Satu minggu menjelang Hari Raya
Idul Fitri 1434 Hijriyah yang lalu saya mendapat sebuah kejutan. Yaitu,
perbuatan baik seorang Muslim kepada saya. Orang itu tetangga saya. Tiba-tiba
beliau mengirimkan bingkisan besar nasi kuning istimewa "Niki Eco".
Di dalamnya terselip kartu bertuliskan, "Mohon maaf lahir & batin,
1434 H, dari keluarga S."Tindakannya, mencerminkan ajaran Al-Quran atau
Injil?
Tetangga-Tetangga Umat Islam Yang Baik
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dua belas tahun lalu kami
sekeluarga pindah ke sebuah rumah dekat tempat tinggal mereka. Pasangan lanjut usia itu sudah lebih lama
tinggal di sana. Bapak S. sendiri pensiunan guru. Setiap bulan Ramadan beliau rajin beribadah
ke mesjid. Saya sangat terkesan oleh kehidupan beliau yang begitu taat
beragama. Tempat tinggal kami hanya berjarak tiga rumah. Namun sebelumnya kami
tidak pernah berkenalan dekat. Kalau kebetulan beliau lewat saya memang
berusaha menyapa, "Selamat pagi,
Pak!" Tetapi hanya sejauh itu saja. Siang itu, tatkala menatap
kiriman Bapak S. yang saya letakkan di meja makan, saya merasa malu sekali.
Selama ini saya kira beliau tidak peduli kepada saya, tetangga dekatnya.
Rupanya saya keliru. Ternyata beliau adalah orang yang lebih dahulu berbuat
baik kepada saya!
Tetangga-tetangga saya sebagian
besar umat Islam dengan berbagai profesi. Selama bertahun-tahun saya tinggal di
sana, mereka semuanya baik, sopan, dan ramah kepada saya. Saya yakin betul
bahwa ada banyak orang Muslim yang baik seperti itu.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menuliskan kesaksiannya
berinteraksi dengan seorang Muslim yang menjadi tetangganya. Kesaksian kafir
Kristen pemuja Yesus di sini sangat mungkin palsu atau tidak pernah benar-benar
terjadi. Tetapi kejadian seorang Muslim yang berbuat baik terhadap tetangganya
yang kafir, tentu saja itu sering terjadi. Masalahnya, kafir Kristen pemuja
Yesus menganggap perbuatan baik seorang Muslim terhadap orang kafir sebagai
perbuatan yang bertentangan dengan Al-Qur’an, karena menurut mereka Al-Qur’an
mengajarkan berbuat keras terhadap orang kafir. Selain itu, seorang Muslim yang
berbuat baik terhadap orang kafir, di anggap oleh kafir Kristen pemuja Yesus
sebagai seorang yang mengikuti Injil. Bagian ini yang coba akan saya jawab.
Bapak S. Mengikuti Ajaran Injil
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jika Bapak S. mengikuti ajaran
Al-Quran, beliau tidak akan berbuat baik pada saya. Ajaran Al-Quran sangat
keras kepada orang kafir. Injil mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia. Dan
berbuat baik kepada semua orang. Isa
Al-Masih bahkan menyuruh mengasihi "musuh." Namun belum pernah sekali
pun saya mengirimkan sepotong kue kepada keluarga S. ketika Hari Raya Natal
tiba. Saya sangat malu sekaligus berpikir. Betapa indahnya jika orang mau
berlomba-lomba berbuat baik kepada sesamanya. Tanpa memandang perbedaan
kepercayaan, suku, agama, atau ras. Yang
demikian akan mendekatkan mereka. Akan timbul saling percaya, saling menghargai
dan menghormati. Silakan menghubungi kami bila Anda setuju!
Jawaban Saya: Al-Qur’an menyifati umat Nabi Muhammad SAW sebagai
orang-orang yang keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
dengan sesama Muslim, sebagaimana disebutkan dalam Al-Fath: 29 dan Al Maa'idah:
54. Sikap kerasnya kaum Muslimin pada kedua ayat tersebut ketika orang-orang
kafir mengambil sikap bermusuhan dengan kaum Muslimin. Sehingga mengharuskan
kaum Muslimin untuk bersikap keras dengan jalan berjihad memerangi orang-orang
kafir. Oleh sebab itu, ayat Al-Qur’an dengan jelas menghubungkan jihad dengan
bersikap keras terhadap orang-orang kafir seperti dapat Anda baca pada ayat di
bawah ini;
Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang
munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah
jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (At-Taubah: 73)
Jadi, sikap kerasnya seorang
Muslim terhadap orang-orang kafir itu terjadi hanya ketika orang-orang kafir
berbuat sesuatu yang kaum Muslimin harus memerangi mereka. Sedangkan
orang-orang kafir yang tidak mengambil posisi bermusuhan dengan kaum Muslimin
dan bersedia hidup berdampingan bersama kaum Muslimin dengan damai, seperti
kebanyakan orang-orang kafir yang hidup di negara kita ini, maka tidak ada
alasan bagi seorang Muslim untuk bersikap keras terhadap orang kafir. Ayat-ayat
Al-Qur’an menekankan untuk berlaku baik, bersikap adil dan condong terhadap
perdamaian ketika orang-orang kafir tidak memerangi kaum Muslimin dan
menginginkannya perdamaian. Anda dapat membaca pada ayat-ayat berikut;
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil. (Al-Mumtahanah: 8).
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya
dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (Al-Anfaal: 61).
Seorang Muslim yang berbuat baik
kepada orang-orang kafir, tidaklah dapat dikatakan mengikuti ajaran Injil,
karena Al-Qur’an memerintahkan berbuat baik kepada orang-orang kafir selagi
mereka tidak memusuhi Islam dan dapat hidup damai berdampingan dengan kaum
Muslimin. Dalam hadits Nabi juga terdapat anjuran untuk mengasihi dan
menyayangi penduduk bumi. Tidak pandang bulu apakah dia beriman ataukah dia
kafir. Berikut ini hadits Nabi yang saya maksud;
Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru, dari Abu Qabus, dari
Abdullah bin Amru bin al Ash dan sampai kepada Nabi SHALLALLAHU 'ALAIHI
WASALLAM, beliau bersabda: "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi
oleh ar Rahman, oleh karena itu kasihilah penduduk bumi maka niscaya penduduk
langit akan mengasihi kalian. Dan rasa kasihan adalah sebuah jalan dari ar
Rahman, barangsiapa yang menyambungnya maka ia akan tersambung untuknya, dan
barangsiapa memutuskannya maka ia akan terputus untuknya." (Musnad Ahmad: 6206)
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Musaddad
secara makna, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru
dari Abu Qabus -mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Abdullah bin Amru-
dari Abdullah bin Amru dan sanadnya sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, (beliau bersabda): "Para penyayang akan disayangi oleh Ar
Rahman. Sayangilah penduduk bumi maka kalian akan disayangi oleh siapa saja
yang di langit." (Sunan Abu
Daud: 4290)
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Yesus tidak mengajarkan untuk membalas kejahatan dengan
kejahatan, melainkan Dia mengajarkan supaya umat-Nya saling mengasihi, bahkan
kepada musuh sekalipun. Ya itu benar, tetapi apa alasannya? Yesus dan
murid-muridnya itu hidup dalam kuasa dan hukum kekaisaran Romawi. Yang berhak
menjatuhkan hukuman kepada orang yang berbuat jahat pada saat itu hanya
penguasa Romawi. Jika seseorang berbuat jahat kepada murid-murid Yesus dan
kemudian murid-murid Yesus membalasnya, itu akan menjadi alasan bagi penguasa
Romawi untuk menghukum murid-murid Yesus karena sudah melanggar hukum dengan
main hakim sendiri. Jadi alasan Yesus mengajarkan untuk tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan dan mengasihi musuh adalah untuk menghindarkan
murid-muridnya dari hukum kekaisaran Romawi. Tetapi keadaan berbeda ketika
Yesus datang di akhir zaman nanti. Setelah Beliau mempunyai kekuatan serta
dukungan yang cukup, Yesus akan berperang dan membunuh. Sebagaimana ayat-ayat
di bawah ini:
Mereka akan berperang melawan
Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di
atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia
juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang
setia."(Wahyu 17:14)
Lalu aku melihat sorga
terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya
bernama: "Yang Setia dan Yang Benar," Ia menghakimi dan berperang
dengan adil. (Wahyu 19:11)
Sebab itu bertobatlah! Jika
tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka
dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (Wahyu 2:16)
Perbuatan Baik Tidak Mampu Menyelamatkan Kita
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Memang, Injil mengajarkan bahwa
perbuatan baik tidak menyelamatkan kita dari neraka. Allah tidak mengampuni dan
memberi hidup kekal karena kita berusaha berbuat baik. “Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”
(Rasul Besar Paulus Efesus 2:8-9). Sampai kapan pun perbuatan baik kita tidak
akan pernah sempurna. Sebenarnya pikiran, perkataan, tindakan, bahkan
motivasi-motivasi kita berlumuran dosa.
Tetapi orang yang diselamatkan
karena anugerah Allah oleh iman kepada Isa Al-Masih, seyogyanya mendahului
berbuat baik. Tujuan Allah menyelamatkan kita, agar kita melakukan perbuatan
baik! Silakan mengemail kami bila Anda
ingin belajar lebih lanjut tentang anugerah Allah ini.
Jawaban Saya: Amal shaleh dalam Islam dapat menjadi sebab seorang
Muslim masuk surga, sebagaimana telah banyak disinggung dalam Al-Qur’an dan
hadits-hadits shahih. Amal shaleh juga dapat menghapus dosa seorang Muslim,
sebagaimana telah sering saya jelaskan pada blog ini. Kafir Kristen pemuja
Yesus dalam setiap tulisannya memang selalu menafikan amal sebagai sarana
seseorang untuk dapat masuk surga. Tujuannya tidak lain agar setiap orang
(terutama Muslim) tidak bergantung pada amal saleh sebagai salah satu upaya
dalam mencapai keselamatan, sehingga dengan mudah kafir Kristen pemuja Yesus
dapat menjerumuskan seorang Muslim ke neraka dengan mengikuti jejak mereka
sebagai pemuja Yesus.
Mungkin Paulus menyatakan manusia
diselamatkan karena iman, bukan karena amal. Tetapi tidak dengan Yesus. Yesus
dalam Injil Kristen justru menyatakan keselamatan dapat diperoleh dengan
beramal. Sebagaimana seseorang yang bertanya kepada Yesus tentang perbuatan
baik yang dapat mengantarkan pada hidup yang kekal, Yesus mengatakan bahwa
perbuatan baik yang dapat mengantarkan seseorang pada hidup yang kekal itu
adalah menuruti perintah hukum Taurat (Matius 19:16-20). Menuruti perintah
hukum Taurat adalah perbuatan baik atau amal Soleh yang dapat mengantarkan
seseorang pada hidup yang kekal. Dalam ayat lainnya, Yesus juga mengajarkan
kepada murid-muridnya untuk mengumpulkan pahala . Dalam Injil Kristen Yesus
berkata: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan
karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi
kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak
merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19 -20).
Kafir Kristen pemuja Yesus lebih
percaya dengan ucapan Paulus dibanding ucapan Yesus sendiri. Mereka bukanlah
pengikut Yesus seperti klaim mereka selama ini. Mereka sebenarnya pengikut
Paulus yang mengaku-ngaku pengikut Yesus.
0 Response to "Perbuatan Baik Seorang Muslim (Sebuah Kesaksian)"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.