Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: “Sungguhkah Al-Quran
mengajarkan Allah adalah ar-Rahmani ar-Rahim?” Bila pertanyaan ini disampaikan
kepada orang Islam, tentu mereka menjawab “Betul, Al-Quran mengajarkan Allah
bersifat ar-Rahmani r-Rahim.”
Al-Quran memang mengajarkan Allah
adalah ar-Rahmani ar-Rahim, Maha Pemurah dan Penyayang. Terbukti Rahman dan Rahim
adalah nama kedua dan ketiga bagi Allah dalam Asma’ul Husna. Juga disebut dua
kali dalam Al-Fatihah, pada ayat pertama dan ketiga. Bila seorang Mukmin
mengucapkan Al-Fatihah tujuh belas kali sehari, maka dia telah mengucapkan kata
“ar-Rahmani ar-Rahim” sebanyak 34 kali. Namun ada baiknya kita mempelajari
dengan teliti, apakah Al-Quran sungguh menggambarkan Allah sebagai oknum yang
“ar-Rahmani ar-Rahim”.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus telah salah memahami
ar-Rahman ar-Rahim yang di maksud Al-Qur’an.
Itu karena mereka berusaha memahami Al-Qur’an hanya dari terjemahannya saja.
Tentang ar-Rahman ar-Rahim, Al-Azrami berkata bahwa "Ar-Rahman artinya
Maha Pemurah kepada semua makhluk (baik yang kafir ataupun yang mukmin),
sedangkan Ar-Rahim Maha Penyayang hanya kepada kaum mukmin”. Demikian juga
dengan Abu Ali Al-Farisi, beliau mengatakan bahwa ar-Rahman adalah isim yang
mengandung makna umum dipakai untuk semua jenis rahmat yang khusus dimiliki
oleh Allah SWT, sedangkan ar-Rahim hanya dikhususkan buat orang-orang mukmin
saja.
Sebutan Untuk Non-Muslim di Al-Quran
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Al-Quran menggambarkan
non-Muslim sebagai: “makhluk yang paling buruk” (Qs 98:6) dan “Binatang yang
paling buruk” (Qs 8:55). Ada beberapa ayat lainnya dalam Al-Quran yang
menggambarkan non-Muslim sama seperti binatang. Di antaranya Qs 2:65 dan Qs Qs
5:60. Pada hadits Bukhari 54:524 dan Sahih Muslim 7135, 7136, nabi umat Muslim
mengatakan orang Yahudi dikutuk dan diubah menjadi sesuatu menyerupai tikus.
Sementara Ayatollah Khomeini – yang mempelajari agama Islam seumur hidupnya –
mengatakan kedudukan non-Islam adalah: di antara tahi dan keringat seekor unta
yang memakan sesuatu yang tidak sehat. Tentu setiap manusia adalah ciptaan
Allah. Mungkinkah Allah yang ar-Rahmani dan ar-Rahim akan memberikan sebutan
sedemikian jeleknya bagi ciptaan-Nya?
Sungguhkah ucapan seperti ini menggambarkan Allah sebagai oknum Pemurah
dan Penyayang?
Jawaban Saya: “Sesungguhnya
orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan
masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk. (Al Bayyinah:
6)
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah
orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Al Anfaal: 55)
“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar
diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah
kamu kera yang hina". (Al Baqarah:
65)
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang
orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi
Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka
(ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?."
Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (Al Maa'idah: 60)
Kafir Kristen pemuja Yesus
bertanya, Mungkinkah Allah yang ar-Rahmani dan ar-Rahim akan memberikan sebutan
sedemikian jeleknya bagi ciptaan-Nya?
Sungguhkah ucapan seperti ini menggambarkan Allah sebagai oknum Pemurah
dan Penyayang?
Saya mengerti dengan apa yang
dipikirkan oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Mereka berpikir, kalau Allah SWT
itu ar-Rahman ar-Rahim, tidak mungkin bagi Dia melebelkan sebutan-sebutan yang
hina kepada makhluknya atau mengazab dan mengutuki makhluknya menjadi seekor
kera atau babi. Sebagai seorang yang memilih untuk tetap kafir, orang-orang
Kristen berharap agar diri mereka tetap di pandang mulia sebagai seorang
manusia, tidak di azab dengan siksa yang pasti tidak akan mampu mereka tanggung
dan tetap memperoleh rahmat Allah SWT. Jika Allah SWT berbuat demikian, maka di
mana letak keadilan Allah SWT? Jika memang kafir Kristen pemuja Yesus tidak
suka Allah SWT melebeli mereka dengan sebutan-sebutan buruk dan ingin di
pandang mulai sebagai seorang manusia, mengapa sampai hari ini mereka masih
tetap kafir? Mengapa mereka tidak mau menjadi bagian dari orang-orang beriman?
Menuduh Allah SWT tidak memiliki
sifat ar-Rahman dan ar-Rahim karena melebelkan sebutan-sebutan jelek untuk
orang-orang kafir adalah tuduhan sangat keliru. Lebih baik periksa terlebih
dahulu balok kayu yang ada di mata kalian dari pada mencari-cari selumbar kayu
yang ada di mata umat Islam. Jika karena Allah SWT melebelkan sebutan-sebutan
jelek untuk orang-orang kafir kalian sebut tidak memiliki sifat ar-Rahman dan
ar-Rahim, bagaimana dengan Tuhan kalian yang memanggil bangsa Israel dengan
nama binatang?
8 Demikianlah firman Tuhan ALLAH yang menghimpun orang-orang Israel
yang terbuang: Aku akan menghimpunkan orang kepadanya lagi sebagai tambahan
kepada orang-orangnya yang telah terhimpun." 9 Hai segala binatang di padang, hai segala
binatang di hutan, datanglah untuk makan! 10 Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah
orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah
anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka
tidur saja; 11 anjing-anjing pelahap,
yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak
dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar
laba, tiada yang terkecuali. (Yesaya
56:8-11)
Al-Quran: Allah Tidak Menyukai Orang Kafir
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: “Dendam” adalah salah satu
sifat buruk manusia. Sayangnya, Al-Quran sepertinya menggambarkan Allah juga
sebagai “pendendam”. “....Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang
ingkar” (Qs 30:45). Hal serupa juga terdapat dalam Qs 2:98 dan Qs 22:38. Lebih
lanjut Al-Quran berkata, Allah menghalangi orang-orang kafir untuk bertobat
“Kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa
petunjuk (bagi)-nya.” (Qs 32:13). Bahkan Allah sengaja meletakkan tutupan di
atas hati, sumbatan di telinga, dan belenggu di leher agar mereka terhindar
dari pertobatan (Lihatlah Qs. 17:46; Qs 18:57; Qs 36:7-10; Qs 45:23). Mungkinkah
Allah yang ar-Rahman r-Rahim akan menutup hati ciptaan-Nya dari bertobat?
Jawaban Saya: agar Allah
memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar. (Ar Ruum: 45)
Tidak ada yang salah dengan ayat
di atas. Mustahil bagi Allah SWT untuk menyukai kaum yang mereka sendiri ingkar
terhadap diri-Nya. Kalau memang kafir Kristen pemuja Yesus menginginkan agar
Allah SWT menyukai mereka, bertaubatlah dan jangan pernah ingkar. Masalah tidak
terletak pada Allah SWT, tetapi pada diri kafir Kristen pemuja Yesus sendiri.
Sudah tahu kalau Allah SWT itu tidak menyukai orang-orang yang ingkar, tetapi
mereka tetap kafir dengan menjadikan Yesus sebagai sesembahan selain Allah SWT.
Jika Allah SWT menghukum mereka dengan azab, maka itu sepenuhnya balasan dari
keingkaran kafir Kristen pemuja Yesus, bukan Allah SWT yang dendam.
“Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap
jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari pada-Ku:
"Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia
bersama-sama." (As Sajdah: 13)
Ayat di atas sama sekali tidak
menyatakan Allah SWT menghalangi orang-orang kafir untuk bertaubat. Pada ayat
tersebut, Allah SWT menyatakan bahwa petunjuk berasal dari-Nya semata. Meskipun
petunjuk berasal dari Allah SWT, manusia tetap harus berusaha untuk
memperolehnya. Allah SWT tidak akan memberikan petunjuk, jika manusia itu tidak
berusaha untuk memperoleh petunjuk. Jangankan berusaha memperoleh petunjuk, mau
menerima petunjuk saja tidak. Jadi jangan pernah kafir Kristen pemuja Yesus
mencari-cari alasan atas kekafiran mereka dengan mengatakan mereka tidak diberi
petunjuk. Allah SWT tidak memberikan petunjuk kepada kafir Kristen pemuja
Yesus, mungkin karena mereka sendiri yang tidak mau menerima petunjuk,
sebagaimana firman Allah SWT, Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Al Qashash: 56)
Kafir Kristen mengatakan bahwa Allah
SWT sengaja meletakkan tutupan di atas hati, sumbatan di telinga, dan belenggu
di leher agar mereka terhindar dari pertobatan:
dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga
mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut
Tuhanmu saja dalam Al Quran, niscaya mereka berpaling ke belakang karena
bencinya, (Al Israa': 46)
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan
dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa
yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah
meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya,
dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu
menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk
selama-lamanya. (Al Kahfi: 57)
Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap
kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah
memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka
karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding
dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga
mereka tidak dapat melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi
peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka,
mereka tidak akan beriman. (Yasin:
7-10)
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Al Jaatsiyah: 23)
Pada surah Al Israa': 46, Al
Kahfi: 57, Al Jaatsiyah: 23 dan Yasin: 9, Allah SWT menyatakan telah menutup
hati, penglihatan dan telinga orang-orang kafir dengan sumbatan dan Allah SWT
adakan dinding yang menutupi mereka dari kebenaran. Tetapi bukan tanpa alasan
Allah SWT berbuat demikian kepada mereka. Allah SWT berbuat demikian kepada
orang-orang kafir sebagai balasan bagi mereka, karena mereka tidak mau menerima
petunjuk yang datang kepada mereka, berpaling dari peringatan Tuhan dan selalu memperturutkan
hawa nafsunya. Allah SWT tidak pernah menghalang-halangi manusia untuk
bertaubat, tetapi manusia itu sendiri yang menghalangi dirinya untuk bertaubat.
Sedangkan pada surah Yasin: 7-8,
Allah SWT menyatakan, “Sesungguhnya Kami
telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu,
maka karena itu mereka tertengadah” (Yasin:
8). Al-Aufi telah meriwayatkan dari
Ibnu Abbas RA sehubungan dengan makna firman Allah SWT tersebut: “bahwa ayat
ini semakna dengan ayat lain yang mengatakan: Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu. (Al-Isra: 29) Yakni tangan mereka
terikat ke leher mereka sebagai kata kiasan yang menunjukkan bahwa tangan
mereka tidak mau diulurkan untuk memberi kebaikan”.
Saya sudah menjawab tuduhan kafir
Kristen pemuja Yesus tentang Allah SWT yang mereka katakan menghalangi
orang-orang kafir untuk bertaubat. Sekarang saya akan menunjukkan balok di mata
mereka agar mereka dapat mengilangkannya.
Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke
Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu,
kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia
tidak membiarkan bangsa itu pergi. (Keluaran 4:21)
Jadi penyebab Fir’aun tidak
bertaubat adalah karena Tuhan mengeraskan hati Fir’aun, ya?
Al-Quran: Allah Penyebab Orang Kafir Berdosa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Gambaran lain yang terdapat
dalam Al-Quran tentang Allah adalah, kebencian-Nya terhadap orang kafir. Dialah
menyebabkan mereka berdosa dan menghukumnya. Hal ini dilakukan Allah dengan
cara “mengirim syaitan-syaitan kepada orang-orang kafir untuk menghasut mereka
berbuat ma’siat” (Qs 19:83). Allah juga
“Melakukan tipu-daya pada orang kafir” (Qs 3:45). Alasan Allah melakukan ini
adalah untuk, “... menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya...” (Qs 16:93). Mungkinkah
Allah yang ar-Rahman ar-Rahim penyebab manusia berdosa dan menghukum mereka?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menuduh Allah SWT menyebabkan
orang kafir berdosa dengan mengirimkan syaitan-syaitan dan melakukan tipu-daya
pada orang kafir untuk menyesatkan mereka.
Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan
itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat ma'siat dengan
sungguh-sungguh? (Maryam: 83)
Apa yang menjadikan alasan Allah
SWT “mengirim syaitan-syaitan” kepada orang-orang kafir? Jawabannya ada pada
ayat Al-Qur’an lainnya, Barang siapa
yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami
adakan baginya setan (yang menyesatkan); maka setan itulah yang menjadi
teman yang selalu menyertainya. (Az-Zukhruf:
36). Jadi yang menyebabkan Allah SWT “mengirim syaitan-syaitan” adalah
karena sikap berpalingnya manusia terhadap pengajaran Tuhan. Yang di maksud
Allah SWT mengirim syaitan di sini adalah dengan ketetapan-Nya. Siapa saja yang
kafir dan berpaling dari pengajaran Tuhan, maka ditetapkan baginya
syaitan-syaitan yang akan menjadi temannya. Jadi tidak benar tuduhan bahwa
Allah SWT sengaja mengutus syaitan-syaitan agar mereka terus berdosa, buktinya
banyak juga orang-orang kafir itu yang kemudian menjadi seorang mualaf. Tetapi
jika anda memang masih ingin melihat bagaimana Tuhan bersekongkol dengan iblis
untuk menggoda manusia, dapat anda baca ayat-ayat di bawah ini:
Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu
jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah
bumi." Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau
memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang
demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub
takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan
rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati
dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah
tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di
hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang
dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu
terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN. (Ayub 1: 8-12)
Di ayat lain juga disebutkan
bahwa Tuhan memiliki Roh Jahat yang mengganggu manusia, “Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia
diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN”. (1Samuel 16:14)
Kafir Kristen pemuja Yesus
berkata bahwa Allah SWT melakukan tipu-daya terhadap orang kafir, ayat yang
mereka jadikan dalil adalah Ali 'Imran: 54 yang berbunyi, “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya
mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”. Tuduhan seperti ini sering kali di ulang-ulang.
Kafir Kristen pemuja Yesus
memahami ayat tersebut hanya melalui terjemahan bahasa Indonesia. Makar
dalam ayat tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi tipu
daya. Karena dalam terjemahan bahasa Indonesia terdapat kata tipu,
maka mereka menuduh Allah SWT berdusta untuk menyesatkan orang kafir. Kata tipu
daya dalam terjemahan Al-Qur’an bahasa Indonesia berasal dari kata makar.
Sedangkan bohong atau dusta dalam bahasa Arab adalah kadzab. Kata makar
sering digunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan tidak satu pun kata makar
dari ayat-ayat tersebut bermakna sebagai dusta atau bohong. Makar
adalah rencana buruk tersembunyi yang ditimpakan kepada seseorang yang menjadi
objek tanpa diketahuinya. Maka makar Allah adalah rencana buruk tersembunyi
yang Allah jalankan terhadap orang-orang kafir yang membuat segala rencana
jahat untuk mematahkan kebenaran tanpa mereka sadari.
Al-Quran: Allah Mendorong Pengikut-Nya Memerangi Orang Kafir
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Hampir 19% ayat Al-Quran bicara
bagaimana menguasai orang lain. Ada 109 ayat yang memerintahkan umat Muslim
berperang melawan kafir. Di antaranya,
Qs 9:5, 29 “Allah memerintahkan untuk memerangi orang musyrikin di mana saja
mereka dijumpai”. Selain itu, terdapat juga ayat yang memerintahkan umat Muslim
untuk menggetarkan hati musuh (Qs 8:60); menangkap dan membunuh musuh-musuh
tertentu (Qs 33:60-62); memenggal leher musuh-musuh yang tidak mau tunduk, dan
memancung tiap-tiap ujung jari mereka (Qs 8:12-13). Bahkan orang Islam yang
tidak ikut berperang melawan orang kafir tidak akan dihargai Allah, sebagaimana
mereka yang berjihad (Qs. 4:95). Mungkinkah Allah yang ar-Rahman ar-Rahim akan
memerintahkan umat-Nya berperang dan membunuh orang lain?
Jawaban Saya: Orang-orang kafir diperangi karena mereka memerangi
umat Islam, membuat tipu daya dan menimbulkan fitnah. Apakah salah jika Allah
SWT memerintahkan untuk memerangi mereka karena bahaya yang mereka timbulkan?
Jika Allah SWT tidak memerintahkan umat Islam untuk memerangi orang-orang
kafir, itu justru tidak adil bagi umat Islam. Umat Islam diperangi kok malah
kemudian dilarang memerangi mereka juga. Jika Tuhan tidak memerintahkan umat
Islam untuk berperang melindungi dirinya, di mana sifat ar-Rahman ar-Rahimnya
Allah SWT kepada umat Islam?
Membunuh memang merupakan salah
satu dosa besar yang Allah mengancam pelakunya dengan azab di dunia dan di
akhirat. Sedangkan perintah berperang dan membunuh yang ada dalam Al-Qur’an
dimaksudkan sebagai balasan serta hukuman terhadap orang-orang yang menebarkan
fitnah di tengah-tengah kaum Muslimin. Mereka adalah orang-orang kafir,
musyrik, dan munafik yang dengan nyata-nyata memerangi kaum Muslimin, mencerca
agama Allah, menghina Allah dan Rasul-Nya. Dan agar semua manusia menyembah
hanya kepada Allah serta meninggalkan penyembahan selain kepada-Nya. Konsep
perang dalam Al-Qur’an sebetulnya tidak jauh berbeda dengan konsep perang dalam
Bible. Tidak jauh dengan Al-Qur’an, Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama juga
melarang pembunuhan (Ulangan 5:17), tetapi juga memerintahkan perang dan
pembunuhan dengan alasan-alasan tertentu. Alasan-alasan Tuhan dalam Bible
Perjanjian Lama memerintahkan perang dan pembunuhan adalah karena adanya
penyembahan selain kepada Tuhan Israel (Ulangan 13:12-15), menghujat nama Tuhan
Israel (Imamat 24:16) dan memerangi bangsa Israel (Yosua 11:5-8). Jadi walaupun
Allah SWT memiliki sifat ar-Rahman ar-Rahim, namun itu tidak kemudian
serta-merta menghalangi Allah untuk membalas serta menghukum orang-orang kafir,
musyrik dan munafik melalui tangan-tangan kaum Muslimin.
Isa Al-Masih Menggambarkan Allah ar-Rahman r-Rahim
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dalam Injil Lukas 15, Isa
Al-Masih menyebut orang yang tidak mengikuti petunjuk Allah sebagai “domba yang
hilang”, “dirham yang hilang”, dan “anak yang hilang”. Jelas sebutan-sebutan
tersebut jauh lebih menghargai dan mencintai orang berdosa, dibanding sebutan
yang diberikan Allah dalam Al-Quran. Hal ini membuktikan bahwa Isa Al-Masih
bersifat ar-Rahmani r-Rahim. Isa Al-Masih menekankan bahwa Allah sangat
mengasihi manusia, baik yang beriman maupun tidak. Untuk itulah Dia datang ke
dunia. Menyelamat manusia dari dosa. Karena Allah mengasihi manusia. “Akan
tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus [Isa
Al-Masih] telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Injil, Surat Roma
5:8). Lebih lanjut Isa Al-Masih mengajarkan, “Jangan kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu . . . Kasihlah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu. . . .dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di
sorga. . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 5:38-48).
Jawaban Saya: Yesus yang menyebut bangsa Israel dengan nama binatang
(domba) di puji oleh kafir Kristen pemuja Yesus, sementara itu Allah SWT yang
menyebut orang kafir dengan sebutan binatang mereka hujat, padahal sama-sama
melebelkan nama binatang juga. Itulah kerusakan akal kafir Kristen pemuja
Yesus. Lagi pula, sebutan domba itu khusus hanya untuk orang-orang Israel.
Sementara untuk orang-orang bukan Israel, Yesus menyebut mereka dengan sebutan
anjing, Tetapi Yesus menjawab:
"Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing." (Matius 15:26). Di ayat lainnya Yesus menyebut orang-orang Yahudi
dengan sebutan ular beludak, “Hai kamu
ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat
meluputkan diri dari hukuman neraka?” (Matius
23:33). Dengan ucapan-ucapan seperti itu, masihkah kafir Kristen pemuja
Yesus menganggap Yesus memiliki sifat ar-Rahmani ar-Rahim? Seperti tidak!
Jangan kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu . . . Kasihlah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. . . .dengan demikianlah
kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga. . . .” (Matius 5:38-48). Itu ucapan Yesus saat dia dalam keadaan lemah
tidak dapat membela diri. Tetapi ketika keadaan Yesus kuat dan dapat membela
diri, dia akan memaksa manusia untuk bertaubat, kalau tidak Yesus akan memerangi
mereka dengan pedang, Sebab itu
bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan
memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (Wahyu 2:16)
0 Response to "Sungguhkah Al-Quran Mengajarkan Allah Adalah ar-Rahmani ar-Rahim?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.