Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Muhammad Mendorong Orang Bertakwa Mempelajari Injil?

Siapa yang tak ingin disebut sebagai “orang yang bertakwa” (Qs 5:46)?  Setiap Mukmin, bahkan semua umat beragama senang bila diakui sebagai orang “bertakwa.”  Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata “takwa” sebagai, “keinsafan diri yang diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.”

Injil Adalah Petunjuk Bagi Orang Bertakwa

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Al-Quran mengajarkan bahwa seseorang yang bertakwa berkewajiban untuk mempelajari tulisan-tulisan Allah. Nabi umat Muslim menuliskan bahwa Injil, “. .  . menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs:46). Secara kronologis Qs 5:46 (Al-Maidah) adalah salah satu ayat terakhir dalam Al-Quran. Demikian nabi umat Muslim menekankan pentingnya Muslim yang bertakwa  untuk mempelajari secara mendalam Injil Allah tersebut. Sebab di dalamnya ada petunjuk dan pengajaran yang perlu diimani seseorang yang rindu berkenan pada Allah.

Jawaban Saya: Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Al Maa'idah: 46)

Dengan dalil ayat di atas, kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan seseorang yang bertakwa berkewajiban mempelajari Injil Kristen. Orang-orang bertakwa yang dimaksud pada ayat tersebut  adalah orang-orang beriman dari Bani Israil ketika Nabi Isa AS di utus kepada mereka. Bukan orang-orang bertakwa dari umat Nabi Muhammad SAW. Jadi tidak benar Nabi Muhammad SAW mendorong umatnya untuk mempelajari Injil. Injil hanya berlaku untuk Bani Israil sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi. Karena baik Al-Qur’an ataupun Injil Kristen, menyatakan Nabi Isa AS atau Yesus diutus hanya untuk Bani Israil atau Bangsa Israel.

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.  (Ali 'Imran: 49)

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Ash-Shaff: 6)

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (Matius 10:5-6)

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Al-Maa'idah: 46 adalah ayat Al-Qur’an yang terakhir kali turun. Bagaimana kafir Kristen pemuja Yesus dapat memastikan Al-Maa'idah: 46 adalah ayat yang  terakhir turun, sementara para ulama saja berbeda pendapat tentang hal itu? Ada empat ayat yang di anggap sebagai ayat terakhir turun oleh para ulama dan Al-Maa'idah: 46 tidak termasuk di antaranya. Yaitu Al-Baqarah: 278-281, Al-Baqarah: 281, Al-Baqarah: 282 dan Al-Maidah: 3.

Dalam Injil Ada Petunjuk Keselamatan

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Mungkin Anda bertanya, “Apa yang spesial dari kitab Injil?” Kitab Injil berisikan kabar baik tentang petunjuk keselamatan. Tentunya, setiap orang ingin selamat dari maut, bukan? Kita, umat manusia, adalah makhluk berdosa. Meskipun kita dengan sekuat tenaga berbuat baik, kita akan selalu gagal karena dosa. Bukankah demikian?

Kitab-kitab Allah mengajarkan bahwa  setiap perbuatan kita akan mendapatkan upah. Injil mengajarkan “...upah dosa ialah maut...” (Injil, Roma 6:23). Sehingga kita semua seharusnya mendapatkan upah maut.

Jawaban Saya: Keselamatan menurut Injil Kristen hanya diperoleh orang-orang dari bangsa Israel yang percaya terhadap Allah Yang Esa dan percaya kepada Yesus sebagai Rasul utusan Allah (Yohanes 17:3), mendengar perkataan Yesus dan melakukannya (Lukas 6:47) dan menjalankan segala hukum Taurat (Matius 19:17). Dari semua syarat tersebut tidak satu pun yang dapat dipenuhi oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Tetapi mereka merasa yakin pasti masuk surga.

Roma 6:23 adalah surat kiriman Paulus, bukan bagian dari Injil Kristen. Paulus sendiri telah mengakui segala ucapannya bukan menurut firman Tuhan, tetapi ucapan orang bodoh yang merasa boleh sombong: Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah (2Korintus 11:17). Jadi tidak ada gunanya terus-terusan mempercayai ucapan Paulus.

Al-Masih Adalah Korban Penebusan Dari Upah Dosa

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Tetapi Allah begitu penyayang sehingga Ia menolong kita dari upah dosa tersebut. Ia mengutus Isa Al-Masih ke dunia untuk mati sebagai korban penebusan bagi kita. Mengapa Isa? Apakah Isa sanggup menanggung seluruh dosa umat manusia? Ya, karena Isa adalah Firman Allah yang telah menjadi manusia. Karena Ia adalah Firman Allah, maka Ia adalah Tuhan. Selama Ia menjadi manusia, ia tidak bercacat. Isa disalib dan mati dalam kedagingannya. Karena Ia adalah Tuhan, Ia bangkit dari kubur dan menang atas maut. Artinya, upah atas dosa kita telah ia tanggung. Bagi mereka yang mempercayai pemberitaan ini dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan penyelamat akan terlepas dari maut. Sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan hidup kekal. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan"  (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).

Jika Anda orang bertakwa, kami mendorong Anda untuk mempelajari kitab Injil. Kitab Injil terdiri dari ayat-ayat suci Allah. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (Injil, II Timotius 3:16-17).

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Yesus suci dan tidak berdosa sehingga pantas dijadikan tumbal penebus dosa. Al-Qur’an memang tidak pernah menyebut Nabi Isa AS berbuat dosa, tetapi Bible Perjanjian Baru menyebutkannya.

Suatu hari Yesus di ajak oleh saudara-saudaranya untuk menghadiri sebuah pesta, Yesus menolak dengan alasan waktunya belum genap. Tetapi setelah saudara-saudaranya pergi ke pesta, Yesus pun pergi ke pesta tersebut dengan diam-diam (Yohanes 7:10). Perbuatan Yesus tersebut tergolong perbuatan dosa karena melanggar hukum Taurat yang melarang berbohong dan berdusta (Imamat 19:11). Yesus juga pernah menyuruh murid-muridnya untuk mengambil keledai betina milik orang lain tanpa izin pemiliknya (Matius 21:2). Perbuatan Yesus tersebut dapat digolongkan sebagai tindak pencurian, karena definisi mencuri itu adalah mengambil properti milik orang lain tanpa izin pemiliknya. Mencuri termasuk perbuatan dosa karena hukum Taurat melarang perbuatan tersebut (Keluaran 20:15, 17).

Telah terbukti, bahwa Yesus bukanlah manusia suci yang dapat hidup tanpa berbuat dosa. Hukum Taurat menghendaki korban tebusan haruslah tidak bercacat, seperti timpang atau buta (Ulangan 15:21). Yesus yang dapat berbuat dosa atau berdosa adalah bukti bahwa Yesus bukanlah korban yang sempurna untuk tebusan dosa. Ibarat hewan tebusan, Yesus itu cacat;  timpang atau buta. Menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa tidak akan pernah membuat orang Kristen tertebus dosanya, karena Yesus yang mereka jadikan korban penebus dosa tidak sempurna sehingga tidak berkenan kepada Allah.

Injil Kristen sebenarnya hanyalah tulisan-tulisan tanpa nama yang berisi kisah rakyat. Orang Kristen yang hidup di awal kekristenan tidak pernah menganggap Injil-Injil tersebut sebagai Kitab Suci. Mereka hanya menganggapnya tidak lebih dari kisah rakyat. Seiring dengan keinginan gereja untuk menjadikan Injil Kristen sebagai Kitab Suci, maka Injil-injil tersebut diberi nama dengan nama-nama murid Yesus. Padahal tidak ada satu ayat pun dalam Perjanjian Baru yang menceritakan murid-murid Yesus menulis sebuah kitab. Tidak sekalipun pengarang Injil Perjanjian Baru mengaku bahwa mereka di ilhami oleh Roh Kudus saat menulis dan mereka juga tidak pernah mengatakan Injil yang mereka tulis adalah firman Allah. Bahkan dengan jujur, pengarang Injil Lukas mengatakan buku (Injil) yang ia tulis berasal dari penyelidikan yang dia lakukan (Lukas 1:1-3).

Berbeda dengan Injil yang di maksud Al-Qur’an. Injil yang di maksud Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diberikan kepada Nabi Isa AS. Injil yang diberikan kepada Nabi Isa AS inilah yang diakui oleh Islam sebagai Kitab Suci yang berisi firman-firman Allah. Bukan Injil hasil karya tangan-tangan manusia yang kemudian di anggap sebagai Kitab Suci. Mengenai Injil Allah SWT berfirman;


Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Al Maa'idah: 46)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Muhammad Mendorong Orang Bertakwa Mempelajari Injil?"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.