Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Apakah bijak memaksa orang
bersolat dalam bahasa asing, yaitu bahasa Arab? Mengapa tidak lebih baik
bersolat dalam bahasa ibu, yaitu bahasa sehari-hari. Apakah bahasa Arab lebih
baik dipakai dalam solat dari pada bahasa Indonesia, Jawa, Bugis, Sunda,
Minang, Madura dan lain sebagainya? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul
dalam pikiran apabila mendengar bahwa orang Islam diharuskan bersolat dengan
memakai bahasa Arab.
Jawaban Saya: Shalat adalah termasuk ibadah tauqifi (dikerjakan
sesuai dengan bentuk yang ditetapkan Allah Swt) dan Sunnah Rasulullah. Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan bagaimana shalat harus dikerjakan, yaitu salah
satunya harus menggunakan bahasa arab. Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat itu
harus dengan menggunakan bahasa arab. Sebab dahulu Rasulullah SAW mengajarkan
demikian kepada orang Arab dan juga kepada orang-orang non Arab. Di masa beliau
masih hidup ada Salman Al-Farisy yang berasal dari Persia, namun belum pernah
Rasulullah SAW memberikan keringangan kepada beliau untuk shalat dengan
menggunakan bahasa Persia. Juga ada Syuhaib Ar-Rumi yang berasal dari Romawi.
Namun Rasulullah SAW tidak pernah membolehkannya shalat dengan bahasa Romawi.
Juga ada Bilal bin Rabah al-Habsyi yang berasal dari Habasyah, Afrika. Namun
Rasulullah SAW tidak pernah membolehkannya shalat dengan bahasa tersebut. Jadi
penggunaan bahasa Arab dalam shalat tidak lebih dari aturan yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya, bukan karena bahasa Arab lebih baik dari
bahasa lainnya. Sekalipun shalat harus menggunakan bahasa Arab, umat Islam
tidak ada yang merasa terpaksa melakukannya. Itu karena umat Islam menjalankan
shalat dengan dorongan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Semua Orang Mengerti Jika Pakai Satu Bahasa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Para Mukmin akan menjawab,
apabila bersolat dengan bahasa Arab semua orang di seluruh dunia memakai kata
yang sama. Tetapi walaupun semua memakai kata-kata yang sama, apakah gunanya
jika kata-kata yang diucapkan tidak dimengerti?
Dulu orang Katolik Roma beribadah
dengan menggunakan bahasa Latin. Tapi akhirnya mereka menyadari bahwa sebagian
besar umatnya tidak mengerti bahasa Latin. Akibatnya sekarang ibadah Katolik
Roma selalu diucapkan dengan memakai bahasa ibu umat yang dilayani.
Jawaban Saya: Tidak mengerti bacaan shalat tidak menjadikan shalat yang
dilakukan menjadi batal. Tetapi memang sangat baik apabila seorang Muslim
mengerti apa yang dia baca dalam shalat, karena itu akan membantunya untuk
khusyuk dalam shalat. Bagaimana caranya agar mengerti bacaan shalat jika dalam
shalat tidak diperkenankan memakai bahasa selain bahasa Arab? Umat Islam dapat
mempelajari bahasa Arab atau dapat juga membaca buku-buku bimbingan shalat. Bagaimana
pun, ibadah Shalat jangan disamakan dengan tata cara pemujaan Yesus oleh kafir
Kristen. Kafir Kristen pemuja Yesus dapat dengan leluasa membuat berbagai tata
cara pemujaan kepada Yesus sesuka hatinya.
Kemurnian Al-Quran Dijaga
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Para Mukmin juga mengatakan
bahwa dengan memakai bahasa Arab, Al-Quran tidak mungkin dapat di rubah. Tetapi
artinya Al-Quran juga tidak perlu di rubah jika menggunakan bahasa lain. Yang
penting supaya terjemahan dalam bahasa ibu selalu sesuai dengan bahasa Arab.
Saat ini ada Al-Quran yang ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Arab dan
bahasa terjemahan di sebelahnya. Tentu, tidak mungkin arti aslinya hilang.
Jawaban Saya: Yang dimaksud dengan Al-Qur’an itu adalah kitab yang
menggunakan berbahasa asli (Arab). Kalau ada kitab dengan bahasa lain walaupun
itu hasil terjemahan Al-Qur’an, kitab itu tidak dapat di sebut Al-Qur’an. Itu
hanya kitab terjemahan yang hukum berkenaan dengannya berbeda dengan Al-Qur’an.
Maklum saja, kafir Kristen pemuja Yesus memang tahunya hanya kitab terjemahan. Mereka
tidak tahu kitab Bible dalam bahasa aslinya, jangankan membacanya, melihatnya
saja mereka tidak pernah. Yang selama ini dibaca oleh kafir Kristen pemuja
Yesus adalah kitab terjemahan, bukan kitab Bible asli. Kafir Kristen pemuja
Yesus mengatakan bahwa yang penting terjemahan bahasa ibu sesuai dengan bahasa
Arab. Masalahnya tidak semudah itu. Perlu diketahui bahwa terjemah tidak dapat
mewakili semua apa yang diterjemahkan. Hal itu berlaku untuk umum semua karya
manusia, lebih-lebih Al-Qur’an yang firman Allah SWT. Terjemah sangat
diperlukan untuk membantu pemahaman terhadap Al-Qur’an, namun masih banyak
makna Al-Qur’an yang tidak ditemukan terjemahnya, karena itu tidaklah cukup
bagi seorang Muslim yang ingin memahami Al-Qur’an hanya dengan mengandalkan
terjemah.
Al-Quran Lebih Murni dari Alkitab?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ada orang berpandangan bahwa
kemurnian Al-Quran lebih terjamin dari kitab-kitab lain. Ini jelas tidak dapat
dipertahankan. Karena Al-Quran sekarang ini mulai diterjemahkan. Apakah itu
artinya bahwa kemurnian Al-Quran dikurangi? Dengan kata lain kemurnian Alkitab
dan Al-Quran tidak akan berkurang jika selalu diterjemahkan berdasarkan pada
naskah-naskah kuno.
Jawaban Saya: Jika ada orang yang berpandangan bahwa kemurnian
Al-Qur’an lebih terjamin dari kitab-kitab lainnya, pandangan tersebut adalah
benar sekali. Al-Qur’an sekarang ini memang diterjemahkan, tetapi itu sama
sekali tidak merusak kemurnian Al-Qur’an. Mengapa bisa demikian? Sebab walaupun
ada terjemahan Al-Qur’an, tetapi terjemahan tersebut tidak menggantikan kitab
Al-Qur’an yang asli. Umat Islam sampai saat ini masih membaca kitab Al-Qur’an
yang asli, di dalam shalat atau di luar shalat. Terjemahan Al-Qur’an hanya
berfungsi sebagai alat bantu dalam memahami Al-Qur’an, khususnya bagi mereka yang
tidak dapat berbahasa Arab. Berbeda sekali dengan kitab Bible. Bible yang
dibaca oleh kafir Kristen pemuja Yesus saat ini adalah terjemahan dari kitab
Bible aslinya. Terjemahan Bible telah menggantikan kitab Bible yang asli. Kafir
Kristen pemuja Yesus sudah tidak lagi membaca kitab Bible yang asli, yang
mereka baca sampai hari ini adalah terjemahannya. Karena itu boleh dikatakan
Bible telah kehilangan kemurniannya. Lalu ada di mana kitab Bible yang asli? Kitab
Bible yang asli sudah tidak ada lagi. Bible tertua yang di simpan oleh gereja
ternyata adalah kitab terjemahan dari kitab terjemahan yang lebih tua, bukan
kitab Bible yang asli.
Isa Al-Masih Tidak Menyuruh Murid-Nya Memakai Bahasa Asli
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa Al-Masih selalu memakai
bahasa setempat, yaitu Aramaic. Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan
Dia dengan penuh minat. (Injil, Markus 12:37) Lagi Injil Lukas 19:48 berbunyi:
… seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia. Tidak satu
ayat pun dalam Injil yang menyuruh atau memberi nasihat supaya “Doa Bapa Kami”
(doa yang sama penting bagi orang Kristen sebagai Al-Fatihah untuk umat Islam)
diucapkan dalam bahasa asli Injil. Apalagi Isa Al-Masih tidak memakai bahasa
Arab walaupun Ia Kalimah Allah! Malahan ia tidak mengajar pengikut-Nya memakai
bahasa Arab. Namun kita tahu menurut Al-Quran Isa Al-Masih adalah “yang
terkemuka di dunia dan di akhirat” (Sura Ali ‘Imran 3:45)
Jawaban Saya: Injil Kristen bukanlah firman Tuhan. Injil Kristen
hanyalah kisah rakyat yang ditulis oleh orang-orang yang tidak dikenal. Karena Injil
Kristen bukan firman Tuhan, maka tidak ada suatu keharusan untuk
mempertahankannya dalam bahasa aslinya. Memang Al-Qur’an menyebut Nabi Isa
terkemuka (Arab: wajiha), tetapi bukan hanya Nabi Isa saja yang mendapat
sebutan “wajiha”. Nabi Musa dalam Al-Qur’an (Al-Ahzab: 69) juga memperoleh
sebutan “wajiha” yang berarti terkemuka, terhormat atau dimuliakan. Nabi Isa AS terkemuka di dunia maksudnya Beliau mempunyai kedudukan di sisi Allah ketika di dunia, karena wahyu diturunkan oleh Allah kepadanya berupa syariat agama, dan Allah menurunkan Al-Kitab kepadanya serta hal-hal lainnya yang dianugerahkan Allah kepadanya. Sementara itu terkemuka di akhirat maksudnya di akhirat nanti dia dapat memberi syafaat di sisi Allah terhadap orang-orang yang diizinkan-Nya untuk diberi syafaat. Lalu Allah menerima syafaatnya. Kedua sebab tersebut, yaitu diberi wahyu berupa syariat agama ketika di dunia dan akan dapat memberi syafaat ketika di akhirat, juga dimiliki oleh Nabi-nabi Allah Subhanahu wa Ta'ala lainnya, tidak terkecuali Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasalam.
Allah Memiliki Semua Bahasa di Dunia
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bukankah Allah itu Maha Tahu
dan bersifat universal memiliki semua bangsa di dunia ini? Demikian Allah tidak
terbatas pada satu bahasa saja! Oleh karena itu kita perlu bertanya, “Mengapa
bersolat harus mutlak menggunakan bahasa Arab saja?”
Jawaban Saya: Mengapa bersolat harus mutlak menggunakan bahasa Arab
saja? Pertanyaan ini sudah saya jawab dan tidak perlu saya ulangi kembali.
Doa Terbaik Adalah Doa Dalam Bahasa Ibu
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jika seorang anak dilukai dan
menangis ia akan selalu mendekati orang tuanya dan meminta pertolongan dengan
memakai bahasa ibu. Kita sebagai ciptaan Allah dikaruniakan bahasa ibu oleh
Allah sendiri. Apabila kita berdoa dan/atau bersolat, pemakaian bahasa ibu
adalah kecenderungan naluri. Kita dengan gampang dapat bersolat dari hati.
Sebaiknya kita belajar bersolat dengan memakai bahasa ibu.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan doa terbaik
adalah doa dalam bahasa ibu. Tetapi dalam Islam, doa terbaik adalah doa yang
pernah dipanjatkan oleh para Nabi dalam Al-Qur’an atau doa-doa yang banyak diajarkan
oleh Rasulullah SAW. Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan doa terbaik adalah
doa dalam bahasa ibu, padahal kalau mereka berdoa mengucapkah “haleluya”, kenapa tidak pakai bahasa
ibu saja. Mulut dengan kelakuan kok
tidak sejalan; munafik.
Dalam Bersolat Ingatlah Rahmat Allah Yang Tidak Berubah!
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Allah berfirman melalui Nabi
Yesaya 500 tahun sebelum Masehi: Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan
kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil
jalannya sendiri tetap TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita
sekalian. (Kita Nabi-nabi, Yesaya 53:5-6).
Jawaban Saya: Kafir Kristen
pemuja Yesus mengatakan bahwa Nabi Yesaya telah bernubuat tentang Yesus ratusan
tahun sebelum Yesus lahir, "Tetapi Dia tertikam oleh karena kejahatan
kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya dan
oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh" (Kitab Nabi, Yesaya 53:5). Saya
jawab: kitab Yesaya di tulis jauh sekali sebelum Yesus lahir, betul? Karena
kitab Yesaya di tulis jauh sebelum Yesus lahir, maka sangat mudah bagi para
penulis Injil untuk menyesuaikan kisah Yesus yang akan mereka tulis agar sesuai
dengan nubuat yang ada dalam Yesaya 53:5. Para penulis Injil tahu adanya nubuat
dalam Yesaya 53:5. Agar seolah penyaliban Yesus telah dinubuatkan oleh Nabi
Yesaya ratusan tahun sebelumnya, para penulis Injil menulis kronologi
penyaliban Yesus sesuai dengan nubuat Yesaya, yaitu adanya penikaman dan
penyiksaan-penyiksaan yang di alami oleh Yesus.
0 Response to "Mengapa Pakai Bahasa Arab Dalam Bersholat?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.