Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Tanggal Hijrah 622M adalah permulaan agama Islam. Kelahiran agama Kristen terhitung dari penyaliban dan kebangkitan Isa Al-Masih, 33M. Apa yang dapat kita pelajari dari perkembangan Kristen dan Islam dalam 100 tahun pertama sejarahnya? Bagaimana dampaknya pada kita?

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menyatakan bahwa agama Kristen terhitung dari penyaliban dan kebangkitan Yesus. Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Memang benar pengikut ajaran Yesus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26). Akan tetapi pengikut ajaran Yesus (Kristen) telah ada jauh sebelum sebutan Kristen muncul pertama kali di Antiokia. Jadi sangat tidak tepat kalau kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan agama Kristen terhitung dari penyaliban dan kebangkitan Yesus. Karena jauh sebelum itu Yesus telah memiliki pengikut yang mereka sangat layak disebut Kristen. Mereka sangat layak disebut Kristen (pengikut Yesus), karena mereka memang benar-benar mengikuti ajaran-ajaran Yesus. Tidak seperti orang Kristen sekarang yang hanya mengklaim pengikut Yesus, tetapi ajaran-ajaran Yesus mereka tinggalkan.

Perkembangan Islam 622-722M (100 tahun pertama)

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ini adalah masa jaya agama Islam. Perkembangannya dalam 100 tahun pertama masih mengherankan dunia. Nabi Islam adalah Jenderal hebat. Selama hidupnya tentaranya terlibat dalam 27 perang. Antara lain: Perang Khaibar, Badar, Uhud, Tabuk dll. Wafatnya Nabi tidak menghentikan peperangan dan kemenangan tentara Islam. Mereka menaklukkan Suriah (634-641), Mesir (639-642), Irak dan Iran (633-651), Sind di Pakistan (711-714), Afrika Utara (647-742), Spanyol (711-721), dan Uzbekistan (673-751). Dalam 100 tahun pertama Kalifah Islam meliputi daerah dari Spanyol sampai Pakistan dan dari Uzbekistan sampai Afrika Utara. Dalam sejarah dunia belum ada perkembangan kerajaan raksasa secepat perkembangan Kalifah Islam. Kita tidak tahu berapa banyak tentara Islam serta lawannya mati dalam abad peperangan ini.

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus kembali menyinggung peperangan dalam Islam. Seperti tulisan mereka sebelum ini, mereka kali ini juga membatasi perkembangan agama Islam dan Kristen sampai dengan 100 tahun pertama. Anda pasti telah mengetahui alasannya, bukan? Ya, benar! Tujuan mereka adalah untuk menyudutkan agama Islam dengan adanya perang di 100 tahun pertama. Sedangkan di tahun yang sama, orang-orang Kristen yang masih dalam kondisi lemah dan tak berdaya, mendapat penganiayaan penjajah Romawi. Padahal ketika orang-orang Kristen memiliki kekuatan untuk berperang, anda dapat melihat sejarah gelap gereja dengan inkuisisinya dan sejarah dari mana masuknya agama Kristen di negara-negara Asia dan Afrika kalau bukan dari perang dan penjajahan, perang dunia I, perang dunia II. Fakta-fakta tersebut tentu saja sangat disadari oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Oleh karena itulah mereka memilih judul Perkembangan Kristen, Islam dalam 100 tahun pertama.

Perkembangan Kristen antara 33-133M (100 tahun pertama)

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Untuk menyelamatkan Isa Al-Masih dari salib, Rasul Petrus melawan tentara dengan pedangnya. Isa langsung melarangnya menggunakan pedang (Injil, Matius 26:50-56)!

Sesudah kebangkitan-Nya, penganiayaan umat Kristen dimulai:

33-35M – Stephanus, seorang penginjil, dirajam sampai mati. Raja Yahudi membunuh Rasul Yakobus. Penganiayaan besar terjadi. (Injil, Kisah Para Rasul 7, 12:1-2).

41-54M – Kaisar Claudius mengusir Pengikut Isa dari Roma, ibu kota kerajaan.

64-68M – Kaisar Nero mengadakan penganiayaan brutal pada Pengikut Isa.

81-96M – Kaisar Domitian membunuh orang yang tidak mengakui dia sebagai Tuhan.

98-117M – Kaisar Trajan membuat kebijakan untuk membunuh pengikut Isa yang tidak menyembah dewa-dewa Romawi.

Yang aneh, walau penganiayaan terus-menerus, jumlah pengikut Isa Al-Masih terus bertambah.

Jawaban Saya: Nabi Muhammad SAW dan Yesus adalah dua orang Nabi yang tidak berbeda dengan Nabi-nabi lainnya. Para Nabi melakukan sesuatu atas perintah Allah SWT dan meninggalkan sesuatu juga karena larangan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW berperang karena Allah SWT memerintahkan beliau dan kaum Muslimin untuk berperang. Jika adanya perintah perang dalam Al-Qur’an di anggap oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai bukti Islam adalah agama kekerasan yang mustahil datang dari Tuhan, bagaimana dengan Bible Perjanjian Lama yang di dalamnya banyak sekali perintah Tuhan untuk berperang? Kafir Kristen pemuja Yesus terus menyudutkan Islam dengan isu perang dan kekerasan, tetapi mereka diam membisu ketika Bible Perjanjian Lama memuat banyak sekali perintah berperang dan pembunuhan. Mereka diam dan tidak sekalipun terlihat mengkritik Israel dan Yahudi dengan isu perang dan kekerasan. Kafir Kristen pemuja Yesus yang ingin tulisan mereka ini dipercaya sebagai bukti Islam agama perang dan kekerasan, ternyata tidak di dukung oleh sikap mereka yang diam membisu ketika Israel dan Yahudi berperang dan melakukan kekerasan. Lantas, Muslim mana yang kalian harapkan akan mau percaya kalau kalian sendiri bermuka dua?!

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa ketika Petrus ingin menyelamatkan Yesus dengan pedang, Yesus melarang dan memerintahkan Petrus untuk menyarungkan kembali pedangnya (Matius 26:50-56). Cerita itu memang benar ada dalam Injil Kristen. Namun yang harus anda ketahui, Petrus membawa pedang bukan atas inisiatifnya sendiri. Petrus membawa pedang karena Yesus sendiri yang memerintahkan murid-muridnya untuk membeli pedang. Perhatikan ayat-ayat Injil Kristen berikut ini;

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"

Jawab mereka: "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. (Lukas 22:35-36)

Ayat di atas membuktikan kepada kita bahwasanya Yesus dan murid-muridnya bermaksud untuk melakukan pembelaan diri dengan memerangi mereka dengan pedang. Tetapi karena Yesus dan murid-muridnya kalah dalam jumlah, Yesus memerintahkan Petrus untuk menyarungkan kembali pedangnya. Apalagi yang di serang oleh Petrus ternyata hanya seorang hamba imam besar. Jadi yang di serang Petrus itu seorang hamba Imam Besar, bukan tentara Romawi seperti yang dikatakan kafir Kristen pemuja Yesus.

Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. (Lukas 22:50)

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan setelah Yesus bangkit dari kubur, orang-orang Kristen mengalami penganiayaan. Hal tersebut sama dengan yang di alami oleh kaum Muslimin di awal-awal Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekkah. Tidak ada perintah perang saat Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekkah, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan pada saat itu. Pada saat itu sebagian orang beriman meminta izin kepada Nabi Muhammad SAW untuk memerangi kaum Musyrik Mekkah dengan maksud menghentikan perbuatan kejam mereka terhadap orang beriman. Namun Nabi Muhammad SAW bersabda; Sesungguhnya aku diperintahkan untuk memberi maaf (terhadap tindakan-tindakan kaum musyrik). Karena itu, janganlah kalian memerangi kaum itu.  Sampai Nabi Muhammad dan umat Islam hijrah ke Madinah, barulah perintah berjihad Allah SWT diturunkan.

Beda Orang “Kristen” dan Pengikut Isa

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Pengikut Isa tidak memakai kekerasan dalam agama. Sayang, setiap orang yang dipanggil “Kristen,” bukan pengikut Isa Al-Masih. Jika Anda melihat orang “Kristen” memakai kekerasan dalam agama, Anda pasti tahu orang itu bukan “Pengikut Isa”!

Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa pengikut Yesus tidak memakai kekerasan dalam agama. Tetapi Yesus sendiri juga menggunakan kekerasan dalam agama. Seperti ketika Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk menjual jubah untuk membeli pedang (Lukas 22:35-36). Untuk apa pedang kalau bukan bermaksud melakukan kekerasan? Di ayat lainnya, Yesus juga mengusir orang yang berjual beli di halaman Bait Allah dengan cambuk, membalikkan meja-meja penukar uang dan uang-uangnya dihamburkan ke tanah, bangku-bangku pedagang merpati juga dibalikkan (Markus 11:15, Yohanes 2:15). Bukankah semua yang dilakukan Yesus tersebut dapat dikategorikan kekerasan dalam agama? Orang-orang Kristen mencemooh FPI karena di anggap sering berbuat anarkis, tetapi ternyata Yesus sendiri juga anarkis.

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"

Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. (Lukas 22:35-36)

Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, (Markus 11:15)

Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. (Yohanes 2:15)

Jika bukan dengan perang dan penjajahan, dengan cara bagaimana agama Kristen masuk negara Indonesia dan negara-negara lain di Asia dan Afrika? Jika bukan karena jasa para penjajah Belanda dan Portugis, tidak akan ada rakyat Indonesia yang beragama Kristen. Apabila benar agama Kristen tidak disebarkan dengan perang, tidak akan ada satu pun generasi Kristen yang melakukan perang dan penjajahan demi menyebarkan agama Kristen. Fakta tersebarnya agama Kristen melalui penjajahan bangsa Barat adalah bukti bahwa agama Kristen disebarkan dengan jalan perang, bukan jalan damai. Ingat, menurut Yesus, baik atau buruknya pohon dapat dilihat buahnya. Baik atau buruknya agama dapat dilihat dari perbuatan orangnya. Jika orang-orang Kristen terlibat perang dan penjajahan, itu berarti agama Kristen bukan agama damai, tetapi agama kekerasan. Jadi jangan lagi mengelak dengan mengatakan orang Kristen yang terlibat peperangan bukan pengikut Yesus, karena Yesus mengajarkan menilai baik atau buruknya pohon dengan melihat buahnya.

Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. (Matius 12:33) 

Perkembangan Agama Islam Masa Ini

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kebanyakan Mukmin mengakui agamanya “agama damai” dan “agama kasih.” Jadi orang Islam juga menolak kekerasan dalam memajukan agama, bukan? Tidak ada paksaan dalam agama (Quran, Sura al-Baqarah [2]:256). Lagi, menurut prinsip-prinsip Pancasila dan PBB setiap orang Indonesia bebas beragama, termasuk bebas berganti agama. Setujukah Anda seseorang berhak ganti agama?

Jadi, Kristen dan Islam semestinya menolak kekerasan dalam agama. Harapan kita supaya penganiayaan dan perang agama hilang dari dunia.

Jawaban Saya: Perang yang ada dalam Islam tidak pernah dimaksudkan untuk memaksa orang kafir untuk masuk Islam. Bahkan setelah kaum Muslimin menguasai negeri orang Kafir, orang-orang kafir yang tinggal dalam negeri tersebut tidak pernah di paksa untuk masuk Islam. Mereka diberi kebebasan menjalankan agama tanpa gangguan sedikit pun. Mereka hanya diminta untuk membayar jizyah. Perang adalah jalan terakhir yang di tempuh, setelah ajakan kepada Islam atau membayar jizyah di tolak oleh Kaisar atau Raja penguasa negeri kafir tersebut. Perang adalah jalan agar dakwah Islam masuk ke negeri yang di kuasai oleh orang kafir, bukan jalan untuk memaksa orang-orang kafir masuk Islam. Dalam perang, Allah SWT bermaksud menyiksa dan menghinakan orang-orang kafir melalui tangan-tangan kaum Muslimin yang berjihad. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;

Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kalian terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (At-Taubah: 14)

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa menurut prinsip-prinsip Pancasila dan PBB setiap orang Indonesia bebas beragama, termasuk bebas berganti agama. Mereka juga mengatakan seseorang berhak mengganti agamanya. Memang hak seseorang untuk tetap dalam agama Islam atau murtad. Tetapi hak Allah SWT juga jika kelak orang-orang yang murtad dari Islam akan disiksa-Nya di neraka.  Mungkin sudah bosan dengan segala ibadah dalam Islam yang ribet dan ingin mencoba cara ibadah orang-orang kafir. Tinggal duduk dengan mata merem, tangan kiri di dada dan tangan kanan di angkat, ibadah sudah. Lagi pula Indonesia bukan negara yang menegakkan hukum Islam. Tidak ada hukuman mati buat orang-orang murtad.

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.  (Al Baqarah: 217)

Isa Al-Masih – Raja Damai

Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ratusan tahun sebelum kelahiran Isa Al-Masih, Nabi Besar Yesaya meramalkan kelahiran putera yang bergelar, “Raja Damai” (Kitab Nabi, Yesaya 9:6). Isa “Raja Damai,” melarang pemakaian kekerasan dalam agama. Lagi Ia “Raja Damai” karena setiap orang yang menerima Dia sebagai Juruselamat mengalami damai sorgawi dalam hati (Injil, Yohanes 14:27)

Jawaban Saya: Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5). Menurut kafir Kristen pemuja Yesus ayat tersebut merupakan nubuat untuk Yesus, tapi coba lihat kalimat “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita”, itu berarti seorang anak yang dimaksud dalam Yesaya 9:6 tersebut bukannya Yesus, karena anak tersebut telah lahir di zaman Yesaya. Jadi yang di gelari Bapa yang kekal pada ayat tersebut bukanlah Yesus, tetapi orang lain yang lahir di masa Nabi Yesaya masih hidup.

Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus raja damai, melarang pemakaian kekerasan dalam agama. Padahal Yesus sendiri juga menggunakan kekerasan dalam agama. Seperti ketika Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk menjual jubah untuk membeli pedang (Lukas 22:35-36). Untuk apa pedang kalau bukan bermaksud melakukan kekerasan? Di ayat lainnya, Yesus juga mengusir orang yang berjual beli di halaman Bait Allah dengan cemeti, membalikkan meja-meja penukar uang dan uang-uangnya dihamburkan ke tanah, bangku-bangku pedagang merpati juga dibalikkan. Bukankah semua yang dilakukan Yesus tersebut dapat dikategorikan kekerasan dalam agama?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.