Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Agama Islam atau Kristen – Mana Menekankan Damai?

" Situs Anda jangan memberi kesan bahwa Islam agama tidak cintai damai. Islam lebih dari semua agama lain di dunia, adalah agama damai. " Demikian teguran yang dilontarkan oleh salah seorang pembaca situs kami.

Mengapa Non-Islam Menilai Islam Anti-Damai?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Sebenarnya kami ingin sekali percaya bahwa Islam benar-benar agama yang cinta damai. Namun hingga kini masih sering muncul sebuah pertanyaan yang cukup mengganggu pikiran, " Benarkah agama Islam mencintai perdamaian? "

Tidak dapat dipungkiri, ada ajaran agama Islam yang cenderung meyakinkan, bahwa Islam tidak menekankan damai dengan orang lain. Ajaran-ajaran ini ditekankan oleh sebagian umat Muslim.  Jujur, nurani non-Islam terusik pada kenyataan bahwa banyak terdapat ayat Al-Quran yang memerintahkan Muslim memerangi non-Muslim.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Islam tidak menekankan damai dengan orang lain karena ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan Muslim untuk memerangi “non-Muslim”. Tuduhan yang selalu di ulang-ulang. Mereka yang mengatakan Islam tidak menekankan damai, bukanlah orang yang menggunakan akal dan hatinya untuk benar-benar menelaah ajaran Islam. Dan bagi mereka memang tidak perlu menggunakan akal dan hati untuk benar-benar menelaah ajaran Islam. Karena tujuan mereka bukan untuk mencari kebenaran, melainkan mencari pembenaran atas kekafiran mereka. Tujuan mereka hanya ingin agar cahaya agama Islam ini padam. Mereka hanya ingin agar semua orang tetap dalam kesesatan. Agar muncul kesan agama Islam tidak menekankan damai, mereka mengutip ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan untuk berperang, tanpa menjelaskan dalam konteks bagaimana ayat-ayat tersebut diturunkan. Mereka tidak peduli itu. Yang penting semua orang yang menerima informasi dari mereka, memperoleh pemahaman yang salah tentang Islam. Sehingga akan muncul dalam benak semua orang bahwa Islam bukanlah agama damai. Apakah tujuan mereka akan tercapai? Tidak akan mungkin tercapai, karena Allah SWT telah berjanji akan menyempurnakan agama-Nya dan memenangkan Islam atas segala agama, Allah SWT berfirman;

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (At Taubah: 32-33)

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Islam tidak menekankan damai dengan orang lain karena ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan Muslim untuk memerangi “non-Muslim”. Padahal kalau ingin jujur, mereka sebetulnya tidak perlu jauh-jauh mencari dalam  terjemahan Al-Qur’an, karena dalam kitab mereka juga banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan membunuh dan berperang. Kalau mereka mengatakan Islam tidak menekankan damai karena banyak ayat Al-Qur’an yang memerintahkan untuk berperang, bukankah seharusnya mereka juga mengatakan Yahudi tidak menekankan damai karena banyak ayat Bible Perjanjian Lama yang memerintahkan berperang?

Tidak jauh berbeda dengan agama Kristen. Walaupun setiap kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa agama mereka adalah kasih dan menekankan damai karena tidak ada perintah berperang dalam Bible Perjanjian Baru, tetapi pernyataan-pernyataan Yesus justru bertolak belakang dengan klaim mereka. Di mana dalam Bible Perjanjian Baru Yesus menyatakan bahwa dirinya datang bukan membawa damai tetapi membawa pedang (Matius 10:34). Ayat tersebut dengan sangat jelas menyatakan Yesus bukan datang untuk membawa damai. Di ayat-ayat selanjutnya Yesus juga mengatakan bahwa dirinya akan memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Semua yang dilakukan oleh Yesus tersebut akan menimbulkan permusuhan dan permusuhan akan menimbulkan peperangan. Jadi tepat kalau Yesus di awal (Matius 10:34) menyatakan kedatangannya ke dunia bukan membawa damai, tetapi membawa pedang. Namun karena Yesus dan orang-orang yang beriman kepadanya dalam kondisi lemah dan tak berdaya, mereka tidak mampu membela diri dengan pedang. Yang dapat mereka lakukan sementara itu hanya bersabar dan menghindar sebisa mungkin dari perbuatan kejam orang-orang kafir.

Niat perang dan perlawanan Yesus dan orang-orang yang beriman kepadanya sudah ada, tetapi karena kondisi mereka yang pada saat itu masih lemah dan tak berdaya, mereka pada akhirnya tidak mampu mengadakan perlawanan. Tuhan yang mengutus Yesus tidak pernah menyuruh Beliau untuk berperang dan membunuh karena keadaan pada saat itu yang tidak memungkinkan. Tetapi keadaan berbeda ketika Yesus datang di akhir zaman nanti. Setelah Beliau mempunyai kekuatan serta dukungan yang cukup, Yesus akan berperang dan membunuh. Sebagaimana ayat-ayat di bawah ini:

Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."(Wahyu 17:14) 

Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar," Ia menghakimi dan berperang dengan adil. (Wahyu 19:11) 

Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (Wahyu 2:16) 

Ayat-Ayat Al-Quran yang Memberi Kesan Islam Tidak Suka Damai

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: "Dan bunuhlah mereka (orang-orang kafir) di mana saja kamu jumpai mereka . . . . " (Qs 2:191).

"Maka berperanglah kamu pada jalan Allah . . . Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). . . . ." (Qs. 4:84).

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah . . . . dan tidak beragama dengan agama yang benar (Islam)....." (Qs. 9:29).

" Apabila sudah habis bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka . . . . . " (Qs 9:5).

". . . berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. . . . . ." (Qs. 9:73).

Jawaban Saya: Perintah perang dalam Islam dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan atau pertahanan diri orang-orang beriman terhadap pelakuan dzalim orang-orang kafir. Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman untuk memerangi orang-orang kafir bukan karena mereka tidak percaya kepada Nabi Muhammad SAW, bukan juga karena mereka tidak mau masuk Islam. Orang-orang beriman memerangi orang-orang kafir karena mereka selalu berbuat dzalim dan menebarkan fitnah di tengah-tengah kaum Muslimin. Jika orang-orang kafir tidak berbuat dzalim dengan memerangi orang-orang beriman atau mengusir orang-orang beriman dari negerinya, maka Allah SWT juga tidak melarang orang-orang beriman untuk berbuat baik kepada orang-orang kafir, sebagaimana firman Allah SWT, Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (Al-Mumtahanah: 8). Jadi ayat-ayat perang dalam Al-Qur’an itu muncul sebagai tindak lanjut dari ancaman perang orang-orang kafir.

Benarkah Agama Islam Mencintai Damai?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Pakar Islam berusaha menjelaskan ayat ini supaya tidak kelihatan anti-damai.  Namun ayat-ayat di atas jelas tidak menekankan damai.  Sering orang-orang Islam tertentu mempergunakan ayat-ayat ini untuk membenarkan penganiayaan dan pembunuhan terhadap penganut agama lain. Ketika saya membaca ayat-ayat tentang "Jihad" dalam kitab umat Islam, pasti muncul pertanyaan, "Benarkah agama Islam mengajarkan damai?"

Bila melihat ayat-ayat di atas, sebagai seorang Muslim, bagaimana pandangan Pembaca mengenai ajaran Islam tentang cinta damai?

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan agama Islam tidak mencintai damai. Mereka  adalah orang-orang yang mempelajari Islam dengan kedengkian dan kebencian mereka terhadap Islam. Bukan mencari kebenaran, melainkan mencari pembenaran atas kekafiran mereka. Oleh karenanya mereka hanya mengutip ayat-ayat Al-Qur’an tentang perang kemudian membuat kesimpulan bahwa Islam tidak mencintai damai. Tidak pernah terpikir oleh mereka konteks ayat-ayat tersebut diturunkan. Mereka juga mengabaikan peranan sejarah dalam agama Islam. Padahal dalam sejarah itu ada banyak hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan. Seandainya mereka mau mempelajari sejarah umat Islam, mereka tidak akan terus-menerus dalam kesesatan. Karena dalam sejarah itu, mereka akan menemukan fakta bahwa orang-orang kafir jahiliyah bukanlah orang-orang cinta damai yang dapat bertoleransi dengan dakwah Nabi Muhammad SAW. Sikap intoleran orang-orang kafir jahiliyah terlihat sejak awal dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan semakin memuncak ketika umat Islam mengalami kemajuan pesat setelah hijrah ke Madinah. Sikap intoleran orang-orang kafir jahiliyah itulah yang di kemudian hari memicu perang.

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Islam bukanlah agama yang mencintai damai karena memerintahkan perang. Tidak peduli apakah perang itu bertujuan untuk melindungi diri, Islam mereka anggap salah dan harus salah. Kafir Kristen pemuja Yesus rupanya lebih senang apabila Al-Qur’an tidak pernah memerintahkan memerangi orang-orang kafir. Dengan demikian umat Islam akan menjadi kaum yang tertindas. Nabi Muhammad SAW mungkin juga akan bernasib tragis dengan mati di tangan kaumnya yang kafir. Bila semuanya itu terjadi, dapat dipastikan agama Islam akan rusak, tidak dapat  membawa manusia pada kebenaran. Itulah yang sesungguhnya diharapkan oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Orang-orang kafir memang tidak ada bedanya, baik mereka yang hidup di masa lalu atau yang hidup sekarang ini. Orang-orang kafir jahiliyah memerangi umat Islam dengan pedang-pedang mereka, sedangkan orang-orang kafir di zaman kita ini mendukung dengan mempermasalahkan ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan untuk memerangi saudara-saudara mereka yang hidup di masa lalu.                    

Injil Mengemukakan Damai Antara Manusia

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut nabi orang Islam, orang Kristen memiliki rasa santun dan kasih.  ". . . .  Kami jadikan dalam hati orang yang mengikutinya [pengikut-pengikut Isa Al-Masih] rasa santun dan kasih sayang" (Qs 57:27). Jelas tidak semua orang Kristen demikian.  Namun ajaran pokok Injil adalah ajaran damai dan kasih.  Tidak ada ajaran perang. Pelajarilah ayat-ayat suci Injil berikut:

"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).

"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Injil, Rasul Besar matius 22:39).

"Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; minta berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu" (Injil, Rasul Lukas 6:27).

"Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang" (Injil, Surat Roma 12:17).

Kita perlu bertanya pada diri kita, "Adakah ajaran di dunia ini yang mengajarkan damai seperti yang diajarkan Isa Al-Masih?"

Jawaban Saya: Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. (Al Hadiid: 27)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Yang dimaksud dengan orang-orang yang mengikuti Isa Al-Masih pada ayat ini adalah murid-murid setia Nabi Isa ‘Alaihis Salam yang disebut sebagai Hawariyyun dalam Islam, sama sekali bukan orang-orang kafir Kristen yang hanya mengaku-ngaku mengikuti Nabi Isa ‘Alaihis Salam, sementara dalam beragama mereka mengikuti Paulus.  

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus tidak mengajarkan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan Dia mengajarkan supaya umat-Nya saling mengasihi, bahkan kepada musuh sekalipun. Ya itu benar, tetapi apa alasannya? Yesus dan murid-muridnya itu hidup dalam kuasa dan hukum kekaisaran Romawi. Yang berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang berbuat jahat pada saat itu hanya penguasa Romawi. Jika seseorang berbuat jahat kepada murid-murid Yesus dan kemudian murid-murid Yesus membalasnya, itu akan menjadi alasan bagi penguasa Romawi untuk menghukum murid-murid Yesus karena sudah melanggar hukum dengan main hakim sendiri. Jadi alasan Yesus mengajarkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan mengasihi musuh adalah untuk menghindarkan murid-muridnya dari hukum kekaisaran Romawi. 

Cara Memiliki Damai Ilahi di Hati

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Seseorang yang ingin hidup damai dengan orang lain, perlu terlebih dahulu berdamai dengan Allah. Isa Al-Masih ingin memberi damai pada saudara. "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu" (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:27).

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus memberi damai sejahtera. Tetapi itu semua tidak menjamin para pemujanya memiliki damai. Jika dengan menjadi pemuja Yesus seseorang akan memperoleh damai, maka tidak akan ada yang namanya kolonialisme bangsa barat, perang salib, perang dunia I dan perang dunia II, perang Vietnam, perang Irak, perang Afghanistan, dan perang-perang lainnya. Mengapa demikian? Karena dalam setiap perang ternyata selalu melibatkan mereka yang menyebut diri sebagai orang Kristen. Bahkan pembunuhan-pembunuhan juga terjadi atas restu para Paus melalui inkuisisi. Jadi karena menjadi pemuja Yesus tidak menjamin memperoleh damai sejahtera, untuk apa menjadi seorang pemuja Yesus? 

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Agama Islam atau Kristen – Mana Menekankan Damai?"

  1. kalau memang islam itu damai ,lalu mengapa sampai saat ini masih ada kekerasan dalam islam ... dan bahkan seorang ustad menyerukan bunuh. banyak contoh di youtube dan ini terjadi di indonesia .. maka tidak usahlah heran akan terjadi nya bom bunuh diri di indonesia yang dilakukan oleh orang islam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Islam menekankan damai, bukan berarti umatnya harus bersikap pasif tidak berbuat apa-apa ketika diperangi, didholimi dan di renggut jiwa serta hartanya. Tidak berbeda dengan agama Kristen. Walaupun katanya agama Kristen mengajarkan kasih, tapi umatnya juga terlibat dalam perang-perang dan pembunuhan-pembunuhan. Bahkan di antara perang-perang dan pembunuhan-pembunuhan tersebut ada di antaranya yang mendapat restu dari para Paus.

      Hapus
    2. Intinya dalam beragama jangan lah melihat umatnya tapi lihat ajarannya. Kalau umat kristen selalu menjadikan perilaku umat islam yang fasik sebagai alat untuk menyerang islam maka apa bedanya dengan mereka yang juga tidak taat kepada ajarannya.

      Hapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.