Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Isa Al-Masih Berkata, “Puasa Tidak Menyelamatkan!”

Apakah konsep “puasa” murni ajaran Islam? Apakah orang Kristen berpuasa, dan apa tujuannya? Mengetahui latar-belakang konsep puasa Ramadhan serta makna puasa yang sebenarnya, menolong Anda untuk memahami konsep puasa menurut kebenaran firman Allah.

Asal Usul Puasa

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Konsep puasa sudah dikenal sejak zaman permulaan sejarah manusia. Sekitar tahun 193 SM, bangsa Romawi kuno berpuasa selama setahun penuh dalam setiap lima tahunan untuk menghormati Dewa Osiris. Bangsa Romawi percaya, puasa bisa menjadi benteng diri karena mengandung dua dimensi kekuatan. Baik secara fisik maupun metafisik (ketahanan dan kesabaran). Bangsa Phoenix di Mesir, berpuasa untuk menghormati Dewi Isis. Bagi bangsa Yunani Kuno, puasa merupakan persiapan awal menghadapi peperangan. Bagi China Kuno, puasa termasuk salah satu ajaran Budha dalam rangka menyucikan diri. Demikianlah, tujuan mereka berpuasa merupakan salah satu cara untuk mencapai keagungan spiritual.

Jawaban Saya: Konsep puasa memang sudah dikenal sejak lama. Manusia berpuasa dengan cara dan tujuan yang bermacam-macam. Akan tetapi puasa dalam Islam atau umat sebelumnya, bukan berasal dari kebiasaan berpuasanya orang-orang penyembah berhala. Umat Islam berpuasa karena adanya perintah untuk melakukannya, Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al Baqarah: 183). Dalam Taurat juga terdapat perintah Tuhan untuk berpuasa, misalnya saja ayat;

Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. (Imamat 16:29)

Islam dan Ajaran Puasa

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Syariat puasa dalam Islam ada setelah peristiwa pemindahan kiblat dari Masjidil Al-Aqsha di Yerusalem, ke Masjidil Haram di Mekkah. Dasar konsepnya diadopsi dari bangsa Yahudi dan pengikut Isa Al-Masih. “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu . . .” (Qs 2:183). Namun dalam pelaksanaannya, Al-Quran menyesuaikan tujuan puasa dengan fitrah dan kemampuan umatnya. Jadi, dalam Islam tujuan berpuasa adalah untuk mendidik umatnya agar mampu mengendalikan nafsu syahwat dan kelamin. Juga, puasa bertujuan untuk mengumpulkan pahala. Sebab Islam mengajarkan, syarat masuk sorga adalah mempunyai pundi-pundi pahala lebih banyak daripada dosa.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menuduh konsep puasa yang dilakukan oleh umat Islam diadopsi dari bangsa Yahudi dan pengikut Yesus, itu tidak benar. Puasa yang dilakukan oleh umat Islam berdasarkan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an, Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al Baqarah: 183). Mungkin karena ada kalimat ‘sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu’, kafir Kristen pemuja Yesus menuduh puasa Islam diadopsi dari bangsa Yahudi dan pengikut Yesus, padahal tidak demikian. Kalimat tersebut justru membuktikan bahwa Tuhan yang disembah umat Islam dan yang mewajibkan umat Islam untuk berpuasa adalah Tuhan yang sama dengan yang disembah umat dari Nabi-nabi terdahulu. Jika benar puasa dalam Islam diadopsi dari puasanya bangsa Israel, maka anda tidak akan melihat ada perbedaan antara cara puasa Islam dengan cara puasa bangsa Israel. Tujuan dari puasa dalam Islam lebih dari agar mampu mengendalikan nafsu syahwat semata, tujuan puasa dalam Islam adalah menjadikan Muslim seorang insan bertakwa.

Kafir Kristen pemuja Yesus juga mengatakan bahwa puasa bertujuan untuk mengumpulkan pahala. Sebab Islam mengajarkan, syarat masuk sorga adalah mempunyai pundi-pundi pahala lebih banyak daripada dosa. Ya itu benar. Tidak ada masalah dengan itu, bahkan Yesus saja mengajarkan kepada murid-muridnya untuk mengumpulkan pahala. Dalam Injil Kristen Yesus berkata:

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19 -20)

"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. (Matius 6:1)

Kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan adalah ketetapan Allah dan syariat agamanya dan menjadi salah satu rukun dalam Islam. Allah SWT telah menjanjikan seorang Muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan ampunan (Shahih Bukhari: 1875). Meninggalkan puasa Ramadhan tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh syariat agama adalah dosa besar, maksiat kepada Allah. Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa puasa umat Islam tidak dapat menjamin keselamatan, itu arti mereka ingin agar umat Islam tidak memperoleh ampunan dan keselamatan. Mereka juga ingin agar umat Islam berdosa besar karena meninggalkan salah satu rukun Islam dan menemani kafir Kristen pemuja Yesus di neraka.

Pandangan Orang Kristen akan Puasa

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jelas orang Kristen juga berpuasa! Tujuannya, bukan untuk mendapat pahala. Tapi upaya untuk menyatakan kepada Allah, dan diri sendiri, bahwa Anda serius dalam menjalin hubungan dengan-Nya. Puasa juga menolong Anda dalam memperoleh perspektif baru dan memperbaharui ketergantungan kepada Allah. Puasa bukan cara agar Allah melakukan apa yang Anda inginkan. Bukan agar terlihat lebih rohani. Juga bukan untuk mendapatkan jaminan keselamatan. Dalam Kitab Suci Injil, Isa berkata bahwa syarat masuk sorga bukan puasa melainkan “kelahiran baru” oleh Roh. (Silakan membaca Injil, Rasul Besar Yohanes 3:1-8).

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa orang Kristen jelas juga berpuasa. Ada tiga jenis puasa menurut Bibel. Puasa jenis pertama adalah puasa tidak makan dan tidak minum selama empat puluh hari empat puluh malam berturut-turut. Puasa jenis ini pernah dilakukan oleh Nabi Musa dan Yesus. Walaupun jenis puasa ini sering digembar-gemborkan lebih baik dari puasanya umat Islam, tapi tidak ada seorang kafir Kristen pemuja Yesus yang mampu melakukannya. Konon katanya puasa jenis ini butuh kuasa ilahi. Puasa jenis kedua adalah puasa tidak makan dan tidak minum selama tiga hari. Puasa ini pernah dilakukan bangsa Israel di masa Ester hidup. Puasa jenis ini masih tergolong berat, oleh karenanya tak ada satu pun yang mau dan sanggup melakukannya. Puasa jenis ketiga adalah puasa dengan cara mengubah menu makanan sehari-hari. Puasa jenis ini pernah dilakukan oleh Daniel. Dari sekian banyak puasa yang ada dalam Bibel, hanya puasa jenis inilah yang biasanya dilakukan oleh orang-orang kafir Kristen pemuja Yesus, karena puasa jenis ini adalah puasa yang paling gampang, ringan dan lebih enak dijalankan.

Cara mereka “berpuasa” sebenarnya tidak dapat di sebut dengan berpuasa. Mereka bukan tidak makan dan minum, mereka tetap makan, hanya saja mereka membatasi dengan makan satu jenis makanan saja. Misalnya mereka niat hanya makan nasi saja, makan sayur-sayuran saja, sebanyak dan sesering yang mereka mau tentu. Yang mereka lakukan lebih tepat di sebut berpantang dari pada di sebut berpuasa. Lebih lanjut, tidak ada perintah atau anjuran dalam Bibel yang mengharuskan mereka untuk berpantang, atau aturan-aturan tertulis mengenainya. Mereka cuma “mengais-ngais” puasanya orang-orang yang ada dalam Bibel. Yang di kais pun, bukan jenis “puasa” yang berat, tetapi “puasa” yang paling gampang, ringan dan lebih enak dijalankan.

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa puasa bukan syarat masuk surga. Mereka seolah ingin mengatakan amal ibadah (termasuk puasa) yang dilakukan umat Islam adalah sia-sia. Padahal ketika ada seseorang yang bertanya kepada Yesus tentang perbuatan baik yang dapat mengantarkan pada hidup yang kekal, Yesus mengatakan bahwa perbuatan baik yang dapat mengantarkan seseorang pada hidup yang kekal itu adalah menuruti perintah hukum Taurat (Matius 19:16-20). Menuruti perintah hukum Taurat adalah perbuatan baik atau amal Soleh yang dapat mengantarkan seseorang pada hidup yang kekal. Jadi perbuatan baik atau amal oleh, termasuk puasanya umat Islam, menurut Yesus dapat mengantarkan seorang Muslim masuk surga.

Selamat Karena Kasih Karunia, Bukan Karena Puasa

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Mungkin Anda berpuasa selama yang agama anjurkan serta mengikuti semua aturannya. Semua itu tidak dapat memberi jaminan keselamatan. Firman Allah berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9). Allah telah memberi anugerah-Nya bagi Anda melalui Isa Al-Masih. Dengan menerima Isa Al-Masih sebagai Juru selamat, Anda telah dimerdekakan dari hukuman dosa-dosa Anda.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa puasa umat Islam tidak dapat menjamin keselamatan. Jika mereka benar-benar ingin meyakinkan ibadah puasa yang dilakukan umat Islam sia-sia dan tidak dapat memberi jaminan keselamatan. Harusnya mereka mencari pembenaran melalui ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Shahih, karena hanya dari dua sumber itulah yang dipercaya umat Islam. Bukan dengan mengutip ucapan Paulus yang tidak dipercayai umat Islam karena nyata-nyata bukan firman Tuhan dan bertentangan dengan sabda Yesus sendiri.


Kafir Kristen pemuja Yesus dalam setiap tulisannya memang selalu menafikan amal sebagai sarana seseorang untuk dapat masuk surga. Tujuannya tidak lain agar setiap orang (terutama Muslim) tidak bergantung pada amal saleh sebagai salah satu upaya dalam mencapai keselamatan, sehingga dengan mudah kafir Kristen pemuja Yesus dapat menjerumuskan seorang Muslim ke neraka dengan mengikuti jejak mereka sebagai pemuja Yesus. Puasa tidak menjamin seorang Muslim untuk masuk surga, itu kata para kafir Kristen pemuja Yesus. Sedangkan menurut Al-Qur’an amal saleh (salah satunya puasa) adalah salah satu faktor yang dapat mengantarkan seorang Muslim untuk masuk surga, bahkan Allah telah mengistimewakan orang-orang yang berpuasa dengan pintu surga khusus untuk mereka yang berpuasa bernama Ar-rayyan (Shahih Bukhari: 1763). Jika seseorang dapat masuk neraka karena perbuatan dosa yang dilakukannya, mengapa seorang Muslim tidak dapat masuk surga dengan amal salehnya? Inilah penyimpangan nalar para kafir Kristen pemuja Yesus.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Isa Al-Masih Berkata, “Puasa Tidak Menyelamatkan!”"

  1. Muslim, biarpun mengumpulkan pahala setinggi langit tetap akan berakhir di neraka.!
    Itu adalah KETENTUAN yang telah DITETAPKAN oleh tuhannya muhammadur.
    Mau lewatk jembatan "Sirath" yg konon, konon loh ya bahwa lebih tipis dari sehelai rambut bahkan di belah menjadi 7 bagian. Jangan lagi memfitnah kafir yang bukan-bukan, sebab para kafir jelas sudah tahu bahwa islam itu hanyalah produk buatan dan akal-akalan dari seorang manusia pemimpi menjadi "nabi".


    Syirik Penyembah Sebongkah Batu menulis :

    "Dari sekian banyak puasa yang ada dalam Bibel, hanya puasa jenis inilah yang biasanya dilakukan oleh orang-orang kafir kristen pemuja Yesus, karena puasa jenis ini adalah puasa yang paling gampang , ringan dan lebih enak dijalankan."

    Respon :

    Jadi menurut penulis, apakah kafir juga harus menjalankan puasa dengan tenggang waktu 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum.? Hahaha..rupanya penulis hanya menuliskan hal omong kosong saja.!

    Jangankan kafir kristen, bahkan muhammadur pun yang adalah seorang "nabi"(pengakuan sendiri) tidak mampu menjalankan puasa tingkat tinggi tersebut layaknya Musa dan Yesus Kristus. Artinya apa.? Artinya tuhannya muhammadur itu tidak pernah eksis dengan pembuktian kuasa Ilahi terhadap dirinya dalam menjalankan puasa tingkat tinggi seperti itu. Jangankan mengikuti puasa Musa dan Yesus Kristus, lha untuk mengikuti puasa Ester yakni 3 hari 3 malam penuh tanpa makan saja muhammadur tidak mampu.! Apalagi oleh manusia biasa.? Puasa ala islamik yg hanya pemindahan jam makan saja, saat sedang berpuasa selalu menjadi lemas di siang hari sehingga aktivitas menjadi menurun dan akhirnya hanya malas dan ngantuk saja yg dirasakan. Tingkat produktifitas menjadi menurun, harga barang naik, mau makan saja harus sembunyi-sembunyi karena nanti ada muslim yg berkata "Tidak menghargai org yg sedang berpuasa". Bulan puasa islam itu adalah bulan MALAPETAKA.!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar Kim kayak orang kurang piknik, hehehe...

      BUKAN TIDAK MAMPU! Nabi Muhammad SAW mempunyai syariat puasa sendiri, jadi tidak perlu mengikuti cara puasa Musa atau Yesus. Apa lagi Nabi Muhammad SAW bukan dari Israel yang harus mengikuti cara puasa Musa dan Yesus. Justru yang aneh itu kalian kafir Kristen, mengaku pengikut Yesus tapi cara puasa Yesus tidak pernah dijalankan.

      Hapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.