Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Fondasi Kiblat Islam Dan "Kiblat" Kristen

Di Malaysian Airlines terdapat alat elektronik penunjuk arah kiblat bagi penumpang yang ingin sholat. Malaysian National Space Agency (Angkasa) bahkan pernah mensponsori konferensi ulama-ulama yang bertujuan menentukan kiblat bagi angkasawan yang mengelilingi bumi. selain arah sholat, kiblat Islam menentukan arah memakamkan orang dan menyembelih hewan. 

Mengapa Kiblat Penting Bagi Mukmin?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ulama akan menjawab, “Berkiblat adalah perintah Allah!” “. . . Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya . . . .” (Quran, Sura Al-Baqarah [2]:144. Perhatikan, ayat ini tidak memuat kota Mekkah). Perintah ini masuk akal. Di tempat Masjidil Haram ada Kaabah dan Batu Hitam (al-Hajr Aswad).

Dari tahun 610 s/d 623 Kiblat Islam mengarah ke Yerusalem. Kemudian Nabi Islam menyuruh umatnya berkiblat ke Masjidil Haram.

Jawaban Saya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah: 144)

Kafir Kristen pemuja Yesus dengan kemampuan nalar yang sangat terbatas, menyatakan bahwa pada ayat tersebut tidak menyebut kota Mekkah. Padahal dengan hanya disebut Masjidil Haram saja, semua orang yang berakal akan tahu letak Masjidil Haram hanya ada di kota Mekkah, Saudi Arabia. Daripada kafir Kristen pemuja Yesus mempermalukan dirinya sendiri dengan mempertanyakan Masjidil Haram ada di kota mana. Bukankah jauh lebih baik jika mereka mencari kota Nazaret yang disebut-sebut terdapat nubuat Yesus dalam Bible Perjanjian Lama. Perhatikan ayat berikut;

Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret (Matius 2:23).

Dari semua nubuat Bible Perjanjian Baru (Injil) yang saya bahas di sini, saya yakin, ayat di atas adalah nubuat paling konyol yang dibuat oleh pengarang Matius. Coba anda bayangkan, pengarang Matius menyatakan bahwa tinggalnya Yesus di Nazaret telah dinubuatkan oleh nabi-nabi. Tetapi setelah saya mencari, dari seluruh ayat-ayat Bible Perjanjian Lama yang berjumlah 23.145 itu, tidak satu pun yang menyebut kota Nazaret. Ini sangat keterlaluan. Yesus disebut dinubuatkan oleh nabi-nabi akan disebut orang Nazaret, tetapi Bible Perjanjian Lama yang memuat banyak firman Tuhan kepada nabi-nabi, tidak ditemukan nama Nazaret.

Kafir Kristen pemuja Yesus menyatakan masuk akal kalau Al-Qur’an memerintahkan menghadap Masjidil Haram karena di dalamnya terdapat Ka’bah dan batu hitam. Di sini kafir Kristen pemuja Yesus seolah ingin memberi isyarat bahwa kaum Muslimin menyembah Ka’bah atau Hajar Aswat. Tuduhan seperti itu sudah sering di jawab dan tidak perlu saya ulangi lagi. Allah SWT menjadikan Masjidil Haram sebagai kiblat kaum Muslimin bukan karena di dalamnya ada Ka’bah dan Hajar Aswat. Karena sebelum Al-Baqarah ayat 144 turun, kaum Muslimin berkiblat ke Masjidil Aqsa padahal di dalamnya tidak ada Ka’bah dan Hajar Aswat.

Melalui Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan bahwa tujuan lain dari perubahan kiblat tersebut adalah untuk menguji kekuatan aqidah kaum Muslimin dan kesigapan mereka melaksanakan perintah-perintah Allah SWT sebagaimana disebut pada ayat berikut ini;

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (Al-Baqarah: 143)

Dan ternyata kesiagapan para shahabat merupakan bukti keimanan yang luar biasa. Sebagaimana tergambar dalam sebuah hadits shahih berikut ini;

Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar berkata, "Tatkala para sahabat di Quba' sedang melakukan shalat subuh, tiba-tiba ada seorang utusan mendatangi mereka seraya berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam malam tadi diturunkan kepadanya ayat Al Qur'an yang berisi perintah untuk menghadap Ka'bah! ' Waktu itu wajah mereka sedang menghadap ke arah Syam (Baitul Maqdis), maka secara spontan mereka memalingkan ke Ka'bah." (Shahih Bukhari: 6710)

Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muslim telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan lafazh tersebut miliknya, dari Malik bin Anas dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar dia berkata, "Ketika orang-orang dalam shalat Shubuh di Quba', tiba-tiba seseorang mendatangi mereka seraya berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah diturunkan wahyu atas beliau pada suatu malam, dan beliau telah diperintahkan untuk berkiblat menghadap Ka'bah, maka kalian menghadap kiblatlah, dan sebelumnya mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis), maka mereka memutar menghadap Ka'bah'." Telah menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepadaku Hafsh bin Maisarah dari Musa bin Uqbah dari Nafi' dari Ibnu Umar dan dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar dia berkata, "Ketika orang-orang berada dalam shalat shubuh, tiba-tiba seorang laki-laki mendatangi mereka' seperti hadis Malik." (Shahih Muslim: 820)

Petra atau Mekkah, Arah Kiblat Awal Agama Islam?

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dalam buku “Qur’anic Geography,” hasil riset ahli arkeologi Dan Gibson, terdapat informasi baru mengenai kiblat pada awal Islam. Beliau menemukan arah kiblat di mesjid-mesjid terkuno yang didirikan pada awal Islam. Ia mendasarkan risetnya pada satellite imaging (membuat gambar dengan satelit). Antara tahun 622-725M (1-107 AH) kiblat semua mesjid kuno yang ia periksa, (antara lain, mesjid Kufa dan Wassit di Irak, mesjid Fustat di Mesir) berkiblat ke Petra. Kota ini terletak 1,270 kilometer sebelah utara Mekkah. Demikian purbakalawan berkesimpulan kiblat pertama Islam mengarah ke Petra di Yordania. Sesudah 725M, sebagian mesjid baru berkiblat ke Mekkah. Sesudah tahun 822M semua mesjid baru berkiblat ke Mekkah. Para agamawan perlu mempertimbangkan penemuan baru ini. Jika Anda ingin informasi tambahan, silakan menghubungi kami.

Jawaban Saya: Sebelum kaum Muslimin berkiblat ke Masjidil Haram sampai dengan sekarang, dahulu pada saat masih hidup di Mekkah, Nabi Muhammad SAW bersama umatnya berkiblat ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis. Setelah hijrah ke Madinah dan menetap 16 atau 17 bulan, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk memalingkan muka (berkiblat) ke Masjidil Haram, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah: 144)

Semua Masjid yang dibangun sebelum turunnya perintah pemindahan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram, semuanya berkiblat menghadap ke arah Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis yang ada di Palestina. Tidak terkecuali Masjid-Masjid yang ada di Irak. Masjid-Masjid kuno yang ada di Irak dikatakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus mengarah ke Petra, Yordania. Ya, itu karena dari Irak untuk sampai ke  Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis akan melewati Yordania. Sekarang coba lihat peta. Dari Irak tarik garis lurus ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis yang ada di Palestina. Anda pasti akan melewati Yordania. Jadi Masjid-Masjid kuno di Irak sama sekali tidak berkiblat ke Petra yang ada di  Yordania. Semua Masjid-Masjid kuno di Irak berkiblat ke arah Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis. Oleh karena letak Yordania berada di tengah-tengah antara Irak dan Palestina, Masjid-Masjid kuno di Irak seolah menghadap ke Yordania, bahkan mungkin akan menghadap langsung ke Petra. Itu sesuatu yang tidak mungkin dapat dihindarkan.



Penemuan baru yang dikatakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus tidak pernah ada dan kaum Muslimin tidak perlu juga untuk mempertimbangkannya. Itu hanya sekedar penemuan orang-orang kafir yang tidak mampu memperdayakan akalnya ke arah yang lebih sempurna.

 “Kiblat” Umat Kristen

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Umat Kristen tidak mempunyai kiblat. Tidak berdoa ke arah Yerusalem. Mengapa? Bukankah Yerusalem kota asal Isa Al-Masih?

Makam Isa Al-Masih di Yerusalem tetapi kosong! Akidah Kristen dan Islam menekankan Isa Al-Masih di sorga. Allah juga berada di sorga. Firman-Nya, “Langit adalah takhta-Ku” (Injil, Kisah Para Rasul 7:49).  Isa Al-Masih mengajar umat-Nya berdoa, “Bapaku di sorga.”

Karena alasan-alasan ini para Mukmin mesti setuju, tidak pantas umat Nasrani berkiblat ke Yerusalem. Jika Anda mempunyai pandangan lain, silakan mengemail kami.

Jawaban Saya: Konsep kiblat juga dapat ditemukan dalam Bible Perjanjian Lama. Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab Nabi-nabi (Matius 5:17), termasuk ketentuan berkiblat ke Bait Allah yang ada di Yerusalem. Pengikut Yesus harusnya mendengar dan melakukan perintah Yesus (Matius 7:24). Jika kafir Kristen pemuja Yesus tidak berkiblat ke Bait Allah yang ada di Yerusalem, itu artinya mereka bukan pengikut Yesus yang sebenarnya.

1Raja-Raja 8:44  “Apabila umat-Mu keluar untuk berperang melawan musuhnya, ke arah manapun Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepada TUHAN dengan berkiblat ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,”

1Raja-Raja 8:48  “apabila mereka berbalik kepada-Mu dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya di negeri musuh yang mengangkut mereka tertawan, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke negeri mereka yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka, ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,”

2Tawarikh 6:34  “Apabila umat-Mu keluar untuk berperang melawan musuh-musuhnya, ke arah manapun Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke kota yang telah Kaupilih ini dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,”

2Tawarikh 6:38  “apabila mereka berbalik kepada-Mu dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya di negeri orang-orang yang mengangkut mereka tertawan, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke negeri mereka yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka, ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,”

Sikap Hati Jauh Lebih Penting dari Kiblat

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ayat suci menekankan, jika menyimpan dosa dalam hati, Allah tidak akan mendengarkan kita (Mazmur Allah, 66:18). Karena itu umat Allah perlu berfokus pada pembersihan hati saat sembahyang dan bukan masalah kiblat. Injil Allah membuka satu-satunya cara untuk melenyapkan dosa dari hati. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia [Isa] . . . akan . . . menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat I Yohanes 1:9). Jika hati bersih dari dosa, bagaimanapun arah kiblat, Allah akan mendengarkan doa kita!

Jawaban Saya: Allah SWT yang menghendaki kaum Muslimin untuk menghadap kiblat ketika shalat. Sebagaimana Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama yang juga menghendaki umat Israel untuk menghadap kiblat ketika mereka beribadah. Jika kafir Kristen pemuja Yesus menginginkan bersembahyang dengan sesuka hati mereka, silakan lakukan. Toh tidak ada bedanya untuk kalian mau beribadah dengan berkiblat atau tidak berkiblat. Kalian akan menerima hukuman atas kekafiran kalian di dunia. Itu karena kalian menyembah makhluk fana yang tidak pantas diibadahi. Dosa kalian menyembah selain Allah telah cukup membuat kekal di neraka. Apa gunanya bicara tentang kebersihan hati kalau kalian kafir Kristen pemuja Yesus menyekutukan-Nya, apa gunanya?!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fondasi Kiblat Islam Dan "Kiblat" Kristen"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.