Umat
Islam yakin akan kema’shuman dan kesucian Muhammad. Sebaliknya, umat Kristen
percaya bahwa Isa Al-Masih itu suci. Merenungkan tulisan ini kita akan tahu
fakta keduanya dan Penjamin hidup kekal.
Para Nabi Maksum
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Salah
satu Ustad menulis, “Menurut Ahlus Sunnah wal Jamâ’ah, kema’shûman adalah sifat
para nabi. . . Mereka juga terjaga dari dosa-dosa besar. Adapun dosa-dosa
kecil, atau lupa, atau keliru, maka para nabi terkadang mengalaminya. Dan jika
mereka berbuat kesalahan, maka Allâh Ta’ala segera meluruskannya.”
Lembaga
Tetap untuk Penelitian Ilmiyyah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia menyatakan,
“Para nabi dan rasul terkadang berbuat kesalahan, tetapi . . . Allah memaafkan
ketergelinciran mereka serta menerima taubat mereka. . .” [Fatawa al-Lajnah
ad-Daimah lil Buhuts al-‘ilmiyyah wal Ifta’, 3/264, fatwa no. 6290]. Jadi
ma’shum ini artinya bukan suci tanpa dosa, melainkan para nabi berdosa namun
diampuni.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja
Yesus mengutip fatwa ulama Arab Saudi mengenai kemaksuman para Nabi. Namun
sayang kalimat tersebut sengaja tidak mereka kutip sepenuhnya agar menimbulkan
persepsi yang berbeda. Untuk itu, ada baiknya anda membaca fatwa ulama tersebut
dengan utuh;
“Para
Nabi dan Rasul terkadang berbuat kesalahan, tetapi Allâh Azza wa Jalla tidak
membiarkan mereka dalam kesalahan mereka, bahkan Allâh menjelaskan kesalahan
mereka kepada mereka, karena kasih sayang (Nya) kepada mereka dan umatnya, dan
Allâh memaafkan ketergelinciran mereka serta menerima taubat mereka, karena
karunia dan rahmat dari-Nya, dan Allâh Maha Pengampun dan Pengasih.” [Fatâwâ
al-Lajnah ad-Dâimah lil Buhûts al-‘ilmiyyah wal Iftâ’, 3/264, fatwa no. 6290]
Jadi
menurut fatwa para ulama Arab Saudi, para Nabi dan Rasul terkadang berbuat
kesalahan. Tetapi Allah SWT menjelaskan kesalahan yang mereka lakukan, sehingga
para Nabi dan Rasul tidak terus menerus dalam kesalahan. Selain itu Allah SWT
juga memaafkan ketergelinciran mereka serta menerima taubat mereka. Fatwa para
ulama Arab Saudi tentang kemaksuman tersebut, sangat berbeda dengan kemaksuman
menurut kafir Kristen pemuja Yesus. Mereka mengatakan bahwa maksum itu artinya
para Nabi berdosa namun diampuni. Perkataan mereka tersebut, sama sekali tidak
sesuai dengan fatwa para ulama Arab Saudi yang mereka kutip.
Al-Quran dan Kesucian Muhammad
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Al-Quran
menuliskan bahwa Muhammad berdosa: “. . . mohonlah ampunan bagi dosamu
(Muhammad) dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan . . .”
(Qs 47:19). Muhammad terlibat banyak peperangan. Dalam peperangan pasti ada
kebencian dan pembunuhan. Itu perbuatan dosa, bukan?
Jawaban Saya: Dalam Islam, Maksum
adalah sifat para Nabi, termasuk Nabi Isa AS atau Yesus dan Nabi Muhammad SAW.
Mereka semua terjaga dari kesalahan dalam menyampaikan agama. Mereka juga
terjaga dari dosa-dosa besar. Adapun dosa-dosa kecil, atau lupa, atau keliru,
maka para Nabi terkadang mengalaminya. Dan jika mereka berbuat kesalahan, maka
Allâh SWT akan segera meluruskannya. Allah SWT dalam Al-Qur’an memerintahkan
Nabi Muhammad SAW untuk memohon ampunan, karena sebagai seorang Nabi, beliau
terkadang melakukan kekeliruan. Allah SWT mengingatkan kekeliruan tersebut
dengan memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memohon ampunan. Bible (Taurat,
Zabur dan Injil) mencatat dosa-dosa para nabi itu. Adam berdosa karena memakan
buah yang dilarang Allah (Kitab Taurat, Kejadian 3). Abraham/Ibrahim berbohong
kepada raja Abimelekh (Kitab Taurat, Kejadian 20:1-18). Dosa Musa ialah
membunuh orang Mesir (Kitab Taurat, Bilangan 20:7-13) dan Yesus berdosa karena
pernah berbohong (Yohanes 7:8-10) dan Yesus juga pernah menyuruh murid-muridnya untuk
mengambil keledai betina milik orang lain tanpa izin pemiliknya (Matius 21:2).
Apakah ikutnya
Nabi Muhammad SAW dalam banyak peperangan merupakan dosa? Sama sekali bukan
dosa! Karena perang yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan perintah
dri Allah SWT. Justru Nabi Muhammad SAW berdosa jika tidak berperang karena itu
perintah Allah SWT.
Apakah Muhammad Terjamin Hidup Kekalnya?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Mungkin
karena dosanya itulah, ia jujur akan nasib kekalnya.". . . aku [Muhammad]
tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu
. . . (Qs 46: 9). Quraish Sihab, dalam tafsir Al-Misbah, menjelaskan, “Tidak
benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan
Surga. Nah, surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho?”
Jawaban Saya: Siapa Prof. Dr. Quraish Shihab? Beliau itu kiai yang
perdapatnya tidak jarang menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah. Sehingga pendapatnya
sering mendapat bantahan dari para ulama lainnya. Salah satu pendapat beliau
yang mendapat bantahan dari para ulama, adalah Nabi Muhammad SAW belum mendapatkan
jaminan surga. Prof. Dr. Quraish Shihab menyatakan Nabi Muhammad SAW belum
mendapat jaminan surga dengan dalil hadits shahih yang menyatakan tidak seorang
pun termasuk Nabi sendiri yang akan selamat dengan amalnya. Beliau hanya
membaca isi hadits hanya sampai pada kalimat tersebut, padahal hadits Nabi
tidak selesai sampai pada kalimat tersebut. Pada hadits shahih tersebut, selain
Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa tidak seorang pun termasuk dirinya yang akan
masuk surga dengan amalnya, beliau juga menyatakan telah mendapat rahmat dan
ampunan Allah SWT. Dalam Shahih Muslim:
5042 dan Shahih Muslim:
5038, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa dirinya tidak dapat masuk surga
dengan amalnya, kecuali bila Allah SWT melimpahkan ampunan dan rahmatnya.
Sedangkan dalam hadits shahih di bawah ini Nabi Muhammad SAW menyatakan Allah
SWT telah melimpahkan rahmat dan ampunan kepada Beliau. Itu artinya Nabi
Muhammad SAW telah di jamin masuk surga. Perhatikan Hadits Shahih berikut;
Telah
menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b
dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang
dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka
para sahabat bertanya; 'Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau
menjawab: 'Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan
rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan
berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di
sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat
dan niat maka kalian akan sampai." (Shahih Bukhari 5982).
Telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abi 'Adiy dari Ibnu 'Aun dari Muhammad dari Abu
Hurairah dari Nabi Shallallahu 'Aliahi Wasallam, beliau bersabda: "Tidak
seorangpun dari kalian dapat diselamatkan oleh amal amalnya." Para sahabat
bertanya: "Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab: "Ya, begitupun denganku, akan tetapi Rabbku telah
melimpahkan ampunan dan rahmat-Nya kepadaku. Ya, begitupun juga denganku, akan
tetapi Rabbku telah melimpah ampunan dan rahmatNya kepadaku." Beliau
mengulanginya hingga dua atau tiga kali. (Musnad
Ahmad: 6905).
Hadits
Shahih lainnya juga menyebutkan Nabi Muhammad SAW akan masuk surga, di antaranya;
Telah menceritakan kepada kami Amru bin
Zurarah Telah mengabarkan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim dari bapaknya
dari Sahl ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku
akan bersama orang-orang yang mengurusi anak Yatim dalam surga."
Seperti inilah, beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah
lalu beliau membuka sesuatu diantara keduanya. (Shahih Bukhari: 4892). Hadits tersebut menunjukkan
bahwa Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam pasti masuk surga. Dan beliau juga tahu bahwa
dirinya akan menjadi penghuni surga termulia, sehingga beliau mengiming-imingi
para sahabatnya untuk melakukan amal shalih ini supaya bisa dekat dengan beliau
di surga.
"Telah menceritakan kepada kami Yunus telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ziyad al-Burjumi berkata, saya telah mendengar Tsabit al-Bunani
menceritakan dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barang siapa memiliki tiga anak atau tiga saudara
perempuan yang bertakwa kepada Allah 'azza wajalla, dan ia memberi nafkah dan
mendidik mereka, maka dia berada bersamaku di surga seperti ini", dan
beliau Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam mendemontrasikan dengan keempat
jarinya (Musnad Ahmad: 12133). Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam dijamin surga dan beliau yakin bahwa dirinya
akan berada di surga setelah wafatnya.
Sejumlah sahabat menginginkan agar bisa dekat (menemani)
Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam di surga, jika mereka tidak yakin kalau Nabi
mereka mendapat jaminan surga tentu tidak akan menginginkan hal tersebut.
Telah menceritakan kepada kami al-Hakam bin Musa Abu
Shalih telah menceritakan kepada kami Hiql bin Ziyad dia berkata, "Saya
mendengar al-Auza'i berkata, telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abi Katsir
telah menceritakan kepadaku Abu Salamah telah menceritakan kepadaku Rabi'ah bin
Ka'ab al-Aslami dia berkata, "Saya bermalam bersama Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk
hajatnya, maka beliau bersabda kepadaku, 'Mintalah kepadaku.' Maka aku
berkata, 'Aku meminta kepadamu agar aku menemanimu di surga -dia
berkata, 'Atau dia selain itu'. Aku menjawab, 'Itulah yang dia katakan-maka
beliau menjawab, 'Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak
melakukan sujud'. (Shahih Muslim: 754)
Jadi,
pernyataan Prof. Dr. Quraish Shihab yang
mengatakan Nabi Muhammad SAW belum mendapat jaminan surga adalah pernyataan
yang keliru karena tidak sesuai dengan banyak Hadits Shahih yang jelas-jelas
menyatakan Nabi Muhammad SAW telah memperoleh jaminan surga.
Firman
Allah SWT, Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara
rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan
tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan
kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang
menjelaskan." (Al Ahqaaf: 9).
Abu
Bakar Al-Huzali telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri sehubungan dengan
makna firman-Nya: dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku
dan tidak (pula) terhadapmu. (Al-Ahqaf: 9) Adapun di akhirat, maka mendapat
pemaafan dari Allah, dan telah diketahui bahwa hal itu berarti dimasukkan ke
dalam surga. Tetapi Nabi SAW mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah yang
akan dilakukan terhadap dirinya dan tidak (pula) terhadap diri mereka di dunia
ini. Apakah beliau SAW akan diusir sebagaimana para nabi sebelumnya diusir dari
negerinya? Ataukah beliau akan di bunuh sebagaimana para nabi terdahulu banyak
yang dibunuh? Nabi SAW bersabda, "Aku tidak mengetahui apakah kalian akan
dibenamkan ke dalam bumi ataukah dilempari batu-batuan dari langit?"
Pendapat
inilah yang dijadikan pegangan oleh Ibnu Jarir, dan bahwa tiada takwiI lain
selain ini.
Dan
memang tidak diragukan lagi pendapat inilah yang sesuai dengan takwil ayat,
karena sesungguhnya mengenai nasib di akhirat sudah dapat dipastikan tempat
kembali Rasulullah SAW adalah surga, begitu pula orang-orang yang mengikutinya.
Ada pun apa yang dilakukan terhadap dirinya (Nabi SAW) di dunia ini, maka
beliau tidak mengetahui apakah akibat dari urusannya dan urusan orang-orang
musyrik Quraisy, bagaimanakah kesudahannya nanti, apakah mereka akan beriman
ataukah mereka tetap pada kekafirannya yang akibatnya mereka akan diazab dan
dimusnahkan. (Tafsir Ibnu Katsir).
Jadi
ketidaktahuan Nabi yang di maksud dalam Al Ahqaaf: 9 adalah ketidaktahuan atas
nasib beliau di dunia, apakah beliau akan di usir atau akan di bunuh oleh
orang-orang kafir. Mengenai nasib Nabi Muhammad SAW di akhirat sudah dapat
dipastikan tempat kembali Rasulullah SAW adalah surga, karena Nabi Muhammad SAW
sudah di jamin masuk surga sebagaimana penjelasan saya di atas.
Berdosakah Isa Al-Masih Ketika di Dunia?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ketika
turun ke dunia menjadi manusia, Isa Al-Masih, Kalimatullah hidupnya suci. Ia
tidak pernah berbuat dosa. Isa “. . . tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak
ada dalam mulutnya ” (Kitab Nabi Besar Yesaya 53:9). Jika Anda menemukan dosa
Isa Al-Masih dalam Injil, Al-Quran atau dimana pun, silahkan beritahu kami di
sini .
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Yesus tidak pernah berbuat dosa. Mereka berbohong. Tidak
mungkin mereka tidak tahu Yesus pernah berbuat dosa sedangkan mereka sering
membaca Injil Kristen. Artinya mereka sedang berbohong kepada anda. Injil
Kristen menyatakan Yesus pernah berbuat dosa. Yesus hanya maksum sama seperti
Nabi-Nabi lainnya, bukan suci dari dosa (kesalahan). Dosa yang dilakukan Yesus Misalnya
ketika satu hari Yesus di ajak oleh saudara-saudaranya untuk menghadiri sebuah
pesta, Yesus menolak dengan alasan waktunya belum genap. Tetapi setelah
saudara-saudaranya pergi ke pesta, Yesus pun pergi ke pesta tersebut dengan
diam-diam (Yohanes 7:8-10). Perbuatan Yesus tersebut tergolong perbuatan dosa
karena melanggar hukum Taurat yang melarang berbohong dan berdusta (Imamat
19:11). Yesus juga pernah menyuruh murid-muridnya untuk mengambil keledai
betina milik orang lain tanpa izin pemiliknya (Matius 21:2). Perbuatan Yesus
tersebut dapat digolongkan sebagai tindak pencurian, karena definisi mencuri
itu adalah mengambil properti milik orang lain tanpa izin pemiliknya. Mencuri
termasuk perbuatan dosa karena hukum Taurat melarang perbuatan tersebut
(Keluaran 20:15, 17).
Bagaimana Isa Menghapus Dosa?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Karena
suci, Isa layak dan rela mati untuk menanggung hukuman dosa manusia. “. . .
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa
melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Salah
satu permohonan Al-Fatihah ialah “ Tunjukilah Kami jalan yang lurus . . .”
Injil menegaskan bahwa Isa adalah jalan lurus ke sorga. Sebab Ia menjamin
pengampunan dosa dan hidup kekal setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jadi
kesucian Isa Al-Masih adalah yang terbaik, bukan? Adakah jaminan sorga yang
lebih pasti daripada jaminan Isa Al-Masih? Beritahukanlah kepada kami!
Jawaban Saya: Hukum Taurat menghendaki
korban tebusan haruslah tidak bercacat, seperti timpang atau buta (Ulangan
15:21). Yesus yang dapat berbuat dosa atau berdosa, seperti yang sudah saya
jelaskan di atas, artinya tidak layak dijadikan korban penebus dosa oleh kafir
Kristen pemuja Yesus. Dengan menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa,
kafir Kristen pemuja Yesus tidak dapat menebus dosa mereka dan tidak akan
memperoleh keselamatan karenanya. Jaminan keselamatan yang diyakini kafir
Kristen pemuja Yesus itu semu, tidak benar-benar ada. Oleh karena itu, sudah
saatnya orang Kristen mulai berpikir lebih serius tentang keselamatan dirinya.
Jangan mau lagi tertipu dengan berbagai doktrin gereja tentang keselamatan yang
sudah terbukti salah. Mulailah dari sekarang mempelajari agama Islam. Buang
jauh-jauh gengsi, rasa iri dan dengki dalam hati. Hidup kalian hanya sekali,
kesempatan untuk memperbaiki diri juga hanya sekali. Manfaatkanlah dengan baik
hidup kalian yang hanya sekali itu untuk mencari kebenaran. Kami umat Islam
pasti akan selalu mendoakan kalian agar secepatnya memperoleh hidayah.
Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu)
Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Al Fatihah: 6-7)
Firman
Allah swt yang mengatakan: Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan nikmat kepada mereka. (Al-Fatihah: 7) berkedudukan menafsirkan
makna siratal mustakim (jalan yang lurus). Menurut kalangan ahli nahwu
menjadi badal. dan boleh dianggap sebagai 'ataf bayan. Orang-orang yang
memperoleh anugerah nikmat dari Allah Swt. adalah mereka yang disebutkan di
dalam surat An-Nisa melalui firman-Nya:
Dan
barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi,
para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah
cukup mengetahui. (An-Nisa: 69-70)
Dahhak
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna firman Allah SWT; "(yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka" (Al-Fatihah:
7) ialah orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka berupa
ketaatan kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu; mereka adalah para malaikat-Mu,
para nabi-Mu, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. istiqamah,
dan taat kepada Allah serta Rasul-Nya, dengan cara mengerjakan semua yang
diperintahkan-Nya dan menjauhi semua yang dilarang-Nya.
Sedangkan
firman Allah SWT; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat. (Al-Fatihah: 7)
Bukan
jalan orang-orang yang dimurkai. Mereka adalah orang-orang yang telah rusak
kehendaknya; mereka mengetahui perkara yang hak, tetapi menyimpang darinya. Bukan
pula jalan orang yang sesat. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki
ilmu agama. Akhirnya mereka bergelimang dalam kesesatan. tanpa mendapatkan
hidayah kepada jalan yang hak (benar). Pembicaraan dalam ayat ini dikuatkan
dengan huruf la untuk menunjukkan bahwa ada dua jalan yang kedua-duanya
rusak, yaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang Yahudi dan oleh orang-orang
Nasrani.
Jadi
ketika umat Islam membaca surah Al-Fatihah sampai dengan selesai. Kami berdoa
kepada Allah SWT supaya diberikan taufik untuk dapat mengikuti jalan
orang-orang yang telah diberi nikmat, yaitu jalan para malaikat, para nabi,
para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan dalam surah Al-Fatihah
ini kami juga berdoa kepada Allah SWT supaya diberikan taufik untuk dapat
menjauhi jalan orang-orang Yahudi yang dimurkai dan jalan orang-orang Nasrani
yang sesat.
Dalam
Injil Kristen, Yesus berjanji akan memberikan hidup yang kekal kepada orang-orang
dari bangsa Israel yang mau mendengar dan mengerjakan perintahnya (Yohanes
10:27). Apa itu hidup yang kekal? Hidup yang kekal adalah mengenal Allah
sebagai satu-satunya Tuhan yang benar dan mengenal Yesus sebagai utusan Allah.
Makna “memberikan” hidup yang kekal yang dikatakan oleh Yesus adalah Yesus
mengajarkan bahwa Allah satu-satunya Tuhan yang benar dan dia (Yesus) adalah
utusan-Nya. Perhatikan
ayat ini; Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau
utus(Yohanes 17:3).
Jadi tidak ada pilihan bagi Anda yang ingin memperoleh hidup yang kekal,
kecuali memilih Islam sebagai agamanya. Karena hanya dalam Islam, Anda akan
mengenal Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan dan menyembah hanya kepada-Nya,
serta mengenal Yesus hanya sebagai Nabi utusan Allah SWT. Sedangkan dalam
Kristen, Yesus, Roh Kudus dipercaya sebagai Tuhan selain Allah dan memujanya.
Itu bukan hidup kekal yang dimaksud Yesus dalam Injil Kristen.
Penjelasan tentang jalan yang lurus pada ayat "Tunjukilah kami jalan yang lurus" (QS. Al Fatihah: 6) selain ada pada ayat berikutnya juga ada pada ayat yang lain, yaitu ayat "(Isa berkata) Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." (QS. Ali Imran: 51)
BalasHapusOleh karena itu umat Islam tidak akan terkecoh oleh penyesatan yang dilakukan oleh orang kafir karena Al Quran telah menjelaskan dengan terang dan gamblang.
BalasHapus