Suatu saat saya
bertanya kepada teman saya seorang Muslim, “Apa sich ciri-ciri suami yang kamu
inginkan?” Dia menjawab, “Ciri fisiknya sich standar, yang paling penting
sifatnya baik dan mulia, seperti Nabi Muhammad, idolaku.”
Ini adalah
gambaran atau contoh konkret bagaimana wanita Muslim mengidolakan Nabi Islam.
Mereka meyakini sepenuhnya dia bermoral baik dan mulia. Siapakah idola setiap
wanita Muslim sebaiknya?
idola
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Sebaiknya Kita
Mengidolakan Nabi Islam? Memang, ada beberapa contoh dimana Nabi Islam sangat baik. Dia
mengasihi anak yatim dan membela umat-Nya. Namun, terdapat juga
beberapa kisah yang membuat kita bertanya apakah sebaiknya mengidolakan Nabi
Islam.
Ada cerita
tentang “Ka’b ibn Ashraf dan Abu Rafi,” pria berusia
120tahun yang memberi peringatan kepada penduduk Medinah, agar tidak menerima
ajaran Nabi Islam. Lalu apa yang terjadi?
Nabi Islam
membunuh pria tua itu. “. . . nabi membunuh para pria yang melawan, membantai
anak-anak keturunan mereka dan mengumpulkan para perempuan menjadi tawanan”
(Bukhari V.5 B.59 N.512).
Ada sebuah kisah
lain dalam Al-Quran. Yaitu bagaimana nabi mengatur sedemikian rupa agar dapat
menikahi istri anak angkatnya.
Awalnya, Muhammad
tidak menyetujui perceraian Zaid (anak angkatnya) dengan istrinya. Tetapi
akhirnya dia menyetujui perceraian tersebut dengan dalih bahwa Allah-lah yang
menyuruhnya. “. . . Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami kawinlah kamu dengan dia (Zainab) supaya tidak ada
keberatan bagi orang Mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat
mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada
istrinya . . .” (Qs 33:37).
Apakah Anda
ingin menikah dengan orang yang punya ciri-ciri demikian? Silakan menjawab di
sini.
Tentu menjadi
satu pemikiran bagi kita, khususnya wanita. Bukankah sang idola seharusnya
memiliki sifat yang mengasihi semua orang dan memiliki hati mulia?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus bermaksud membuktikan
kepada umat Islam, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidaklah
tepat untuk dijadikan idola bagi Muslimah. Jika ingin benar-benar membuktikan
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bukan idola yang baik bagi Muslimah,
seharusnya Kafir Kristen pemuja Yesus lebih banyak mengutip Hadits mengenai
perlakuan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam terhadap istri-istri Beliau. Bukan dengan
mengulang tuduhan-tuduhan yang tidak ada sangkut pautnya dengan wanita. Saya
tahu maksud Kafir Kristen pemuja Yesus melakukannya. Karena jika yang dijadikan
contoh adalah perbuatan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam terhadap
istri-istri Beliau, maka mereka tidak akan dapat membandingkannya dengan
perbuatan Yesus yang sama sekali belum menikah.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam memang tepat menjadi figur idola
wanita Muslim dalam mencari pendamping hidup. Itu tidak lain karena akhlak
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terhadap istri-istri Beliau. Akhlak Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam terhadap istri-istrinya tersebut tidak
akan dapat Anda jumpai pada diri Yesus. Perhatikan contoh akhlak Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam terhadap istri-istrinya berikut ini;
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah sekalipun memukul
pembantunya dan tidak pula isterinya.
Telah
menceritakan kepada kami Abu Muawiyah dia berkata; telah menceritakan kepada
kami Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah berkata; "Saya
tidak pernah melihat sama sekali Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
memukul pembantunya dan tidak pula isterinya. Dan, beliau tidak pernah
memukul sesuatu dengan tangannya sama sekali kecuali ketika beliau berjihad di
jalan Allah. (Musnad Ahmad: 24734)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah sekalipun mencela
makanan yang disediakan oleh istrinya. Jika suka suatu makanan Beliau akan
memakannya dan jika tidak suka Beliau tidak akan memakannya.
Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya, Zuhair bin Harb dan Ishaq bin Ibrahim, Zuhair berkata; Telah
menceritakan kepada kami dan yang lainnya berkata; 'Telah mengabarkan kepada
kami Jarir dari Al A'masy dari Abu Hazim dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam sama sekali tidak pernah mencela makanan apapun.
Apabila beliau menyukai suatu makanan, maka beliau memakannya, dan apabila
beliau tidak menyukainya maka dibiarkannya saja." (Shahih Muslim: 3844)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga seorang yang tidak segan
membantu pekerjaan istri-istrinya.
Telah menceritakan kepada kami Hafsh
bin Umar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam dari Ibrahim dari
Al Aswad dia berkata; saya bertanya kepada Aisyah "Apakah Nabi shallallahu
'alaihi wasallam pernah ikut membantu pekerjaan rumah isterinya?" Aisyah
menjawab; "Beliau suka membantu pekerjaan rumah isterinya, apabila tiba
waktu shalat, maka beliau beranjak untuk melaksanakan shalat." (Shahih Bukhari: 5579)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pribadi yang sangat sabar
terhadap istrinya. Pernah suatu ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
Wasallam berada di rumah salah satu istrinya, kemudian istri Beliau yang lain
mengirim seorang utusan membawa nampan makanan. Mengetahui istri Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang lain mengirimkan makanan, dia memukul tangan
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sehingga nampan tersebut jatuh dan pecah.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak marah.
Telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Khalid telah
menceritakan kepada kami Humaid telah menceritakan kepada kami Anas, dia
berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berada pada salah
satu Ummul mukminin, kemudian ummul mukminin yang lain mengirimkan nampan yang
berisi makanan. Kemudian dia memukul tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sehingga nampan tersebut terjatuh dan pecah. Lalu Nabi shallallahu
'alaihi wasallam mengambil dua pecahan tersebut dan menggabungkan satu dengan
yang lainnya. Kemudian beliau mengumpulkan makanan yang ada dalamnya dan
bersabda: "Ibu kalian telah cemburu, makanlah, makanlah." Kemudian
beliau memegang hingga ummul mukminin datang membawa nampan yang ada di
rumahnya. Kemudian beliau menyerahkan nampan yang baik kepada seorang utusan
dan meninggalkan nampan yang pecah di rumah isteri beliau yang memecahkannya." (Sunan Nasa’i: 3893)
Demikianlah sebagian dari akhlak Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
terhadap istri-istrinya. Yang setiap Muslimah sangat berharap memiliki suami
yang mempunyai akhlak sebagaimana yang dimiliki oleh Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam tersebut. Saya tidak perlu bertanya bagaimana akhlak Yesus
terhadap istrinya, karena beliau memang tidak pernah menikah.
Tentang pembunuhan Ka’b ibn Ashraf dan Abu Rafi adalah tuduhan lama yang sudah pernah saya jawab.
Mereka dibunuh bukan hanya karena tidak mau beriman. Mereka dibunuh karena menyakiti
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan menolok-olok dan menghina
Beliau. Tuduhan ini sudah lama saya jawab dan Anda masih dapat membaca
penjelasan saya dengan membuka link yang ada.
Bukan hanya Islam saja yang memandang penghinaan terhadap seorang Nabi
adalah dosa besar dan pelakunya dapat di hukum mati. Bible Perjanjian Lama pun
menganggap penghinaan terhadap seorang Nabi adalah dosa besar dan pelakunya
akan dibunuh. Disebutkan dalam Bible Perjanjian Lama bahwa Nabi Elisa yang
sedang naik gunung di hina oleh anak-anak dengan menyebutnya botak. Nabi Elisa
menoleh ke belakang, kemudian mengutuk anak-anak yang menghinanya
tersebut. Kemudian keluarlah dua beruang dari hutan mencabik-cabik
anak-anak yang menghina Nabi Elisa. Kisahnya dapat Anda baca pada ayat di bawah
ini;
Elisa pergi dari sana ke Betel. Dan sedang ia mendaki, maka keluarlah
anak-anak dari kota itu, lalu mencemoohkan dia serta berseru kepadanya:
"Naiklah botak, naiklah botak!" Lalu berpalinglah ia ke
belakang, dan ketika ia melihat mereka, dikutuknyalah mereka demi nama
TUHAN. Maka keluarlah dua ekor beruang dari hutan, lalu
mencabik-cabik dari mereka empat puluh dua orang anak. (2 Raja-Raja 2:23-24)
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa dalam perang Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi Wasallam membunuh pria tua dan anak-anak keturunan mereka.
Itu dusta. Saya sudah memeriksa Shahih Bukhari dan tidak menemukan satu pun isi
Hadits yang semacam itu. Yang ada adalah riwayat mengenai perang Khaibar, di
mana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membunuh para pasukan perang
dan menawan anak-anak mereka. Jadi tidak benar Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam membunuh pria tua dan membantai anak-anak mereka. Perhatikan
Hadits berikut;
Telah menceritakan kepada kami
Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Tsabit
dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam pernah melaksanakan shalat Shubuh dekat Khaibar ketika hari masih
gelap, kemudian bersabda: "Allahu Akbar, hancurlah Khoibar. Sesungguhnya
kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari
yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut)." QS Ash Shaffat;
177. Ketika penduduk Khaibar keluar dan berjalan dalam kegelapan. Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam membunuh para pasukan mereka dan menawan anak-anak
mereka. Dan diantara tawanan tersebut terdapat seorang wanita bernama
Shafiyah, semula ia tawanan milik Dihyah Al Kalbi lalu diberikan kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau menikahinya dan menjadikan
pembebasannya sebagai mahar pernikahannya." Abdul 'Aziz berkata kepada
Tsabit: "Wahai Abu Muhammad, apakah kamu pernah bertanya kepada Anas,
"Apa yang beliau jadikan maharnya?". Maka Tsabit menganggukkan
kepalanya tanda membenarkan. (Shahih Bukhari: 3879)
Ditambah adanya sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang melarang
membunuh wanita dan anak-anak di dalam peperangan, menjadi bukti kepalsuan
Hadits yang dikutip kafir Kristen pemuja Yesus. Perhatikan Hadits Shahih di
bawah ini;
Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' bin Al Jarrah dari
Sufyan. (dalam riwayat lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ishaq
bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Adam telah menceritakan
kepada kami Sufyan dia berkata; dan dia telah mendikte kami. (dalam riwayat
lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Hasyim sedangkan
lafadznya dari dia. Telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Mahdi telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Alqamah bin Martsad dari Sulaiman bin
Buraidah dari ayahnya dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mengangkat seorang panglima atau komandan pasukan perang, beliau
selalu mewasiatkan untuk selalu bertakwa kepada Allah, kemudian beliau
bersabda: "Berperanglah dengan nama Allah untuk menegakkan di jalan Allah,
perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah, berperanglah kalian dan
janganlah kalian menipu (dalam harta rampasan), jangan kalian mengkhianati
janji, jangan membunuh seseorang dengan cara yang kejam, dan janganlah
membunuh anak-anak...(Shahih Muslim: 3261)
Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr dan Abu
Usamah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar
dari Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata, "Seorang wanita didapati telah
terbunuh di suatu peperangan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melarang untuk membunuh wanita dan anak-anak." (Shahih Muslim: 3280)
Kafir Kristen pemuja Yesus juga kembali mengulang tuduhannya terhadap
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang mereka katakan mengingini istri
anak angkatnya yang bernama Zainab. Tuduhan ini sudah lama
saya jawab dan Anda masih dapat membaca penjelasan saya dengan membuka link
yang ada.
Siapakah Idola Sejati?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Idola sejati adalah pribadi mulia, suci, menjadi suri tauladan
dalam cinta kasih bagi semua orang. Tanpa memandang teman dan musuh.
Kitab Allah
bersaksi bahwa Isa Al-Masih mengasihi semua orang. Termasuk wanita yang
terkenal sebagai seorang berdosa (Injil, Rasul Lukas 7:37).
Bahkan karena
kasih-Nya Ia rela mati di kayu salib menjadi korban tebusan bagi dosa umat
manusia. Demikian Ia menyediakan jalan keselamatan yang kekal di sorga.
“Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia [Isa Al-Masih] telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [kata kiasan untuk Kalimat Allah], supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Isa Al-Masih
telah berkorban demi kasih-Nya kepada manusia. Seyogyanya para suami mencontoh
teladan Isa: rela berkorban demi orang yang dikasihinya. “Hai suami, kasihilah
isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan
diri-Nya baginya” (Injil, Surat Efesus 5:25).
Jawaban Saya: Idola sejati
seharusnya bukan hanya pribadi yang suci dan mulia, tetapi juga pribadi yang
yang dapat menjadi teladan dan contoh konkret dalam hidup berumah tangga. Yesus mungkin
pribadi “suci” dan mulia, tetapi dia bukan sosok yang dapat menjadi teladan dan
contoh dalam berumah tangga. Karena hidup membujang, Yesus sama sekali tidak
dapat dijadikan idola bagi kaum wanita. Yesus memang mengajarkan berbuat kasih,
tetapi itu sifatnya umum, tidak spesifik sebagaimana pergaulan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terhadap istri-istrinya. Apalagi dengan menjadikan Yesus sebagai
idola akan membuat seseorang kekal hidup di neraka. Karena dengan menjadikan
Yesus sebagai idola, berarti seseorang juga harus menjadikan Yesus sebagai Tuhan
dan anak Tuhan, serta menyembah kepadanya sebagaimana yang gereja ajarkan.
0 Response to "Muhammad, Idola Setiap Wanita Muslim"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.