sepertinya hanya bertahan pada dogma gereja.

      Kamu katakan bahwa Lukas penulis injil Lukas adalah seorang dokter Yunani yang hidup selibat, pembantu terdekat salah satu Rasul, itu berarti Lukas yang kamu katakan menulis Injil Lukas bukanlah Lukas murid Yesus, tetapi Lukas lain! Tetapi mengapa orang Kristen selalu mengatakan Injil-Injil di tulis oleh murid-murid Yesus?

      Kamu mengatakan bahwa injil Lukas ditulis setelah Isa Almasih naik ke surga 30 tahun setelahnya...Pada saat kaisar Teofilus berkuasa, dia meminta Lukas untuk menyelidiki secara benar berdasar saksi saksi dan pengkhotbah. Dari penyataan kamu itu, saya menjadi ragu dengan penyataan kamu sebelumnya. Sebelumnya kamu katakan bahwa Lukas adalah pembantu terdekat salah satu Rasul. Jika Lukas adalah pembantu terdekat salah satu Rasul, mengapa dia harus mencari informasi melalui penyelidikan saksi-saksi dan pengkotbah? Bukankah cukup bagi Lukas seandainya dia bertanya langsung saja kepada salah satu Rasul yang menjadi tuannya? Bagi saya, pernyataan kamu ini sudah cukup membuktikan jikalau penulis Lukas bukanlah pembantu terdekat salah satu Rasul. Penulis Injil Lukas adalah orang yang hidup jauh sesudah Yesus dan hidup jauh setelah para Rasul, dia tidak mengenal Yesus atau mengenal murid-muridnya. Itulah sebabnya, ketika Lukas di minta oleh Kaisar Teofilus untuk menuliskan ‘Injil’, dia harus mencari informasi dari saksi-saksi dan pengkotbah. Injil-Inil juga dikarang jauh setelah Yesus di angkat ke langit, yang itu artinya Yesus tidak dapat memverifikasi kebenaran cerita-cerita dalam Injil.

      Kamu mengatakan bahwa tulisan Lukas jelas bukan karangan karena kalau karangan ditulis tanpa saksi...Alquran ditulis tanpa saksi hanya berdasar mimpi. Pengarang Injil Lukas memang menyatakan Injil yang dia tulis berdasarkan kesaksian, tetapi dia tidak pernah menyebutkan siapa saksi-saksi yang menjadi sumber informasinya. Mengetahui siapa yang menjadi sumber informasi pengarang Injil Lukas itu sangat penting untuk dapat di nilai valid atau tidaknya informasi tersebut. Tidak seperti hadis. Para penulis hadis seperti imam Bukhari dan lain-lain, meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah beserta nama-nama perawi/periwayat/saksi-saksinya. Sehingga hadis dapat di nilai apakah ia sahih, dhaif (lemah), atau maudhu’ (palsu).

      Hapus
    6. Mengapa Al-Qur’an ditulis tanpa saksi? Itu karena Al-Qur’an adalah firman Allah, sebagaimana dengan Taurat yang tidak ada saksi ketika di terima Musa. Kalau tidak ada saksinya mengapa dalam Islam juga mempercayai Taurat? Umat Islam beriman kepada Taurat karena Allah SWT memerintahkan demikian, jadi bukan karena ada saksi atau tidak ada saksi. Al-Qur’an ditulis hanya berdasar mimpi? Sudah saya jawab itu tidak benar. Al-Qur’an di terima oleh Nabi Muhammad SAW dari Malaikat Jibril dalam keadaan terjaga.

      Fakta Injil-Injil yang ditulis berdasarkan kesaksian dan penyelidikan, sudah cukup menjadi alasan bahwa Injil-Injil bukanlah berdasar ilham roh kudus. Dengan pengarangnya berdoa atau tidak berdoa. Jika Injil di anggap apokrif karena tidak jelas pengarangnya, maka semua Injil yang di akui firman Tuhan oleh Kristen juga dapat disebut sebagai apokrif karena tidak jelas pengarangnya. Contoh ketidakjelasan pengarang Injil, dapat kamu baca jawaban saya mengenai Injil Lukas di atas. Sisanya tidak saya jawab karena sudah keluar dari topik.

      Mungkin dua Minggu ini saya untuk sementara tidak dapat membalas komentar karena laptop lagi bermasalah. Kecuali jika hanya jawaban-jawaban yang tidak terlalu panjang, dapat saya balas lewat HP. Pagi ini juga akan saya Service.

      Hapus
  3. OK..mas...tadi mas mengatakan bahwa Isa tidak memverivikasi injil yang ditulis Lukas..dalam ajaran kami, semua pengikut Isa adalah murid muridNya, sehabatNya, saudaraNya, dan sebagainya...Injil Lukas adalah sahih..karena berdasarkan saksi saksi . Injil yang lain tidak berdasarkan bukti dan tidak jelas siapa pengarangnya maka disebut injil apokrif..injil yang diakui gereja adalah injil yang ada sekrang, Matius, Lukas, Markus, Yohanes,...Injil Matius ditulis oleh Matius, seorang Rasul Yesus, Markus ditulis oleh Markus, Markus adalah murid dari kepala Rasul Petrus, Lukas, ditulis oleh Lukas seorang murid Paulus, Yohanes ditulis oleh Yohanes, murid yang sangat dikasihiNya, maka dalam Perjanjian Baru ditutup oleh injil Wahyu yangg ditulis oleh Yohanes...Injil apokrif adalah injil yang tidak jelas asal usulnya, isinya bertentangan dengan bukti yang ada waktu itu..termasuk injil Barnabas yang mungkin anda pegang saat ini...
    Terima kasih atas waktunya..lain waktu saya juga akan berdiskusi dengan anda tentang Al-quran..karena saya juga tahu sejarahnya.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak semua pengikut Yesus dapat di sebut murid-murid Yesus. Murid-murid Yesus adalah orang-orang beriman kepada Yesus dan menghabiskan hidupnya untuk melayani gurunya. Nilai Kesaksian murid-murid asli Yesus tentu saja berbeda dengan kesaksian pengikut Yesus lainnya. Kesaksian murid-murid Yesus jauh lebih bernilai karena mereka langsung mendengar dan melihat bagaimana gurunya mengajarkan agama. jika pengikut boleh disebut juga murid Yesus, maka semua orang Kristen sekarang harusnya boleh menulis Injilnya sendiri. Tidak hanya cukup dengan saksi, tetapi harus juga tahu siapa saksi-saksi tersebut untuk diketahui kesahihan kesaksiannya. Semua Injil yang ada, termasuk injil-injil yang di akui oleh gereja, tidak dikenal siapa pengarangnya. Injil-Injil sengaja dinamai dengan murid-murid Yesus agar dapat diterima oleh orang Kristen. Tidak...saya tidak pernah punya yang namanya Injil Barnabas.

      Hapus
  4. o..ya..Al-quran yang sekarang apakah Muhammad bisa memverifikasinya..karena juga sudah banyak berubah dari aslinya..banyak yang hilang..dijaman Khalifah Utsman, dilakukan standarisasi Quran, mengingat begitu banyak versi Quran yang beredar, yang berbeda baik qiraat, isi dan susunan...nah ini yang akan saya diskusikan dengan anda...kalau anda begitu mengkritisi kitab injil, sekarang gantian saya ingin bertanya tentang kitab anda sendiri....
    Terima kasih sekali lagi atas waktunya....kita tetaplah saudara sebangsa..bacalah injil setiap hari..semoga terang menaungi anda..seperti sufi kemarin yang saya sampaikan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakah Nabi Muhammad SAW bisa memverifikasi Al-Qur'an? Tentu saja bisa, karena Al-Qur'an turun ketika Nabi masih hidup dan dituliskan begitu ayat-ayatnya turun, walaupun tersusun rapi seperti sekarang.

      Tentang kodifikasi Al-Qur'an oleh Ustman bin Affan dan semua tuduhan-tuduhannya sudah saya jawab. Baca semua apa yang saya tulis, jangan cuma baca beberapa baris saja; http://www.menjawabkristen.net/2016/06/al-quran-atau-alkitab-mana-yang-bebas.html

      Hapus
    2. Alquran yang beredar sekarang adalah Alquran revisi dari jaman sebelum Ustman malah banyak penghapal Quran yang dibunuh...dan saat itu muhammad seudah meninggal...ada menolak Quran yang dikumpulkan mushaf Ali..saat jaman kekhalifaan banyak versi Quran yang beredar...itu semua muhamaad sudah meninggal..jadi dia tidak mungkin bisa memverifikasi hal itu...
      Pewahyuan yang diberikan kepada Muhammad lewat mimpi..anda membela kalau lewat mimpi dan tidak ada saksi adalah sah...ya nggak sah karena Muhammad aja mengajarkan semua harus ada saksi termasuk menikahi orang..masak tidak ada saksi bisa dianggap sah..bisa saja mas bileam mimpi lalu mengklaim mendapat wahyu Tuhan..
      Bahkan dalam hukum Islam sendiri ditegaskan bahwa orang yang sedang tidur tidak termasuk sebagai orang yang wajib melaksanakan hukum atau hukum menjadi gugur disebabkan mukallaf sedang tidur
      Muhammad sendiri tidak bisa membedakan antara roh syetan, atau roh roh lain...
      Membuat kitab injil kalau tidak ada saksi saat itu pasti akan diprotes orang saat itu karena berlawanan dengan bukti...Misal saja Lukas saat itu mengarang tentang Yesus..pasti saat itu juga akan ada bantahan misal ditulis Yesus tidak disalib (seperti kata kitab anda).pastilah diprotes oleh orang saat itu..membuat tulisan koq tidak ada bukti...ternyata tulisan Lukas yang ditulis dalam kitab Lukas tidak mendapat protes saat itu dan sudah dikanonisasi sebagai injil oleh gereja..berarti apa yang ditulis adalah benar dan sesuai dengan fakta karena tidak mendapat pertentangan saat itu...
      Semua pengikut Yesus disebut sebagai murid dan sahabat seperti apa yang tertulis di kitab injil...
      Anda mengatakan injil banyak versi anda bisa memberi contoh contohnya?
      sebutkan injil apa saja..
      Kitab anda menyatakan bahwa Isa tidak disalib itu berati menyalahi bukti bukti dan saksi yang ada...banyak sejarawan roma maupun Yahudi yang menulis hal itu..kerena itu kitab anda bukan wahyu Tuhan karena salah menulis tentang penyaliban Isa...karena kalau wahyu pasti benar...

      Hapus
    3. Muhammad diberi wahyu langsung melalui Malaikat Jibril tanpa perantara mimpi. Wahyu Muhammad adalah Al-Qur'an yang diturunkan secara berangsur-angsur. Tak ada 1 orang pun yang menjadi saksi karena keberadaan Jibril tidaklah bisa dilihat dengan mata manusia. Al-Qur'an yang turun merupakan firman dari Allah SWT sehingga Al-Qur'an yang Anda sebut tidak ada saksi itu adalah kitab yang 100% adalah firman Allah dan melalui Muhammad sebagai Rasul untuk menyerukan apa yang ia telah terima. Kepada para ummat. Sedangkan pemahaman perihal sesuatu membutuhkan saksi ataupun bukti, maka sosok para terdekat Rasul lah yang kemudian berkata. Dari kesaksian mereka lah menjadi kumpulan hadist yang saat hingga saat ini diyakini umat muslim sebagai salah satu sumber tauladan yang bersumber dari Rasul, Muhammad SAW.

      Sehingga Al-Qur'an dan Injil Masa kini itu berbeda. Sesuai dengan kutipan ayat perihal bahwa dalam injil dikatakan akan datang Muhammad, karena ya, akan datang setelah masa kenabian Isa yang melengkapi apa yang terputus pada zamannya. Isa diangkat ke langit pun bukan karena pengorbanannya dengan disalib. Pengorbanan seorang Rasul untuk umat adalah berdoa dan berjuang bersama umat di jalan-Nya. Sesuai dengan pengajaran bahwa yang mematikan dan menghidupkan hanyalah Yang Maha Kuasa. Sehingga penyaliban atas Nabi Isa bin Maryam kalau ibarat manusia biasa adalah suatu keajaiban dan penghormatan karena sosok Isa lah yang nanti menjadi saksi atas yang terjadi pada kaumnya. Seperti kata Bileam, Yesus lah yang menjadi saksi utama untuk klarifikasi atas apa yang ditulis oleh 'murid Yesus'. Dan Al-Qur'an itu sebenarnya merupakan firman Allah yang tidak dikarang Muhammad kemudian para sahabat terdekat menjadi saksi atas penyusunan Al-Qur'an tersebut. Tapi para sahabat menulisnya kembali berdasarkan peristiwa turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur melalui Muhammad SAW. Dan para sahabat tidak bersaksi bahwa mereka menulis itu karena ingin menjadikan Al-Qur'an kitab yang memiliki saksi. Tapi hanya menulis apa yang diterina Muhammad dari Malaikat Jibril. Keyakinan adanya di hati. Dan isi hati hanya Tuhan yang mengetahui. Hal logis seperti ini lah yang mencontohkan kita wajib meyakini peristiwa yang terjadi pada sosok terkasih Allah SWT. yang dimana pada saat turun Ayat-ayat Al-Qur'an tidak ada satupun yang melihat Jibril menyampaikan wahyu kepada Muhammad.

      Maka dari itu, Al-Qur'an dan Injil Now itu berbeda. Karena isi daripada Al-Qur'an hanya diperbaharui covernya dan diperbanyak guna kepentingan umat. Bukan sekadar penambahan ayat baru untuk kemudian diyakini kembali, karena firman Tuhan tidak ditulis apalagi ditambahkan karena ada pengakuan saksi terdahulu maupun sekarang terlebih lagi kesaksian tersebut ditulis setelah wafatnya pemegang wahyu tersebut.

      Allahu Akbar. Injil pun kami yakini karena Muhammad dalam firman yang ia terima menyerukan kami untuk mengimani bahwa dahulu keberadaan Injil ada dan dibawa oleh Isa bin Maryam yang dari lahirnya pun diberi mukjizat tanpa seorang ayah. Namun hal ini lah yang luput dari kita bahwa lahirnya Isa bukanlah sebagai penyelamat. Tapi menunjukkan kuasa dari Allah SWT atas orang-orang yang Ia utus ke muka bumi.

      Mohon maaf sebelumnya saya awam yamg tentu menerima pengajaran agama dari tokoh seperti guru dan para ulama. Dan bukan merupakan terpercaya karena sumber pengajaran yang saya terima hanya dari manusia biasa. Hanya saja saya mengimani akan sosok yang sangat mulia. Dan tidak memungkiri bahwa Isa adalah salah satu dari sekian para nabi yang hebat.

      Hapus
  5. Tidak ada revisi Al-Qur’an sebelum Ustman bin Affan. Yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar hanyalah membukukan naskah-naskah Al-Qur’an yang tercerai-berai. Banyak penghafal Al-Qur’an yang di bunuh, kalau terbunuh karena jihad itu benar, tapi kalau dibunuh oleh Ustman atau khalifah-khalifah sebelumnya itu tidak pernah terjadi. Ali tidak pernah mengumpulkan Al-Qur’an dan tidak ada yang namanya mushaf Ali atau Mushaf Ibnu Mas’ud, itu penamaan-penamaan orang KAFIR yang menyamakannya dengan Injil yang dinamai dengan murid-murid Yesus. Berbagai macam qiraah Al-Qur’an bukan baru muncul di zaman kekhalifahan, tetapi sudah ada saat Nabi Muhammad SAW masih hidup. Al-Qur’an diturunkan dengan 7 qiraah atau dialek bacaan dan itu artinya Nabi Muhammad SAW dapat memverifikasi semuanya. Sumbernya berasal dari hadits shahih berikut (JANGAN MALAS BACA!): http://hadits.in/bukhari/4608

    Ini yang tidak saya suka dengan cara debat orang KAFIR seperti kamu. Sudah saya jawab berkali-kali bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menerima wahyu dalam mimpi, tetapi beliau menerima wahyu saat terjaga, tetapi kamu masih ngeyel saja mengatakan Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari mimpi. Kalau penjelasan saya kamu anggap salah, buktikan dengan dalil, bukan Cuma ngeyel. Oleh karenanya saya putuskan untuk menghentikan diskusi ini dan saya tidak akan membuplikasikan komentar kamu lainnya. Percuma kamu diskusi sama orang yang bisanya cuma ngeyel. Oh ya, sebelum saya tutup, saya ingin mengingatkan bahwa nama Yesus diperoleh Yusuf dari Malaikat yang menemuinya dalam mimpi (Matius 1:20-21). Jika kamu katakan pewahyuan dalam mimpi tidak sah karena tidak ada saksi, berarti nama Yesus yang diperoleh dari mimpi Yusuf juga tidak sah. Bahkan bisa jadi yang menemui Yusuf dalam mimpi adalah Iblis yang menyamar sebagai Malaikat terang (2 Korintus 11:14) karena Yusuf tidak dapat membedakan antara roh syetan, atau roh roh lain . Jika itu benar, berarti nama Yesus adalah nama pemberian Iblis.

    BalasHapus
  6. hahahahaaaaaa......bukti menerima wahyu cuma menundukan kepala aja.......LOL lue ah.......mngkn klo hitler hdp zaman muhammad bisa jd nabi juga ya, cz cm nunduk n angguk2 sdh jd tanda menerima wahyu........kagaaaaaakkk logisss! mna otaknya nih yg pinter, jgn enak aj di bodohin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memangnya pewahyuan dalam Kristen dapat di sebut logis, gitu? Musa saat menerima loh Taurat dari Tuhan juga tidak ada seorang pun mengetahui, tidak ada seorang pun yang melihat Musa menerima loh Taurat dari Tuhan (Keluaran 24:12-15), tapi kamu percaya Musa menerima loh Taurat dari Tuhan. Injil Kristen kamu percaya sebagai ilham roh kudus kepada penulisnya, padahal tidak ada keterangan bagaimana penulis-penulis Injil di ilhami roh kudus. Kamu hanya imani saja doktrin gereja dan tidak pernah menggunakan akal untuk berfikir.

      Bukti Al-Qur'an sebagai firman Allah sudah jelas, demikian juga bukti kenabian Muhammad SAW. Orang-orang kafir seperti kamu hanya mencari-cari alasan untuk tetap dapat kafir. Mengatakan orang lain tidak logis dan dibodohin, padahal dianya sendiri seperti itu.

      Hapus
  7. Tidak perlu ada saksi dalam pewahyuan Al Quran. Mengapa? Karena Allah SWT menurunkan Al Quran dengan enkripsi tertentu yang membuktikan bahwa Al Quran adalah wahyu dari Allah SWT dan enkripsi tersebut juga sekaligus menjaga dan memelihara keotentikan Al Quran. Untuk memahami enkripsi Al Quran silakan baca tentang "kriptografi Al Quran".

    BalasHapus
  8. Nabi palsu ya seperti itu. Dia tidak membutuhkan saksi dan tidak perlu mujizat untuk membuktikan kenabiannya. Semua hanya asumsi.

    Nabi musa mendapat sepuluh perintah Allah disaksikan oleh seluruh bangsa Israel
    Ulangan 5:22-24 (TB) Firman itulah yang diucapkan TUHAN kepada seluruh jemaahmu dengan suara nyaring di gunung, dari tengah-tengah api, awan dan kegelapan, dan tidak ditambahkan-Nya apa-apa lagi. Ditulis-Nya semuanya pada dua loh batu, lalu diberikan-Nya kepadaku."
    "Ketika kamu mendengar suara itu dari tengah-tengah gelap gulita, sementara gunung itu menyala, maka kamu, yakni semua kepala sukumu dan para tua-tuamu, mendekati aku,
    dan berkata: Sesungguhnya, TUHAN, Allah kita, telah memperlihatkan kepada kita kemuliaan dan kebesaran-Nya, dan suara-Nya telah kita dengar dari tengah-tengah api. Pada hari ini telah kami lihat, bahwa Allah berbicara dengan manusia dan manusia itu tetap hidup.

    Dan untuk membuktikan bahwa ada saksi yang melihat bahwa Yesus benar-benar dari Allah itu sangat mudah yaitu dengan berbagai mujizat yg dia lakukan. Itu sudah fix, apalagi Alquran saja mengakui ����. Jadi sangat konyol jika anda tidak percaya injil.

    Lukas 3:21-22 (TB) Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
    dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."


    Jadi pelajaran ya untuk nabi nabi yang lain, yang mau jadi nabi tolong jangan cuma asumsi doank. Dan sedikit catatan penting, bahwa seorang nabi tidak pernah bersahabat dengan jin.
    Hanya muhammad dan salomo versi alquran saja yg bersahabat dengan jin.

    Alquran = kitab nabi palsu konyol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah saya jawab, ada banyak kisah-kisah dalam Bible yang tidak ada saksinya tapi masih dipercaya. Kalau kamu memang menganggap Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam adalah Nabi palsu, harus orang kafir macam kamu bisa memenuhi tantangan Al-Qur'an, yaitu membuat yang semisal dengannya.

      Hapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.