Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Isa, Orang Beragama dan Rasa Malu

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Karena tinggal di Amerika, saya jarang bertemu orang Arab. Terlebih Muslim Arab yang menjadi pengikut Isa Al-Masih. Baru-baru ini, Pak Abbas, seorang Arab mantan Muslim, memberi ceramah di gereja kami. Waktu muda, ia adalah tentara Suriah. Dia senang membaca buku, di antaranya karangan Tolstoy dan Dostoyevsky. Dua penulis terkenal Rusia pada abad 19. Dalam bukunya itu, mereka sering menyinggung Isa Al-Masih. Pak Abbas, yang dari kecil beragama Islam, ingin tahu lebih banyak mengenai Isa Al-Masih.

Pengaruh Pembacaan Kitab Allah

Ia belum pernah melihat Alkitab. Hingga satu hari dia meminjam Alkitab dari seorang perwira. Selama satu tahun ia membaca dengan saksama seluruh Perjanjian Lama (Taurat, Zabur, Nabi-nabi) sebanyak 13 kali dan Kitab Injil sebanyak 27 kali. Akhirnya, ia menjadi pengikut Isa Al-Masih. Ia mengalami keselamatan dari dosa dan hidup baru. Menurut informasi, umurnya sekarang 81 tahun. Beliau sudah membagikan Berita Injil kepada umat Islam Arab selama lebih dari 50 tahun!

Pernah Tukar Pikiran dengan Pimpinan Indonesia

Saya memberitahu kepadanya bahwa saya pernah tinggal di Indonesia. Pak Abbas berkata bahwa beberapa tahun silam ia sempat bertukar-pikiran dengan mantan presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Waktu itu, mereka membahas situasi di Suriah, negara Pak Abbas. Sesudah ceramah, ada waktu tanya-jawab. Saya bertanya, “Hal apakah dalam kehidupan Isa Al-Masih yang paling berkesan pada hati seorang Arab yang beragama Islam?”

Jawaban Saya: Cerita di atas tidak perlu mendapat tanggapan secara serius. Hanya menceritakan seorang yang katanya bernama Abbas yang murtad dari agama Islam. Kita tidak tahu kebenaran ceritanya, sedangkan kafir Kristen pemuja Yesus teramat gemar membuat kesaksian-kesaksian palsu.

Arti Membungkuk, Menulis di Tanah (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:3-11)

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Beliau langsung menjelaskan kisah wanita yang kedapatan berzinah. Orang beragama siap merajamnya. Menurut agama “Perempuan . . . dan laki-laki yang berzina, hendaklah kalian dera masing-masing seratus kali . . .  ” (Qs.24:2). Tapi Isa membungkuk di sebelah wanita itu, memandang ke bawah, dan menulis di tanah. Di Timur Tengah, ketika seseorang berbuat salah besar, seperti berzinah, mereka tidak berani bertatap muka dengan sesama. Mereka merasa malu dan kehilangan muka. Sehingga hanya menunduk. Isa Al-Masih yang suci memandang ke bawah, ke tanah, dengannya. Ia tidak menghina atau menegur wanita itu. Ia mengidentifikasikan diri-Nya dengan rasa malunya. Ini menyebabkan orang yang mau merajamnya malu, sehingga membatalkan niatnya untuk merajam wanita itu. Lalu Isa berkata, “Tidak ada orang yang menghukum engkau. Pergilah, dan mulai saat ini janganlah berbuat dosa lagi.”

Menurut Anda, manakah sikap di atas yang menunjukkan kasih. Merajam/mencambuk atau mengampuni?

Jawaban Saya: Ada sesuatu yang nampaknya sengaja disembunyikan oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Ayat-ayat yang dimaksud sengaja tidak mereka kutip agar tertutup maksud sebenarnya perbuatan Yesus yang tidak mau merajam seorang pezina. Yang pada akhirnya mereka katakan bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus adalah untuk menunjukkan kasih. Ini jelas penipuan. Untuk melihat dengan jelas maksud dari perbuatan Yesus tersebut, baca baik-baik ayat-ayat di bawah ini;

3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4  Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5  Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 6  Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7  Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barang siapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." 8  Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9  Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10  Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 11  Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8:3-11).

Ketika Yesus sedang mengajar di Bait Allah, datanglah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa seorang perempuan yang kedapatan berbuat zina. Mereka kemudian meminta Yesus untuk menghukum pezina tersebut menurut hukum Taurat. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang meminta agar perempuan pezina itu di hukum. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi bermaksud agar dapat mempersalahkan Yesus. Di zaman itu, orang yang kedapatan berbuat jahat harus dihadapkan ke pengadilan untuk menerima putusan hukuman oleh wali negeri. Menghukum sendiri orang yang berbuat jahat tanpa melalui pengadilan wali negeri adalah pelanggaran dan dapat dikenakan hukuman. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi bermaksud menjebak Yesus agar berbuat salah dengan menghukum sendiri perempuan pezina. Tetapi Yesus mengetahui niat jahat Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi kepada dirinya. Yesus kemudian meminta Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang tidak berdosa untuk melemparkan batu kepada perempuan itu. Tentu saja tidak satu pun dari mereka yang mau melakukannya, karena mereka sendiri tahu akan resiko yang mereka tanggung kalau berbuat seperti itu. Jadi tujuan Yesus tidak mau menghukum perempuan yang berbuat zina tersebut bukanlah karena kasih, akan tetapi karena tidak mau masuk perangkap yang telah disiapkan oleh Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.

Kafir Kristen pemuja Yesus berkata bahwa di Timur Tengah, ketika seseorang berbuat salah besar, seperti berzinah, mereka tidak berani bertatap muka dengan sesama, itu mungkin benar. Tetapi salah kalau kalau kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Yesus mengidentifikasikan diri-Nya dengan rasa malu dengan cara menunduk ke bawah. Untuk apa Yesus merasa malu, kalau bukan dia yang berbuat dosa. Yesus bukan menunduk ke bawah, tetapi membungkuk dan menulis di tanah dengan jarinya. Membungkuk dan menulis di tanah dengan jari adalah cara Yesus mengajar umatnya. Bukan karena rasa malu ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pergi meninggalkan perempuan itu. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pergi meninggalkan perempuan itu karena merasa telah gagal menjebak Yesus.

Nah, penipuan kafir Kristen pemuja Yesus terlihat jelas, bukan?

Isa Al-Masih Tidak Mau Menghukum Kita

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Orang beragama dan rasa malu merupakan topik menarik! Anda merasa malu? Tidak berani bertatap muka dengan orang lain? Ingat, Isa Al-Masih ingin mengampuni Anda. Ia ingin melepaskan Anda dari rasa malu yang mengikat Anda.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus ingin melepaskan kita dari rasa malu yang mengikat. Padahal rasa malu dalam Islam adalah sebagian dari iman. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tinggalkanlah dia, karena sesungguhnya malu adalah bagian dari iman". (Shahih Bukhari: 23). Karena malu itu adalah sebagian dari iman. Tidak ada iman tanpa rasa malu. Umat Islam tentu saja menolak untuk melepaskan rasa malu, menolak menjadi seperti kafir Kristen yang tak punya rasa malu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Isa, Orang Beragama dan Rasa Malu"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.