Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Muhammad Memberi Nasihat; Isa Memberi Kabar Baik

“Semua agama sama saja! Banyak jalan ke sorga!” Ucapan ini sering saya dengar di Indonesia bahkan di Amerika. Pilihlah jalan yang cocok untuk diri sendiri! Benarkah pandangan ini? Bila tidak, apakah perbedaan utama antara satu agama dengan agama lain? Pentingkah perbedaan itu?

Apakah Semua Agama Sama? Jika Sama, Apakah Persamaanya?

Kafir Kristen menulis: Dari satu segi, ucapan “Semua agama sama!” benar. Semua agama berfokus pada memberi nasihat. Agama Kong Hu Chu mempunyai buku “Analects” yang memuat nasihat tentang bagaimana hidup. Buddha mencari nasihat dalam bukunya “Tri Pitaka.”  Agama Hindu memakai buku “Weda.” Agama Islam mendapat nasihat dalam “Al-Quran.” Salah satu contoh nasihat Al-Quran, “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas . . . ” (Qs 5:3). Ayat lain memberi nasihat beramal ibadah supaya mungkin masuk sorga. Al-Quran dan Hadith penuh dengan nasihat bagaimana beragama.

Jawaban Saya: Kesamaan agama-agama hanya terletak pada ajarannya tentang kebaikan, selebihnya berbeda. Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Al-Qur’an berisi nasihat, mereka mencontohkannya dengan ayat Al-Qur’an tentang makanan yang diharamkan Allah swt, Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. (Al Maa'idah: 3).

Sebagian dari Al-Qur’an berisi tentang perintah dan larangan. Sebagian dari larangan Allah swt yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah ayat di atas. Saya tidak setuju jika ayat di atas dikatakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai nasihat, karena nasihat berbeda dengan perintah atau larangan. Nasihat hanya semacam himbauan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, kemudian orang yang diberi nasihat diberi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan. Sangat berbeda dengan perintah dan larangan yang ada dalam Al-Qur’an. Perintah dalam Al-Qur’an tentang sesuatu wajib dilakukan, sementara larangan Al-Qur’an tentang sesuatu juga wajib untuk ditinggalkan.  

Injil Bukanlah Nasihat, Tapi Kabar Baik

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kami percaya semua orang mengerti perbedaan antara “kabar” dan “nasehat”!

Injil adalah buku pegangan umat Kristen. Arti dari “Injil” adalah “Kabar Baik.” Jadi, Injil bukan “nasehat.” Tetapi “kabar.” Yaitu “Kabar Baik.” Isa Al-Masih datang ke dunia bukan untuk sekedar memberi nasehat. Tapi Ia datang untuk mengabarkan kabar baik bagi manusia. Kabar Baik tentang apa? “Kabar Baik” bahwa Allah sudah menyediakan jalan ke sorga melalui Kalimatullah. Jadi, dengan kata lain “Injil” bukan “Buku Nasehat” yang semata-mata harus ditaati bila ingin masuk sorga!

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Injil adalah kabar baik, tetapi Al-Qur’an bukan cuma kabar baik. Al-Qur’an adalah petunjuk, pembeda antara yang benar dan salah, kitab yang diberkahi, penawar, rahmat, peringatan dan kabar gembira. Tentu saja Al-Qur’an jauh lebih baik daripada Injil.

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Al Baqarah: 185).

Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. (Al An'aam: 92).

Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. (Fushshilat: 44).

Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al Quran ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Al A'raaf: 203).

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. (Al An'aam: 90).

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (Al Israa': 9).

Nabi Muhammad saw di utus sebagai Nabi dan Rasul bukan hanya untuk memberi nasihat atau hanya mengabarkan kabar baik seperti Isa Al-Masih. Lebih dari itu Nabi Muhammad di utus sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan serta rahmat bagi manusia.

Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (Al Furqaan: 56).

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia(Al Anbiya: 107)

Konsep Keselamatan Lewat “Kabar Baik Anugerah” Enak – Bebas Berdosa, Bukan?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Para Mukmin sering mengemukakan pertanyaan di atas. Pengikut Isa Al-Masih hanya mendapat “kabar baik” tentang pasti selamat oleh anugerah. Isa tidak menambahkan beban nasihat-nasihat dan hukum-hukum baru pada mereka. Sekarang mereka ingin membalas kebaikan-Nya dengan menjalankan hukum-hukum Kitab Allah. Karena Isa telah menyelamatkan akibat “kabar baik” anugerah-Nya, maka ketaatan pengikut-Nya kepada-Nya sekarang bukan karena takut hukuman. Pengikut-Nya terdorong menaati karena mengasihi-Nya dan ingin membalas kebaikan kasih-Nya. Dari segi lain, melalui “kabar baik anugerah,” Allah menjadikan mereka anak-anak-Nya. Sebagai anak-Nya, pengikut-Nya rindu menaati hukum-hukum-Nya dan berkenan kepada-Nya.

Karena anak-anak-Nya, mereka mengasihi Allah karena keselamatan yang mereka terima. Mereka terdorong oleh kasih untuk hidup suci, bukan karena ketakutan akan api neraka! Bagaimana dengan Anda, “Apakah lebih memilih berbuat baik karena kasih kepada Allah atau karena ketakutan akan hukuman-Nya?”

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan mereka membalas kebaikan Yesus dengan menjalankan hukum-hukum kitab Allah, apakah benar begitu...? Yesus mengatakan bukan datang untuk meniadakan hukum Taurat (Matius 5:17), Yesus juga memerintahkan untuk menjalankan hukum Taurat (Matius 5:19). Salah satu hukum Taurat adalah larangan menyembah selain kepada Allah (Keluaran 23:24), tetapi kafir Kristen pemuja Yesus justru menyembah Yesus yang mereka anggap Allah. Itu hanya satu hukum dalam Taurat, bukan semua hukum Taurat. Jadi bohong kalau mereka mengatakan menjalankan hukum-hukum kitab Allah.

Anda Ingin Tambahan “Nasihat Agama” atau “Kabar Baik”?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ada begitu banyak nasihat agama di dunia. Mungkin Anda jenuh mendengarnya. Anda harus berbuat ini, itu, dan sebagainya. Nasihat biasanya membuat kita capek, lelah, bosan. Kiranya kita mulai berfokus pada kabar baik, keselamatan yang dianugerahkan Allah buat kita.

Jawaban Saya: Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk, pembeda antara yang benar dan salah, kitab yang diberkahi, penawar, rahmat, peringatan dan kabar gembira. Nabi Muhammad saw diutus sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan serta rahmat bagi manusia. Jika ada yang lebih baik daripada cuma nasihat dan kabar baik, kenapa kita masih tetap memilih untuk kafir?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Muhammad Memberi Nasihat; Isa Memberi Kabar Baik"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.