Siapa yang tak ingin disebut
sebagai “orang yang bertakwa” (Qs 5:46)?
Setiap Mukmin, bahkan semua umat beragama senang bila diakui sebagai
orang “bertakwa.” Kamus Besar Bahasa
Indonesia mendefinisikan kata “takwa” sebagai, “keinsafan diri yang diikuti
dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya.”
Injil Adalah Petunjuk Bagi Orang Bertakwa
Kafir Kristen pemuja
Yesus menulis: Al-Quran
mengajarkan bahwa seseorang yang bertakwa berkewajiban untuk mempelajari
tulisan-tulisan Allah. Nabi umat Muslim menuliskan bahwa Injil, “. . . menjadi petunjuk serta pengajaran untuk
orang-orang yang bertakwa” (Qs:46). Secara kronologis Qs 5:46 (Al-Maidah)
adalah salah satu ayat terakhir dalam Al-Quran. Demikian nabi umat Muslim
menekankan pentingnya Muslim yang bertakwa
untuk mempelajari secara mendalam Injil Allah tersebut. Sebab di
dalamnya ada petunjuk dan pengajaran yang perlu diimani seseorang yang rindu
berkenan pada Allah.
Jawaban Saya: Dan Kami iringkan jejak mereka
(nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang
sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil
sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk
serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Al
Maa'idah: 46)
Dengan dalil ayat di atas, kafir Kristen pemuja
Yesus mengatakan seseorang yang bertakwa berkewajiban mempelajari Injil
Kristen. Orang-orang bertakwa yang dimaksud pada ayat tersebut adalah orang-orang beriman dari Bani Israil
ketika Nabi Isa AS di utus kepada mereka. Bukan orang-orang bertakwa dari umat
Nabi Muhammad SAW. Jadi tidak benar Nabi Muhammad SAW mendorong umatnya untuk
mempelajari Injil. Injil hanya berlaku untuk Bani Israil sebelum diutusnya Nabi
Muhammad SAW sebagai Nabi. Karena baik Al-Qur’an ataupun Injil Kristen,
menyatakan Nabi Isa AS atau Yesus diutus hanya untuk Bani Israil atau Bangsa
Israel.
Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada
mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu
tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah
berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan
seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan
orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin
Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di
rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran
kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (Ali
'Imran: 49)
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka
tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Ash-Shaff: 6)
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka:
"Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam
kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat
Israel. (Matius 10:5-6)
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang
dari umat Israel." (Matius
15:24)
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Al-Maa'idah: 46 adalah ayat Al-Qur’an
yang terakhir kali turun. Bagaimana kafir Kristen pemuja Yesus dapat memastikan
Al-Maa'idah: 46 adalah ayat yang terakhir turun, sementara para ulama saja
berbeda pendapat tentang hal itu? Ada empat ayat yang di anggap sebagai ayat
terakhir turun oleh para ulama dan Al-Maa'idah: 46 tidak termasuk di antaranya.
Yaitu Al-Baqarah: 278-281, Al-Baqarah: 281, Al-Baqarah: 282 dan Al-Maidah: 3.
Dalam Injil Ada Petunjuk Keselamatan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Mungkin Anda bertanya, “Apa
yang spesial dari kitab Injil?” Kitab Injil berisikan kabar baik tentang
petunjuk keselamatan. Tentunya, setiap orang ingin selamat dari maut, bukan?
Kita, umat manusia, adalah makhluk berdosa. Meskipun kita dengan sekuat tenaga
berbuat baik, kita akan selalu gagal karena dosa. Bukankah demikian?
Kitab-kitab Allah mengajarkan
bahwa setiap perbuatan kita akan
mendapatkan upah. Injil mengajarkan “...upah dosa ialah maut...” (Injil, Roma
6:23). Sehingga kita semua seharusnya mendapatkan upah maut.
Jawaban Saya: Keselamatan menurut Injil Kristen hanya diperoleh orang-orang
dari bangsa Israel yang percaya terhadap Allah Yang Esa dan percaya kepada Yesus
sebagai Rasul utusan Allah (Yohanes 17:3), mendengar perkataan Yesus dan
melakukannya (Lukas 6:47) dan menjalankan segala hukum Taurat (Matius 19:17). Dari
semua syarat tersebut tidak satu pun yang dapat dipenuhi oleh kafir Kristen
pemuja Yesus. Tetapi mereka merasa yakin pasti masuk surga.
Roma 6:23 adalah surat kiriman
Paulus, bukan bagian dari Injil Kristen. Paulus sendiri telah mengakui segala
ucapannya bukan menurut firman Tuhan, tetapi ucapan orang bodoh yang merasa
boleh sombong: Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai
seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang
berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah (2Korintus 11:17). Jadi
tidak ada gunanya terus-terusan mempercayai ucapan Paulus.
Al-Masih Adalah Korban Penebusan Dari Upah Dosa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Tetapi Allah begitu penyayang
sehingga Ia menolong kita dari upah dosa tersebut. Ia mengutus Isa Al-Masih ke
dunia untuk mati sebagai korban penebusan bagi kita. Mengapa Isa? Apakah Isa
sanggup menanggung seluruh dosa umat manusia? Ya, karena Isa adalah Firman
Allah yang telah menjadi manusia. Karena Ia adalah Firman Allah, maka Ia adalah
Tuhan. Selama Ia menjadi manusia, ia tidak bercacat. Isa disalib dan mati dalam
kedagingannya. Karena Ia adalah Tuhan, Ia bangkit dari kubur dan menang atas
maut. Artinya, upah atas dosa kita telah ia tanggung. Bagi mereka yang
mempercayai pemberitaan ini dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan penyelamat akan
terlepas dari maut. Sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan hidup kekal. “Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di
bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan"
(Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
Jika Anda orang bertakwa, kami
mendorong Anda untuk mempelajari kitab Injil. Kitab Injil terdiri dari
ayat-ayat suci Allah. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk
setiap perbuatan baik” (Injil, II Timotius 3:16-17).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Yesus suci dan tidak
berdosa sehingga pantas dijadikan tumbal penebus dosa. Al-Qur’an memang tidak
pernah menyebut Nabi Isa AS berbuat dosa, tetapi Bible Perjanjian Baru
menyebutkannya.
Suatu hari Yesus di ajak oleh
saudara-saudaranya untuk menghadiri sebuah pesta, Yesus menolak dengan alasan
waktunya belum genap. Tetapi setelah saudara-saudaranya pergi ke pesta, Yesus
pun pergi ke pesta tersebut dengan diam-diam (Yohanes 7:10). Perbuatan Yesus
tersebut tergolong perbuatan dosa karena melanggar hukum Taurat yang melarang
berbohong dan berdusta (Imamat 19:11). Yesus juga pernah menyuruh
murid-muridnya untuk mengambil keledai betina milik orang lain tanpa izin
pemiliknya (Matius 21:2). Perbuatan Yesus tersebut dapat digolongkan sebagai
tindak pencurian, karena definisi mencuri itu adalah mengambil properti milik
orang lain tanpa izin pemiliknya. Mencuri termasuk perbuatan dosa karena hukum
Taurat melarang perbuatan tersebut (Keluaran 20:15, 17).
Telah terbukti, bahwa Yesus
bukanlah manusia suci yang dapat hidup tanpa berbuat dosa. Hukum Taurat
menghendaki korban tebusan haruslah tidak bercacat, seperti timpang atau buta
(Ulangan 15:21). Yesus yang dapat berbuat dosa atau berdosa adalah bukti bahwa
Yesus bukanlah korban yang sempurna untuk tebusan dosa. Ibarat hewan tebusan,
Yesus itu cacat; timpang atau buta.
Menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa tidak akan pernah membuat orang
Kristen tertebus dosanya, karena Yesus yang mereka jadikan korban penebus dosa
tidak sempurna sehingga tidak berkenan kepada Allah.
Injil Kristen sebenarnya hanyalah
tulisan-tulisan tanpa nama yang berisi kisah rakyat. Orang Kristen yang hidup
di awal kekristenan tidak pernah menganggap Injil-Injil tersebut sebagai Kitab
Suci. Mereka hanya menganggapnya tidak lebih dari kisah rakyat. Seiring dengan
keinginan gereja untuk menjadikan Injil Kristen sebagai Kitab Suci, maka
Injil-injil tersebut diberi nama dengan nama-nama murid Yesus. Padahal tidak
ada satu ayat pun dalam Perjanjian Baru yang menceritakan murid-murid Yesus
menulis sebuah kitab. Tidak sekalipun pengarang Injil Perjanjian Baru mengaku
bahwa mereka di ilhami oleh Roh Kudus saat menulis dan mereka juga tidak pernah
mengatakan Injil yang mereka tulis adalah firman Allah. Bahkan dengan jujur,
pengarang Injil Lukas mengatakan buku (Injil) yang ia tulis berasal dari
penyelidikan yang dia lakukan (Lukas 1:1-3).
Berbeda dengan Injil yang di
maksud Al-Qur’an. Injil yang di maksud Al-Qur’an adalah kitab Allah yang
diberikan kepada Nabi Isa AS. Injil yang diberikan kepada Nabi Isa AS inilah
yang diakui oleh Islam sebagai Kitab Suci yang berisi firman-firman Allah.
Bukan Injil hasil karya tangan-tangan manusia yang kemudian di anggap sebagai
Kitab Suci. Mengenai Injil Allah SWT berfirman;
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa
putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk
dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu
Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa. (Al Maa'idah: 46)
0 Response to "Muhammad Mendorong Orang Bertakwa Mempelajari Injil?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.