Bagi Muslim, Ramadhan dan Idul Fitri adalah hari yang istimewa. Bagi umat
Nasrani, satu minggu yang sangat istimewa adalah kematian dan kebangkitan Isa
Al-Masih. Di tahun 2019, Ramadhan mulai dua minggu setelah kebangkitan Isa. Mungkin
orang beragama belum tahu, tetapi ada kesamaan di antara kedua hari raya ini.
Terutama fokusnya kepada pengampunan dosa. Apakah Allah akan mengampuni semua
dosa Anda di bulan Ramadhan ini?
Apakah Berpuasa Selama Ramadhan akan Mengampuni Dosa?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Banyak ulama Islam mengajarkan bulan Ramadhan
adalah bulan penuh ampunan. Dan ada beberapa amalan yang bisa dianggap
“penghapus dosa.” Seperti:
- Sholat lima
waktu sehari
- Menjalankan
puasa sepanjang bulan
- Zakat fitrah
- Membaca Al-Quran
- Lailatul Qadar
- Sering berwudhu
Kebanyakan ajaran ini dalam Hadits. Misalkan, “Barangsiapa yang
berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka
dosanya di masa lalu akan diampuni”(HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Masalahnya, adakah jaminan bahwa Allah akan mengampuni semua dosa di masa lalu,
masa kini, dan masa depan? Mengapa masih banyak orang Muslim takut akan masuk
neraka?
Jawaban Saya: Ada banyak sekali dalil yang menyatakan puasa
Ramadhan apabila dikerjakan dengan ikhlas karena iman dan mengharap pahala akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Salah satunya yang sudah dikutip kafir
Kristen pemuja Yesus di atas. Kafir Kristen pemuja Yesus kemudian bertanya,
apakah puasa Ramadhan yang dilakukan umat Islam dapat menghapus dosa di masa
lalu, masa kini dan masa depan? Iya, puasa Ramdhan
dapat menghapus dosa masa kini dan masa depan. Dosa masa lalu dan dosa masa
kini dapat terhapus dengan puasa Ramadhan. Dalilnya adalah keumuman Hadits yang
telah dikutip kafir Kristen pemuja Yesus di atas. Sementara untuk dosa-dosa
masa depan, puasa Ramadhan menjadi salah satu amal Shaleh yang dengannya Allah
Subhanahu wa Ta'ala akan menghapus dosa-dosa masa depan, selama orang tersebut
menjauhi dosa-dosa besar. Perhatikan Hadits Shahih berikut;
Telah menceritakan kepada kami Abu
ath-Thahir dan Harun bin Sa'id al-Aili keduanya berkata, telah mengabarkan
kepada kami Ibnu Wahab dari Abu Shakhr bahwa Umar bin Ishaq mantan budak
Zaidah, telah menceritakan kepadanya, dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat lima waktu dan
shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadlan ke Ramadlan berikutnya
adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar." (Shahih Muslim: 344)
Menurut Hadits Shahih di atas, puasa Ramadhan menjadi salah satu amalan
yang dapat menghapus dosa orang yang mengamalkannya sampai puasa Ramadhan
berikutnya, selama orang tersebut menghindarkan diri dari dosa-dosa besar. Umat
Islam takut akan masuk neraka bukan karena ragu terhadap janji-janji Allah
Subhanahu wa Ta'ala yang akan memasukkan orang-orang beriman dan beramal
Shaleh. Bukan pula meragukan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
dalam banyak Hadits Shahih yang mengabarkan umat Islam akan menjadi mayoritas
penghuni surga.
Umat Islam masih takut masuk neraka karena untuk masuk surga juga
tergantung sepenuhnya bagaimana cara Muslim menjalani hidup, bukan hanya
berbekal iman. itulah sebabnya umat Islam selalu berdoa dalam Shalatnya, agar
Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memberikannya taufik. Rasa takut seorang
Muslim kepada neraka, akan membuatnya sangat berhati-hati dalam menjalani
hidup. Jangan sampai dia berbuat sesuatu yang akan menggugurkan iman dan amal
shalehnya hingga kelak akan merugi di akhirat. Dan pada akhirnya, ketakutan
seorang Muslim kepada neraka benar-benar akan membawanya masuk surga. Bagaimana
pun kami lebih suka menjadi seorang Muslim walaupun tidak pasti masuk surga,
dari pada menjadi seorang pemuja Yesus yang Allah SWT sudah memastikan mereka
pasti masuk neraka (Al Maa'idah: 17,73,74).
Bagaimana Dengan Paskah (Kematian Isa Al-Masih)?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ketika merayakan hari kematian dan kebangkitan
Isa Al-Masih, umat Nasrani juga memikirkan dosa-dosa mereka. Mereka percaya
bahwa Isa Al-Masih wafat di kayu salib lalu bangkit tiga hari kemudian. Mengapa
mereka percaya demikian? Karena kebenaran itu sesuai dengan sejarah dan Wahyu
Allah.
“. . . Yesus [Isa
Al-Masih] berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa [Allah],
ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian
Iamenyerahkan nyawa-Nya . . . Adalah seorang yang bernama Yusuf . . . Ia pergi
menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus [Isa Al-Masih]” (Injil,
Rasul Lukas 23:46, 50, 52).
“. . . Mengapa kamu mencari Dia yang hidup [Isa Al-Masih] . . . Ia [Isa
Al-Masih] tidak ada di sini, Ia telah bangkit” (Injil, Rasul
Lukas 24:5, 6).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus percaya bahwa Yesus
wafat di kayu salib lalu bangkit tiga hari kemudian. Mereka percaya demikian
karena menurut mereka sesuai dengan sejarah dan wahyu Allah. Padahal informasi matinya Yesus di kayu salib
dan bangkitnya dia setelah tiga hari bersumber dari Injil Kristen, sementara
Injil Kristen bukanlah wahyu Allah. Orang-orang Kristen yang hidup di awal-awal
kekristenan sekalipun tidak pernah menganggap Injil Kristen sebagai wahyu Allah
atau firman Allah. Mereka menganggap Injil Kristen tidak lebih dari cerita
rakyat. Faktanya Injil Kristen memang bukan wahyu Allah atau firman Allah.
Injil Kristen bukan ditulis berdasarkan wahyu Allah kepada seseorang (Lukas
1:3). Injil Kristen hanyalah kumpulan kesaksian-kesaksian dari banyak orang
mengenai perjalanan Yesus dalam menyampaikan firman Tuhan. Karena penulisan
Injil Kristen bersumber dari kesaksian-kesaksian manusia yang tidak lepas dari
kesalahan, maka sangat keliru jika Injil Kristen masih dijadikan sumber
kebenaran.
Yang benar Nabi Isa 'Alaihis Salam atau Yesus tidak mati dibunuh dan tidak
disalibkan. Beliau telah Allah Subhanahu wa Ta'ala selamatkan dengan
diserupakan dengan orang lain ketika orang-orang Yahudi hendak membunuhnya (An
Nisaa': 157). Oleh karena Nabi Isa 'Alaihis Salam atau Yesus tidak mati
disalib, tentu tidak ada pula kebangkitan setelah tiga hari. Dan tidak ada pula
penebusan dosa dengan sebab mempercayai kematian Yesus dikayu salib dan
kebangkitannya. Itu artinya hari raya Idul Fitri dan Paskah tidak ada kesamaannya.
Idul Fitri dirayakan umat Islam setelah Allah Subhanahu wa Ta'ala mengampuni
semua dosa sebab berpuasa Ramadhan. Sementara itu Paskah dirayakan sebagai hari
kematian Yesus, padahal Yesus tidak mati di hari itu. Dan tidak ada pula
pengampunan dosa di hari itu.
Bisakah Kita Yakin Allah Akan Mengampuni Semua Dosa?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kitab Allah mengajarkan Allah akan mengampuni
semua dosa jika seseorang mempercayai Isa Al-Masih. Setiap dosa di masa lalu,
masa kini dan masa depan. Sebenarnya ada 10 hal yang Allah sudah lakukan dengan
dosa setiap orang yang telah menjadi pengikut Isa.
- Allah telah
mengampuni dosa kita
- Allah telah
menyucikan kita dari segala kejahatan
- Allah telah
menutupi segala dosa kita
- Allah telah
melemparkan segala dosa jauh dari hadapan-Nya
- Allah telah
memaafkan pelanggaran kita dari sisa-sisa milik-Nya sendiri
- Allah telah
menginjak dosa kita
- Allah telah
melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut
- Allah telah
menghapus segala dosa
- Allah telah
menyembunyikan wajah-Nya terhadap dosa kita
- Allah tidak
mengingat-ingat dosa kita
Bagaimana Allah dapat menghapus semua dosa kita? Karena Allah telah
menghukum Isa Al-Masih atas setiap dosa Anda. Jadi, Anda bisa memiliki
pengampunan atas semua dosa sebelum bulan Ramadhan ini!
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa
Allah akan mengampuni semua dosa jika seseorang mempercayai Yesus. Memang benar.
Dalam Injil Kristen, apabila Yesus mengetahui seseorang beriman kepadanya dia
akan berkata; “dosamu sudah diampuni”. Ini terjadi bukan sekali tetapi sering kali.
Tetapi iman kepada Yesus dikala itu tidaklah sama dengan imannya orang-orang
kafir Kristen kepada Yesus di zaman ini. Orang-orang Israel dikatakan beriman ketika
mereka percaya bahwa Yesus adalah seorang Nabi utusan Allah Yang Esa. Sementara
iman kepada Yesus di zaman ini berarti percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan
juru selamat.
Dan orang banyak itu menyahut:
"Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea." (Matius
21:11)
Kafir Kristen pemuja Yesus merasa dosanya diampuni dengan sebab percaya
kepada Yesus. Dasarnya memang jelas ada dalam Bible Perjanjian Baru, namun
mereka tidak sanggup memahaminya. Kafir Kristen pemuja Yesus tidak tahu jika hakikat
iman orang-orang Israel di zaman Yesus tidak sama dengan hakikat iman yang ada pada
diri mereka. Orang-orang Israel memperoleh pengampunan dosa karena iman mereka yang
lurus kepada Yesus. Kafir Kristen pemuja Yesus tidak akan memperoleh pengampunan
dosa karena iman mereka kepada Yesus telah menyimpang, tidak sama dengan
imannya orang-orang Israel yang disebut Yesus dosanya telah di ampuni. Jika percaya
kepada Yesus tidak dapat memperoleh pengampunan dosa, mengapa masih berpikir
untuk percaya kepada Yesus?
Puji Syukur PadaMu Ya Allah,semoga engkau mencurahkan segala limpahan nikmat kepada bangsa kami bangsa Indonesia.
BalasHapusAmiin Yarobal Allamiin