Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Tanggal
Hijrah 622M adalah permulaan agama Islam. Kelahiran agama Kristen terhitung
dari penyaliban dan kebangkitan Isa Al-Masih, 33M. Apa yang dapat kita pelajari
dari perkembangan Kristen dan Islam dalam 100 tahun pertama sejarahnya?
Bagaimana dampaknya pada kita?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja
Yesus menyatakan bahwa agama Kristen terhitung dari penyaliban dan kebangkitan
Yesus. Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau
"pengikut Yesus". Memang benar pengikut ajaran Yesus untuk pertama
kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul
11: 26). Akan tetapi pengikut ajaran Yesus (Kristen) telah ada jauh sebelum
sebutan Kristen muncul pertama kali di Antiokia. Jadi sangat tidak tepat kalau
kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan agama Kristen terhitung dari penyaliban dan
kebangkitan Yesus. Karena jauh sebelum itu Yesus telah memiliki pengikut yang
mereka sangat layak disebut Kristen. Mereka sangat layak disebut Kristen
(pengikut Yesus), karena mereka memang benar-benar mengikuti ajaran-ajaran
Yesus. Tidak seperti orang Kristen sekarang yang hanya mengklaim pengikut
Yesus, tetapi ajaran-ajaran Yesus mereka tinggalkan.
Perkembangan Islam 622-722M (100 tahun
pertama)
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ini
adalah masa jaya agama Islam. Perkembangannya dalam 100 tahun pertama masih
mengherankan dunia. Nabi Islam adalah Jenderal hebat. Selama hidupnya tentaranya
terlibat dalam 27 perang. Antara lain: Perang Khaibar, Badar, Uhud, Tabuk dll. Wafatnya
Nabi tidak menghentikan peperangan dan kemenangan tentara Islam. Mereka
menaklukkan Suriah (634-641), Mesir (639-642), Irak dan Iran (633-651), Sind di
Pakistan (711-714), Afrika Utara (647-742), Spanyol (711-721), dan Uzbekistan
(673-751). Dalam 100 tahun pertama Kalifah Islam meliputi daerah dari Spanyol
sampai Pakistan dan dari Uzbekistan sampai Afrika Utara. Dalam sejarah dunia
belum ada perkembangan kerajaan raksasa secepat perkembangan Kalifah Islam. Kita
tidak tahu berapa banyak tentara Islam serta lawannya mati dalam abad
peperangan ini.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja
Yesus kembali menyinggung peperangan dalam Islam. Seperti tulisan mereka
sebelum ini, mereka kali ini juga membatasi perkembangan agama Islam dan
Kristen sampai dengan 100 tahun pertama. Anda pasti telah mengetahui alasannya,
bukan? Ya, benar! Tujuan mereka adalah untuk menyudutkan agama Islam dengan
adanya perang di 100 tahun pertama. Sedangkan di tahun yang sama, orang-orang
Kristen yang masih dalam kondisi lemah dan tak berdaya, mendapat penganiayaan penjajah
Romawi. Padahal ketika orang-orang Kristen memiliki kekuatan untuk berperang,
anda dapat melihat sejarah gelap gereja dengan inkuisisinya dan sejarah dari
mana masuknya agama Kristen di negara-negara Asia dan Afrika kalau bukan dari
perang dan penjajahan, perang dunia I, perang dunia II. Fakta-fakta tersebut
tentu saja sangat disadari oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Oleh karena itulah
mereka memilih judul Perkembangan Kristen, Islam dalam 100 tahun pertama.
Perkembangan Kristen antara 33-133M (100
tahun pertama)
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Untuk
menyelamatkan Isa Al-Masih dari salib, Rasul Petrus melawan tentara dengan
pedangnya. Isa langsung melarangnya menggunakan pedang (Injil, Matius
26:50-56)!
Sesudah
kebangkitan-Nya, penganiayaan umat Kristen dimulai:
33-35M
– Stephanus, seorang penginjil, dirajam sampai mati. Raja Yahudi membunuh Rasul
Yakobus. Penganiayaan besar terjadi. (Injil, Kisah Para Rasul 7, 12:1-2).
41-54M
– Kaisar Claudius mengusir Pengikut Isa dari Roma, ibu kota kerajaan.
64-68M
– Kaisar Nero mengadakan penganiayaan brutal pada Pengikut Isa.
81-96M
– Kaisar Domitian membunuh orang yang tidak mengakui dia sebagai Tuhan.
98-117M
– Kaisar Trajan membuat kebijakan untuk membunuh pengikut Isa yang tidak
menyembah dewa-dewa Romawi.
Yang
aneh, walau penganiayaan terus-menerus, jumlah pengikut Isa Al-Masih terus
bertambah.
Jawaban Saya: Nabi Muhammad SAW dan
Yesus adalah dua orang Nabi yang tidak berbeda dengan Nabi-nabi lainnya. Para
Nabi melakukan sesuatu atas perintah Allah SWT dan meninggalkan sesuatu juga
karena larangan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW berperang karena Allah SWT
memerintahkan beliau dan kaum Muslimin untuk berperang. Jika adanya perintah
perang dalam Al-Qur’an di anggap oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai bukti
Islam adalah agama kekerasan yang mustahil datang dari Tuhan, bagaimana dengan Bible
Perjanjian Lama yang di dalamnya banyak sekali perintah Tuhan untuk berperang? Kafir
Kristen pemuja Yesus terus menyudutkan Islam dengan isu perang dan kekerasan,
tetapi mereka diam membisu ketika Bible Perjanjian Lama memuat banyak sekali perintah
berperang dan pembunuhan. Mereka diam dan tidak sekalipun terlihat mengkritik Israel
dan Yahudi dengan isu perang dan kekerasan. Kafir Kristen pemuja Yesus yang
ingin tulisan mereka ini dipercaya sebagai bukti Islam agama perang dan
kekerasan, ternyata tidak di dukung oleh sikap mereka yang diam membisu ketika Israel
dan Yahudi berperang dan melakukan kekerasan. Lantas, Muslim mana yang kalian
harapkan akan mau percaya kalau kalian sendiri bermuka dua?!
Kafir
Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa ketika Petrus ingin menyelamatkan Yesus
dengan pedang, Yesus melarang dan memerintahkan Petrus untuk menyarungkan kembali
pedangnya (Matius 26:50-56). Cerita itu memang benar ada dalam Injil Kristen. Namun
yang harus anda ketahui, Petrus membawa pedang bukan atas inisiatifnya sendiri.
Petrus membawa pedang karena Yesus sendiri yang memerintahkan murid-muridnya
untuk membeli pedang. Perhatikan ayat-ayat Injil Kristen berikut ini;
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika
Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah
kamu kekurangan apa-apa?"
Jawab mereka: "Suatu pun tidak."
Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai
pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa
yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
(Lukas 22:35-36)
Ayat
di atas membuktikan kepada kita bahwasanya Yesus dan murid-muridnya bermaksud untuk
melakukan pembelaan diri dengan memerangi mereka dengan pedang. Tetapi karena
Yesus dan murid-muridnya kalah dalam jumlah, Yesus memerintahkan Petrus untuk
menyarungkan kembali pedangnya. Apalagi yang di serang oleh Petrus ternyata
hanya seorang hamba imam besar. Jadi yang di serang Petrus itu seorang hamba
Imam Besar, bukan tentara Romawi seperti yang dikatakan kafir Kristen pemuja
Yesus.
Dan seorang dari mereka menyerang hamba
Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. (Lukas 22:50)
Kafir
Kristen pemuja Yesus mengatakan setelah Yesus bangkit dari kubur, orang-orang
Kristen mengalami penganiayaan. Hal tersebut sama dengan yang di alami oleh kaum
Muslimin di awal-awal Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekkah. Tidak ada perintah
perang saat Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekkah, karena situasi dan kondisi
yang tidak memungkinkan pada saat itu. Pada saat itu sebagian orang beriman
meminta izin kepada Nabi Muhammad SAW untuk memerangi kaum Musyrik Mekkah
dengan maksud menghentikan perbuatan kejam mereka terhadap orang beriman. Namun
Nabi Muhammad SAW bersabda; Sesungguhnya
aku diperintahkan untuk memberi maaf (terhadap tindakan-tindakan kaum musyrik).
Karena itu, janganlah kalian memerangi kaum itu. Sampai Nabi Muhammad dan umat Islam hijrah ke
Madinah, barulah perintah berjihad Allah SWT diturunkan.
Beda Orang “Kristen” dan Pengikut Isa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Pengikut
Isa tidak memakai kekerasan dalam agama. Sayang, setiap orang yang dipanggil
“Kristen,” bukan pengikut Isa Al-Masih. Jika Anda melihat orang “Kristen”
memakai kekerasan dalam agama, Anda pasti tahu orang itu bukan “Pengikut Isa”!
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja
Yesus mengatakan bahwa pengikut Yesus tidak memakai kekerasan dalam agama.
Tetapi Yesus sendiri juga menggunakan kekerasan dalam
agama. Seperti ketika Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk menjual jubah
untuk membeli pedang (Lukas 22:35-36). Untuk apa pedang kalau bukan bermaksud
melakukan kekerasan? Di ayat lainnya, Yesus juga mengusir orang yang berjual
beli di halaman Bait Allah dengan cambuk, membalikkan meja-meja penukar uang
dan uang-uangnya dihamburkan ke tanah, bangku-bangku pedagang merpati juga
dibalikkan (Markus 11:15, Yohanes 2:15). Bukankah semua yang dilakukan Yesus
tersebut dapat dikategorikan kekerasan dalam agama? Orang-orang Kristen mencemooh
FPI karena di anggap sering berbuat anarkis, tetapi ternyata Yesus sendiri juga
anarkis.
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika
Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah
kamu kekurangan apa-apa?"
Jawab mereka: "Suatupun tidak."
Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai
pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan
siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
(Lukas 22:35-36)
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di
Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang
yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan
bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, (Markus 11:15)
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir
mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang
penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
(Yohanes 2:15)
Jika
bukan dengan perang dan penjajahan, dengan cara bagaimana agama Kristen masuk
negara Indonesia dan negara-negara lain di Asia dan Afrika? Jika bukan karena
jasa para penjajah Belanda dan Portugis, tidak akan ada rakyat Indonesia yang
beragama Kristen. Apabila benar agama Kristen tidak disebarkan dengan perang,
tidak akan ada satu pun generasi Kristen yang melakukan perang dan penjajahan
demi menyebarkan agama Kristen. Fakta tersebarnya agama Kristen melalui
penjajahan bangsa Barat adalah bukti bahwa agama Kristen disebarkan dengan
jalan perang, bukan jalan damai. Ingat, menurut Yesus, baik atau buruknya pohon
dapat dilihat buahnya. Baik atau buruknya agama dapat dilihat dari perbuatan
orangnya. Jika orang-orang Kristen terlibat perang dan penjajahan, itu berarti
agama Kristen bukan agama damai, tetapi agama kekerasan. Jadi jangan lagi
mengelak dengan mengatakan orang Kristen yang terlibat peperangan bukan
pengikut Yesus, karena Yesus mengajarkan menilai baik atau buruknya pohon
dengan melihat buahnya.
Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka
baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik
pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. (Matius 12:33)
Perkembangan Agama Islam Masa Ini
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kebanyakan
Mukmin mengakui agamanya “agama damai” dan “agama kasih.” Jadi orang Islam juga
menolak kekerasan dalam memajukan agama, bukan? Tidak ada paksaan dalam agama (Quran,
Sura al-Baqarah [2]:256). Lagi, menurut prinsip-prinsip Pancasila dan PBB
setiap orang Indonesia bebas beragama, termasuk bebas berganti agama. Setujukah
Anda seseorang berhak ganti agama?
Jadi,
Kristen dan Islam semestinya menolak kekerasan dalam agama. Harapan kita supaya
penganiayaan dan perang agama hilang dari dunia.
Jawaban Saya: Perang yang ada dalam
Islam tidak pernah dimaksudkan untuk memaksa orang kafir untuk masuk Islam. Bahkan
setelah kaum Muslimin menguasai negeri orang Kafir, orang-orang kafir yang
tinggal dalam negeri tersebut tidak pernah di paksa untuk masuk Islam. Mereka
diberi kebebasan menjalankan agama tanpa gangguan sedikit pun. Mereka hanya
diminta untuk membayar jizyah. Perang adalah jalan terakhir yang di tempuh, setelah
ajakan kepada Islam atau membayar jizyah di tolak oleh Kaisar atau Raja penguasa
negeri kafir tersebut. Perang adalah jalan agar dakwah Islam masuk ke negeri yang di kuasai oleh orang kafir, bukan jalan untuk memaksa orang-orang kafir masuk Islam. Dalam perang, Allah SWT bermaksud menyiksa dan
menghinakan orang-orang kafir melalui tangan-tangan kaum Muslimin yang
berjihad. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;
Perangilah mereka, niscaya Allah akan
menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian dan Allah akan
menghinakan mereka dan menolong kalian terhadap mereka, serta melegakan hati
orang-orang yang beriman. (At-Taubah:
14)
Kafir
Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa menurut prinsip-prinsip Pancasila dan PBB
setiap orang Indonesia bebas beragama, termasuk bebas berganti agama. Mereka
juga mengatakan seseorang berhak mengganti agamanya. Memang hak seseorang untuk
tetap dalam agama Islam atau murtad. Tetapi hak Allah SWT juga jika kelak
orang-orang yang murtad dari Islam akan disiksa-Nya di neraka. Mungkin sudah bosan dengan segala ibadah dalam
Islam yang ribet dan ingin mencoba cara ibadah orang-orang kafir. Tinggal duduk
dengan mata merem, tangan kiri di dada dan tangan kanan di angkat, ibadah
sudah. Lagi pula Indonesia bukan negara yang menegakkan hukum Islam. Tidak ada
hukuman mati buat orang-orang murtad.
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang
pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa
besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah,
(menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya,
lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya)
daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka
(dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka
sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu
dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di
dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya. (Al Baqarah: 217)
Isa Al-Masih – Raja Damai
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ratusan
tahun sebelum kelahiran Isa Al-Masih, Nabi Besar Yesaya meramalkan kelahiran
putera yang bergelar, “Raja Damai” (Kitab Nabi, Yesaya 9:6). Isa “Raja Damai,”
melarang pemakaian kekerasan dalam agama. Lagi Ia “Raja Damai” karena setiap
orang yang menerima Dia sebagai Juruselamat mengalami damai sorgawi dalam hati
(Injil, Yohanes 14:27)
Jawaban Saya: Sebab seorang anak telah
lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5). Menurut
kafir Kristen pemuja Yesus ayat tersebut merupakan nubuat untuk Yesus, tapi
coba lihat kalimat “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita”, itu berarti
seorang anak yang dimaksud dalam Yesaya 9:6 tersebut bukannya Yesus, karena
anak tersebut telah lahir di zaman Yesaya. Jadi yang di gelari Bapa yang kekal
pada ayat tersebut bukanlah Yesus, tetapi orang lain yang lahir di masa Nabi
Yesaya masih hidup.
Kafir
Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus raja damai, melarang pemakaian
kekerasan dalam agama. Padahal Yesus sendiri juga menggunakan kekerasan dalam
agama. Seperti ketika Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk menjual jubah
untuk membeli pedang (Lukas 22:35-36). Untuk apa pedang kalau bukan bermaksud
melakukan kekerasan? Di ayat lainnya, Yesus juga mengusir orang yang berjual
beli di halaman Bait Allah dengan cemeti, membalikkan meja-meja penukar uang
dan uang-uangnya dihamburkan ke tanah, bangku-bangku pedagang merpati juga
dibalikkan. Bukankah semua yang dilakukan Yesus tersebut dapat dikategorikan
kekerasan dalam agama?
0 Response to "Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.