Adakah kesalahan dalam Al-Quran?
Dulu saya terkejut ketika membaca Al-Quran. Saya melihat beberapa informasi
mengenai Isa Al-Masih yang tidak terdapat dalam Kitab Allah. Sekarang, karena
riset pakar-pakar sastra, kita tahu dengan pasti sumber-sumber informasi itu.
Untuk mengerti akidahnya, sangat penting kita, orang Kristen dan Islam,
mengerti sumber dari Al-Quran, bukan?
Orang Kristen Dalam Kehidupan Muhammad Bukanlah Ahli Agama
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Nabi Islam berhubungan dengan
beberapa orang Kristen semasa hidupnya. Di antaranya, seorang wanita bernama
Waraqa. Ia adalah sepupu Khadija, isteri pertama nabi. Kemudian, orang-orang
Kristen yang mengurus karavan-karavan (kafilah) di tanah Arab. Ketiga, Maryam,
seorang budak Kristen yang dihadiahkan kepadanya, yang kemudian menjadi
istrinya. Disimpulkan, mereka bukan ahli agama Kristen. Muhammad mendapatkan
sebagian informasi mengenai Kekristenan dari orang-orang tersebut. Dua hal yang
Muhammad peroleh adalah:
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menuduh Al-Qur’an
bersumber dari orang-orang Kristen yang berhubungan dengan Nabi Muhammad SAW.
Tuduhan tersebut palsu karena tidak sesuai dengan fakta. Nabi Muhammad SAW
mungkin berhubungan dengan beberapa orang Kristen semasa hidupnya, tetapi
hubungan tersebut terbatas hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja.
Tidak ada satu pun riwayat yang menyatakan Nabi Muhammad SAW belajar agama dan
menerima informasi kekristenan dari Waraqa. Menerima informasi kekristenan dari
kafilah dagang Kristen atau bahkan dari istri beliau sendiri tidak pernah
terjadi. Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Nabi Muhammad SAW menerima informasi
kekristenan dari orang-orang Kristen, hanya karena beliau pernah berhubungan
dengan beberapa orang Kristen. Tidak ada bukti valid yang dapat mendukung
tuduhan tersebut.
Ada banyak versi Injil yang ada
di dunia. Dari semua versi Injil itu, hanya empat di antaranya yang kemudian di
akui oleh gereja (Sinoptik). Keempat Injil itu adalah Injil Matius, Injil
Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes. Dari semua versi Injil itu, baik yang di
akui oleh gereja (sinoptik) atau pun yang tidak di akui oleh gereja (apokrif),
tidak satu pun yang pantas di sebut sebagai kitab Allah. Semua Injil tidak
lebih dari kitab sejarah yang tidak jelas siapa penulisnya. Orang-orang Kristen
periode awal tidak pernah menganggap Injil sebagai kitab suci, mereka
menganggap Injil tidak lebih dari kisah rakyat dan tidak pernah dibawa ke
gereja untuk dibaca. Pada masa Kristen periode pertama, hukum-hukum dari
Perjanjian Lama belum sepenuhnya ditinggalkan. Proses penyusunan kitab-kitab
Perjanjian Baru berjalan sangat lambat. Dalam rentang waktu yang lama, manusia
tidak berpikir bahwa kitab-kitab ini akan dianggap suci. Seiring perjalanan
waktu, pembacaan kitab-kitab ini di hadapan publik semakin sering. Meskipun
demikian, tiada seorang pun yang menganggap kitab-kitab ini sama dengan
kitab-kitab suci di dalam Perjanjian Lama.
Setelah polemik yang panjang
antara berbagai sekte Kristiani, ketika masing-masing sekte di desak kebutuhan
untuk bersandar pada rujukan yang otoritatif, konsep kesucian kitab-kitab
Perjanjian Baru pun muncul. Dan sekitar tahun 200 M, secara perlahan-lahan
muncullah upaya untuk menjadikan kitab-kitab itu sebagai kitab suci. Dalam
rentang waktu 200 tahun berikutnya, muncullah perselisihan mengenai kitab mana
dari sekian banyak kitab itu yang akan dibaca di depan publik, dianggap sebagai
kitab suci, dan digabung berdasarkan hukum kitab suci dengan Perjanjian Baru.
Satu sekte memilih kitab-kitab tertentu, tapi sekte lain menentang pemilihan
tersebut.
Karena itu, Prof. Schorer menyamakan “Al-Kitab” dengan gambar katedral kuno
dengan penampilan yang agung dan dibangun oleh banyak generasi. Menurut beliau,
Al-Kitab lebih serupa dengan karya seni yang indah, tapi jelas merupakan karya
manusia. Dr. Robert Kell Seller
menegaskan bahwa kita sama sekali tidak memiliki tulisan apa pun yang berasal
dari Yesus. Para peneliti sepakat bahwa Yesus tidak meninggalkan warisan
tertulis. Banyak orang tidak mengetahui bahwa murid-murid Yesus pun tidak
menulis apa-apa, kecuali segelintir paragraf. Pendeta Jean Schorer mengatakan, “Pernyataan Al-Kitab adalah wahyu
yang sempurna dan Allah-lah penulisnya adalah pernyataan yang salah dan
bertentangan dengan prinsip-prinsip asasi logika manusia yang sehat. Hal ini
ditegaskan oleh perbedaan-perbedaan teks yang sangat jelas. Karena itu,
pernyataan ini takkan diterima kecuali oleh para penginjil yang bodoh atau
orang yang berpengetahuan dangkal. Yang paling mengherankan, Gereja Katolik
masih berkoar-koar bahwa Allah-lah penulis Al-Kitab.
Singkat kata, Injil dengan semua
versinya baik sinoptik atau apokrif bukanlah kitab Allah. Injil hanyalah kitab
sejarah yang di dalamnya bercampur aduk antara fakta dan dongeng. Jika
disandingkan dengan Injil yang di akui dalam Islam, yaitu kitab Allah yang
diberikan Allah SWT kepada Nabi Isa AS, maka semua Injil Kristen, baik Injil sinoptik
atau pun Injil Apokrif, semuanya adalah Injil palsu, tidak ada yang asli.
Isa Berbicara Dalam Buaian - Dongeng Atau Fakta?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: “Dan dia berbicara dengan
manusia dalam buaian ...” (Qs 3:46, 19:29). Dongeng ini berasal dari Injilu‘t
Tafuliyyah atau “Injil Masa Bayi Isa Al-Masih” (Gospel of the Infancy of Jesus
Christ). Ahli sastra mengakui bahwa injil palsu ini, berasal dari Mesir, pada
tahun 150-200 M. Yaitu 150 tahun sesudah masa hidup Isa. Ingatlah, Allah
mewahyukan Injil yang benar kepada para rasul-Nya sebelum tahun 100 M.
Sayangnya, Nabi Islam mengutip injil palsu ini dalam Al-Qurannya.
Membuat Burung dari Tanah - Dongeng Atau Fakta?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: “... aku (Isa) membuat ... dari
tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung
...” (Qs 3:49). Mujizat ini tidak pernah terjadi. Nabi Islam mengutip dongeng
ini dari injil palsu juga. Yaitu “Injil Thomas Orang Israel”(The Gospel of
Thomas the Israelite), karangan tahun 150 Masehi. Dongeng ini diulang oleh Nabi
Islam dalam Qs 5:110. Semua orang masa itu dan juga sekarang tahu bahwa “Injil
Thomas, Orang Israel” adalah “Buku Dongeng” yang tidak memuat informasi yang
benar mengenai Isa Al-Masih. Karena dongeng-dongeng inilah umat Kristen tidak
mengaku Al-Quran sebagai wahyu Allah.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa kisah
Nabi Isa AS yang dapat berbicara ketika masih bayi adalah dongeng yang berasal
dari Injil Masa Bayi Isa Al-Masih. Mereka juga mengatakan bahwa kisah Nabi Isa
AS yang membuat burung dari tanah adalah dongeng yang berasal dari Injil Thomas
Orang Israel. Injil Masa Bayi Isa Al-Masih dan Injil Thomas Orang Israel masuk
dalam kategori Injil apokrif. Injil jenis ini tidak dapat di akses oleh semua
orang, lebih-lebih seorang Muslim seperti saya. Kalau saya tidak pernah
memiliki kedua Injil apokrif tersebut, bagaimana saya dapat membacanya? Kalau saya
tidak pernah membacanya, bagaimana saya dapat memastikan jika kisah Nabi Isa AS
yang dapat berbicara ketika masih bayi dan kisah Nabi Isa AS yang membuat
burung dari tanah, benar-benar terdapat juga dalam kedua Injil apokrif tersebut?
Percaya begitu saja dengan kata-kata kafir Kristen pemuja Yesus rasanya juga
tidak mungkin. Karena bagaimana mungkin saya percaya dengan kata-kata kafir
Kristen pemuja Yesus, sementara mereka sendiri tidak pernah mengutip ayat dari
kedua Injil apokrif yang mereka katakan sebagai dongeng yang di kutip Al-Qur’an.
Jika kafir Kristen pemuja Yesus memang pernah membaca kedua Injil apokrif
tersebut, apa susahnya mengutip ayat-ayat yang mereka maksud?
Dapatkah Al-Quran Dijadikan Sumber Kebenaran Kristen?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Karena adanya kesalahan dalam
Al-Quran yang berasal dari injil palsu, maka Al-Quran tidak dapat dijadikan
sumber informasi untuk mengerti agama Kristen yang benar. Apakah Anda rindu
mengerti kebenaran tentang Isa Al-Masih dan agama Kristen? Untuk itu, saya
mengundang Anda membaca Injil Allah. Injil memuat empat riwayat hidup Isa
Al-Masih yang diwahyukan Roh Allah kepada rasul-rasul-Nya. Dengan membaca
semuanya Anda akan mendapat informasi yang benar tentang Isa bin Maryam!
Jawaban Saya: Semua Injil, baik Injil sinoptik atau pun Injil apokrif,
tidak menulis kisah perjalanan hidup Yesus dengan lengkap. Penulis Injil
Yohanes sendiri mengakui bahwa yang dia tulis dalam kitab bukanlah semua yang dilakukan
oleh Yesus. Kata dia, masih banyak perbuatan Yesus yang tidak dituliskannya
dalam kitab. Perhatikan pengakuan jujur penulis Injil Yohanes berikut ini; “Masih banyak hal-hal lain lagi yang
diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per
satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis
itu”. (Yohanes 21:25). Itu artinya, tidak semua ucapan dan perbuatan Yesus ditulis
dengan lengkap dalam kitab. Contohnya dapat anda temukan dalam Injil Matius. Dalam
Injil Matius disebutkan bahwa orang-orang kudus yang telah mati bangkit dari
kubur tidak lama setelah Yesus mati di kayu salib (Matius 27:52). Cerita seperti
itu tidak akan dapat anda temukan dalam ketiga Injil lainnya. Beberapa ucapan dan
perbuatan Yesus mungkin tidak dituliskan dalam keempat Injil sinoptik, namun
tidak menutup kemungkinan beberapa ucapan dan perbuatan Yesus tersebut justru dituliskan
dalam Injil apokrif.
Jikalau benar ada beberapa ucapan
dan perbuatan Yesus yang ada dalam Injil, baik Injil sinoptik atau pun Injil apokrif
ternyata sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an, itu berarti ucapan dan perbuatan
Yesus yang tertulis dalam Injil sinoptik atau pun tertulis dalam Injil apokrif tersebut
adalah benar karena telah dikonfirmasi oleh Al-Qur’an yang merupakan firman
Allah SWT. Memang selama ini kafir Kristen pemuja Yesus tidak menganggap Al-Qur’an
sebagai firman Allah SWT. Kalau ada ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan isi
Bible mereka katakan Al-Qur’an menjiplak Bible, kalau ada ayat-ayat Al-Qur’an
yang tidak sesuai dengan isi Bible mereka menyalahkan Al-Qur’an. Bagaimana pun
keadaan Al-Qur’an, kafir Kristen pemuja Yesus akan tetap mendustakannya.
Hahaha... ingin ketawa bacanya tapi takut dosa, mau bilang BoTol (bodoh dan tolol) takut tersinggung, yang namanya Injil adalah berita/kabar gembira, makanya kabar ini ditulis oleh para rasul murid-muridnya Yesus atau oragn-orang yang masih ada hubungannya dengan Para Rasul, jadi mereka adalah saksi hidup yang menulis, Injil yang ditulis pada masa para rasul masih hidup (sekitar abad pertama) itulah yang disebut injil... jadi tulisan yang ditulis diluar masa itu adalah cerita dongeng atau karangan tanpa dasar, apalagi kalo isinya keluar dari kabar keselamatan. Nah jadi pakailah sedikit otak untuk berfikir. Jadi Injil hanya menceritakan kabar keselamatan, bukan bagaimana tuhan memberikan istri-sitri, atau tetang kenikmatan sex disurga, yg sering dilantunkan dlm pengajian.
BalasHapusKarena Injil Kristen adalah kabar berita yang ditulis oleh para penggubah, maka jelas ya, Injil Kristen bukanlah firman Allah, Injil Kristen hanyalah kitab sejarah atau semacam buku biografi yang menceritakan kehidupan Yesus.
Hapus